Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA 2024

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SD


KELAS IV (EMPAT)

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS UMUM

Penyusun : Indri Puspitasari, S.Pd.


Instansi : SD Negeri 183 Palembang
Tahun Penyusunan : Tahun 2024
Jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : PPKn
Fase / Kelas : B / IV (empat)
Domain/Elemen : Pancasila
Bab/Tema : 5. Gotong Royong di Lingkup Kecamatan, Kelurahan,
dan Desa.
Materi : Peran Gotong Royong Dalam Menumbuhkan
Persatuan dan Kesatuan.
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
Tanggal : 07 Maret 2024

B. KOMPETENSI AWAL
 Peserta didik mampu mengidentifikasi peran gotong royong dalam menciptakan persatuan dan
kesatuan di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa.
 Peserta didik mampu menjelaskan manfaat pelaksanaan gotong royong di lingkup kecamatan,
kelurahan dan desa.
 Peserta didik mampu menerapkan gotong royong di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Beriman ,bertakwa kepada Tuhan YME Dan berahlak mulia.
 Berkebhinnekaan global.
 Gotong royong.
 Mandiri.
 Bernalar kritis.
 Kreatif

D. SARANA DAN PRASARANA


 Buku dari Penerbit Erlangga, 2022. ESPS (Erlangga Straight Point Series) Simple dan Modern
untuk SD/MI Kelas IV, Penulis : Dr. Dwi Tyas Utami, M.Pd.
 Laptop dan Speaker
 LCD dan media internet

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler berjumlah 31 orang

F. PENDEKATAN, MODEL, MEDIA DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Teaching at the right levels (TaRL)


2. Model : Problem Based Learning (PBL)
3. Media : Video pembelajaran
4. Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok, Pengamatan, Presentasi,
Penugasan.
KOMPONEN INTI
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir kelas 4, Peserta didik mampu mengidentifikasi peran gotong royong dalam menciptakan
persatuan dan kesatuan, serta mampu menjelaskan dan menerapkan manfaat pelaksanaan gotong royong
di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
 Melalui penayangan video pembelajaran gotong royong (C), peserta didik (A) mampu
memahami peran gotong royong dalam menumbuhkan persatuan dan kesatuan (B) dengan baik
(D).
 Melalui Penayangan video pembelajaran gotong royong (C), peserta didik (A) mampu
menjelaskan tentang contoh dan manfaat gotong royong di lingkup kecamatan, kelurahan dan
desa (B) dengan benar (D).
 Melalui kegiatan diskusi berkelompok dan pengerjaan LKPD (C), peserta didik (A) mampu
menerapkan gotong royong di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa (B) dengan benar (D).

C. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Memahami gotong royong di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa.
 Menerapkan gotong royong di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa.

D. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apakah yang dimaksud dengan gotong royong?
 Sebutkan contoh dari gotong royong?
 Sebutkan manfaat dari gotong royong

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan

1. Sebelum peserta didik memasuki kelas, guru mengondisikan barisan peserta didik agar
rapi dengan salah satu peserta didik menjadi pemimpin dan secara bergiliran
bersalaman kepada guru saat memasuki kelas (Langkah ini dilakukan apabila
pembelajaran PPKn dilaksanakan pada jam pertama)
2. Kelas dimulai dengan salam dan menanyakan kabar
3. Guru mengajak peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan masing-
masing, (Religius/PPK)
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik. (Integritas/PPK)
5. Peserta didik dan guru menyanyikan Bersama lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”
(Nasionalisme/PPK)
6. Guru mengulas kembali materi yang disampaikan sebelumnya.
7. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari ini.
(Comunication/Abad21)

Kegiatan Inti

Tahap 1: Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah.


1. Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan materi tentang Gotong royong di
Lingkup Kecamatan, Kelurahan dan Desa melalui tayangan video pembelajaran.
2. Peserta didik menyimak video pembelajaran tentang materi yang diajarkan.
3. Peserta didik guru melakukan tanya jawab.
 Tayangan apakah yang ada di dalam video tersebut?
 Di manakah lokasi yang ada dalam video tersebut?
 Bagaimana suasana yang tampak dalam video tersebut?
 Sikap atau perilaku seperti apakah yang dapat kalian teladani dari
tayangan yang ada dalam video tersebut?
4. Peserta didik menyampaikan pendapatnya terkait pertanyaan tersebut.

Tahap 2. Mengorganisasi Peserta didik dalam belajar


1. Kelas dibagi ke dalam 6 kelompok heterogen.
2. Peserta didik mendengarkan penjelasan terkait permasalahan yang di tayangan.
3. Guru menjelaskan tugas yang harus mereka selesaikan yaitu mengidentifikasi peran
gotong royong dan menciptakan kesatuan dan persatuan, serta bentuk-bentuk gotong
royong dan manfaat pelaksanaan gotong royong di Kecamatan, Kelurahan dan Desa.
4. Guru menjelaskan Langkah-langkah yang harus dilakukan Peserta didik dalam
mencari solusi terkait permasalahan yang diangkat tersebut.
5. Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok terkait permasalahan yang diberikan oleh
Guru.

Tahap 3. Membimbing penyelidikan


1. Guru membimbing penyelidikan yang dilakukan peserta didik (Communication)
2. Peserta didik di dalam kelompok bersama-sama berdiskusi dan mengumpulkan
informasi baik melalui media cetak atau pun media elektronik terkait permasalahan
yang diangkat.
3. Guru menilai sikap dan keaktifan Peserta didik di dalam kegiatan berkelompok.

Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


1. Peserta didik mencatat data hasil penyelidikan dan mengolah data.
2. Perwakilan Peserta didik melakukan presentasi, kemudian kelompok lain menanggapi.
(Percaya Diri)
3. Guru melakukan penilaian keterampilan pada saat Peserta didik melakukan presentasi
kelompok.
4. Guru memberikan reward kepada kelompok dengan presentasi terbaik.

Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


Masalah
1. Guru mengevaluasi dan menyimpulkan bersama Peserta didik.
2. Peserta didik diberikan penjelasan tentang peran gotong royong dalam menumbuhkan
persatuan dan kesatuan.
3. Peserta didik juga diberikan penjelasan tentang contoh dan manfaat gotong royong di
lingkup Kecamatan, Kelurahan, dan Desa.
4. Guru memberikan penguatan terhadap hasil pekerjaan Peserta didik.

Kegiatan Penutup
1. Peserta didik bersama guru merefleksi pembelajaran hari ini dengan mengajukan
beberapa pertanyaan (Collaboration/Abad 21)
a. Apa yang telah kamu pelajari hari ini?
b. Apa yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari ini?
c. Apa yang belum kalian pahami pada pembelajaran hari ini?
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.
3. Peserta didik mengerjakan lembar evaluasi.
4. Peserta didik dan guru secara bersama-sama mengoreksi jawaban dari lembar evaluasi
yang telah diisi sebelumnya.
5. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
6. Peserta didik dan guru menyanyikan Bersama lagu nasional “Satu Nusa Satu Bangsa”
(Nasionalisme/PPK)

E. ASESMEN DAN PENILAIAN


 Penilaian Sikap : Lembar Observasi berupa rubrik
 Penilaian Tertulis : Lembar Kerja Mandiri
 Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja dan Presentasi Kelompok
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan di sepanjang proses pembelajaran. Teknik penilaian yang paling mudah adalah
dengan teknik pengamatan atau observasi. Pada kegiatan belajar 3, aspek sikap yang di observasi adalah sikap
religius, disiplin, kerja keras, dan cinta tanah air. Pemilihan aspek sikap ini dengan mempertimbangkan
kesesuaian dengan capaian dan materi pembelajaran.
Adapun format observasi penilaian sikap dapat menggunakan contoh format berikut ini:

Pedoman Pengamatan Sikap


Kelas : ..............................
Hari, Tanggal : ..............................
Pertemuan Ke- : ..............................
Materi Pembelajaran : ..............................

Aspek Penilaian
Nama Peserta
No Tanggung
Didik Religius Komunikatif Demokratis
Jawab
1.
2.
3.
Berilah tanda cek list () pada kolom yang tersedia jika peserta didik sudah menunjukan
sikap/perilaku tersebut.

b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian Pengetahuan dilakukan dalam bentuk tes tertulis yang akan diberikan oleh guru. Pengambilan
nilai ini dapat dilakukan saat mengamati kegiatan siswa ketika mengerjakan lembar aktivitas atau soal
latihan yang diberikan. Penilaian ini bertujuan untuk melihat pemahaman siswa dalam menyerap dan
menerima materi atau informasi yang berkaitan dengan penerapan nilai Pancasila.
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan gotong royong?
2. Sebutkan dua manfaat dari gotong royong?
3. Sebutkan dua contoh kerukunan dan saling tolong-menolong dalam
kehidupan sehari-hari?
4. Apa saja yang termasuk kerukunan/tolong-menolong di lingkungan sekolah?
5. Mengapa kerukunan dalam kehidupan harus kita jaga?

No Kunci Jawaban Skor


1. Sikap bekerja bersama-sama, tolong-menolong, dan saling berbagi dalam 20
menyelesaikan sesuatu hal.
2. a. meringankan pekerjaan 20
b. pekerjaan akan cepat selesai
c. menjalin kerukunan hidup bermasyarakat
d. mempererat rasa persaudaraan
3. a. bergotong royong membersihkan rumah 20
b. Gotong royong mengadakan penghijauan
c. Gotong royong memperbaiki rumah tetangga yang rusak
d. Gotong royong memperbaiki jalan rusak
4. a. kerja bakti membersihkan kelas 20
b. berteman dengan siapa saja
c. Gotong royong membersihkan sampah di lingkungan sekolah
5. Merupakan perbuatan yang mulia dan membuat hidup bahagia 20
Total Skor 100
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur ketercapaian aspek keterampilan kewarganegaraan.
Penilaian ini dapat dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam presentasi, kemampuan
bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam
memberikan masukan/saran pada saat menyampaikan pendapat di kelompok atau saat presentasi. Format
penilaian dapat menggunakan contoh format di bawah ini: :
Aspek dan Rubrik Penilaian

Kriteria Penilaian
Nama
Kejelasan dan Keaktifan Kejelasan dan Keterangan
No Peserta
kedalaman dalam kerapian dalam Nilai
Didik
informasi berdiskusi presentasi
1. Sangat Baik
2. (Skor: 30)

3.
Baik
4. (Skor: 25)
5.
6. Cukup Baik
7. (Skor: 20)

8.
Kurang Baik
9. (Skor: 15)
10.

Perhitungan Perolehan nilai


Nilai peserta didik dihitung pada setiap kriteria sesuai tingkatan skornya sesuai berdasarkan hasil
pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika pada setiap kriteria penilaian terlihat sangat baik maka nilainya 30, baik 25, cukup baik 20, dan
kurang baik 15, maka total perolehan nilai maksimal yang terkumpul adalah 90.

F. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMIDIAL


Pengayaan
Pada kegiatan pembelajaran I, aktivitas kegiatan pembelajaran mampu mengidentifikasi peran gotong
royong dalam menciptakan persatuan dan kesatuan, serta mampu menjelaskan dan menerapkan manfaat
pelaksanaan gotong royong di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa. Peserta didik akan
melaksanakan aktivitas, mengamati, mendengarkan, mengidentifikasi, menjelaskan, dan menerapkan
manfaat pelaksanaan gotong royong di lingkup kecamatan, kelurahan dan desa. Keseluruhan aktivitas
peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi peran gotong royong dalam menciptakan persatuan dan
kesatuan, serta mampu menjelaskan dan menerapkan manfaat pelaksanaan gotong royong di lingkup
kecamatan, kelurahan dan desa. Adapun kegiatan pengayaan yang akan dilaksanakan pada unit ini
ialah bertujuan untuk memberikan penguatan dalam memahami capaian pembelajaran. Berikut
matriks aktivitas pengayaan pada unit kegiatan pembelajaran 1.
Tabel Matriks Pengayaan Kegiatan Pembelajaran I
Aktivitas pada
Aktivitas Pengayaan
Kegiatan Pembelajaran I
Peserta didik mengamati video gotong royong dalam Peserta didik mengerjakan Lembar Kerja Peserta
lingkup kecamatan, kelurahan dan desa. Didik dengan kegiatan menjawab pertanyaan dan
mencari kata yang benar pada gambar .
Penguatan Sikap, Pengetahuan, dan Penguatan Sikap, Pengetahuan, dan
Keterampilan Keterampilan
Keseluruhan aktivitas peserta didik diharapkan Keterampilan berinteraksi, menjalin kerjasama, dan
dapat mengembangkan sikap kerjasama, penguasaan konsep.
mandiri, empati.

Remidi
Peserta didik yang belum mencapai KKM diadakan remedial dengan cara pemberian pelajaran
tambahan, maupun tutor sebaya

G. REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU

TABEL REFLEKSI UNTUK PESERTA DIDIK


NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagian mana dari materi yang kalian rasa paling sulit?

2 Apa yang kalian lakukan untuk dapat lebih memahami


materi ini?
3 Apakah kalian suka dengan pembelajaran hari ini?

4 Kepada siapa kalian akan meminta bantuan untuk


memahami materi
ini?
5 Jika kalian diminta memberikan bintang dari 1 sampai 5,
berapa bintang yang akan kalian berikan pada usaha yang
kalian lakukan untuk memahami materi ini?

TABEL REFLEKSI UNTUK GURU


NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah 100 % peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran? Jika tidak, berapa persen kira-kira
peserta didik yang mencapai pembelajaran?

2 Apa kesulitan yang dialami peserta didik


sehingga tidak mencapai tujuan pembelajaran?
Apa yang akan anda lakukan untuk membantu
peserta didik?
3 Apakah terdapat peserta didik yang tidak fokus?
Bagaimana cara guru agar mereka bisa fokus
pada kegiatan berikutnya?
Palembang, 07 Maret 2024

Mengetahui,
Guru Pamong Mahasiswa

Eilwan Wahyudi, S.Pd., Gr Indri Puspitasari, S.Pd


Nip.199506012020121010 Nim.06284822427061

Kepala Sekolah

Musaddad, S.Pd
Nip.199608141988041001

LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SDN 183 Palembang
Kelas : IV (Empat)
Semester : II (Dua)
Topik : Pola Hidup Gotong Royong
Kegiatan Pembelajaran : Memberi tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan
pernyataan

Apa perbedaan tentang pernyataan dibawah ini? Berilah tanda centang pada kolom yang sesuai
dengan pernyataan yang tepat!
Nilai Paraf Orang Tua
LAMPIRAN
B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK

Gotong Royong di Lingkup Kecamatan, Kelurahan, dan Desa


Negara Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah administrasi. Pembagian wilayah ini memudahkan
pemerintah dalam melakukan koordinasi agar program pembangunan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat dapat berjalan dengan mudah. Setiap warga masyarakat di berbagai wilayah administrasi
diharapkan dapat mengembangkan sikap tolong-menolong agar dapat hidup rukun. Salah satu cara yang
sudah berkembang di Indonesia adalah cara hidup gotong royong. Bagaimana pelaksanaan gotong
royong di wilayah kecamatan, kelurahan, dan desa.
A. Peran Gotong Royong dalam Menumbuhkan Persatuan dan Kesatuan
Apakah kamu masih ingat pengertian gotong royong? Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
dari orang lain. Kita membutuhkan keluarga, teman, tetangga, dan anggota masyarakat lain untuk
memenuhi kebutuhan sehari- hari. Kita membutuhkan ibu untuk membuatkan makanan. Ibu
membutuhkan kita untuk menjaga adik selama ibu membuat makanan di dapur
Warga sekitar melaksanakan ronda secara bergiliran untuk menjaga keamanan lingkungan tempat
tinggal. Adanya rasa saling membutuhkan, membuat kita dan orang lain bekerja sama. Kita melakukan
pekerjaan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan atau keinginan bersama. Melakukan pekerjaan
bersama-sama untuk tujuan bersama disebut gotong royong.
Gotong royong merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia yang dapat menumbuhkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Kita tentu sudah terbiasa melihat kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh orang-
orang di sekitar. Misalnya, pada kegiatan rambu solo (pemakaman masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan.

B. Penerapan Gotong Royong di Lingkup Kecamatan, Kelurahan, dan Desa


Gotong royong merupakan ciri khas dan kepribadian bangsa Indonesia. Dalam gotong royong,
masyarakat bekerja sama melakukan kegiatan derni tujuan bersama secara sukarela tanpa mengharapkan
imbalan Gotong royong bahkan dapat dilakukan untuk membantu salah satu warga di suatu lingkungan
demi meringankan bebannya Misalnya, bergotong royong daları melakukan persiapan saat salah satu
warga mengadakan hajatan. Di Yogyakarta, tradisi ini disebut sinoman.
Dalam gotong royong, masyarakat mengutamakan kepentingan bersama. Budaya ini memiliki nilai
moral yang baik dalam kehidupan masyarakat yang beragam. Ayo, kita pelajari penerapan gotong royong
di lingkungan kecamatan, kelurahan, dan desa
1. Contoh Gotong Royong di Lingkup Kecamatan
Pada bab sebelumnya, kita telah membahas tentang ruang lingkup kecamatan. Wilayah kecamatan cukup
luas sehingga masyarakatnya belum tentu saling mengenal. Namun, ada beberapa fasilitas pemerintah
daerah kecamatan yang dibangun untuk para warga.
Fasilitas-fasilitas tersebut harus dirawat agar dapat terus digunakan dengan nyaman oleh warga. Ketika
fasilitas tersebut mengalami kerusakan, warga diharapkan menjadi orang-orang yang pertama kali dapat
membenahi fasilitas tersebut. Contoh kegiatan gotong royong yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut.
a. Gotong royong membuat jembatan darurat saat Jembatan mengalami kerusakan.
b. Gotong royong membersihkan puskesmas setelah terjadi banjir.
c. Gotong royong mengadakan karnaval budaya saat ada kunjungan dari gubernur.
d. Gotong royong melakukan penghijauan di wilayah kecamatan.

2. Contoh Gotong Royong di Lingkup Kelurahan dan Desa Pada babi sebelumnya, kita telah membahas
perbedaan antara kelurahan dan desa Keturahan dan desa berada di bawah wilayah kecamatan Lingkup
kelurahan dan desa cukup kecil sehingga warga masyarakatnya dapat saja saling mengenal. Contoh
gotong rotong yang dapat dilakukan di lingkup kelurahan dan desa adalah sebagai berikut.
a. Gotong royong memperbaiki rumah warga yang rusak
b. Gotong royong memadamkan api saat terjadi kebakaran di salah satu rumati warga.
c.Gotong royong memperbaiki sisa banjir di sekitar wilayah rumah warga.
d. Gotong royong memperbaiki jalan di sekitar rumah warga.
Gotong royong dapat menumbuhkan sikap tolong-menolong di antara warga masyarakat. Hal ini karena
dalam gotong royong, warga melakukannya secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan.

C. Manfaat Pelaksanaan Gotong Royong di Lingkup Kecamatan, Kelurahan, dan Desa


Sebagai salah satu budaya yang sudah melekat dalam kehidupan bangsa Indonesia, gotong royong tentu
memiliki berbagai manfaat. Manfaat ini sudah dirasakan oleh masyarakat sehingga terus diwariskan ke
generasi berikutnya. Berikut adalah manfaat-manfaat gotong royong di lingkup wilayah kecamatan,
kelurahan, dan desa.
1. Masyarakat Terbiasa Saling Menolong
Gotong royong artinya melakukan pekerjaan secara bersama-sama secara sukarela tanpa mengharapkan
Imbalan demi tercapainya tujuan bersama. Kadang, gotong royong dilakukan untuk membantu salah
seorang warga yang sedang memerlukan bantuan. Misalnya, pada tradisi Marakka' Bola di Sulawesi
Selatan. Tradisi Ini berupa kegiatan memindahkan rumah ke daerah lain untuk menghindari bencana atau
malapetaka. Para warga masyarakat bergotong royong mengangkat dan memindahkan rumah ke wilayah
baru.
Gotong royong membuat masyarakat terbiasa saling menolong dengan warga lain yang memerlukan
bantuan. Masyarakat membantu warga yang sedang memerlukan bantuan. Dengan begitu, beban yang
harus ditanggung warga tersebut menjadi lebih ringan.
2. Pekerjaan Terasa Lebih Ringan dan Lebih Cepat Selesai
Pernahkah kamu melihat ibu membersihkan rumah sendirian? Berapa lama ibu dapat menyelesaikan
pekerjaan itu? Pekerjaan yang dilakukan sendirian tentu membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
diselesaikan. Namun, pekerjaan yang dilakukan bersama-sama akan dapat diselesaikan lebih cepat.
Pekerjaan pun akan terasa lebih ringan karena beban pekerjaannya dibagi-bagi kepada beberapa orang.
Hal tersebut tidak hanya berlaku di lingkungan keluarga, tetapi juga di lingkungan masyarakat. Misalnya,
jika lingkunganmu kotor setelah terjadi banjir. Jika masyarakat bersama-sama membersihkan
lingkungan, maka lingkungan tempat tinggal kita dapat dibersihkan lebih cepat.
3. Mempererat Rasa Persatuan dan Kesatuan serta Kerukunan Antarwarga Masyarakat
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragam. Dalam keragaman di masyarakat, gotong
royong dilakukan tanpa membeda-bedakan suku, ras, dan agama. Oleh karena itu, gotong royong
berperan penting dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan. Dengan melakukan gotong royong,
masyarakat terbiasa bekerja sama dengan warga masyarakat dari suku manapun. Perbedaan yang ada
bukanlah masalah. Hal yang terpenting adalah tercapainya tujuan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2018. “Garuda Pancasila”. https://www.sekolahan.co.id/sejarah-lahirnyapancasila-sebagai-


dasar-negara-indonesia/ dan https://www.sekolahan.co.id/makna-burung-garuda-pancasila-
sebagai-lambang-negara-indonesiapaling-lengkap .
Bertens, K. 2004. Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Budiardjo, Miriam. 2006. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Darmadi, Hamid. 2007. Dasar Konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar dan
Implementasinya. Bandung: Alfabeta.
Dr. Dwi Tyas Utami, M.Pd, 2022. ESPS (Erlangga Straight Point Series) Simple dan Modern untuk
SD/MI Kelas IV, Erlangga.
Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Press.
Joeniarto. 2001. Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemendikbud, BSE. 2014. Bangga sebagai Bangsa Indonesia, Buku Guru Tema 5. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Kemendikbud, BSE. 2017. Indahnya Kebersamaan, Buku Kelas IV Tema 1. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Khon, Hans. 1961. Nasionalisme; Arti dan Sedjarahnja.Jakarta: PT Pembangunan
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Konstekstual; Konsep dan Aplikasinya. Bandung: PT Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai