Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN ANAK MENURUT AL-QURAN SURAT LUQMAN AYAT 12-19

Oleh
Dicky Agus Prasetyo
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak-anak adalah masa dimana pendidikan dasar ditanamkan.
Pendidikan dasar ini berupa pendidikan dasar-dasar agama seperti tata cara sholat
dan tauhid. Hal ini dilakukan karena di masa inilah anak mudah meniru dan
mengikuti seseorang yang dianggapnya tepat untuk diikuti.
Orang tuanyalah yang paling banyak berpengaruh dalam proses
pendidikan anak ini. Orang tua adalah sosok yang paling dekat dengan anak dan
dianggapnya seseorang yang paling dipercaya sehingga apa yang dilakukan oleh
orang tua akan diikuti dan ditiru oleh sang anak. Disinilah pentingnya pendidikan
anak ketika usia ini terlebih lagi bagi orang tuanya untuk memberinya pendidikan
berupa tingkah laku yang baik.
Tidak hanya sebagai contoh saja, orang tua juga sebagai pendidik.
Pendidik dalam artian orang yang memberikan ilmu. Terutama ilmu-ilmu dasar
dalam beragama. Hal itu telah dicontohkan oleh Lukman al-Hakim yang
diabadikan dalam Al-Quran Surat Luqman ayat 12-19.
Apa yang dilakukan oleh Lukman al-Hakim dalam mendidik anaknya
merupakan pedoman pendidikan anak dalam Islam karena Al-Quran telah
mengabadikannya menjadi salah satu nama surat. Maka makalah ini akan
membahas tentang pendidikan anak menurut Al-Quran Surat Luqman ayat 1219.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anak perspektif Al Quran?
2. Apa pengertian pendidikan anak?
3. Bagaimana konsep pendidikan anak menurut Al-Quran Surat Luqman ayat
12-19?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian anak perspektif Al Quran
2. Mengetahui pengertian pendidikan anak

3. Mengetahui konsep pendidikan anak menurut Al Quran Surat Luqman ayat


12-19

BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Perspektif Al Quran
Paling tidak ada lima istilah yang dipakai Al-quran dalam menceritakan anak,
yaitu ibn,al-walad,shobiyyun,dan thiflun. Ibn bentuk jamaknya adalah abna.
Menurut Al-Ashfahani, kata ibn diartikan sebagai suatu yang dilahirkan. Kata ibn di
dalam Al-quran disebut

35 kali yang tersebar di dalam beberapa surah dengan

arti yang berbeda sesuai dengan konteks kalimatnya. Pada umumnya kata ibn di
dalam Al-quran mengacu pada status anak, baik disandarkan kepada nama bapak,
nama Tuhan (Allah), ataupun sebutan lainnya.1
Kata al-walad dengan segala derivasinya disebutkan sebanyak 102 kali dalam
Al-quan dengan makna-makna yang berbeda sesuai dengan bentuknya. Ada 4 bentuk
yang bermakna anak dalam Al-quran. Bentuk pertama yaitu al-walad:anak laki-laki,
jamaknya adalah aulad yang pengertian dan penggunaannya tidak banyak berbeda
dengan kata al-ibn. Bentuk kedua yaitu walidan (waktu masih anak-anak) disebut
hanya sekali dalam Al-quran, yaitu dalam QS. Asy-Syuara 26:28. Bentuk ketiga
yaitu al-wildan (anak-anak/anak-anak muda) disebutkan sebayak enam kali dalam Alquran, empat kali dalam arti anak-anak yaitu dalam QS. An-Nisa 4:75,98 dan 127,
serta QS. Al-Muzzammil 73:17, sedangkan dalam QS. Al-Waqiah 56:17 dan QS. AlInsan 76:19, keduanya berarti anak-anak muda; yaitu pelayan-pelayan surga dari
anak-anak muda yang tetap muda selama-lamanya. Bentuk keempat yaitu maulud
(yang dilahirkan/anak) terulang sebanyak tiga kali, yaitu dalam QS. Al-Baqarah 2:233
(dua kali) dan QS. Luqman 31:33. Ketiga kata maulud tersebut mempunyai arti yang
berbeda, bergantung pada kata yang menyertai di belakangnya, seperti maulud yang
berarti ayah/bapak karena disertai kata lahu yaitu dalam QS. Al-Baqarah 2:33,

1 Najamuddin. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits.
http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/gfpm1365445181.pdf. hal. 1

sedangkan dalam QS. Luqman 31:33 berarti anak karena tidak disertai oleh kata
tersebut. 2
Penggunaan kata ibn dan walad dengan berbagai derivasinya di atas
mempunyai arti anak pada umumnya baik dia masih anak-anak maupun sudah
menjadi dewasa alias anak muda.
Selain kedua Istilah di atas Al-quran juga memakai kata sobiyyun,dan thiflun
baik dalam bentuk tunggal maupun jamak. Kedua istilah ini cenderung berarti anak
dengan usia yang masih dini. Kata sobiy dapat kita temukan dalam dua ayat pada
surat Maryam;


Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan kami
berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, (QS. Maryam;12)
Ibnu Katsir memahami ayat di atas bahwa Yahya putra Zakaria telah diberinya
hikmah, ilmu dan pengetahuan, dianugerahinya rasa belas kasihan dan rahmat dari
sisi Tuhan, disucikannya dari segala dosa selagi ia masih kecil.
Pada ayat yang lain;




Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: "Bagaimana kami
akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"( QS. Maryam; 29 ).
Adapun kata thiflun dalam bentuk tunggal ditemukan pada surat Al-Haj dan Surat An
Nur;
2 Ibid. Hal. 1-2




.Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsurangsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, (QS. Al-Haj;5).

...


...
.atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. (QS. An Nur;31).
Jika kita cermati penggunaan istilah di atas dalam beberapa ayat berikut ini,
maka penggunaan kata walad cendrung berkonotasi negatif alias menjadi ancaman
bagi kedua orang tua, pemahaman ini dapat kita lihat dalam dua ayat berikut ini;


Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.
Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu
untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa
mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.(QS At taubah;55)



Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.Al-anfal;28).
Nada yang lebih ekstrim Allah berfirman;


Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka). Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S.At Thagobun; 14).
Data dilapangan memang menunjukkan adanya relevansi antara dua ayat di
atas dengan realitas kehidupan sosial, jika kita mau mencermati prilaku anak-anak
kita dewasa ini tanpa harus penulis uraikan data rill di lapangan dalam tulisan ini.
Berbeda dengan kata walad, kata ibn/banun mempunyai makna konotasi
positif hal ini dapat ditemukan pada dua ayat berikut ini;

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.(QS. Al-Kahfi;46)

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteriisteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-furqon;74).
Fakta dan data juga membuktikan bahwa tidak sedikit anak menjadi
kebanggaan orang tua dalam berbagai hal, baik itu menyangkut karakternya maupun
prestasinya. Sejak usia dini hingga memasuki dunia orang tua sekalipun anak yang
bersangkutan dilahirkan dalam taqdir yang kurang menguntungkan dimana orang
tuanya dalam kondisi ekonomi lemah dan tidak berprofesi sebagai guru atau profesi
terhormat lainnya.
Dalam konteks inilah Tuhan sudah mewanti-wanti bahkan dengan bahasa
yang tegas agar para orang tua memberikan perhatian yang serius terhadap anak agar
tidak masuk dalam kategori negatif seperti di atas. Perhatian atau perlakuan yang
paling efektif untuk menjadikan anak menjadi generasi emas baik di dunia lebih-lebih
untuk menghantarkan mereka ke surga adalah pendidikan. Pernyataan Tuhan yang
cukup tegas tentang tangggung jawab kita terhadap masa depan anak dapat dilihat
pada beberapa ayat berikut;


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS.at-Tahrim:6).
Pada ayat lain Allah berfirman;

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.( An Nisa;9)
B. Pengertian Pendidikan Anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum
dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan

kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah
anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.3
Dalam UU no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, bahwa yang dimaksud anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.4
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan anak
adalah seorang laki-laki maupun perempuan yang belum dewasa atau belum
mengalami masa pubertas dan yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.5
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.6
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan adalah
suatu usaha sadar dan terencana berupa pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
3 https://id.wikipedia.org/wiki/Anak. Senin 13 juni 2016.
4 http://sultra.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNO23TH2002PerlindunganAnak.pdf.
Diunduh pada Senin, 13 juni 2016
5 Wikipedia/Pendidikan
6 http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf.

