Anda di halaman 1dari 14

Sejarah Seni Tayub Sejarah Seni Tayub

Sejarah Seni Tayub Seni Tayub Sejarah Seni Tayub


Perkembangan
di Grobogan Seni Tayub

Seni Tayub PeranVidio


PEMDA
Kelompok Tayub Sejarah Seni Tayub 1
di Grobogan Peran PEMDA
di Grobogan

PeranVidio
PEMDA2
Pengertian Tayub
• Dalam kajian etimologi, Soegio Pranoto (sesepuh tayub asal
Nganjuk) mengungkapkan tayub merupakan kependekan dari
“ditata ben guyub” yang dalam bahasa indonesia berarti (diatur
agar tercipta kerukunan). Makna ini merupakan essensi kesenian
tayub yang harus ditampilkan. Sedangkan dalam buku “Bauwana
Adat Tata Cara Jawa” karangan Drs.R. Harmanto Bratasiswa
disebutkan, tayuban adalah tari yang dilakukan oleh wanita dan
pria berpasang-pasangan. Keberadaan tayub berpangkal pada
cerita kedewataan (para dewa-dewi), yaitu ketika dewa-dewi
mataya (menari berjajar-jajar) dengan gerak yang guyub.
• Tayub atau tayuban adalah kesenian tradisional khas suku Jawa,
khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hampir disemua daerah
di kawasan Jawa mengenal kesenian tayub yang di kenal sebagai
tari pergaulan ini. Daerah itu meliputi Lamongan, Bojonegoro,
Tuban, Blora, Malang, Blitar, Grobogan, Jombang dan daerah –
daerah di sekitarnya.
Kerajaan Kediri
dan
Majapahit. tayub
Tayub mulai Masyarakat
dijadikan sebagai
dikenal Wali Songo ayang masih
tarian kerajaan dan
sejak Tayub kental dengan
untuk
zaman digunakan kultur animism
penyambutan
Kerajaan untuk syiar dinamisme
tamu agung
Singasari. agama kesenian tayub
kerajaan. merupakan
Pertama islam
Abad XII, tayub
kali digelar sehingga bentuk ritual
digunakan untuk
pada waktu nilai-nilai dalam
penobatan Raja
Jumenenga Agamis peristiwa
Jenggala dan
n Prabu dimasukan penting seperti
mewajibkan para
Tunggul dalam panen dan
permaisuri menari
Ametung tarian tayub menyembuhka
tayub saat n orang sakit
menyambut
kedatangan raja di
pringgitan.
Sejak berdirinya
Kerajaan
kerajaan Pajang
Demak,
dan Mataram,
Kesenian Tayub
kesenian tayub Saat ini
jarang
mulai digali Kesenian
dipentaskan,
kembali dan Tayub
akan tetapi
tayub digunakan digunakan
kesenian tayub
sebagai tari sebagi
dmasih dapat
beksan dikeraton hiburan di
dijumpai di
yang digelar pada masyarakat
pedesaan yang
acara-acara
jauh dari pusat
tertentu
kota kerajaan.
(khusus).
LEDHEK (PENARI DAN SINDEN TAYUB)
Ledek/Penari/Penembang dalam kesenian Tayub
konon merupakan jarwa-dhosok dari “elek ben
angger gelem medhek-medhek” (Biar rupa jelek
asal mau mendekat), seperti kebanyakan ledek
didaerah Grobogan, Modal kecantikan biukanlah
segalanya, berbeda dengan hiburan sekarang ini,
meskipun hal tersebut juga berpengaruh dalam
pentas atau pemasaran. Modal utama cukup
dengan dandan yang seronok dengan vocal
lancar selama semalam suntuk ditambah dengan
keberanian mendekati lelaki, dan agaknya
mereka tampil seperti layaknya menawarkan
kodrat profesi, tanpa dihimpit beban Dosa.
Pada saat Penjajahan Belanda masuk ke Nusantara,
mereka memasukan unsur-unsur negative dalam tayub
yang dikenal 3C (Cium, Ciu, Colek) dan unsur negative
tersebut tetap terpelihara hingga pemerintahan Sunan
Pakubuwono III, kemudian setelah pemerintaah dibawah
Sunan Pakubuwono IV, beliau tidak berkenan dengan
adanya pengaruh negative. Akhirnya tayub dijadikan
Pasrawungan di masyarakat, Selanjutnya kesenian tayub
mengalami perkembangan di daerah Sragen, Wonogiri,
dan Purwodadi (Grobogan).
• Budaya yang paling terkenal di Grobogan ini
adalah seni tayub, dengan pemainnya yang
legendaris adalah Lasmi dari desa Kropak.
• Di Daerah Purwodadi Kesenian Tayub
berkembang sangat cepat dan diperburuk oleh
penari dan Penonton. Dahulu para penari dapat
menerima saweran dengan cara dimasukan ke
kemben, dengan demikian muncul kesan
bahwa penari itu “murahan” tetapi di era
sekarang hal seperti itu jarang di terjadi.
Hasil dari mitos, dan tradisi mengantar kesenian rakyat ini
menjadi legenda dan seni yang terus digandrungi warga
masyarakat di pedesaan Jawa. Salah satunya menyatakan
bahwa pada awal kelahirannya, tayub merupakan ritual
untuk sesembahan demi kesuburan pertanian. Penyajian
tayub diyakini memiliki kekuatan magic-simpatetis dan
berpengaruh terhadap upacara sesembahan itu, melalui
upacara “bersih desa”.
Perubahan • Perubahan Fungsi
yang • Perubahan Etika dan Moral
terjadi: bagi penayub
..\MAKALAH.doc
x
• Perubahan Penyajian
• Perubahan Pada Peminat
Tayub
 Madyo Laras
Tayub Larasati (Wirosari) yang terkenal
dengan penyanyi/penari lasmi (di desa
Kropak)
Giyanti cs
Warti cs
Wahyu laras
Purbo laras, dll.
Diselenggarakan Pementasan di Pendopo
Kabupaten.
Pentas diacara Adat
Perlombaan Kesenian
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai