Anda di halaman 1dari 19

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)UAS TAKE HOME EXAM (THE)

SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa : Rahmad Hidayat

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042794277

Tanggal Lahir : 09 Juli 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : SPAR4417/Metode Penelitian Pariwisata

Kode/Nama Program Studi : 471/Pariwisata (S1)

Kode/Nama UT-Daerah : 13/UT Batam

Hari/Tanggal UAS THE : Senin/11 Desember 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rahmad hidayat


NIM : 042794277
Kode/Nama Mata Kuliah : SPAR4417/Metode Penelitian Pariwisata
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Pariwisata (S1)
UT-Daerah : UPBJJ Ut Batam

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Senin, 11 Desember 2023

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
Rahmad hidayat
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. a. Menentukan variabel – variabel yang anda teliti dari studi kasus diatas!
IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan Urutan Langkah-langkah mengenai permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah terkait
dengan keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata
Pada bagian ini kita diminta untuk menjelaskan masalah yang dibahas pada penelitian kita, biasanya
masalah penelitian khususnya kuantitatif itu terletak pada bagian akhir
Seperti contoh: Kurangnya pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap standar halal juga
dapat menyebabkan masalah dalam pariwisata halal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi
pariwisata.
Nah kita identifikasi dulu masalahnya dan lihat pada bagian akhir yang merupakan variabel y sebagai akibat
dari pengaruh variabel x, sehingga kita ketahui bahwa masalah yang dibahas pada penelitian kita adalah
mengenai permasalahan pariwisata halal di Indonesia. karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang pada
penelitian ini, faktor tersebut belum teridentifikasi.

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB


Pada bagian kita kita diminta untuk mengobservasi bahwa untuk mencapai kepuasan pelanggan pada
kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata apa saja:
Misalnya seperti contoh:
Hasil Observasi kita yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah produk, harga, layanan interface dan
pengiriman
Variabel
Di dalam penelitian, konsep yang sudah didefinisikan tersebut harus dapat diamati dan diukur. Agar konsep
tersebut dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus diubah lebih dahulu menjadi suatu konsep
yang konkret yang dapat dioperasionalkan (sering disebut dengan operasionalisasi konsep). Konsep yang
sudah lebih konkret ini dikenal dengan nama variabel, yaitu suatu konsep yang mempunyai variasi nilai.

Contoh, 1. Variabel Bebas (Independent Variable)


Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan yang terjadi pada variabel lainnya.
Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel dianggap disebabkan oleh variabel bebas ini.
Contohnya penelitian dengan judul “Studi kasus terkini mengenai permasalahan pariwisata halal di
Indonesia adalah terkait dengan keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi
pariwisata.” variabel bebasnya adalah minat baca karena variabel tersebut berdiri sendiri dan dianggap
mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel lainnya yaitu prestasi belajar siswa. Variabel jenis ini
juga biasa disebut dengan istilah variabel stimulus atau pengaruh.

konsep mengenai permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah terkait dengan keaslian dan kehalalan
makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata " sudah dapat dikatakan sebagai variabel

diubah menjadi konsep pemahaman tentang kebutuhan ‘’makananan halal untuk wisatawan Muslim
‘’maka konsep ini sudah dapat dikatakan sebagai variabel.

Variabel memiliki simbol atau lambang yang kita lekatkan yang berbentuk bilangan atau nilai. Misalnya, X
adalah sebuah variabel. Jika X itu adalah variabel prestasi akademik misalnya, maka variabel ini dapat
memiliki sebarang himpunan nilai, misalnya dari 1 sampai 10 atau 10 sampai 100. Tetapi jika variabel X itu
adalah jenis kelamin, maka variabel tersebut hanya memiliki dua nilai, yaitu laki-laki dan perempuan. Nilai
yang bisa dilekatkan misalnya 0 untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan (boleh juga 1 dan 2, atau angka lain).
Jika X adalah variabel tingkat penghasilan, maka variabel tersebut bisa memiliki tiga nilai yaitu tinggi,
sedang, kurang. Nilai yang bisa dilekatkan kepada variabel tersebut misalnya (1) untuk tingkat penghasilan
tinggi, (2) untuk tingkat penghasilan sedang, dan (3) untuk tingkat penghasilan kurang. Anda dapat
mengembangkan contoh-contoh variabel yang lain. Selain memiliki nilai, variabel dapat berbentuk variabel
dikotomi, politomi, dan kontinu.

Variabel dikotomi, adalah variabel-variabel yang hanya memiliki 2 nilai. Contoh: variabel jenis kelamin: laki-
laki perempuan; variabel pekerjaan: bekerja tidak bekerja, variabel ukuran: besar kecil; variabel kelulusan:
lulus tidak lulus, dan sebagainya.

Variabel politomi, adalah variabel yang hanya memiliki satu sifat, misalnya variabel agama: Islam, Katolik,
Protestan, Budha, Hindu, Yahudi. Atau variabel kebangsaan: Indonesia, Malaysia, Cina, Inggris, Arab Saudi,
dan sebagainya.

Variabel kontinyu, adalah variabel yang memiliki nilai kontinu, misalnya variabel halal yang bisa
dikelompokkan menjadi kehalalan tinggi, sedang, rendah. Atau variabel tingkat penghasilan yang bisa
dikelompokkan menjadi tingkat penghasilan halal tinggi, sedang, rendah, dan sebagainya. Variabel kontinu
dapat dikonversikan menjadi variabel dikotomi atau politomi, tetapi variabel dikotomi tidak dapat
dikonversikan menjadi variabel kontinu.

Klasifikasi Variabel Berdasarkan Jenis Data

Variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian harus
diklasifikasi. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat apa yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data, dan metode analisis data apa yang akan diterapkan.

Klasifikasi variabel berkaitan dengan jenis data yang akan dikumpulkan pada dasarnya berkaitan dengan
proses kuantifikasi. Dalam kaitannya dengan kuantifikasi, data biasa digolong-golongkan menjadi empat
jenis, yaitu: (a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data interval, dan (d) data ratio. Dengan demikian variabel
penelitian pun dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses pengklasifikasian. Variabel ini
bersifat deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori satu dengan kategori lainnya.
Contoh: jenis kelamin, jenis pekerjaan, status perkawinan.
b. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam
atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya angka 2, 3, dan
seterusnya. Contoh: hasil perlombaan, rating, ranking.

c. Variabel interval, variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran, yang di dalam pengukuran itu
diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh: motivasi kerja, sikap terhadap
suatu kebijakan, penghasilan, dan semacamnya.
d. Variabel ratio, yaitu variabel yang di dalam kuantifikasinya mempunyai nilai nol mutlak. Dalam
penelitian sosial, jarang sekali orang menggunakan variabel rasio.

b. Menentukan judul penelitian yang menggambarkan variabel – variabel yang ada tentukan dari studi kasus
diatas!
judul penelitian di atas diawali dengan studi kasus terkini mengenai ‘’permasalahan pariwisata halal di
Indonesia, ‘’sehingga pada judul penelitian tersebut ingin berusaha mencari atau melihat apakah pengaruh
pariwisata halal seseorang itu berdampak pada pendapatannya. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa
permasalahan pariwisata halal pada judul tersebut merupakan variabel bebas, sedangkan pendapatan ‘’terkait
dengan keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata’’. merupakan variabel
terikat.
judul penelitian yang mengandung menggambarkan variabel – variabel yang ada ditentukan dari studi kasus
diatas! :

1.Ketidaksesuaian dengan sertifikasi halal


Meskipun ada sertifikasi halal yang tersedia di Indonesia, ada kasus di mana makanan yang dijual di
destinasi pariwisata tidak sesuai dengan standar halal yang ditetapkan. Bisa jadi ini terjadi karena
kurangnya pemahaman yang memadai tentang persyaratan halal atau karena kesalahan dalam proses
sertifikasi.
2. Kurangnya pemahaman tentang kebutuhan wisatawan Muslim
Beberapa penyedia layanan pariwisata mungkin tidak sepenuhnya memahami kebutuhan dan preferensi
wisatawan Muslim, termasuk dalam hal makanan dan fasilitas ibadah. Hal ini dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan dan ketidakpuasan wisatawan Muslim yang menginginkan pengalaman pariwisata yang
sesuai dengan prinsip-prinsip halal.
3. Tantangan dalam menjaga keaslian dan kehalalan makanan
Di beberapa destinasi pariwisata, ada kesulitan dalam menjaga keaslian dan kehalalan makanan halal,
terutama jika destinasi tersebut bukanlah daerah dengan mayoritas penduduk Muslim. Hal ini dapat terjadi
karena keterbatasan pasokan bahan makanan halal atau kurangnya kesadaran tentang proses persiapan
makanan yang sesuai dengan standar halal.
4. Kurangnya koordinasi dan pemantauan
Terdapat kebutuhan untuk meningkatkan koordinasi antara berbagai pihak terkait, termasuk otoritas
pariwisata, pemerintah daerah, lembaga sertifikasi halal, dan penyedia layanan pariwisata. Kurangnya
pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap standar halal juga dapat menyebabkan
masalah dalam pariwisata halal.

Penelitian tentang judul sebuah laporan penelitian mencerminkan studi kasus terkini mengenai
permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah terkait dengan keaslian dan kehalalan makanan halal
yang disajikan di destinasi pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh pola
komunikasi keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata.

Judul untuk Studi kasus terkini mengenai permasalahan penelitian pariwisata halal dapat ditulis:

"Pengaruh permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah terkait dengan keaslian dan kehalalan
makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata. "
Judul untuk kalangan umum, dapat ditulis: " Komunikasi penelitian kasus terkini mengenai permasalahan
pariwisata halal di Indonesia untuk menyediakan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata. "

2.a. Menyusun latar belakang masalah pada penelitian anda!

BAB 1 PENDAHULUAAN

A.Latar Belakang Masalah

Mengenai Penelitian dalam studi kasus terkini mengenai permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah
terkait dengan keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata, Sektor industri
pariwisata halal menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi, khususnya di Indonesia yang memiliki
mayoritas masyarakat muslim. Potensi besar tersebut perlu dibarengi dengan edukasi mengenai
penggunaan label halal di berbagai produk pariwisata, salah satunya adalah makanan. Namun, pengelolaan
makanan halal di industri pariwisata Indonesia saat ini masih banyak yang belum terlaksana dengan efektif.
lalu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan makanan secara
halal. Kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa program studi (prodi) Pariwisata tersebut merupakan
wujud implementasi pembelajaran mata kuliah Pengelolaan Ketidaksesuaian dengan sertifikasi halal bahwa
pengelolaan makanan di berbagai restoran untuk kasus di mana makanan yang dijual di destinasi pariwisata
tidak sesuai dengan standar halal yang ditetapkan. Bisa jadi ini terjadi karena kurangnya pemahaman yang
memadai tentang persyaratan halal atau karena kesalahan dalam proses sertifikasi. di Indonesia perlu
mendapatkan sertifikat halal dari lembaga sertifikasi halal yang diakui oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI),karena pariwisata sangat penting meningkat pemahaman tentang kebutuhan wisatawan Muslim di
Indonesia karna penyedia layanan pariwisata mungkin tidak sepenuhnya memahami kebutuhan dan
preferensi wisatawan Muslim, termasuk dalam hal makanan dan fasilitas ibadah. Hal ini dapat
mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan wisatawan Muslim yang menginginkan pengalaman
pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip halal.untuk meningkat kualitasnya Peningkatan produk yang
bersertifikat halal dapat menjadi salah satu faktor peningkatan jumlah turis muslim untuk menikmati wisata
di Indonesia tanpa perlu takut akan kehalalan sebuah produk makanan, bahwa pengelolaan makanan halal
tersebut dapat diidentifikasi melalui pendistribusian produk sejak awal, pengolahan produk, penyiapan
produk, hingga penyajian produk. Setiap Beberapa penyedia layanan pariwisata mungkin tidak sepenuhnya
memahami kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim, termasuk dalam hal makanan dan fasilitas
ibadah. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan wisatawan Muslim yang
menginginkan pengalaman pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip halal. Tantangan dalam menjaga
keaslian dan kehalalan makanan bahan masakan yang akan diolah harus dipisahkan dengan produk
nonhalal lainnya. Begitu pula dengan proses masak yang tidak boleh menggunakan bahan makanan
nonhalal, misalnya hewan nonhalal, arak masak, rum, dan produk alkohol lainnya. Saat ini Di beberapa
destinasi pariwisata, ada kesulitan dalam menjaga keaslian dan kehalalan makanan halal, terutama jika
destinasi tersebut bukanlah daerah dengan mayoritas penduduk Muslim. Hal ini dapat terjadi karena
keterbatasan pasokan bahan makanan halal atau kurangnya kesadaran tentang proses persiapan makanan
yang sesuai dengan standar halal, Terdapat kebutuhan untuk meningkatkan koordinasi antara berbagai
pihak terkait, termasuk otoritas pariwisata, pemerintah daerah, lembaga sertifikasi halal, dan penyedia
layanan pariwisata. Kurangnya pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap standar halal
juga dapat menyebabkan masalah dalam pariwisata halal. pemerintah telah memberikan bantuan berupa
pemberian sertifikat halal secara gratis bagi UMKM melalui serangkaian prosedur. Fasilitas yang diberikan
tersebut saya harap dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga dapat mendorong konsumen untuk
membeli produk-produk UMKM yang memiliki label halal. tersebut dapat memberikan edukasi bagi
masyarakat untuk mengenali produk halal dan cara pengolahannya. menambah ilmu dan wawasan baru
mengenai produk makanan halal. Di samping itu, pengelolaan produk halal tersebut juga dapat menjadi
acuan bagi mahasiswa yang memiliki UMKM di bidang makanan dan minuman untuk mengembangkan
produknya agar tersertifikasi halal

B. Menyusun perumusan masalah pada panelitian anda!

B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat penulis rumuskan
adalah sebagai berikut Mengenai Penelitian dalam ‘’studi kasus terkini mengenai permasalahan pariwisata
halal di Indonesia’’ adalah terkait dengan keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi
pariwisata penyedia layanan pariwisata mungkin tidak sepenuhnya memahami kebutuhan dan preferensi
wisatawan Muslim? Pariwisata merupakan sebuah sektor yang telah mengambil peran penting dalam
pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Kemajuan dan kesejahteraan yang semakin tinggi
telah rnenjadikan pariwisata sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup rnanusia, dan
menggerakkan manusia untuk mengenal alam dan budaya di kawasankawasan negara lain. Sehingga secara
tidak langsung, pergerakan manusia akan berpengaruh terhadap mata rantai ekonomi yang saling
berkesinambungan menjadi industri jasa yang memberikan kontribusi bagi perekonomian dunia,
perekonomian bangsa-bangsa, hingga peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal.
Dunia pariwisata selalu mengalami peningkatan dan memunculkan sesuatu yang baru dalam
perkembangannya.

C.Tujuan Penelitian

Segaris dengan rumusan masalah yang hendak di jawab, maka peneliti dalam mengemukakan tujuan
penelitian adalah Untuk mengetahui bagaimana bingkai pemberitaan Destinasi Wisata Halal pada Salah
satu studi kasus terkini mengenai permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah terkait dengan keaslian
dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata.

D. Manfaaat Penelitian
Tercapainya tujuan diatas diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara sosial.
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sebuah pengetahuan baru di dunia komunikasi,
khususnya tentang analisis framing dalam melihat kontruksi pesan sebuah media. Juga tentang bagaimana
media mengkontruksi masyarakat melalui pesan yang di sampaikan. Mengatahui bagaimana perspektif atau
cara pandang yang digunakan media ketika menyeleksi isu dan menulis berita. pemerintah telah
memberikan bantuan berupa pemberian sertifikat halal secara gratis bagi UMKM melalui serangkaian
prosedur. Fasilitas yang diberikan tersebut saya harap dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga dapat
mendorong konsumen untuk membeli produk-produk UMKM yang memiliki label halal. tersebut dapat
memberikan edukasi bagi masyarakat untuk mengenali produk halal dan cara pengolahannya.
2. Manfaat Praktis Sebagai pengetahuan bagi masyarakat dan praktisi media dalam menyerap dan
menyampaikan pesan media online studi kasus pariwisata kuliner halal di Indonesia perlu mendapatkan
sertifikat halal dari lembaga sertifikasi halal yang diakui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI),karena
pariwisata sangat penting meningkat pemahaman tentang kebutuhan wisatawan Muslim
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3 Setelah anda menyusun latar belakang masalah dan perumusan masalah, anda diminta untuk
menyusun telaah pustaka!

BAB II TELAAH PUSTAKA

1.Studi Wisata Halal


(Halal Tourism) Menurut Kemenpar (2015) Istilah wisata halal baru mulai dikenal sejak 2015 ketika sebuah
event World Halal Tourism Summit (WHTS) digelar di Abu Dhabi, UAE. Sebelumnya dunia pariwisata hanya
mengenal sebagai Moslem tour atau semisalnya. Dalam event ini WHTS berusaha menyadarkan bahwa
pangsa pasar dari wisata halal amatlah besar dan perlu untuk terus dikembangkan. Terminologi wisata halal
di beberapa negara ada yang menggunakan istilah seperti Islamic tourism, halal tourism, halal travel, halal
lifestyle, ataupun as moslem friendly destination. Dari sisi industri, wisata halal merupakan suatu produk
pelengkap dan tidak menghilangkan jenis pariwisata konvensional. Sebagai cara baru untuk
mengembangkan pariwisata Indonesia yang menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai Islami tanpa
menghilangkan keunikan dan orisinalitas daerah (Kemenpar, 2015). Kemenpar (2012) mendefinisikan
pariwisata halal merupakan sebuah kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan
syariah. Menurut Andriani (2015) Pariwisata halal dimanfaatkan oleh banyak orang karena karakteristik
produk dan jasanya yang bersifat universal. Produk dan jasa wisata, objek wisata, dan tujuan wisata dalam
pariwisata halal adalah sama dengan produk, jasa, objek dan tujuan pariwisata pada umumnya selama tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dan etika syariah. Jadi pariwisata halal tidak terbatas hanya pada wisata
religi. Selain StudiPariwisata.com (2016) mendefiniskan bahwa Pariwisata halal adalah bagian dari industri
pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk
pada aturan-aturan Islam.

2.kriteria umum wisata halal ialah:


1. Memiliki orientasi kepada kemaslahatan umum.
2. Memiliki orientasi pencerahan, penyegaran, dan ketenangan.
3. Menghindari kemusyrikan dan khurafat.
4. Bebas dari maksiat.
5. Menjaga keamanan dan kenyamanan.
6. Menjaga kelestarian lingkungan.
7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal. Asisten Deputi Pengembangan Studi Destinasi Wisata
Halal mengungkapkan, ada tujuh aspek yang menjadi syarat destinasi wisata halal yang wajib dipenuhi sebuah
daerah.
Tujuh aspek itu yakni perwilayahan, daya tarik wisatawan, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
investasi, dan dukungan pemerintah . Perwilayahan yang dimaksud adalah komitmen pemda dalam bentuk
kebijakan mendukung wisata halal. Daya tarik wisatawan maksudnya daerah itu memiliki image positif dan
aman. Untuk aksesibilitas berupa bandara, pelabuhan, atau terminal yang nyaman serta menyediakan tempat
beribadah yang layak. Sedangkan dukungan pemerintah berupa dukungan dana untuk mendapat sertifikasi
halal.
3. Pengertian kehalalan makanan
bisa di kategorikan menjadi dua yaitu halal dalam mendapatkannya dan halal dzat atau subtansi barangnya.
Halal dalam mendapatkannya maksudnya adalah benar dalam mencari dan memperolehnya. Tidak dengan cara
yang haram dan tidak pula dengan cara yang batil. Jadi, makanan yang pada dasar dzatnya halal namun cara
memperolehnya dengan jalan haram seperti mencuri, hasil korupsi dan perbuatan haram lainnya, maka secara
otomatis berubah status hukumnya menjadi makanan haram. sebuah destinasi wisata halal harus memiliki
komitmen di tingkat pemangku kepentingan dan masyarakat, dalam hal ini adalah pemerintah. Kemudian lokasi
yang mudah diakses oleh seluruh anggota keluarga, ayah, ibu dan anak. Lalu segi keamanan umum tersedianya
petugas keamanan seperti kepolisian, satpam dan jajarannya. Sementara untuk jumlah kedatangan wisatawan
Muslim sendiri bisa melihat data dari data Kemenpar, Parekraf, Imigrasi dan Bandara.

Pilihan makanan dan jaminan halal yang menjadi komitmen restoran dan penyedia makanan lainnya. Akses ke
tempat ibadah dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihannya. Selanjutnya fasilitas di bandara yang
dilengkapi dengan tempat ibadah yang layak. Kemudian pilihan akomodasi seperti hotel yang sesuai dengan
wisatawan Muslim tentunya. Misalnya tersedianya perlengkapan ibadah serta penujuk arah kiblat di kamar
hotel serta toilet yang menggunakan air. Bagian tak terpisahkan lainnya dari wisata halal ini adalah para
pemandu wisata yang juga harus menyesuaikan diri dengan para wisatawan Muslim. Misalnya dengan menjaga
adab berkomuniasi, menggunakan pakaian yang sopan.

Kriteria tersebut di atas tentunya akan meliputi hal-hal seperti pelayanan penginapan yang harus
menyajikan makanan ataupun minuman yang tidak mengandung alkohol serta memiliki label halal dari
pemerintahan (MUI). Fasilitas seperti kolam renang, Spa, restoran juga dikemas secara terpisah antara laki-
laki dan perempuan yang bukan muhrim atau yang nyaman untuk wisata keluarga. Selain itu penyedia jasa
transportasi juga wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan Muslim dalam pelaksanaan ibadah selama
perjalanan. Dan tidak lupa bagi pemandu wisata harus bisa menyesuaikan diri pakaian dan menjaga
perilaku sesuai wisatawan Muslim

Hiportesis

Hipotesis I :
a. Hi : Variabel Faktor sosial berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
b. Ho : Variabel faktor sosial tidak berpengaruh terhadap minat
berkunjung wisata halal
Hipotesis 2 :
a. Hi : Variabel religiusitas berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
b. Ho : Variabel religiusitas tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
Hipotesis 3 :
a. Hi : Variabel tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
b. Ho : Variabel tingkat pengetahuan tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
Hipotesis 4 :
a. Hi : Variabel pendapatan berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
b. Ho : Variabel pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
Hipotesis 5 :
a. Hi : Variabel lokasi berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
b. Ho : Variabel lokasi tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
Hipotesis 6 :
a. Hi : Variabel produk berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
b. Ho : Variabel produk tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal.

4. Pada bagian terakhir ini anda diminta untuk:


a. Menyusun metodologi penelitian yang anda ingin gunakan!
b. Menyusun daftar pustaka!

A. BAB III METODOLOGI

A. Desain Penelitian
“Salah satu studi kasus terkini mengenai permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah terkait
dengan keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi pariwisata.”, peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian phenomenology. Menurut Mantra,
pengertian dari metode kualitatif adalah prosedur penelitian dimana penelitian tersebut menghasilkan
data atau informasi deskriptif berupa kata-kata. Metode kualitatif melakukan pengamatan tentang
kehidupan sehari-hari individu, kelompok, masyarakat atau organisasi secara menyeluruh dan hasil dari
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
1 Sedangkan pengertian dari penelitian phenomenology adalah strategi penelitian dimana peneliti
mengidentifikasi pengalaman Terdapat kebutuhan untuk meningkatkan koordinasi antara berbagai
pihak terkait, termasuk otoritas pariwisata, pemerintah daerah, lembaga sertifikasi halal, dan penyedia
layanan pariwisata. Kurangnya pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap standar
halal juga dapat menyebabkan masalah dalam pariwisata halal.
2 Penelitian ini digunakan untuk mengetahui berpotensi Kurangnya pemahaman tentang kebutuhan
wisatawan Muslim Beberapa penyedia layanan pariwisata mungkin tidak sepenuhnya memahami
kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim, termasuk dalam hal makanan dan fasilitas ibadah. Hal ini
dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan wisatawan Muslim yang menginginkan
pengalaman pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip halal. Destinasi Wisata Halal (DWH) dan juga
bagaimana potensi peningkatan ekonomi masyarakat dalam penerapan halal tourism di. Indonesia, ada
kasus di mana makanan yang dijual di destinasi pariwisata tidak sesuai dengan standar halal yang
ditetapkan.
1. Setting Penelitian
Peneliti melakukan penelitian ini guna mendapatkan data atau informasi yang jelas dan lengkap, serta
memudahkan peneliti untuk melakukan observasi dan wawancara. Maka, peneliti memilih tempat
penelitian di Desa Wisata Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari hingga bulan Juni tahun 2019. C. Subyek Penelitian Menurut Amarin
pengertian subyek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang dapat memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi topik penelitian.
2. Data dan Sumber Data
Penelitian Pada bagian ini peneliti akan mengungkap keterangan maupun bahan yang dapat dijadikan
dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data berisi informasi yang dijelaskan oleh manusia yang menjadi
subyek penelitian, hasil dari observasi peneliti dan juga dokumen yang sesuai dengan fokus penelitian.
masalah yang muncul dalam konteks keaslian dan kehalalan makanan halal yang disajikan di destinasi
pariwisata. yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder ini digunakan untuk mencari informasi
seperti data perkembangan wisata halal di Indonesia, perkembangan kesejahteraan perspektif.

B. Populasi Dan Sampel

Pengembangan pariwisata pada dasarnya adalah untuk memperbaiki juga meningkatkan kelayakan objek
dan kegiatan pariwisata. Kegiatan pembangunan ini dapat berupa pemeliharaan, pelestarian, pembangunan
sarana dan prasarana fasilitasnya untuk meningkatkan kesejahteraan daerah tersebut maupun masyarakat.
Menurut Chafid Fandeli pada bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan,
pengembangan pariwisata juga merupakan aktivitas pengembangan warga dan wilayah yang didasarkan
kepada tujuan memajukan taraf hayati warga sekaligus melestarikan ciri khas lokal, menaikkan taraf
pendapatan secara hemat dan pendistribusian secara merata pada warga, berorientasi dalam
pengembangan pariwisata berskala rendah dan menengah menggunakan daya serap energi kerja besar dan
berorientasi pada teknologi kooperatif dan memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin menjadi
penyumbang tradisi negara dan wilayah. Pengembangan pariwisata halal ini wajib dilakukan untuk
menjadikan pariwisata yang maju dan berkembang baik menurut segi kualitas saranaprasarana,
mempermudah akses, sebagai destinasi yang diinginkan, dan memberikan manfaat yang baik bagi
perekonomian warga sekitar. Perencanaan dan pengembangan pariwisata bukanlah sistem yang berdiri
sendiri, melainkan terkait erat menggunakan sistem perencanaan pembangunan yang lain secara intern
sektoral dan intern regional. Pembangunan pariwisata harus di dasarkan dalam syariat dan daya dukung
yang bermaksud membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian
tujuan pengembangan pariwisata, peningkatan kesejahteraan warga setempat, dan dibutuhkan mampu
berkelanjutan pada masa mendatang. Indonesia menjadi negara yang sedang berkembang pada termin
pembangunannya, berusaha menciptakan industri pariwisata sebagai salah satu cara mencapai
keseimbangan neraca perdagangan eksternal. Pengembangan pariwisata saat ini tidak hanya untuk
meningkatkan sumber devisa negara dan pendapatan pemerintah daerah. Namun, juga diharapkan dapat
memperluas peluang usaha selain menciptakan banyak lapangan kerja baru untuk mengurangi
pengangguran. Pariwisata dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di kawasan wisata
melalui manfaat ekonomi, dengan mengembangkan fasilitas yang menunjang dan memenuhi kebutuhan
wisatawan.

