Anda di halaman 1dari 6

Pendekatan Konseling Behavioral Dengan Teknik Self Management Untuk

Meningkatkan Pribadi Order Diri dan Pribadi Exhibtion diri Pada Siswa
Muhammad Abdul Aziz, I Ketut Dharsana2
1
Guru Bimbingan dan Konseling di SMAN 6 Tasikmalaya, Mahasiswa S2 Bimbingan dan Konseling
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali, Indonesia.

ARTIKELINFO ABSTRAK

Histori Artikel Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pribadi order dan
Dikirim: dd mmmm yyyy
Direvisi: dd mmm yyyy pribaadi exhibition antara siswa yang mengikuti konseling behavioral
Diterima: dd mmm yyyy teknik self management dengan siswa yang tidak mengikuti konseling
Tersedia online dd mmmm konseling behavioral teknik self management dan untuk mengetahui
yyyy
efektivitas layanan konseling behavioral teknik self management terhadap
Kata Kunci: pribadi order dan pribaadi exhibition siswa. Jenis penelitian yang
Konseling Behavioristik, digunakan adalah penelitian non equivalent pretest-posttest control group
Teknik Modeling, pribadi
Autonomy,pribadi design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6
Affiliation Tasikmalaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
Keywords: sampling sehingga diperoleh sampel kelas X 7 sebagai kelas experiment
Counseling dan kelas X 12 sebagai kelas kontrol. Dalam metode analisis data yang
Behavioristics , Modeling digunakan adalah uji T-Test dan Efect Size yang dibantu dengan program
Techniques, personal SPSS 21 Windows. Instrument Pengumpulan data menggunakan data
autonomy , Observasi, Wawancara dan Kuisioner. Hasil dari kesimpulan penelitian ini
personal Affiliations
DOI: yaitu terdapat perbedaan pribadi order dan pribaadi exhibition antara
https://dx.doi.org/xx.xxx/iks. siswa yang mengikuti konseling behavioral teknik self management
vxx.xxxx
dengan siswa yang tidak konseling behavioral teknik self management
dan konseling behavioral teknik self management efektif untuk
meningkatkan pribadi order dan pribaadi exhibition siswa.
ABSTRACT

This research aims to determine the differences between personal orders


and personal exhibitions between students who take part in behavioral
counseling on self-management techniques and students who do not take
part in behavioral counseling on self-management techniques and to find
out the effectiveness of behavioral counseling services on self-
management techniques on students' personal orders and personal
exhibitions. The type of research used is non-equivalent pretest-posttest
control group design research. The population of this study was class X
students of SMA Negeri 6 Tasikmalaya. The sampling technique used
simple random sampling to obtain a sample of class X 7 as the
experimental class and class X 12 as the control class. The data analysis
method used is the T-Test and Effect Size test which is assisted by the
SPSS 21 Windows program. Data collection instruments use observation
data, interviews and questionnaires. The results of this research's
conclusion are that there are differences in personal orders and personal
exhibitions between students who take behavioral counseling on self-
management techniques and students who do not undergo behavioral
counseling on self-management techniques and behavioral counseling on
self-management techniques is effective in increasing students' personal
orders and personal exhibitions.

* Corresponding Author: Muhammad Abdul Aziz. Muhammadabdulaziz095@gmailcom


This is an open access article under the CC BY-SA license.
Copyright © Universitas Pendidikan Ganesha. All rights reserved.

1. PENDAHULUAN
Dalam menciptakan manusia yang berbudi luhur dan berkompetensi, peran pendidikan
sangatlah krusial dalam hal ini. Gencarnya pendidikan yang di tetapkan oleh pemerintah bertujuan
untuk melakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia sehingga dapat mengubah sikap,
tingkah laku, dan pengetahuan seseorang atau kelompok kearah yang lebih baik dan luas yang
diwujudkan melalui proses pembelajaran. Salah satu tempat yang tepat untuk mendidik sumber
daya manusua secara tepat adalah sekolah.
Pendidikan merupakan proses yang dilaksanakan semata-mata bertujuan untuk
mencerdaskan bangsa, melalui pendidikan maka akan terbentuk sosok-sosok individu yang
berpengaruh besar untuk membangun bangsa dan negara. Oleh karena itu peran pendidikan
sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama sebagai sumber daya yang berkualitas.
Tujuan pendidikan salah satunya yaitu menyiapkan peserta didik terjun kedalam masyarakat yang
mempunyai kemampuan akademik atau professional agar mampu menerapkan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Banyak siswa yang dalam kehidupan sehari-harinya memiliki keteraturan diri yang
rendah. Namun sebaliknya ada juga siswa yang telah memiliki keteraturan diri yang tinggi dan
telah mampu menerapkan aspek yang tercantum didalamnya seperti membuat catatan dan
mengatur pelajaran dengan rapi, mampu membuat rencana sebelum melakukan/mengerjakan tugas
yang rumit serta dapat memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar sebagai objek dan
pendukung disaat belajar. Kondisi diatas sering disebut dengan order diri.Dalam sertifikat tes
intelegensi PTPK (Dharsana: 2000) order ialah kebutuhan bekerja secara teratur meliputi aspek-
aspek dapat mencatat dan mengatur pekerjaan atau pelajaran dengan rapi, membuat rencana
sebelum siswa memulai suatu tugas yang sukar, dan dapat memanfaatkan benda-benda yang ada
disekitar lingkungan tempat tinggal dan sekolah sebagai objek dan pendukung dalam proses
belajar.
Berdasarkan kamus latin-Indonesia (1969: 598) order memiliki bahasa latin ordinarius yang
memiliki arti teratur atau beraturan. Sedangkan menurut pandangan yang berbeda order merupakan
prilaku yang mengarahkan individu terhadap tugas- tugas, mengintegrasi konflik-konflik, rintangan-
rintangan, memusatkan kebutuhan- kebutuhan dan menyusun rencana-rencana untuk mencapai
tujuan masa depan. (Dharsana, 2010: 383).
Untuk mengubah, mengembangkan dan Meningkatkan order diri dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya 1) melalui pelatihan, 2) pendidikan pengajaran, 3) bimbingan dan
konseling. Dari ketiga cara itu masing masing memiliki kelebihan dan kelemahan.
Cara Pelatihan memiliki kelebihan yaitu: 1) dapat ditingkatkan keterampilan para peserta, 2)
peserta dapat segera memahami hal-hal yang dilatih, 3) pemahaman langsung dapat diterapkan
pada saat itu. Sedangkan kelemahannya yaitu; 1) setiap siswa yang memiliki jumlah peserta yang
banyak akan mendapatkan kesulitan untuk meningkatkan keterampilan, 2) pelaksanaanya lebih
singkat implikasi tidak terfokus.
Sedangkan Exhibition adalah kemampuan untuk menonjolkan diri meliputi mengatakan
sesuatu dengan lucu ,logis dan nalar,menceritakan cerita-cerita dan lelucon yang lucu,berbicara
tentang pengalaman dan pribadinya sendiri.(Dharsana,2014:1000)
Menurut Murray Exhibition adalah Untuk menimpaklkan impresi, menjadi perhatian untuk dilihat dan
didengar orang lain. Adapun indikator Exhibition yaitu: a) Mampu berbicara dengan lucu b) Mampu
berfikir logis, lucu dan nalar c) Mampu berbicara pengalaman dan pribadinya.
Prayitno (dalam Sukardi, 2000:27) menyatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) ataupun sekelompok orangagar mereka dapat
berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang dimaksud mempunyai beberapa
fungsi pokok antara lain: 1) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, 2) menerima diri sendiri dan
lingkungannya secara positif dan dinamis, 3) mengambil keputusan, 4) mengarahkan dirim dan 5)
mewujudkan diri.
Konseling adalah suatu proses, teknik dan teori yang dikembangkan oleh seorang konselor
atau orang yang mempunyai kemampuan-kemampuan khusus dalam membantu individu secara
kelompok ataupun klasikal untuk meningkatkan pemahaman dirinya dalam hubungannya dengan
masalah-masalah hidup yang dihadapi pada waktu itu dan waktu yang akan datang.
Jadi Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
sedang mengalami masalah. Bantuan yang dimaksud juga bersifat pencegahan seperti saran atau
penyuluhan agar siswa terhindar dari hal hal yang negatif.

Pemaparan diatas menunjukkan bahwa teori konseling yang tepat digunakan adalah teori
konseling behavioral. Teori ini menekankan pada perilaku seseorang dapat diciptakan dari
pembelajaran perilaku yang mereka dapatkan. Dengan pembeljaran ini seseorang mampu untuk
memilah perilaku yang baik, dapat mengubah atau mengganti perilaku yang buruk, dan selalu
berpikir untuk melakukan tindakan yang beresiko. Dalam teoriini, tingkah laku dapat dipengruhi
dengan pemberian penguatan positif, dimana pembelajaran tingkah laku ini dilakukan melalui
pemberian penguatan atau ganjaran terhadap seseorang ketika sudah selesai melakukan sesuatu
yang diharapkan sehingga lambat laun hal ini akan membentuk pola tingakh laku seseorang.
Uraiaan mengenai pentingnya pngiatan positif yang diberikan untuk membentuk perilaku baru yang
lebih baik maka seorang tenaga oegajar harus mampu memiliki atau menrapkan strategi ini dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berperilaku baik (Indayani, 2014). Menurut Adi Mahendra.,
Dharsana. I. K., Suarni. N. K.(2019), manusia akan terus mengalami proses belajar dihiduonya yang
dilakukan secara sadar maupun tidak secara langsung sehingga tingkah laku yang dimunculkan
oleh sesorang adalah hasil dari proses belajarnya. Perilaku dari hasil belajar ini bersifat fleksibel,
yang artinya dapat berubah seiring waktu dan pengaruh dari lingkungan dengan cara memanipualsi
kondisi belajar yang mnegara kea rah pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh
orang tersebut agar terciptanya kebiasaan baru yang berperan penting dalam kelangsungan hidup
seseorang dikemudian hari.
Dari beberapa teori bimbingan dan konseling, peneliti mempergunakan teori behavioral
sebagai teori yang akan diterapkan kepada siswa untuk meningkatkan order diri dalam belajar
siswa. Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Manusia pada
dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya. Segenap tingkah laku
manusia menurut behaviorisme adalah dipelajari meskipun penekatan ini berkeyakinan bahwa
segenap tingkah laku pada dasarnya merupakan hasil adari kekuatan-kekuatan lingkungan dan
faktor- faktor genetik. Para behavioral memasukkan pembuatan putusan sebagai salah satu bentuk
tingkah laku.
Pada dasarnya terapi tingkah laku diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah
laku baru, menghapuskan tingkah laku yang negatif, serta memperkuat dan mempertahankan
tingkah laku yang diinginkan. Pernyataan yang tepat tentang tujuan-tujuan traitment dispesifikasi,
sedangkan pernyataan yang bersifat umum tentang tujuan ditolak. Klien diminta untuk menyatakan
dengan cara-cara yang kongkret jenis-jenis tingkah laku masalah yang ingin mengubahnya.
Setelah mengembangkan pernyataan yang tepat tentang tujuan-tujuan traitment, tetapi harus
memilih prosedur-prosedur yang paling sesuai untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Hal ini yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Pendekatan
Konseling Behavioral Dengan Teknik Self Management Untuk Meningkatkan Pribadi Order Diri dan
Pribadi Exhibtion diri Pada Siswa Di SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya”

2. METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Tasikmalaya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan pribadi order dan pribaadi exhibition antara siswa yang mengikuti konseling behavioral teknik
self management dengan siswa yang tidak mengikuti konseling konseling behavioral teknik self
management dan untuk mengetahui efektivitas layanan konseling behavioral teknik self management
terhadap pribadi order dan pribaadi exhibition siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
non equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Negeri 6 Tasikmalaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sehingga
diperoleh sampel kelas X 7 sebagai kelas experiment dan kelas X 12 sebagai kelas kontrol. Dalam
metode analisis data yang digunakan adalah uji T-Test dan Efect Size yang dibantu dengan program
SPSS 21 Windows. Instrument Pengumpulan data menggunakan data Observasi, Wawancara dan
Kuisioner. Hasil dari kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat perbedaan pribadi order dan pribaadi
exhibition antara siswa yang mengikuti konseling behavioral teknik self management dengan siswa yang

* Corresponding Author: Muhammad Abdul Aziz. Muhammadabdulaziz095@gmailcom


tidak konseling behavioral teknik self management dan konseling behavioral teknik self management
efektif untuk meningkatkan pribadi order dan pribaadi exhibition siswa.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


pembahasan dari penelitian ini memaparkan hasil analisis data yang telah disajikan. penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor kerpibadian order dan pribadi exhibition antara siswa
yang mengikuti konseling behavioral dengan teknik self-management dengan siswa yang tidak
mengikuti konseling behavioral dengan teknik self-management dan untuk mengetahui efektivitas
layanan konseling humanistik dengan teknik self-management terhadap pribadi order dan pribadi
exhibition siswa.
pemberian treatmen dalam model konseling behavioral dengan teknik self-
management, dilakukan dengan cara bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok
dan konseling individu. berikut pembahasan hasil analisis data diatas:
4.2.1 terdapat perbedaan skor pribadi order dan exhibition antara siswa yang mengikuti
konseling behavioral dengan teknik self-management dengan siswa yang tidak mengikuti
behavioral dengan teknik self-management.
dari hasil analisis data yang didukung data kualitatif dan kuantitatif, didapatkan
perbedaan pribadi order dan exhibition antara siswa yang mengikuti konseling behavioral
dengan teknik self-management dengan siswa yang tidak mengikuti behavioral dengan teknik
self-management.
berdasarkan hasil uji independent samples test diatas, diketahui nilai sig. (2-tailed)
adalah sebesar 0.00<0,05. maka dengan demikian ha diterima. ha: terdapat perbedaan skor
pribadi order dan exhibition antara siswa yang mengikuti konseling behavioral dengan teknik
self-management dengan siswa yang tidak mengikuti behavioral dengan teknik self-
management.
4.4.2 teori konseling behavioral dengan teknik self-management efektif untuk meningkatkan pribadi
order dan exhibition siswa.
4.4.2.1 uji effect size
dari hasil analisis data yang didukung dengan adanya data kualitatif dan
kuantitatif, dengan nilai effect size es=3.75 yang menunjuk kualifiakasi sangat efektif
maka dapat ditarik kesimpulan ha diterima yang berarti konseling behavior dengan
teknkik self-management efektif untuk meningkat pribadi order dan pribadi exhibition
siswa kelas x-7 sman 6 tasikmalaya. hal ini dapat dipraktekan guru bk di sekolah untuk
mengintervensi permasalahan yang dialami siswa terutama yang berkaitan dengan
pribadi order dan pribadi exhibition .

4.4.2.2 uji-t

berdasarkan hasil uji–t dalam tabel pada posttest menunjukkan signifikan< 0,05
yang menunjukkan adanya perbedaan pribadi order dan pribadi exhibition antara siswa
yang diberikan konseling behavior teknik self-management dengan siswa yang tidak
diberikan konseling behavior teknik self- management.

4. SIMPULAN
Dalam peneltian meneliti tentang self order siswa kelas X-7 SMAN 6 Tasikmalaya. Pribadi
order adalah kebutuhan atau dorongan dalam diri individu untuk bekerja secara teratur, rapi dan
tertib, seperti memcatat dengan rapi, merencanakan kegiatan, mengelola benda-benda di sekitar.
Self order memiliki 3 indikator diantaranya: 1) Mencatat dan mengerjakan tugas dengan rapi, 2)
Membuat rencana sebelum mengerajakan tugas yang dianggapa sulit dan, 3) Mengelola benda-
benda.
Pribadi Exhibition adalah keterampilan untuk memperlihatkan diri meliputi mengatakan
sesuatu yang lucu, kemampuan berfikir logis dan nalar, kemampuan menceritakan pengalaman
pribadinya. Dan memiliki 3 indikator yaitu: 1. Mampu berfikir logis, 2. Mampu berbicara lucu, 3.
Mampu menceritakan pengalaman pribadinya.
Siswa kelas X-7 menunjukkan gejala-gejala Pribadi order yang rendah seperti mencatat tugas asal-
asalan, menunda-nunda tugas, tidak membuat rencana sebelum mengerjakan tugas, dan tidak
mampu mengelelola benda-benda. Gejala tersebut didapat dari hasil observasi, wawnacara, buku
harian dan kuesioner self order.
Siswa kelas X-7 menunjukkan tidak Mampu berfikir logis, tidak Mampu berbicara lucu, tidak
Mampu menceritakan pengalaman pribadinya Dalam penelitian menggunakan konseling behavior
teknik self- management untuk mengatasi gejala tersebut.
Konseling behavior adalah behavioral adalah berfokus pada tingkah laku yang tampak, yang dapat
diukur dan spesifik serta berfokus pada perilaku yang memandang bahwa perilaku merupakan hasil
belajar yang dapat diubah dengan mengkreasi kondisi-kondisi belajar.
Adapun Teknik yang digunakan adalah Self Management adalah suatu strategi yang dapat
digunakan individu untuk mengatur tingkah lakunya sendiri secara sadar untuk mengontrol
faktor- faktor tingkah laku yang ingin diubahnya.
Penelitian ini menggunakan “non equivalent pretest-posttest control group design”.
Pengumpulan data pribadi order dan exhibition dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pribadi
order dn exhibition. Sampel dari penelitian ini adalah 2 kelas dari kelas populasi, dan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah siswa pada kelas
experiment yaitu 32 orang dan jumlah kelas control yaitu 32. Hasil skor yang didapatkan diuji
normalitas dan homogenitas nya terlebih dahulu sebelum melaksanakan uji hipotesis, untuk
mengetahui data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal dan juga homogen.
Pengujian hipotesis digunakan dengan uji t-test dan uji effect size. Untuk uji t-test digunakan rumus
Independent Sample Test, dan untuk uji effect size digunakan rumus Jacob Cohen. Dari pengujian
t-test didapatkan thit sebesar 17.061 dengan siginifikansi sebesar 0.000 Hal ini mengindikasikan
bahwa bisa digunakan konseling humanistic dengan teknik modelling untuk dalam upaya
meningkatkan pribadi order dan exhibition siswa.
Berdasarkan hasil analisis data kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan setelah pemberian
treatmen siswa mampu mencatat dan mengerjakan tugas dengan rapi dan tertib, membuat rencana
sebelum mengerjakan tugas, dan mampu mengelola benda-benda serta Mampu berfikir logis,
Mampu berbicara lucu, Mampu menceritakan pengalaman pribadinya. Hal itu dapat dilihat dari hasil
analisis data observasi, wawancara siswa.

5. REFERENCES
.
Asrianti. 2016. Penerapan Teknik Self Management untuk Mengurangi KebiasaanBermain Game
Online pada Siswa di SMA Negeri 1 Tinggimoncong. Skripsi
(tidak diterbitkan). Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Dharsana, K. (2015a). RPBK Seri 1 Bimbingan Klasikal, Bimbingan Kelompok, KonselingKelompok,
Konseling Individu Untuk Pengembangan Variabel Terikat Bakat Verbal. In Singaraja: BK FIP
Undiksha.
Dharsana, K. (2015b). Seri RPBK untuk Pengembangan Variabel Terikat Self -1 (Achievment,
Defference, Order, Exhibition, & Autonomy). Singaraja: Undiksha Press.
Dharsana, K. (2016a). Dasar-dasar BK. Singaraja: Undiksha Press. Dharsana, K. (2016b).
Model-Model Teori Teknik Skill Bimbingan Konseling. Singaraja: BK FIP Undiksha
Hartono, Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling (Jakarta: Kencana Prenanda Media Group )
Hadiwinarto, Psikologi Teori dan Pengukuran (Bengkulu: Rahman Rahim )
Kurniawati, N. (2013). Peningkatan Keterampilan Menceritakan Pengalaman Pribadi Dengan Model
Inkuiri Terpimpin Berpasangan Sebagai Penumbuhkembangan Karakter Siswa Kelas Vii-B
Smpn 2 Sukorejo (p. 25). p. 25
Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih. 2016. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT
Indeks
Nursuprianah, I., & Fitriyah A., R. A. (2011). Hubungan Pola Berpikir Logis Dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa.
Puspitasari, S. F. I. (2015). Kebutuhan Remaja untuk Mengirim Foto atau Video di Instagram.
Jurnal Psikologi Ulayat, 2(2), 461–472.
Rahmanadji, D. (2007). Sejarah, teori, jenis, dan fungsi humor. BAHASA DAN SENI, (2), 213– 221
Ratri Kusumawardhani (2018) “Self Management Untuk Mengurangi Kecenderungan Misbehavior
Pada Siswa Sekolah Dasar,” Universitas Muhammadiyah Malang, Skripsi Fakultas Psikologi
Sun, R. C., & Shek, D. T. (2012). Student Classroom Misbehavior: An Exploratory Study Based on
Teachers' Perceptions. The Scientific World Journal, 2012.
* Corresponding Author: Muhammad Abdul Aziz. Muhammadabdulaziz095@gmailcom
Sari, Wahyu Purnama. (2018) Studi Kasus Tentang Perilaku Membolos Siswa Di Sma Negeri 1
Plumpang Tuban. Bimbingan da Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Surabaya.
Tuapattinaja, J. M. R., & Saragih, J. I. (2016). Gambaran profil EPPS pada mahasiswa USU (EPPS
profile of USU students). Psikologia: Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi, 11(1), 37–46.
Retrieved from www.jurnal.usu.ac.id/psikologia
Yuan, X., & Che, L. (2012) How to Deal with Student Misbehaviour in The Classroom?
Journal of Educational and Developmental Psychology 2 (1): 143– 150.

Anda mungkin juga menyukai