Anda di halaman 1dari 2

Memahami Hak Anak Melalui Ragam Kata dalam Al

Qur’an

Islam memandang setiap nyawa itu berharga, terlebih nyawa seorang anak. Oleh karena itu, Islam
sangat menentang pembunuhan bayi yang baru lahir (wa’dul banaat) sebagaimana yang sering dilakukan
oleh orang-orang Quraisy terdahulu. Kelak di hari kiamat, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban
orang-orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan mencabut hak hidup seorang bayi. Sebagaimana
kalam Allah SWT berikut :

‫ ﵞ‬٩ ‫ ِبَأِّي َذ ۢن ٖب ُقِتَلۡت‬٨ ‫ﵟَو ِإَذ ا ٱۡل َم ۡو ُءۥَد ُة ُس ِئَلۡت‬


“Dan apabila anak-anak yang dikubur hidup-hidup itu ditanya. Atas dasar apa ia dibunuh ?” (Q.S Al
Buruj : 8-9)
Karena anak memiliki posisi yang istimewa dalam Islam, maka hak-hak anak perlu dipenuhi.
Salah satu cara mengetahui hak anak ialah melalui pemakaian ragam kata ‘anak’ dalam Al Qur’an.

Ragam Kata Anak dalam Al Qur’an


Allah SWT memakai tiga ragam kata dalam menyebut ‘anak’ di Al Qur’an. Tiga ragam kata itu
ialah ibnu/bani/al abna ( ‫ األبناء‬/ ‫ بين‬/ ‫) ابن‬, adz dzurriyah (‫الذرية‬ ) dan al walad/al awlad (‫األوالد‬ / ‫الولد‬ ).
Allah SWT menggunakan kata al abnaa’ sebanyak 21 kali dan kata bani beserta variasinya sebanyak 162
kali. Sebagai contoh, Allah SWT menggunakan kata al abna di surat Al Ahzab ayat 4 berikut :

‫ﵟَو َم ا َجَعَل َأۡد ِعَيٓاَء ُك ۡم ‌َأۡب َنٓاَء ُك ۚۡم ﵞ‬


“Dan tidaklah Dia (Allah) menjadikan anak angkat kalian itu sebagai anak kandung kalian.” Q.S Al
Ahzab : 4
Allah SWT menggunakan kata adz dzurriyah dalam Al Qur’an sebanyak 32 kali. Salah satunya
ialah ayat 128 surat Al Baqarah berikut :

‫ﵟَر َّبَنا َو ٱۡج َع ۡل َنا ُم ۡس ِلَم ۡي ِن َلَك َو ِم ن ‌ُذ ِّر َّيِتَنٓا ُأَّم ٗة ُّم ۡس ِلَم ٗة َّلَك َو َأِر َنا َم َناِس َك َنا َو ُتۡب َع َلۡي َنۖٓا ِإَّنَك َأنَت‬
‫ٱلَّتَّواُب ٱلَّر ِح يُم ﵞ‬
“Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami dua orang yang menyerahkan diri kepadamau dan juga dari
keturunan kami sebagai suatu umat yang berserah diri kepada-Mu. Dan tunjukkanlah kepada kami tata
cara beribadah kami dan berikanlah taubat kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat
dan Maha Penyayang.” Q.S Al Baqarah : 128
Untuk al walad beserta variasinya, Allah SWT menggunakan kata itu sebanyak 56 kali dalam Al
Qur’an. Di antaranya ialah ayat 31 surat Al Isra berikut :

‫ﵟَو اَل َتۡق ُتُلٓو ْا‌َأۡو َٰل َد ُك ۡم َخ ۡش َيَة ِإۡم َٰل ٖۖق َّنۡح ُن َنۡر ُز ُقُهۡم َو ِإَّياُك ۚۡم ﵞ‬
“Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kami yang memberikan rezeki
kepada mereka serta kepada kalian.” Q.S Al Isra : 31

Makna Kata Abna


Abna/bani/ibn itu artinya ialah anak. Perbedaan hanya terletak di bentuknya saja. Abna itu adalah
jamak dari ibn. Begitu halnya kata bani. Perbedaan dari keduanya hanya terletak pada penempatan kata.
Abna itu bisa berdiri sendiri tanpa harus disandarkan ke kata yang lain (idhofah). Adapun bani, ia wajib
disandingkan dengan kata lain (idhafah). Seperti kata bani Israel dan bani Adam.
Ketiga kata itu memiliki akar kata yang sama, yaitu banaa-yabnii yang berarti membangun.
Dengan asal usul kata seperti ini dapat kita pahami posisi seorang anak dalam Al Qur'an. Al Qur'an
memandang anak sebagai suatu makhluk yang perlu dibangun. Mereka ibarat kertas putih yang belum
memiliki isi apapun. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul bahwa setiap anak itu dilahirkan dengan posisi
netral (fithrah). Dengan posisi netral ini lah, orang tua sangat mengambil peran dalam proses
pembangunan pribadi seorang anak.
Sangat dhalim bagi orang tua atau siapa pun yang mengambil peran dalam pengasuhan anak
apabila ia tidak berusaha membangun kepribadian yang baik. Sebaliknya, apabila orang tua lalai dalam
mengisi proses pembangunan ini dengan material-material yang baik hingga sang anak melakukan suatu
hal yang mengarah kepada kriminalitas, orang tua berhak untuk dimintai pertanggungjawaban dalam hal
itu.

Makna Kata Dzurriyyah


Dzurriiyyah dalam bahasa Indonesia bisa diartikan dengan keturunan. Kata ini berakar dari kata
dzara'a – yadzra'u yang berarti menumbuhkan dan menciptakan. Mengapa keturunan dalam bahasa Arab
disebut dengan dzurriyyah ? Jawabnya ialah keturunan adalah makhluk yang perlu untuk diasuh supaya
mereka bertumbuh dan dididik supaya dapat menciptakan manusia yang sempurna.
Dengan demikian, anak memiliki hak untuk tumbuh dan hidup. Tidak boleh ada seorang pun
yang boleh mengambil nyawanya, bahkan orang tuanya sekalipun. Mereka juga berhak untuk
menciptakan fisik dan jiwa menjadi sempurna. Mereka boleh untuk memilih minat bakat masing-masing.
Mereka juga boleh untuk memilih olah raga dan kegiatan yang dapat membantu terciptanya fisik yang
kuat.

Makna Kata Walad


Kata walad dalam bahasa Arab biasa dipakai untuk anak kandung hasil perjuangan seorang ibu
setelah mengandung 9 bulan lamanya. Dari kandungan itu, ia berjuang untuk bisa melahirkan, meskipun
dengan nyawa dan darah. Oleh karenanya, seorang ibu setelah melahirkan mengalami masa nifas. Masa
dimana darah akan keluar terus menerus akibat rahim yang sedikit luka setelah melahirkan.
Karena anak itu dikeluarkan penuh dengan perjuangan dan darah, maka seluruh hak-hak anak
harus diperjuangkan meskipun dengan memeras keringat dan darah. Terlebih hak-hak pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai