Anda di halaman 1dari 9

Budi daya satwa harapan adalah usaha memelihara binatang alternatif atau selain binatang yang

dipelihara/diternakkan tersebut dan diharapkan apabila diusahakan dapat menghasilkan bahan


dan jasa yang memiliki potensi ekonomi seperti ternak (Tim Kemdikbud 2017, hlm. 98).
Ternak yang dimaksud adalah hewan piaraan yang kehidupannya diatur dan diawasi oleh
manusia serta dipelihara khusus untuk diambil hasil dan jasanya bagi kepentingan hidup
manusia. Dengan kata lain dapat dikatakan pula bahwa budi daya satwa harapan maksudnya
adalah sesederhana beternak hewan alternatif yang berpotensi tinggi selain hewan
konvensional yang sudah biasa diternak.

Kelebihan Satwa Harapan


Mengapa hewan alternatif atau satwa harapan yang dipilih? Sudah banyak masyarakat yang
membudidayakan ayam, kambing, dan sapi untuk sumber pangan manusia. Sementara satwa
harapan masih menyimpan banyak potensi yang belum dimaksimalkan sebagai sumber bahan
baku industri, pakan, atau hewan laboratorium.
Selain memiliki kesempatan yang masih terbuka luas, saat kita memilih untuk beternak satwa
harapan maka kita juga memilih untuk menjadi inovator yang berkolaborasi dengan peternak
konvensional yang sudah ada. Bukan menjadi pesaing yang berpotensi menyaingi peternak lain.
Satwa harapan yang dipelihara juga mempunyai beberapa kelebihan. Di antaranya adalah siklus
hidup pendek, jarang terkena penyakit, murah biaya peternakannya, serta mudah beradaptasi
dengan lingkungan dan pakan yang diberikan.
Lalu sebetulnya hewan seperti apa yang masuk ke dalam jenis satwa harapan? Berikut adalah
pemaparannya.

Jenis-Jenis Satwa Harapan


Satwa harapan dipelihara masyarakat dengan alasan yang beragam. Salah satunya sebagai
pekerjaan sampingan karena cukup memungkinkan untuk dilakukan berbarengan dengan
pekerjaan utama, serta memiliki nilai ekonomis yang dapat meningkatkan penghasilan. Berikut
adalah beberapa contoh satwa harapan yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia.
Cacing Tanah
Cacing tanah atau lumbricus terrestris dapat berukuran panjang 9 hingga 30 cm tergantung pada
banyak ruas badan, umur, dan mutu pakannya. Hewan cacing tidak punya tangan, kaki, ataupun
mata. Di dunia ini, ada sekitar 2.700 jenis cacing tanah.

Satwa harapan ini dapat hidup jika tersedia oksigen, air, pakan, dan suhu yang cocok. Jika
keempat kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, cacing akan berpindah dan mencari tempat yang
memenuhi kebutuhannya. Dalam setiap hektare tanah dapat ditemui lebih dari satu juta cacing
tanah.
Cacing tanah membuat lubang menembus kedalaman dan mencampur bagian bawah dengan
bagian permukaan tanah. Kotoran cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting bagi
tanaman. Kotoran cacing membantu mengikat partikel tanah menjadi agregatagregat sehingga
membuat struktur tanah menjadi baik.
Cacing tergolong binatang berdarah dingin. Binatang ini dapat menumbuhkan ekor baru namun
tidak dapat menumbuhkan kepala baru jika bagian tersebut terpotong. Bayi cacing tidak
dilahirkan, tetapi berada dalam kokon berukuran lebih kecil dari sebutir beras.
Meskipun tidak punya mata, cacing dapat menangkap sinar, khususnya pada bagian tubuh
terdepan (kepala). Cacing cenderung menghindari sinar, karena kulit cacing akan menjadi kering
jika terekspos sinar dalam waktu lama (sekitar satu jam). Jika kulit cacing kering, ia akan mati.
Cacing tergolong binatang hermaprodit atau berkelamin ganda, sehingga mempunyai organ
jantan maupun betina. Cacing kawin dengan cara menyatukan bagian clitellum (bagian
membengkak di dekat kepala pada cacing dewasa) dan bertukar sperma. Setiap cacing kemudian
membentuk selubung telur dalam clitellum.
Jangkrik
Jangkrik atau cengkerik adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang serta memiliki
tubuh rata dan antena yang panjang. Pada malam hari kita pasti pernah mendengar suara khas
dari jangkrik. Suara khas itu dikeluarkan oleh jangkrik jantan untuk menarik perhatian betina dan
menolak jantan lainnya. Suara jangkrik akan semakin keras dengan naiknya suhu sekitar.

Terdapat kurang lebih 123 jenis jangkrik di Indonesia. Jenis Gryllus testaclus dan Gryllus
mitratus banyak dibudidayakan untuk pakan burung dan ikan. Menurut keyakinan masyarakat,
burung yang makan jangkrik akan menjadi lebih rajin berkicau. Sementara ikan Arwana yang
makan jangkrik tubuhnya akan menjadi lebih indah berkilau.
Di habitat aslinya, jangkrik hidup aktif di malam hari. Artinya, kegiatan mencari makan,
mengerik, dan kawin dilakukan pada malam hari. Oleh karena itu, lingkungan budi daya jangkrik
harus dibuat gelap agar jangkrik terus melakukan aktivitas. Pada siang hari, jangkrik akan
mencari perlindungan di lorong/lubang tanah, di bawah batu, atau di bawah tumpukan material,
seperti genteng, kayu, dan material lainnya.
Makanan jangkrik di alam adalah bermacam-macam tumbuhan, seperti krokot, dan tanaman
pertanian seperti tanaman sayuran dan palawija. Jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang
muda seperti daun dan pucuk tanaman.
Lama siklus hidup jangkrik bervariasi menurut jenisnya. Untuk semua jenis, umur jantan lebih
pendek dibandingkan dengan umur betina. Sebagai gambaran, umur jantan dewasa jenis Gryllus
mitratus hanya 78 hari, sedangkan umur betina dewasa dapat mencapai 105 hari. Ukuran tubuh
jangkrik betina lebih panjang dibandingkan ukuran tubuh jantan.
Budidaya jangkrik pada umumnya ditunjukkan untuk menghasilkan telur untuk dijual ke
peternak lain dan jangkrik dewasa sebagai pakan burung dan ikan.
Lebah Madu
Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni. Setiap lebah memiliki tugas khusus
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup koloninya. Di dalam sebuah sarang koloni terdapat
tiga anggota masyarakat lebah, yakni seekor lebah ratu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah
pekerja.

Setiap jenis lebah memiliki ciri fisik dan tugas yang berbeda-beda.
1. Lebah pekerja berpantat runcing dan bersengat. Tugas lebah pekerja bergantung pada tingkatan
umurnya, dari muda sampai tua, yaitu sebagai perawat, penghubung di dalam sarang, penjaga
sarang, perintis atau pencari tempat yang menghasilkan pakan (bunga), pencari pakan, dan
pembuat sarang.
2. Lebah ratu berbadan panjang, berpantat runcing, dan bersengat, tugasnya bertelur. Setelah
kawin satu kali, lebah ratu segera masuk sarang dan bertelur seumur hidup. Selama tidak ada
yang mengganggu dan belum aa ratu baru yang muncul, lebah ratu akan terus berada di sarang.
3. Lebah jantan berpantat tumpul dan tidak bersengat. Lebah jantan bertugas membuahi sang ratu
dan menjaga. Selain itu lebih jantan tidak memiliki tugas lain karena tidak memiliki sengat atau
ngengat.
Spesies yang paling penting untuk diternak atau dipanen hasil madunya adalah:
1. lebah madu Apis mellifera dari Eropa,
2. Apis adonsonii atau Apis unicolor dari Afrika, dan
3. Apis dorsata dan Apis indica dari Asia.
Selain madu, lebah juga menghasilkan lilin.
Di habitat alaminya, lebah membangun sarang di dahan atau cabang-cabang pohon besar. Sarang
bagian atas untuk menyimpan madu, dan bagian bawah untuk mengerami telur.
Lebah madu banyak dipelihara masyarakat desa di sekitar hutan dengan menggunakan gelodok
dari batang kelapa atau randu. Satu sisir sarang lebah dapat menyimpan 15-20 kg madu dan 3-4
kg lilin.
Ulat Sutra
Ulat sutra liar (Attacus atlas) adalah salah satu serangga berukuran besar yang banyak ditemukan
di hutan-hutan tropis dan subtropis, seperti di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Selatan
China, Thailand dan Indonesia.

Sumber:
tomorrowsuccess.com
Attacus atlas termasuk hewan polivoltin yang artinya hewan ini dapat hidup sepanjang tahun.
Ulat sutra juga termasuk serangga polifagus yang dapat hidup pada 90 golongan tumbuhan yang
bisa dimakan oleh larva. Ulat sutra adalah hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.

Sarana Produksi Budidaya Satwa Harapan


Setiap jenis satwa harapan membutuhkan sarana produksi budi daya yang berbeda. Selain itu,
setiap satwa juga memerlukan teknik penanganan yang berbeda.
Pada umumnya sarana produksi budidaya satwa harapan meliputi bahan berupa: bibit, pakan,
obat-obatan, air, kandang, dan teknik budi daya yakni: pemeliharaan kandang, pemilihan bibit,
pemberian pakan, pencegahan hama dan penyakit.
Bahan Budidaya Satwa Harapan
Bahan dalam produksi budidaya satwa harapan adalah sebagai berikut.
Bibit
Bibit yang baik diperoleh dari induk yang unggul. Secara umum, bibit yang diperlukan untuk
dibesarkan haruslah yang sehat, dan tidak cacat. Misalnya, untuk satwa jangkrik; sungut atau
kaki tidak patah dan umurnya sekitar 10-20 hari.
Induk jangkrik yang baik adalah jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena
biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Sementara induk betina dapat dibeli dari
peternakan.
Pakan
Pakan ternak adalah semua bahan yang diberikan kepada ternak berupa campuran berbagai
macam bahan organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang diperlukan
bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi satwa harapan.
Dalam budi daya satwa harapan, pakan memegang peranan yang sangat penting. Melalui
manajemen pakan yang baik, pertumbuhan ternak dapat mencapai hasil sesuai target yang
ditentukan.
Setiap pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap dengan komposisi yang
seimbang agar pemberian pakan efisien dan sesuai dengan kebutuhan ternak. Nutrisi yang harus
terkandung dalam pakan di antaranya adalah: energi, protein, mineral, vitamin, dan air.
Zat pakan yang berkualitas baik atau mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik
terhadap ternak tersebut, yaitu tumbuh sehat, cepat gemuk, berkembang dengan baik, jumlah
ternak yang mati atau sakit akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sehat
meningkat.

Obat-obatan
Kegiatan budi daya kadang mengalami kendala seperti serangan hama dan penyakit yang
menggangu proses pertumbuhan. Obat-obatan tepat guna dapat diberikan untuk pencegahan dan
penanggulangan hama dan penyakit.
Air
Air memiliki peranan penting dalam budi daya ternak. Terdapat persyaratan tertentu untuk air
yang dibutuhkan ternak agar dapat tumbuh dengan baik. Air juga dapat digunakan untuk
menjaga kelembaban udara sekitar kandang atau media hidup satwa harapan.

Kandang
Kandang ternak adalah bangunan yang dapat digunakan untuk melindungi ternak dari pengaruh
cuaca buruk, seperti hujan, panas matahari, angin kencang, dan gangguan lainnya. Secara
genetik, ternak memiliki sifat dan kebutuhan yang berbeda-beda. Namun secara umum,
persyaratan minimal yang harus dipenuhi dalam membangun kandang ternak adalah sama.
Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 85) syarat kandang yang harus dipenuhi untuk budidaya
satwa harapan adalah sebagai berikut.
1. Ternak dapat bergerak dengan nyaman di dalamnya.
2. Kandang dapat menunjang produktivitas.
3. Kandang memiliki sirkulasi udara yang lancar.
4. Harus mudah dibersihkan.
5. Dapat melindungi ternak dari terik matahari, hujan dan kondisi lingkungan yang dapat
mengganggu kesehatan ternak.
6. Kandang dapat mempermudah pekerja dalam mengelola ternak.
7. Kandang memiliki saluran pembuangan limbah yang layak dan tidak menggangu lingkungan.
Peralatan Budi Daya Satwa Harapan
Peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk budidaya satwa harapan? Berikut penjabarannya.
1. Tempat minum
2. Tempat makan
3. Timbangan
4. Sprayer
5. Pembersih kotoran
6.
Teknik Budi Daya Satwa Harapan
Teknik budi daya satwa harapan meliputi pemeliharaan kandang, pemilihan bibit, pola
pemberian pakan, dan pencegahan hama penyakit.
Pemeliharaan Kandang
Kandang yang bersih dan nyaman sangat penting dalam budi daya satwa harapan. Kandang harus
rutin dibersihkan untuk menjaga kelembabannya minimal seminggu sekali. Hal ini penting untuk
menghindari tumbuhnya jamur atau bakteri penyakit yang tidak diinginkan. Tempat pakan dan
minum yang terdapat dalam kandang harus rutin dibersihkan. Begitu pula dengan kotoran pada
lantai kandang.

Pemilihan Bibit
Bibit ternak yang dipilih haruslah memiliki sifat unggul dan mewariskan serta memenuhi
persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan. Pemilihan bibit yang baik adalah kunci utama
dalam budi daya satwa harapan.
Calon bibit yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi. Seleksi dapat dilakukan dengan
memperhatikan catatan kemampuan produksi setiap individu. Penampilan fisik ternak yang
sehat, lincah, bentuk tubuh bagus yang seimbang, dan tidak cacat, adalah ciri-ciri calon bibit
yang baik.

Pemberian Pakan
Pemberian pakan merupakan faktor utama penentu tingkat produktivitas ternak. Biaya pakan
menempati 60%-80% dari jumlah total biaya usaha peternakan. Jenis pakan yang diberikan
kepada ternak berbeda-beda, sesuai dengan jenis ternak, umur, dan produktivitas ternak.
Pemberian pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian
pakan yang tepat sesuai jenis ternak.
Contohnya, pakan untuk jangkrik harus memiliki konsentrat dan sayuran. Terkadang tidak ada
salahnya memberikan pakan tambahan (konsentrat) dalam bentuk pelet atau bekatul yang
dicampur dengan sayuran.

Pencegahan Hama dan Penyakit


Dalam budi daya satwa harapan seperti jangkrik dan cacing tanah, peternak harus
memperhatikan hama apa saja yang sering mengganggu satwa peliharaan. Secara garis besar ada
dua jenis hama yang sering ditemui yaitu:
1. hama yang berperan sebagai kompetitor dalam pakan seperti semut, kutu tanah, dan rayap, dan
2. hama yang berperan sebagai predator seperti tikus, kadal, tokek, ayam, dan bebek.
Terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan untuk mengantisipasi hama, yakni:
1. jagalah kebersihan lingkungan budi daya satwa,
2. antisipasi semut dengan kapur semut,
3. antisipasi kadal/tikus dengan menutup kandang dengan baik,
4. waspadai kutu tanah dengan fermentasi media cacing.

Referensi
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Prakarya SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai