Anda di halaman 1dari 8

NILAI-NILAI KAGALUHAN DALAM BIDANG

EKONOMI

FE
KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT GALUH

• Secara garis besar terdapat tiga kelompok masyarakat:


aparatur kerajaan, cendekiawan dan rohaniawan, serta
kelompok masyarakat umum dengan beragam jenis
pekerjaan, di antaranya petani, peternak, seniman dan
sebagainya.
• Meskipun terdapat beragam jenis pekerjaan, namun
kemungkinan besar bertani merupakan mata
pencaharian utama mayoritas masyarakat Sunda.
JENIS PEKERJAAN MASYARAKAT SUNDA
Aparatur negara Cendikiawan/ Petani Seniman Perajin/ Peternak
Rohaniwan Pertukangan
Mantri Paratanda (ahli pertanda Pangalasan (orang Guru widang medu Marangguy (ahli ukiran) Rare angon
Bayangkara (penjaga zaman) utas) wayang (pembuat Pangoyok (ahli kain) (penggembala)
keamanan) Brahmana (ahli agama, Panyadap (pembuat wayang?) Pande dang (pandai Pacelengan (peternak
Prajurit (tentara) ahli mantera) gula Tapukan (penari) tembaga) babi)
Pam(a)ang (tentara) Janggan (ahli pemujaan) aren) Banyolan (pelawak) Pande mas (pandai mas) Pakotokan (peternak
Nu nangganan Bujangga (ahli seni) Panyawah (penyawah) Paraguna (ahli lagu Pande glang (pandai ayam)
(jabatan di Pandita (ahli keagamaan) Penyapu (tukang sapu) dan gelang) Palika (penangkap ikan)
bawah mangkubumi) Paraloka (?) Harop catra (juru nyanyian) Pande wesi (pandai besi) Pretolom (penyelam)
Hulu jurit (kepala Juru basa darmamuncaya masak) Hempul (ahli Kumbang gending Puhawang (pawang,
prajurit) (juru bahasa) Pahuma (peladang) permainan) (penabuh/pembuat pelaut)
Pangurang dasa Barat katiga (peramal Prepantun (ahli cerita gamelan) Pamanah (pemanah)
calagra cuaca ?) pantun)
(pemungut pajak di Jurulukis (pelukis)
pelabuhan) Memen (dalang)
Masa VOC
• Preangerstelsel (sistem priangan). Tanaman
utamnya adalah kopi. Sedangkan tanaman
lainnya adalah tarum (nila), lada, dan kapas.
Dengan kata lain, Priangerstelsel
merupakan politik eksploitasi ekonomi
Kompeni di daerah Priangan.
• Produksi kopi menimbulkan dampak cukup
positif bagi para petani dan pejabat pribumi
daerah setempat, terutama Bupati
Hindia Belanda (1808 - awal1942)

• Pemerintah Hindia Belanda sejak pemerintahan


Gubernur Jendral Daendels, meneruskan
penanaman wajib dalam Preangersetelsel warisan
Kompeni, terutama kopi.
• Selain kopi, pada abad ke-19 pun rakyat Priangan
dibebani kewajiban untuk menanam indigo, sebuah
jenis tanaman yang berakibat sangat
menyengsarakan penduduk.
• Tiap petani di Priangan yang disebut “cacah kopi”
diwajibkan menanam 1000 pohon kopi baru
untuk menggantikan pohon kopi yang sudah
terlalu tua. Sehubungan dengan produksi kopi ,
maka di Kawali dan Panumbangan dibangun
pabrik kopi.
• Rakyat diwajibkan untuk membayar beberapa
jenis pajak (cuké), antara lain pajak padi dan
“pajak kepala”. Pajak padi dibayar setiap kali
panen sebanyak 1 caeng dari setiap penghasilan
10 caeng padi. Setiap keluarga juga wajib
membayar “pajak kepala” sebesar 120 sen per
tahun.
NILAI-NILAI FILOSOFIS

• “Mipit kudu amit ngala kudu menta” Artinya; memetik haris izin dan memanen harus
memohon terlebuh dulu, dalam kehidupan masyarakat Kasepuhan setiap akan bercocok
tanan (huma dan sawah) harus diawali dengan doa untuk meminta keselamatan,
keberhasilan dan keberkahan.
• “Ngeureut jeung neundeun keur jaga ning isuk “ (menyisihkan untuk hari depan, inilah wujud
tabungan yang sesungguhnya yang telah dipraktekan lama warga Kasepuhan dala bentuk
lumbung padi (leuit) sehingga mereka dapat hidup berkecukupan pada waktu yang akan
datang.
• Saeutik mahi loba nyesa halal didaharna Artinya; sedikit cukup banyak harus menyisakan dan
halal dimakan, pepatah itu mengandung makna bahwa masyarakat Kasepuhan memiliki sikap
hidup bersahaja dan ekonomis dengan pemuas kebutuhan yang kecil/terbatas harus mampu
mencukupi kehidupan, manakala harta yang dimiliki banyak harus mampu untuk menyisakan
dan diperoleh dan dengan cara yang baik dan halal dimakannya
Leuit berfungsi sebagai tempat penyimpanan
persediaan pangan. Konsep seperti ini
menunjukkan adanya pola pemikiran ekonomi
yang berkelanjutan (sustainable).

Anda mungkin juga menyukai