Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

DINAS
KESEHATAN
PUSKESMAS AUR BEDURI
JL. Kesehatan No 1 KODE POS 37315

KERANGKA ACUAN PROGRAM LANSIA


PUSKESMAS AUR BEDURI

I. PENDAHULUAN

Semakin majunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi terutama dalam bidang Kesehatan memberikan dampak
terhadap peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan
hidup terutama kualitas usia lanjut tidak diikuti oleh peningkatan
kualitas kehidupannya, karena secara fisiologis usia lanjut akan
mengalami banyak kemunduran dalam semua aspek kehidupannya.
Hal ini dapat mengakibatkan tingkat produktifitas dan kemandiriannya
secara nyata semakin berkurang, karena kemunduran ini mungkin akan
menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Namun harus disadari
bahwa manusia menjadi tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena
proses ini adalah peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada
orang-orang yang berumur panjang.

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada


daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4)
UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Maryam dkk, 2008).

Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia


(lansia) dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun
merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia
yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan.
Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan
kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang
berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia
adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan
yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter & Perry,
2009).
Klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes RI (2003) dalam
Maryam dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu
seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang
yang berusia 60 – 69 tahun , lansia resiko tinggi ialah seseorang yang
berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih
mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa, lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak
berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan
orang lain.

II. LATAR BELAKANG

Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan


adalah terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan
angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Indonesia. Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah
lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada
tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6%
dari total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di
Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025,
jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa.

Lanjut Usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan UU No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dilaksanakan
berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan.
Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai
permasalahan yang kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi
keluarga dan masyarakat.berdasarkan data Riskedas tahun 2007, 10
penyebab kematian pada umur 65 tahun keatas pada laki-laki adalah
stroke (20,6%), penyakit saluran napas bawah kronik (10,5%), TB
(8,9%), Hipertensi (7,7%), NEC (7,0%), penyakit jantung iskemic
(6,9%), penyakit jantung lain (5,9%), diabetes mellitus (4,9%), penyakit
hati (4,4%), pneumonia (3,8%). Pada perempuan adalah stroke
(24,4%),hipertensi (11,2%), NEC (9,6%), penyakit saluran napas bawah
kronik (6,6%), diabetes mellitus (6,0%), penyakit jantung iskemik
(6,0%), penyakit jantung lain (5,9%), TB (5,6%), pneumonia (3,0%),
penyakit hati (2,2%). Dari data terlihat penyebab utama
kematian pada lanjut usia sudah bergeser ke penyakit degenerative,
sehingga perlu dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative terhadap penyakit tersebut.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina
sendiri kesehatannya.
2. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat
termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi
kesehatan usia lanjut.
3. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan Kesehatan Lansia di tingkat layanan Puskesmas
2) Skrening Kesehatan Lansia
3) Home Care Lansia Resti
4) Pencatatan dan pelaporan kegiatan tiap bulan.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


a. Cara melaksanakan kegiatan
1. Pemeriksaan Kesehatan Lansia di tingkat layanan Puskesmas
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui system rujukan
c. Penjelasan tentang pencatatan dan pelaporan
posbang/posyandu lansia
2. Skrening Kesehatan Lansia
a. Pendataan Lansia sesuai usia dilakukan skrening yang
dibantu kader
b. Melakukan skrening pada lansia di posyandu dengan alat
yang sudah ditentukan
b. Kunujungan Rumah ( Home Care)
Melakukan kunjungan rumah pada lansia resti untuk memantau
kesehatan lansia dan melakukan pembinaan pada lansia juga
keluarga guna meningkatkan derajat kesehatan lansia.
c. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan setiap bulan sekali oleh kader posyandu ke Puskesmas
Sei Jang dan pengelolah Program Lansia Puskesmas melakukan
rekap data yang kemudian data tersebut dilaporkan ke Dinas
Kesehatan kota Tanjungpinang

d. Sasaran
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
a. Kelompok usia menjelang usia lanjut (45 -54 tahun ) atau
dalam virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas.
b. Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55 -64 tahun)
dalam keluarga,organisasi masyarakat usia lanjut dan
masyarakat umumnya.
c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun )
dan usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari 70 tahun )
hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita
penyakit berat, cacat dan lain-lain.
d. Kader Lansia
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada.
b. Masyarakat luas.

VI. RINCIAN KEGIATAN,SASARAN KHUSUS,CARA MELAKSANAKAN


KEGIATAN
No KEGIATAN SASARAN CARA
MELAKSNAKAN
1 Pelayanan kesehatan lansia lansia Melakukan
(posyandu lansia) pemeriksaan
kesehatan pada
lansia

VII. JADWAL KEGIATAN


N KEGIATAN BULAN / TANGGAL
O Jan Feb Mar Ap Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
r
1 POSYAND            

U LANSIA

VIII. EVALUASI PRA PELAKSANAAN PROGRAM


a. Evaluasi target tahun sebelumnya yang sudah tercapai dan target
tahun yang akan dilaksanakan
b. Semua hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
dilanjutkan ke Dinas Kesehatan.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil pelaksanaan kegiatan Lansia dicatat dalam formt laporan
yang sudah disediakan. Laporan program dibuat setelah pelaksanaan
kegiatan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Evaluasi kegiatan
dilakukan dengan melihat cakupan kegiatan Puskesmas. Kegiatan
dilakukan oleh pelaksanan program Lansia.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Aur Beduri

Ns. Lendriwati, S.Kep


Nip.196902111995022001

Anda mungkin juga menyukai