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,


kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi pendidikan anak adalah suatu usaha sadar dan terencana seorang laki-laki
maupun perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas dan
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun berupa pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
C. Konsep Pendidikan Anak menurut Al-Quran QS. Luqman ayat 12-18
Nama Luqman disebut dalam Al-Quran hanya dua kali dalam juz 21 dan
sekaligus terabadikan menjadi nama surat ke 31. Surat Luqman ini terdiri dari 34
ayat, termasuk golongan surat Makiyyah, diturunkan sesudah surat al-Saffat.
Dinamakan Luqman karena pada pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman telah diberi
oleh Allah Swt hikmah berupa ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Luqman bersyukur
kepada-Nya atas nikmat yang diberikan. Pada ayat 13-19 terdapat nasihat Luqman
kepada anaknya. Hal ini sarat dengan pelajaran bagi orangtua agar dapat mendidik
anaknya seperti prinsip-prinsip pendidikan yang telah dilakukan Luqman.
Secara umum pendidikan Luqman kepada anaknya menggambarkan penekanan
materi dan metode pendidikan anak. Materi pendidikan yang diajarkan meliputi
pendidikan akidah, syariah, dan akhlak. Adapun metode yang digunakan adalah
dengan mawidah (nasihat). Metode nasihat menunjukan pola interaksi pendidikan
lebih terfokus pada pendidik yang senantiasa menasehati anak didik. Anak didik
diposisikan sebagai objek yang harus menerima pesan pendidikan tanpa ada
kesempatan untuk mendialogkan.

Ayat-ayat dimaksud adalah dalam surat Luqman mulai ayat 12-19. Kisah lukman
dalam ayat tersebut bermula dari karakter hikmah yang diberikan Allah kepadanya
ditandai dengan kualitas bersyukur atas nikmat-Nya. Diantara sikap syukurnya
dilakukan

dengan

mendidik

anak

dengan

menggunakan

metode

yang

mengembangkan rasa kasih sayang.


s)s9ur $oYs?#u z`yJ)9 spyJ3t:$# br& 3$# ! 4
`tBur 6t $yJR*s 3o muZ9 ( `tBur txx.
b*s !$# ;_x Jym
Artinya: Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:
Bersyukurlah kepada Allah, dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allah maha kaya lagi Maha terpuji.
Penafsiran:
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya ayat ini dilihat dari dua hal mendasar,
yaitu: siapakah Luqman yang dimaksud dan apakah hikmah yang diberikan Allah
Kepada Luqman itu. Berikut ini dikaji pada ayat berikutnya.
1. Pendidikan Agama dan Tauhid
Ayat ini jika dikaitkan dengan pendidikan islam adalah, bahwa seorang anak
sebelum diberikan pendidikan yang lain dia harus diberikan pendidikan agama atau
tauhid dulu, karena tauhid adalah ilmu yang mengenalkan hamba kepada Tuhannya.
Dengan Tuhid yang lurus dan benar maka anak akan mantap didalam mengarungi
kehidupan, dia tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan zaman. Dengan
tauhid yang benar manusia akan selamat didunia dan akhirat. Ayat tersebut juga
sebagai pengingat kepada kaum setelah masanya lukman, bahwa menyekutukan Allah
adalah perbuatan keji dan dosa besar.
)ur tA$s% `yJ)9 mZ/ew uqdur mt o_6t
w 8@ !$$/ ( c) x8e9$# O=s9 Ot

Artinya: Dan ( ingatlah ) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia


memberi palajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar.
Penafsiran:
Pada pokoknya menurut al-Alusi- ayat tersebut merupakan ucapan Luqman
(berdasarkan hadist muslim) berfungsi menjelaskan alasan pelarangan syirik.
Meskipun pada prinsipnya dimulai dari orang terdekat dalam keluarga, yaitu anaknya,
menurut al-Baghdadi- namun ayat ini juga berimplikasi larangan syrik kepada
masyarakat. Luqman juga menjelaskan bahaya syirik termasuk perbuatan dzalim
yang besar. Ayat ini juga mewajibkan orangtua untuk selalu menasehati anaknya agar
memperoleh kebaikan dan kemanfaatan, dan itulah tugas yang sangat mulia. Bertolak
pada uraian diatas maka jelaslah akan pentingnya permasalahan tauhid yang
diprofilkan

melalui

pesan

Luqman

kepada

anaknya,

dan

sekaligus

memerintahkannya. Pesan mulia orangtua kepada anak ini terjadi karena sikap
orangtua yang bijaksana terhadap nasib masa depan anaknya. Inilah pesan secara
emosional yang sangat menonjol, sehingga perlu dilakukan. Dalam nasehat itu
terdapat hubungan kasih sayang antara orangtua dan anak. Atas dasar ini, maka
pendidikan akidah lebih ditekankan melalui hubungan yang harmonis. Anak sangat
memerlukan pesan secara kontinu untuk menghadapi masa depannya. Generasi masa
depan ini lah yang perlu diberi arahan oleh orangtua dan generasi itu tidaklah dapat
membalas kebaikannya.
2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak sebenarnya juga merupakan ruh pendidikan agama islam,
karena sesungguhnya agama adalah akhlak sehingga kehidupan nabi Muhamad SAW
diutus oleh Allah SWT kedunia adalah dalam rangka menyempurnakan Akhlak
manusia. Jadi pendidikan anak dalam agama islam harus didasari oleh tauhid yang
nantinya menumbuhkan akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Akhlak seorang anak
yang luhur harus dimulai dengan ahklah terhadap kedua orangtuanya, terutama adalah
ibunya yang telah mengandung dengan susah payah.

Seoarang anak juga diwajibkan bersyukur kepada orangtuanya karena dengan


bersyukur kepada orangtua sama halnya dengan bersyukur pada Allah Swt. Seperti
yang terkandung dalam surat Luqman ayat 14
uZurur z`|SM}$# my9uq/ mFn=uHxq mB&$
$Zdur 4n?t 9`dur m=|ur tB%t br&
6$# < y7y9uq9ur n<) yJ9$#
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.
Bagaimana tata cara bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua sebagaimana
dimaksud pada ayat 14 di atas? Brusi menukil pendapat beberapa ulama, di
antaranya dengan cara taat kepada Allah, melakukan perbuatan yang diridhoi seperti
shalat, puasa dan sebagainya. Sedangkan syukur kepada orangtua dengan cara
silaturahim dan berbuat baik kepadanya. Secara umum kaedah syukur menurut alQasimi memiliki lima kaedah bersyukur kepada yang disyukuri, mencintainya,
mengakui nikmatnya, memuji nikmatnya, dan tidak menggunakan nikmat itu untuk
hal yang dibenci-NYA.
Kebaikan anak kepada orang tua yaitu jagan sampai menyekutukan Allah dan
berbuat baiklah kepada ibu bapak: jangan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan
hatinya, lebih-lebih menghardiknya, tetapi doakan lah mereka. Karena kecelakaan
bagi yang durhaka kepada orang tua, karena ibulah yang telah memelihara kita sejak
kita dalam kandungan, tetapi jangan sampai mengikuti perintah orang tua yang
salah/bertentangan dengan syariat agama, tetapi kita wajib bergaul dengan baik
dengan mereka itu, nafkahkanlah harta kepada orang tua, kerabat, anak yatim, orang
miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
3. Akhlak cara menolak permintaan orang tua

Didalam berinteraksi dengan orang lain, terutama orang tua kita sendiri seringkali
kita mengalami benturan, yaitu ketika kita disuruh melakukan hal kemaksiatan, maka
islam mengajarkan kita bagaimana cara menolaknya, seperti firman allah dalam QS
Al-Lukman ayat 15:
b)ur #yygy_ #n?t br& @ 1 $tB }s9 y7s9 m/
N= xs $yJg? ( $yJg6m$|ur $uR9$#
$]rtB ( 7?$#ur @6y `tB z>$tRr& n<) 4 OO
n<) N3_tB N6m;tR's $yJ/ OFZ. tbq=yJs?

Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku


sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang
yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka
Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
4. Akhlak dalam beramal
Didalam beramal manusia harus selalu berdasarkan pada niatan semata-mata
mencari ridho Allah Swt, bukan karena yang lainnya. Pesan ini penting diketahui oleh
anak agar selalu berhati-hati dan waspada didalam beramal agar tidak hilang
keutamaan tersebut. Allah berfirman didalam Quran surat Luqman ayat 16 yang
berbunyi:
o_6t !$pkX) b) 7s? tA$s)WB 7p6ym `iB 5Ayyz
`3tFs >ot| rr& NuqyJ9$# rr& F{$#
N't $pk5 !$# 4 b) !$# #s9 7yz
Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi,
niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha
Halus lagi Maha Mengetahui.
5. Akhlak dalam Berdakwah

Akhlak didalam berdakwah harus dimulai dari diri kita pribadi, yaitu kita harus
mengerjakan sholat dan mengajak kepada kebaikan dan selalu bersabar atas segala
cobaan yang merintangi jalan dakwah, karena sesuatu yang baik itu selalu ada
tangtangannya, hal ini telah diajarkan luqman kepada anaknya agar kita bisa
meneladaninya.
o_6t

O%r&

no4qn=9$#

B&ur

$ryJ9$$/

tmR$#ur `t s3ZJ9$# 9$#ur 4n?t !$tB y7t/$|r& (


b) y79s `B Pt qBW{$#
Artinya: Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah).
6. Akhlak dalam bergaul
Dalam kehidupan bermasyarakat seorang anak muslim juga harus memiliki
akhlak yang islami, yaitu tidak boleh menampakan kesombongan, karena baju
kesombongan itu hanya Allah SWT yang berhak memakainya.
wur i|? s{ $Z=9 wur Js? F{$# $mttB (
b) !$# w =t @. 5A$tFC 9qs
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Begitupula dalam bergaul dengan masyarakat dan orang lain kita harus selalu
rendah hati dan bersikap sahaja, tidak berlebih-lebihan sebagaimana firman Allah
dalam QS Luqman ayat 19:
%$#ur tB $#ur `B y7?q| 4 b) ts3Rr&
NuqF{$# Nq|s9 Jpt:$#
Artinya: Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Ada lima istilah yang dipakai Al-quran dalam menceritakan anak, yaitu
ibn,al-walad,shobiyyun,dan thiflun.
2. Pendidikan anak adalah suatu usaha sadar dan terencana seorang laki-laki
maupun perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa
pubertas dan yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun berupa
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi

dirinya

pengendalian

untuk

diri,

memiliki

kepribadian,

kekuatan
kecerdasan,

spiritual
akhlak

keagamaan,
mulia,

serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


3. Ada enam bentuk pendidikan yang diberikan kepada anak yang terdapat
pada Surat Luqman ayat 12-19, yaitu: (1) Pendidikan Agama dan Tauhid,
(2) Pendidikan Akhlak, (3) Akhlak cara menolak permintaan orang tua, (4)
Akhlak dalam beramal, (5) Akhlak dalam Berdakwah, dan (6) Akhlak
dalam bergaul.
B. Saran
Tak ada manusia yang terlahir sempurna, setiap perbuatan manusia
pasti ada titik lemahnya. Demikian pula dengan makalah ini, mungkin ada hal
yang kurang atau salah dari makalah ini, maka kritik dan saran dari pembaca
sangat membantu supaya makalah ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Najamuddin. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Al-Quran dan Hadits.
http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/gfpm1365445181.pdf . Diunduh

pada hari Rabu, 15 Juni 2016.


http://eilha-dhiansyah.blogspot.co.id/2013/06/pendidikan-anak-dalam-al-quran.html.
Diunduh pada hari Rabu, 15 Juni 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak. Diunduh pada hari Senin, 13 Juni 2016.
http://sultra.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNO23TH2002PerlindunganAnak.pdf. Diunduh
pada hari Senin, 13 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai