Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 TEORI KRIMINOLOGI (SOSI4302)

Nama : Ida Ayu Puan Maharani


NIM : 045232333
UPBJJ : Denpasar
Prodi : S1 Ilmu Hukum

Pertanyaan:

1. Coba saudara uraikan fokus perhatian kriminologi dari perspektif viktimologi


berdasarkan permasalahan diatas?
2. Buatlah argumentasi saudara mengenai faktor penyebab terjadinya tindakan bulliying
terhadap anak?
3. Berdasarkan ilustrasi diatas upaya apakah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
tindakan bulliying dengan menggunakan pendekatan Utilitarian prevention
deterrence?

Jawaban :
1. Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari kejahatan, yang lazimnya mencari sebab-
sebabnya hingga timbulnya kejahatan dan cara menghadapi kejahatan dan tindakan/reaksi
yang diperlukan. Krimonologi mempunyai objek manusia penjahat di belakang peraturan
hukum pidana dan tujuannya memperoleh pengertian tentang sebab kejahatan untuk
memberikan pidana atau tindakan yang tepat agar tidak melakukan lagi kejahatan.
Arif Gosita memberikan penjelasan mengenai arti Viktimologi, menyebutkan bahwa
Viktimologi adalah suatu pengetahuan ilmiah atau studi yang mempelajari viktimisasi
(criminal) sebagai suatu permasalahan manusia yang merupakan suatu kenyataan social.

Viktimologi berasal dari kata Latin victima yang berarti korban dan logos yang berarti
pengetahuan ilmiah atau studi.

JE.Sahetapy menjelaskan bahwa Viktimilogi merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin
“Victima” yang berarti korban dan “logos” yang berarti ilmu, merupakan suatu bidang ilmu
yang mengkaji permasalahan korban beserta segala aspeknya.

Ketika menjadi korban kejahatan, seseorang mengalami Krisi dalam hal fisik, finansial, sosial
dan psikologis. Dalam kasus tersebut, Kepala Dinas Pendidikan setempat memfokuskan
pendampingan psikologis kepada korban, karena sesuai dengan perspektif viktimologi
dijelaskan bahwa saat seseorang mengalami kejahatan yang kemudian disebut sebagai
korban, korban tersebut akan mengalami krisis psikologis, berat ringannya krisis tersebut
tergantung bagaimana kerasnya korban diserang.
2. Banyak faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying. Quiroz dkk (2006; dalam
Anesty, 2009) mengemukakan sedikitnya terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan
perilaku bullying, sebagai berikut.

Hubungan keluarga

Anak akan meniru berbagai nilai dan perilaku anggota keluarga yang ia lihat sehari-
hari sehingga menjadi nilai dan perilaku yang ia anut (hasil dari imitasi). Sehubungan dengan
perilaku imitasi anak, jika anak dibesarkan dalam keluarga yang menoleransi kekerasan atau
bullying, maka ia mempelajari bahwa bullying adalah suatu perilaku yang bisa diterima
dalam membina suatu hubungan atau dalam mencapai apa yang diinginkannya (image),
sehingga kemudian ia meniru (imitasi) perilaku bullying tersebut.

Teman sebaya

Salah satu faktor besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh adanya teman
sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara menyebarkan ide (baik secara aktif
maupun pasif) bahwa bullying bukanlah suatu masalah besar dan merupakan suatu hal yang
wajar untuk dilakukan. Menurut Djuwita Ratna (2005) pada masanya, remaja memiliki
keinginan untuk tidak lagi tergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan
rasa aman dari kelompok sebayanya. Jadi bullying terjadi karena adanya tuntutan
konformitas.

Berkenaan dengan faktor teman sebaya dan lingkungan sosial, terdapat beberapa penyebab
pelaku bullying melakukan tindakan bullying adalah:

1. Kecemasan dan perasaan inferior dari seorang pelaku


2. Persaingan yang tidak relistis
3. Perasaan dendam yang muncul karena permusuhan atau juga karena pelaku bullying
pernah menjadi korban bullying sebelumnya
4. Ketidak mampuan menangani emosi secara positif (Rahma, 2008:47).

Pengaruh media

Survey yang dilakukan kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9% anak
meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan
kata-katanya (43%).

Melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Yayasan Sejiwa (2007), terangkum beberapa
pendapat orang tua tentang alasan anak-anak menjadi pelaku bullying, di antaranya:

1. Karena mereka pernah menjadi korban bullying


2. Ingin menunjukkan eksistensi diri
3. Ingin diakui
4. Pengaruh tayangan TV yang negatif
5. Senioritas
6. Menutupi kekurangan diri
7. Mencari perhatian
8. Balas dendam
9. Iseng
10. Sering mendapat perlakuan kasar dari pihak lain
11. Ingin terkenal
12. Ikut-ikutan.

3. Utilitarian prevention deterrence adalah pencegahan pelanggaran hukum dengan manfaat


melalui penolakan. Pelaku kejahatan potensialakan mengurungkan niatnya karena melihat
besarnya hukuman yang dijatuhkan pada pelanggar hukum.
Teori ini terbagi dua :
General deterrence : menakut-nakuti orang banyak yang belum pernah melakukan kejahatan.
Special deterrence : menakut-nakuti penjahat sedang atau telah diihukum untuk tidak
mengulangi kejahtaannya.
Hal ini tentunya sangat pas digunakan untuk menanggulangi Tindakan bullying dikalangan
pelajar. Dalam teori ini, seperti dikemukakan oleh Bentham yang menyatakan manusia itu
bersifat hedonistic dan rasional. Kalua dia tahu perbuatan tertentu akan menerima hukuman
maka ia akan menimbang untung ruginya, kalua untungnya lebih besar, maka perbuatan
tersebut akan dilakukannya demikian sebaliknya. Teori ini juga mendapat tantangan karena
manusia juga bisa bersifat impulse (orang tidak selalu berfikir sebelum dan dalam bertindak).

Sumber referensi :
- BMP ( Teori Kriminologi SOSI4302 ) halaman 3.20
Darmawan, Kemal (2022), Teori kriminologi, Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
- http://www.ememha.com/2017/04/modul1-kb1-pengertian-kriminologi-dan.html
- https://www.psychologymania.com/2012/06/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html

Anda mungkin juga menyukai