Tugas 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Nama : Puspitasari April Liati

Nim : 043355624

Matkul : Hukum Acara Perdata (HKUM4405)

Jurusan : Ilmu Hukum

1. Berdasarkan kasus di atas mahasiswa diminta untuk “Membuat Surat Gugatan” ke Pengadilan Negeri
kota Bandung melalui kuasa hukumnya!

2. Dalam mempersiapkan suatu gugatan halhal apa saja yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kekeliruan dalam
membuat gugatan? Jelaskan !

Jawaban

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi kekeliruan dalam membuat gugatan yaitu syarat materil dan syarat
formil.

- Syarat materil gugatan adalah syarat yang berkaitan dengan isi atau materi yang harus dimuat dalam surat
gugatan. Dalam arti lain, syarat materiil merupakan substansi pokok dalam membuat surat gugatan. Isi surat
gugatan atau syarat materiil surat gugatan mengacu pada Pasal 8 ayat (3) yang pada pokoknya harus
memuat:
1. Identitas para pihak
Ciri-ciri dan keterangan yang lengkap dari para pihak yang berperkara yaitu, nama lengkap, tempat dan
tanggal lahir, pekerjaan, agama dan tempat tinggal. Kalau perlu agama, umur, status, dan
kewarganegaraan.
Pihak-pihak yang ada sangkut pautnya dengan persoalan harus disebutkan dengan jelas mengenai
kapasitas dan kedudukannya apakah sebagai penggugat atau tergugat.
2. Dasar Gugatan atau Fundamentum Petendi atau Posita
Dasar gugatan atau posita berisi dalil-dalil konkret tentang adanya hubungan hukum yang merupakan
dasar-dasar dan alasan-alasan dari gugatan.
Posita terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. bagian yang menguraikan kejadian atau peristiwanya (feitelijke gronden); dan
b. bagian yang menguraikan tentang dasar hukumnya (rechts gronden) sebagai uraian tentang adanya
hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar yuridis gugatan.
3. Petitum atau Tuntutan
Petitum berisi apa yang diminta atau tuntutan supaya diputuskan oleh pengadilan. Petitum akan dijawab
dalam dictum atau amar putusan.

Dalam praktiknya, selain mengajukan tuntutan pokok atau tuntutan primer, juga disertai dengan
tuntutan tambahan/pelengkap (accessoir) dan tuntutan pengganti (subsidair) yang dijelaskan sebagai
berikut:
a. Tuntutan pokok atau tuntutan primer adalah tuntutan utama yang diminta oleh penggugat untuk
diputuskan oleh pengadilan yang berkaitan langsung dengan pokok perkara atau posita.
b. Tuntutan tambahan (accessoir) adalah tuntutan yang sifatnya melengkapi atau sebagai tambahan
dari tuntutan pokok. Tuntutan tambahan ini tergantung pada tuntutan pokoknya. Jika tuntutan
pokok tidak ada maka tuntutan tambahan juga tidak ada.

Biasanya tuntutan ini berupa permohonan kepada hakim agar dijatuhkan putusan yang bijaksana dan seadil-adilnya
(ex aequo et bono).

2. Syarat formil suatu gugatan adalah syarat untuk memenuhi ketentuan tata tertib beracara yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan. Jika syarat formil tidak terpenuhi, maka gugatan akan dinyatakan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijke verklaard) atau pengadilan tidak berwenang mengadili. Adapun syarat formil yang harus
terpenuhi dalam surat gugatan adalah:

1. Tidak melanggar kompetensi/kewenangan mengadili, baik kompetensi absolut maupun relatif.

2. Gugatan tidak mengandung error in persona.

3. Gugatan harus jelas dan tegas. Jika gugatan tidak jelas dan tidak tegas (obscuur libel) dapat mengakibatkan
gugatan dinyatakan tidak diterima. Misalnya posita bertentangan dengan petitum.

4. Tidak melanggar asas ne bis in idem. Artinya gugatan tidak boleh diajukan kedua kalinya apabila subjek,
objek dan pokok perkaranya sama, di mana perkara pertama sudah ada putusan inkracht yang bersifat
positif yaitu menolak atau mengabulkan perkara.

5. Gugatan tidak prematur atau belum saatnya menggugat sudah menggugat.

6. Tidak menggugat hal-hal yang telah dikesampingkan, misalnya gugatan kedaluwarsa.

7. Apa yang digugat sekarang masih dalam proses peradilan (aanhanging geding/rei judicata deductae).
Misalnya ketika perkara yang digugat sudah pernah diajukan dan sedang proses banding atau kasasi.
SURAT GUGATAN PERDATA
Bandung, 20 Oktober 2019

Perihal : Permohonan Gugatan Wanprestasi atas Perjanjian Utang Piutang

Lampiran : Surat Kuasa Khusus

Kepada Yth.

Ketua Pengadilan Negeri Kota Bandung

Jl. RE. Martadinata No. 74-80, Bandung, Jawa Barat

Dengan Hormat,

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Saputra,S.H.,M.H

Pekerjaan : Advokat

Alamat : Kantor Advokat dan Konsultan Hukum LBH Putra, Jl. Kopo No. 20, Kota Bandung

Berdasarkan surat kuasa khusus per tanggal 20 Oktober 2019 yang dilampirkan dalam surat ini, bertindak sebagai
kuasa hukum untuk dan atas nama:

Nama : Eddy

Umur : 50 Tahun

Alamat : Jl. Braga No.5 Kota Bandung

Pekerjaan : Pengusaha Jual Beli Mobil

Yang mana telah memilih tempat kediaman hukum (domisili) di kantor kuasa hukumnya tersebut yang akan
menandatangani serta mengajukan surat gugatan, yang akan disebut sebagai Penggugat.

Dengan ini kami akan mengajukan gugatan kepada:

Nama : Andi

Umur : 52 Tahun

Alamat : Jl. Awiligar No 1E, Kota Bandung

Pekerjaan : Pengusaha Kerajinan Rotan

Yang mana akan disebut sebagai Tergugat.


Adapun mengenai duduk permasalahannya adalah sebagai berikut.

1. Bahwa pada tanggal 2 Agustus 2018 telah dilakukan perjanjian utang piutang yang dilaksanakan di hadapan
notaris di kota Bandung yang bernama Dinda, S.H., Mkn., dengan nomor perjanjian 200 di mana dalam
perjanjian tersebut Tergugat meminjam uang kepada Penggugat sebesar Rp. 200.000.000,- dengan jaminan
tanah milik Tergugat yang terletak di Jl. Cimenyan No. 15 Kota Bandung tercatat sebagai Hak Milik No. 177
seluas 800 m2 serta sebuah mobil merk Xenia keluaran tahun 2016 atas nama Tergugat.
2. Bahwa berdasarkan perjanjian itu, Tergugat harus melunasi utangnya dengan cicilan tiap bulannya sebesar
Rp. 10.000.000,- ditambah bunga 4% selama 20 bulan.
3. Bahwa setelah berjalan setahun ternyata Tergugat hanya membayar utang pokoknya saja sebesar Rp.
120.000.000,- tanpa membayar bunga. Bahkan pada bulan berikutnya Tergugat tidak membayar sama sekali
baik pinjaman pokok maupun bunga, sehingga total tunggakan Tergugat adalah Rp. 80.000.000,- ditambah
bunga sebesar Rp. 8.000.000,-.
4. Bahwa pihak Tergugat telah melakukan ingkar janji (wanprestasi) sehingga Penggugat menderita kerugian
waktu, tenaga, pikiran dan mengalami kerugian dana sekitar Rp. 80.000.000,-.
5. Bahwa Penggugat melalui pengacaranya telah memberikan teguran kepada Tergugat pada tanggal 15
September 2019 dan tanggal 5 Oktober 2019, namun Tergugat selalu mengelak dengan berbagai alasan.

Berdasarkan dalil-dalil yang sudah dikemukakan oleh penggugat yang sudah disebutkan diatas, maka dengan ini
penggugat ingin mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Kota Bandung agar besedia untuk
kiranya memanggil kedua belah pihak pada hari yang ditetapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan
putusan yang berbunyi :

Primair

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.


2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan wanprestasi.
3. Menyatakan Penggugat berhak menjual ataupun melakukan peralihan hak apa saja terhadap Objek Jaminan
dalam perjanjian berupa tanah milik Tergugat yang terletak di Jl. Cimenyan No. 15 Kota Bandung tercatat
sebagai Hak Milik No. 177 seluas 800 m2 serta sebuah mobil merk Xenia keluaran tahun 2016 atas nama
Tergugat, dengan ketentuan apabila hasil penjualan ternyata belum mencukupi pelunasan hutang dan
kerugian Penggugat, maka Tergugat dibebani kewajiban untuk melunasinya.
4. Menghukum Tergugat membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp. 88.000.000,-(delapan puluh
delapan juta rupiah).
5. Menghukum pihak Tergugat untuk membayar semua biaya perkara yang sudah dikeluarkan.

Jika Majelis Hakim Yang Mulia Memiliki berpendapat lain, kami memohon untuk memberikan putusan yang seadil-
adilnya.

Bandung, 20 Oktober 2019

Hormat kami

Saputra,S.H.,M.H

Anda mungkin juga menyukai