Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dimas Maulana

Kelas : Manajemen EF
Matkul: Manajemen Konservasi Linkungan
NIM : 3402230121

Soal
1. Jelaskan perbedaan hutan lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi.
Berikan masing-masing satu contoh!
2. Sebutkan masalah-masalah hutan yang ada Indonesia, dan bagaimana
upaya pemerintah dalam menanggulanginya!
3. Sebutkan perbedaan konservasi in-situ dan ex-situ, dan berikan masing-
masing satu contoh!
4. Sebutkan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam proses
pembuatan hutan kota!
5. Sebutkan 5 manfaat hutan kota !

Jawab
1. Hutan lindung adalah hutan yang ditetapkan khusus untuk melindungi
keanekaragaman hayati, fungsi ekologis, dan sumber daya air. Apabila Hutan
produksi adalah hutan yang dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kegiatan
ekonomi, seperti penebangan kayu, perkebunan, atau pertanian. Sedangkan Hutan
konservasi adalah hutan yang dikelola secara khusus untuk menjaga kelestarian
habitat, spesies, atau ekosistem tertentu. Contoh hutan lindung adalah Taman
Nasional Gunung Leuser di Indonesia merupakan contoh hutan lindung yang
luas, terkenal karena melindungi spesies endemik seperti orangutan Sumatra dan
harimau Sumatra. Contoh hutan Produksi adalah Hutan produksi yang ada di
negara-negara Skandinavia, seperti hutan pinus di Finlandia, dimanfaatkan untuk
industri kayu secara berkelanjutan. Contoh hutan konservasi adalah Hutan
konservasi Amazon di Brasil, yang melindungi sebagian besar hutan hujan
Amazon, adalah contoh signifikan dari upaya konservasi skala besar yang
dilakukan untuk menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem yang penting
secara global.
2. Deforestasi: Deforestasi adalah salah satu masalah utama yang dihadapi oleh
hutan di Indonesia. Penebangan liar, perambahan hutan untuk perkebunan atau
pertanian, serta pembukaan lahan untuk infrastruktur merupakan faktor utama
yang menyebabkan deforestasi.
Kebakaran Hutan dan Lahan: Kebakaran hutan dan lahan sering terjadi di
Indonesia, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan, akibat dari praktik
pembakaran hutan yang tidak terkendali untuk membersihkan lahan atau
pembukaan lahan baru. Kebakaran ini merusak ekosistem hutan dan lahan serta
menyebabkan polusi udara yang parah.
Perambahan Hutan untuk Perkebunan dan Pertanian: Ekspansi perkebunan
kelapa sawit, karet, dan industri lainnya seringkali menyebabkan perambahan
hutan yang luas di Indonesia. Hal ini mengakibatkan hilangnya habitat bagi
banyak spesies hewan dan tumbuhan serta mengurangi fungsi ekosistem hutan.
Sedangkan upaya pemerintah adalah
Moratorium Deforestasi: Pemerintah Indonesia telah menerapkan moratorium
deforestasi untuk membatasi penebangan hutan dan perambahan lahan baru,
meskipun implementasinya masih dihadapkan pada berbagai tantangan.
Penegakan Hukum: Pemerintah meningkatkan penegakan hukum terhadap
praktik ilegal seperti illegal logging dan perambahan hutan. Ini termasuk operasi
penegakan hukum gabungan antara polisi, tentara, dan lembaga terkait lainnya.
Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan: Pemerintah Indonesia mendorong
industri kelapa sawit untuk mengadopsi praktik berkelanjutan melalui program
sertifikasi seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) untuk mengurangi
dampak negatif ekspansi kelapa sawit terhadap hutan dan lingkungan.
3. Konservasi In-situ: Konservasi in-situ adalah upaya untuk melestarikan dan
melindungi spesies dan ekosistem di habitat aslinya. Ini dilakukan dengan
menjaga lingkungan alami di mana spesies tersebut hidup dan berkembang biak.
Contoh: Taman Nasional Komodo di Indonesia adalah contoh konservasi in-situ
yang dilakukan untuk melindungi spesies ikonik seperti komodo dan habitat
alaminya.
Konservasi Ex-situ: Konservasi ex-situ melibatkan upaya melestarikan spesies
di luar habitat alaminya, biasanya melalui pemeliharaan dalam keadaan
tertangkap atau dipindahkan ke lingkungan yang dikendalikan manusia seperti
kebun binatang, arboretum, atau lembaga konservasi. Contoh: Kebun Binatang
Taronga di Sydney, Australia, melakukan konservasi ex-situ dengan memelihara
spesies langka seperti panda merah dalam lingkungan yang dikontrol untuk
mengurangi risiko kepunahan dan meningkatkan kesadaran publik tentang
perlindungan spesies tersebut.
4. Perencanaan yang Berkelanjutan: Proses perencanaan harus memperhitungkan
keberlanjutan jangka panjang, termasuk pemilihan lokasi yang tepat, penggunaan
sumber daya yang efisien, dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.
Pemilihan Spesies Pohon yang Tepat: Pemilihan spesies pohon harus
mempertimbangkan aspek-aspek seperti kebutuhan air, tahan terhadap penyakit,
kemampuan adaptasi terhadap iklim lokal, dan potensi untuk meningkatkan
kualitas udara.
Pengelolaan Air: Sistem drainase yang baik dan pengelolaan air yang efisien
sangat penting untuk memastikan keberhasilan hutan kota. Hal ini meliputi
penanganan air hujan, penggunaan air secara efisien, dan pemeliharaan tanah
yang baik.
Perawatan Rutin: Hutan kota memerlukan perawatan rutin seperti pemangkasan
pohon, pemeliharaan tanah, dan pemantauan kesehatan tanaman secara berkala
untuk memastikan keberlangsungan pertumbuhan dan kesehatan hutan.
Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan
dan perawatan hutan kota sangat penting. Ini dapat dilakukan melalui program
pendidikan, pelatihan, dan partisipasi dalam kegiatan penanaman dan
pemeliharaan.
5. - Peningkatan Kualitas Udara
- Pengendalian Iklim Mikro
- Perlindungan Habitat Satwa Liar
- Rekreasi dan Rekreasi
- Manfaat Kesehatan Mental dan Fisik

Anda mungkin juga menyukai