Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : IDA AYU PUAN MAHARANI


.
Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 045232333

Tanggal Lahir : 17 DESEMBER 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/Kriminologi

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 77/Denpasar

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 27 Juni 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : IDA AYU PUAN MAHARANI


NIM : 045232333
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/Kriminologi
Fakultas : Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : Denpasar

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Denpasar, 27 Juni 2023

Yang Membuat Pernyataan

Ida Ayu Puan Maharani


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Jawaban pertanyaan 1:
Kriminalitas adalah isu serius yang melibatkan individu dari berbagai latar belakang social.
Tindak criminal yang dilakukan oleh orang kaya maupun miskin sering kali menyebbakan kegaduhan dan
menuntut perlunya aturan yang tegas dari pemerintah untuk menertibkan kehidupan social dan menekan
kejahatan.
Dalam konteks ini, berikut adalah kualiffikasi penjahat berdasarkan status social dan penyebab fundamental
kejahatan;
a. Kriminalitas yang dilakukan oleh individu kaya
orang kaya juga dapat terlibat dalam tindak criminal. Penjahat kaya seringkali terlibat dalam kejahatan
koorporasi, keungan atau kejahatan berbasis teknologi
Penyebab fundamental kejahatan oleh individu ini dapat melipiuti nkeserakahan, dorongan untuk
memperoleh keuntungan finansial lebih besar tanpa mempedulikan akibatnya, atau penyalahgunaan
kekuasaan dalam lingkungan bisnis.
b. Kriminalitas yang dilakukan oleh individu miskin
orang miskin mungkin dalam tindak criminal sebagai cara untuk memnuhi kebutuhan dasar mereka, seperti
makanan , tempat tinggal, atau uang.
Factor fundamental penyebabnya adalah, ketidakmampuan memperoleh pekerjaan atau pendapatan yang
memadai, ketidakadilan social yang menghasilkan rasa putus asaatau ketidakpuasan, serta akses terbatas
terhadap Pendidikan yang berkualitas dan peluang ekonomi.
C. gangguan mental atau psikologis
Beberapa tindak criminal dapat dilakukan oleh individu yang mengalami gangguan mental atau masalah
psikologis yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk membedakan antara Tindakan yang benar atau
salah.
Gangguan mental seeperti gangguan jiwa, gangguan kepribadian , atau adiksi dapat mempengaruhi perilaku
seseorang dan mendoroong mereka untuk terlibat dalam kegiatan criminal.
Dalam mennagani Tindakan criminal, penting bagi pemerintah untuk memiliki peraturan dan penegakan
hukum yang tegas untuk menertibkan masyarakat dan mengurangi kejahatan.
Namun, juga penting untuk memperhatikan factor-faktor fundamental yang menyebabkan terjadinya
kejahatan, seperti ketimpangan social, akses terhadap Pendidikan dan peluang , serta masalah kesejahteraan
mental.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Diperlukan pendekatan yang holistic dan beragam dalam pennaganan kriminalitas.


Penanganan tersebut ada beberapa hal termasuk Upaya penjegahan kejahatan, pembangunan social dan
ekonomi yang adil, serta pemberian dukungan dan rehabilitasi bagi mereka yang terlibat dalam tindak
criminal.
Jawaban soal no 1 pertanyaan 2:
Analisis terhadap perlunya aturan yang tegas oleh pemerintah untuk menertibkan kehidupan masyarakat dan
menekan terjadinya tindak kriminal dapat dilihat dari perspektif pengendalian kejahatan dan penegakan
hukum. Penting bagi pemerintah untuk mengimplementasikan aturan yang tegas sebagai Upaya untuk
melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan dan menjaga ketertiban. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam analisis ini adalah:
A. Pencegahan kriminaltias
Ini dapat mencakup peningkatan akses terhadap Pendidikan, pelatihan kerja, dan pemberdayaan ekonomi,
terutama untuk mereka yang beradda dalam kondisi social yang rentan.
b. Penegakan hukum yang efektif
hal ini melibatkan penyusunan undang-undang yang jelas, penegakan yang konsisten, dan system peradilan
yang adil.
c. Peran masyarakat
pemerintah dapat mendoronbg kolaborasi dengan masyarakat, meembangun hubungan yang baik antara
kepolisian dan masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kejahatan.
d. Deterrence (Penggetaran)
Aturan yang tegas dan penegakan hukum yang efektif dapat berperan sebagai factor penggetaran terhadap
potensi pelaku kejahatan
e. Pemulihan dan Restoratif Justice
Selain mengadopspi pendekatan punitive, pemerintah juga dapat mempertimbangkan pendekatan pemulihan
keadilan restorative dalam menangani kejahatan.
f. Pendidikan dan kesadaran masyarakat
Selain melibatkan penegakan hukum dan kebijakan pemerintah, penting juga untuk mengedukasi masyarakat
mengenai pentingnya aturan yang tegas dan konsekuensi dari tindak criminal.

2. Perilaku korupsi di Indonesia sangat terkait erat dengan dimensi penyuapan, pengadaan barang dan jasa,
serta penyalahgunaan anggaran yang umumnya dilakukan oleh pihak swasta dan pegawai pemerintahan. Oleh
karena itu, upaya pencegahan korupsi sangat diperlukan. Pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan hanya
dengan komitmen semata. Komitmen tersebut harus diaktualisasikan dalam bentuk strategi yang
komprehensif untuk meminimalisasi tindak korupsi. Upaya pencegahan korupsi dapat dlakukan secara
preventif, detektif, dan represif.

Upaya pencegahan preventif dan represif agar tindak korupsi tidak lagi terjadi adalah meminimalisasi faktor-
faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi dan mempercepat proses penindakan terhadap pelaku tindak
korupsi.
Strategi Preventif
Upaya preventif adalah usaha pencegahan korupsi yang diarahkan untuk meminimalisasi penyebab dan
peluang seseorang melakukan tindak korupsi.
Upaya preventif dapat dilakukan dengan:
-Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
-Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya.
-Membangun kode etik di sektor publik.
-Membangun kode etik di sektor partai politik, organisasi profesi, dan asosiasi bisnis.
-Meneliti lebih jauh sebab-sebab perbuatan korupsi secara berkelanjutan.
-Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia atau SDM dan peningkatan kesejahteraan pegawai negeri.
-Mewajibkan pembuatan perencanaan strategis dan laporan akuntabilitas kinerja bagi instansi pemerintah.
-Peningkatan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen.
-Penyempurnaan manajemen barang kekayaan milik negara atau BKMN.
-Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
-Kampanye untuk menciptakan nilai atau value secara nasional.

Strategi Detektif
Upaya detektif adalah usaha yang diarahkan untuk mendeteksi terjadinya kasus-kasus korupsi dengan cepat,
tepat, dan biaya murah. Sehingga dapat segera ditindaklanjuti.
Berikut upaya detektif pencegahan korupsi:
-Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat.
-Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
-Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik.
-Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di kancah internasional.
-Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah ata APFP dalam mendeteksi tindak
pidana korupsi.

Strategi Represif
Upaya represif adalah usaha yang diarahkan agar setiap perbuatan korupsi yang telah diidentifikasi dapat
diproses dengan cepat, tepat, dan dengan biaya murah. Sehingga para pelakunya dapat segera diberikan
sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Upaya represif dalam mencegah tindak pidana korupsi adalah:
-Penguatan kapasitas badan atau komisi anti korupsi.
-Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman koruptor besar dengan efek jera.
-Penentuan jenis-jenis atau kelompok korupsi yang diprioritaskan untuk diberantas.
-Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik.
-Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam sistem peradilan pidana secara terus
menerus.
-Pemberlakuan sistem pemantauan proses penanganan tindak korupsi secara terpadu.
-Publikasi kasus-kasus tindak pidana korupsi beserta analisisnya.
-Pengaturan kembali hubungan dan standar kerja antara tugas penyidik tindak pidana korupsi dengan
penyidik umum, penyidik pegawai negeri sipil atau PPNS, dan penuntut umum.

3. Analisis terhadap kritikan tersebut bisa mencakup beberapa poin seperti penekanan pada ketidak adilan,
adanya faktor sosial dan structural, termasuk kesenjangan sosial dan ekonomi.

A. Penekanan pada Ketidakadilan Struktural

Mazhab Critical Criminology menyoroti ketidakadilan struktural yang ada dalam sistem hukum pidana.
Mereka berpendapat bahwa hukum pidana cenderung mempertahankan kekuasaan dan mendukung
kepentingan kelompok yang dominan dalam masyarakat.

Hukum pidana seringkali diterapkan secara selektif terhadap kelompok masyarakat tertentu, seperti mereka
yang miskin, minoritas, atau terpinggirkan, sementara pelaku kejahatan dari kelompok yang berkuasa lebih
jarang dihukum atau dihukum dengan lebih ringan.

B. Fokus pada Faktor Sosial dan Struktural

Mazhab ini juga menekankan pentingnya memahami faktor sosial dan struktural yang menjadi penyebab
munculnya kejahatan. Mereka berpendapat bahwa kejahatan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor individu,
tetapi juga oleh kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya dalam masyarakat.

Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa penanganan kejahatan harus melibatkan upaya untuk mengatasi
ketidakadilan sosial dan ketimpangan struktural yang mendasarinya.

C. Kritik terhadap Pemiskinan dan Marginalisasi

Mazhab Critical Criminology menganggap pemiskinan, ketidaksetaraan, dan marginalisasi sebagai faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kejahatan dalam masyarakat. Mereka berpendapat bahwa fokus utama
dalam penanganan kejahatan seharusnya bukanlah menghukum pelaku kejahatan semata.

Tetapi juga mengatasi ketidakadilan sosial yang mendorong munculnya kejahatan. Dalam konteks ini,
mereka mengkritik penekanan terlalu banyak pada hukuman dan penjara sebagai solusi utama, tanpa
memperbaiki kondisi sosial yang mendasarinya.

D. Tantangan terhadap Ideologi dan Kekuasaan

Mazhab Critical Criminology juga menantang ideologi yang mendasari sistem hukum pidana. Mereka
berpendapat bahwa sistem hukum pidana sering kali dipengaruhi oleh kepentingan politik, ekonomi, dan
ideologi yang mendukung status quo yang tidak adil.

Mazhab ini mendorong kritis terhadap kekuasaan yang ada dalam sistem hukum dan menyerukan perlunya
perubahan struktural untuk mencapai keadilan yang lebih besar. Termasuk menantang konsep-konsep
tradisional dalam kriminologi, seperti definisi kejahatan, penanganan kejahatan, dan sistem hukuman.

Mereka mengkritik pemikiran bahwa kejahatan semata-mata merupakan perilaku individu yang dapat diatasi
dengan menghukum pelaku, dan mengadvokasi adanya perubahan sosial dan struktural yang lebih luas untuk
mengurangi kejahatan.

Demikianlah analisis megnenai kritikan dari Mazhab Critical Criminology terhadap eksistensi hukum pidana.
Pendekatan ini sering kali memperhatikan isu-isu sosial seperti ketidaksetaraan ekonomi, rasisme, seksisme,
kelas sosial, dan kebijakan publik yang berdampak pada tingkat kejahatan dan respons terhadap kejahatan.
4. jawaban pertanyaah 1:

Kejahatan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat.


Akibat dari adanya kejahatan, masyarakat harus menanggung biaya yang seharusnya tidak dikeluarkan.
Contohnya seperti kasus di atas,
setelah proses perampokan terjadi, pasti adanya kerugian yang disebabbkan oleh aksi tersebut.
Menurut Mauro dan Carmeci (2007),
kejadian kejahatan dapat mengakibatkan kondisi ekonomi yang buruk secara terus-menerus.
Selain itu, kejahatan dapat pula menyebabkan terjadinya jebakan kemiskinan (poverty trap)
yang mengakibatkan perekonomian berada dalam dua ekuilibrium yang berbeda,
yakni kejahatan yang tinggi dan produksi yang rendah; dan pendapatan yang tinggi dengan
tingkat kejahatan yang rendah (Mehlum et al., 2005).

Hubungan Antara Kondisi Ekonomi dan Kejahatan?


Teori ini sama sekali mengabaikan arti dari struktur biologis dan psikologis yang terdapat pada individu.
Pendapat bahwa kehidupan ekonomi adalah fundamental, dan oleh karena itu merupakan pengaruh yang
menentukan kehidupan sosial dan kultural, sudah ada sejak dahulu. Pendapat, atau ideologi ini,
mencapai puncak perkembangannya dalam system organisasi politik yang mengenal beberapa partai
politik, seperti yang terdapat dalam hamper semua negara dunia barat.
Memang ada dasar historis bagi perkembangan ideologi dari pengaruh ekonomi atas kehidupan manusia.
Produksi, distribusi, konsumsi dan tukar-menukar barang serta jasa, yang terjadi dimana-mana
merupakan bagian penting dari aktivitas manusia. Inilah dasar sederhana, tetapi sangat mendalam, dari
pemikiran bahwa factor ekonomi mempengaruhi sifat dan bentuk dari semua hubungan sosial termasuk
kejahatan.
Berates-ratustukisan telah diterbitkan, baik di Eropa maupun Amerika Serikat, di mana kesimpulannya
bahwa terdapat hubungan antara kejahatan dengan kondisi ekonomi. Seperti kasus di atas, kebanyakan
perampok menggunakan alasan terhimpit masalah ekonomi yang membuat mereka nharus memilih jalan
mencuri demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Jawaban pertanyaan 2:

Dalam kasus di atas, apparat penegak hukum mengambil Langkah musyawarah menurut saya sudah sangat
tepat, terlebih atas nama korban yang menderita kerugian sebesar Rp. 500 ribu tidak ada tuntutan, apalagi
alas an korban melakukan tindak kejahtaan adalah tuntutan anak dan masalah ekonomi. Hal ini tentunya
menjadi focus permasalahan bagi pemerintah, dimana pemerintah harus lebih peduli terutama dengan
pengangguran dan kondisi ekonomi masyarakat, sudah seharusnya pemerintah memperhatikan ekonomi
tertutrama kalangan masyarakat kebawah. Karena permaslahan ekonomi menjadi salah satu factor terbesar
yang menyebabkan adanya kejahatan. Jadi, menruut saya Langkah musyawarah yang diambil oleh apparat
penegak hukum sudah tepat, dan tentunya kasus ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah kedepannya.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai