Oleh
Dicky Agus Prasetyo
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak-anak adalah masa dimana pendidikan dasar ditanamkan.
Pendidikan dasar ini berupa pendidikan dasar-dasar agama seperti tata cara sholat
dan tauhid. Hal ini dilakukan karena di masa inilah anak mudah meniru dan
mengikuti seseorang yang dianggapnya tepat untuk diikuti.
Orang tuanyalah yang paling banyak berpengaruh dalam proses
pendidikan anak ini. Orang tua adalah sosok yang paling dekat dengan anak dan
dianggapnya seseorang yang paling dipercaya sehingga apa yang dilakukan oleh
orang tua akan diikuti dan ditiru oleh sang anak. Disinilah pentingnya pendidikan
anak ketika usia ini terlebih lagi bagi orang tuanya untuk memberinya pendidikan
berupa tingkah laku yang baik.
Tidak hanya sebagai contoh saja, orang tua juga sebagai pendidik.
Pendidik dalam artian orang yang memberikan ilmu. Terutama ilmu-ilmu dasar
dalam beragama. Hal itu telah dicontohkan oleh Lukman al-Hakim yang
diabadikan dalam Al-Quran Surat Luqman ayat 12-19.
Apa yang dilakukan oleh Lukman al-Hakim dalam mendidik anaknya
merupakan pedoman pendidikan anak dalam Islam karena Al-Quran telah
mengabadikannya menjadi salah satu nama surat. Maka makalah ini akan
membahas tentang pendidikan anak menurut Al-Quran Surat Luqman ayat 1219.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anak perspektif Al Quran?
2. Apa pengertian pendidikan anak?
3. Bagaimana konsep pendidikan anak menurut Al-Quran Surat Luqman ayat
12-19?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian anak perspektif Al Quran
2. Mengetahui pengertian pendidikan anak
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Perspektif Al Quran
Paling tidak ada lima istilah yang dipakai Al-quran dalam menceritakan anak,
yaitu ibn,al-walad,shobiyyun,dan thiflun. Ibn bentuk jamaknya adalah abna.
Menurut Al-Ashfahani, kata ibn diartikan sebagai suatu yang dilahirkan. Kata ibn di
dalam Al-quran disebut
arti yang berbeda sesuai dengan konteks kalimatnya. Pada umumnya kata ibn di
dalam Al-quran mengacu pada status anak, baik disandarkan kepada nama bapak,
nama Tuhan (Allah), ataupun sebutan lainnya.1
Kata al-walad dengan segala derivasinya disebutkan sebanyak 102 kali dalam
Al-quan dengan makna-makna yang berbeda sesuai dengan bentuknya. Ada 4 bentuk
yang bermakna anak dalam Al-quran. Bentuk pertama yaitu al-walad:anak laki-laki,
jamaknya adalah aulad yang pengertian dan penggunaannya tidak banyak berbeda
dengan kata al-ibn. Bentuk kedua yaitu walidan (waktu masih anak-anak) disebut
hanya sekali dalam Al-quran, yaitu dalam QS. Asy-Syuara 26:28. Bentuk ketiga
yaitu al-wildan (anak-anak/anak-anak muda) disebutkan sebayak enam kali dalam Alquran, empat kali dalam arti anak-anak yaitu dalam QS. An-Nisa 4:75,98 dan 127,
serta QS. Al-Muzzammil 73:17, sedangkan dalam QS. Al-Waqiah 56:17 dan QS. AlInsan 76:19, keduanya berarti anak-anak muda; yaitu pelayan-pelayan surga dari
anak-anak muda yang tetap muda selama-lamanya. Bentuk keempat yaitu maulud
(yang dilahirkan/anak) terulang sebanyak tiga kali, yaitu dalam QS. Al-Baqarah 2:233
(dua kali) dan QS. Luqman 31:33. Ketiga kata maulud tersebut mempunyai arti yang
berbeda, bergantung pada kata yang menyertai di belakangnya, seperti maulud yang
berarti ayah/bapak karena disertai kata lahu yaitu dalam QS. Al-Baqarah 2:33,
1 Najamuddin. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits.
http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/gfpm1365445181.pdf. hal. 1
sedangkan dalam QS. Luqman 31:33 berarti anak karena tidak disertai oleh kata
tersebut. 2
Penggunaan kata ibn dan walad dengan berbagai derivasinya di atas
mempunyai arti anak pada umumnya baik dia masih anak-anak maupun sudah
menjadi dewasa alias anak muda.
Selain kedua Istilah di atas Al-quran juga memakai kata sobiyyun,dan thiflun
baik dalam bentuk tunggal maupun jamak. Kedua istilah ini cenderung berarti anak
dengan usia yang masih dini. Kata sobiy dapat kita temukan dalam dua ayat pada
surat Maryam;
Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan kami
berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, (QS. Maryam;12)
Ibnu Katsir memahami ayat di atas bahwa Yahya putra Zakaria telah diberinya
hikmah, ilmu dan pengetahuan, dianugerahinya rasa belas kasihan dan rahmat dari
sisi Tuhan, disucikannya dari segala dosa selagi ia masih kecil.
Pada ayat yang lain;
Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: "Bagaimana kami
akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"( QS. Maryam; 29 ).
Adapun kata thiflun dalam bentuk tunggal ditemukan pada surat Al-Haj dan Surat An
Nur;
2 Ibid. Hal. 1-2
.Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsurangsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, (QS. Al-Haj;5).
...
...
.atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. (QS. An Nur;31).
Jika kita cermati penggunaan istilah di atas dalam beberapa ayat berikut ini,
maka penggunaan kata walad cendrung berkonotasi negatif alias menjadi ancaman
bagi kedua orang tua, pemahaman ini dapat kita lihat dalam dua ayat berikut ini;
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.
Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu
untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa
mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.(QS At taubah;55)
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.Al-anfal;28).
Nada yang lebih ekstrim Allah berfirman;
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka). Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S.At Thagobun; 14).
Data dilapangan memang menunjukkan adanya relevansi antara dua ayat di
atas dengan realitas kehidupan sosial, jika kita mau mencermati prilaku anak-anak
kita dewasa ini tanpa harus penulis uraikan data rill di lapangan dalam tulisan ini.
Berbeda dengan kata walad, kata ibn/banun mempunyai makna konotasi
positif hal ini dapat ditemukan pada dua ayat berikut ini;
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.(QS. Al-Kahfi;46)
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteriisteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-furqon;74).
Fakta dan data juga membuktikan bahwa tidak sedikit anak menjadi
kebanggaan orang tua dalam berbagai hal, baik itu menyangkut karakternya maupun
prestasinya. Sejak usia dini hingga memasuki dunia orang tua sekalipun anak yang
bersangkutan dilahirkan dalam taqdir yang kurang menguntungkan dimana orang
tuanya dalam kondisi ekonomi lemah dan tidak berprofesi sebagai guru atau profesi
terhormat lainnya.
Dalam konteks inilah Tuhan sudah mewanti-wanti bahkan dengan bahasa
yang tegas agar para orang tua memberikan perhatian yang serius terhadap anak agar
tidak masuk dalam kategori negatif seperti di atas. Perhatian atau perlakuan yang
paling efektif untuk menjadikan anak menjadi generasi emas baik di dunia lebih-lebih
untuk menghantarkan mereka ke surga adalah pendidikan. Pernyataan Tuhan yang
cukup tegas tentang tangggung jawab kita terhadap masa depan anak dapat dilihat
pada beberapa ayat berikut;
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS.at-Tahrim:6).
Pada ayat lain Allah berfirman;
kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah
anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.3
Dalam UU no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, bahwa yang dimaksud anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.4
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan anak
adalah seorang laki-laki maupun perempuan yang belum dewasa atau belum
mengalami masa pubertas dan yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.5
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.6
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan adalah
suatu usaha sadar dan terencana berupa pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
3 https://id.wikipedia.org/wiki/Anak. Senin 13 juni 2016.
4 http://sultra.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNO23TH2002PerlindunganAnak.pdf.
Diunduh pada Senin, 13 juni 2016
5 Wikipedia/Pendidikan
6 http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf.
Ayat-ayat dimaksud adalah dalam surat Luqman mulai ayat 12-19. Kisah lukman
dalam ayat tersebut bermula dari karakter hikmah yang diberikan Allah kepadanya
ditandai dengan kualitas bersyukur atas nikmat-Nya. Diantara sikap syukurnya
dilakukan
dengan
mendidik
anak
dengan
menggunakan
metode
yang
melalui
pesan
Luqman
kepada
anaknya,
dan
sekaligus
memerintahkannya. Pesan mulia orangtua kepada anak ini terjadi karena sikap
orangtua yang bijaksana terhadap nasib masa depan anaknya. Inilah pesan secara
emosional yang sangat menonjol, sehingga perlu dilakukan. Dalam nasehat itu
terdapat hubungan kasih sayang antara orangtua dan anak. Atas dasar ini, maka
pendidikan akidah lebih ditekankan melalui hubungan yang harmonis. Anak sangat
memerlukan pesan secara kontinu untuk menghadapi masa depannya. Generasi masa
depan ini lah yang perlu diberi arahan oleh orangtua dan generasi itu tidaklah dapat
membalas kebaikannya.
2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak sebenarnya juga merupakan ruh pendidikan agama islam,
karena sesungguhnya agama adalah akhlak sehingga kehidupan nabi Muhamad SAW
diutus oleh Allah SWT kedunia adalah dalam rangka menyempurnakan Akhlak
manusia. Jadi pendidikan anak dalam agama islam harus didasari oleh tauhid yang
nantinya menumbuhkan akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Akhlak seorang anak
yang luhur harus dimulai dengan ahklah terhadap kedua orangtuanya, terutama adalah
ibunya yang telah mengandung dengan susah payah.
Didalam berinteraksi dengan orang lain, terutama orang tua kita sendiri seringkali
kita mengalami benturan, yaitu ketika kita disuruh melakukan hal kemaksiatan, maka
islam mengajarkan kita bagaimana cara menolaknya, seperti firman allah dalam QS
Al-Lukman ayat 15:
b)ur #yygy_ #n?t br& @ 1 $tB }s9 y7s9 m/
N= xs $yJg? ( $yJg6m$|ur $uR9$#
$]rtB ( 7?$#ur @6y `tB z>$tRr& n<) 4 OO
n<) N3_tB N6m;tR's $yJ/ OFZ. tbq=yJs?
Akhlak didalam berdakwah harus dimulai dari diri kita pribadi, yaitu kita harus
mengerjakan sholat dan mengajak kepada kebaikan dan selalu bersabar atas segala
cobaan yang merintangi jalan dakwah, karena sesuatu yang baik itu selalu ada
tangtangannya, hal ini telah diajarkan luqman kepada anaknya agar kita bisa
meneladaninya.
o_6t
O%r&
no4qn=9$#
B&ur
$ryJ9$$/
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Ada lima istilah yang dipakai Al-quran dalam menceritakan anak, yaitu
ibn,al-walad,shobiyyun,dan thiflun.
2. Pendidikan anak adalah suatu usaha sadar dan terencana seorang laki-laki
maupun perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa
pubertas dan yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun berupa
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
pengendalian
untuk
diri,
memiliki
kepribadian,
kekuatan
kecerdasan,
spiritual
akhlak
keagamaan,
mulia,
serta
DAFTAR PUSTAKA
Najamuddin. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits.
http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/gfpm1365445181.pdf . Diunduh