C. Pengumpulan Data
Pembangunan pariwisata wajib mempunyai tujuan untuk membawa kebermanfaatan bagi para wisatawan
dan warga lokal. Basis pengembangan pariwisata atau kapital merupakan potensi asal daya,
keanekaragaman budaya, seni dan potensi alam. Pesatnya perkembangan pariwisata juga didorong oleh
peningkatan kehidupan sosial ekonomi warga yang didukung dengan kemajuan teknologi. Di mana
kemajuan teknologi transportasi menciptakan perjalanan lebih cepat dan murah, apalagi maraknya
perusahaan penerbangan bertarif rendah. Sehingga untuk menerima suatu informasi destinasi wisata lebih
gampang didapat dan demikian juga ketika pemesanan alat transportasi dan akomodasi bisa dipesan secara
online, sebagai akibatnya akses untuk menuju ke lokasi wisata tidak lagi susah, lantaran ada kecanggihan
teknologi. Oleh karena itu pengembangan potensi wisata harus dilakukan secara arif yang tujuannya benar-
benar untuk kesejahteraan masyarakat di lokasi wisata tersebut. Dengan adanya pengembangan pariwisata
yang baik bukan hanya keuntungan bagi daerah tersebut saja, melainkan akan memicu terhadap sektor
usaha lainnya. Seperti sektor usaha perhotelan, transportasi dan kuliner. Maka diharapkan juga
pengembangan ini dapat jangka panjang sehingga kesejahteraan dan keberlangsungan untuk usaha itu
sendiri menjadi lebih baik. adanya potensi yang positif bagi daerah yang ingin mengembangkan wisata halal
atau wisata ramah muslim ini. Namun tidak menutup kemungkinan dapat diperuntukkan bagi wisatawan
non muslim dan menjadi suatu hal yang belum maksimal dalam mendorong perekonomian masyarakat di
suatu tempat tertentu. Mengingat segmen wisata dianggap potensial dengan harapannya dapat
meningkatkan kunjungan wisata serta meningkatkan perekonomian . keaslian dan kehalalan makanan halal
yang disajikan di destinasi pariwisata. Sehingga tulisan ini berupaya menggagas tentang potensi
pengembangan wisata halal dalam meningkatkan perekonomian Ketidaksesuaian dengan sertifikasi halal.

D. Analisis Data
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif, yaitu
suatu proses untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan data yang diperoleh. Dari penyajian data disusun
secara singkat dalam urutan pembahasan. Tata cara analisis data pada penelitian ini menggunakan
beberapa langkah, diantaranya yakni Penelitian ini mendeskripsikan Salah satu studi kasus terkini mengenai
permasalahan pariwisata halal di Indonesia adalah terkait dengan keaslian dan kehalalan makanan halal
yang disajikan di destinasi pariwisata. Beberapa masalah yang muncul dalam konteks ini adalah:

Industri Makanan Halal menjadi pendukung pariwisata studi kasus terkini mengenai permasalahan
pariwisata.
Industri makanan halal merupakan salah satu indikasi dalam menjadikan sebuah pariwisata bagi kaum
muslim. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dan observasi. Informan peneliti
ini ialah konsumen pemilik resto dan Dinas Pariwisata. Hasil dari penelitian yang diperoleh menyebutkan
bahwa Industri Makanan Halal bisa dijadikan sebagai pendukung Pariwisata untuk meningkatkan koordinasi
antara berbagai pihak terkait, termasuk otoritas pariwisata, pemerintah daerah, lembaga sertifikasi halal,
dan penyedia layanan pariwisata. Kurangnya pemantauan dan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap

standar halal juga dapat menyebabkan masalah dalam pariwisata halal.


Dikarenakan Meskipun ada sertifikasi halal yang tersedia di Indonesia, memiliki potensi-potensi yang sangat
banyak. Seperti, penginapan makanan, biro perjalanan dan fasilitas-fasilitas yang ada untuk wisatawan
muslim. wisatawan Muslim yang menginginkan pengalaman pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip
halal. Serta, potensi-potensi yang ada bisa menjadi salah satu pendukung pariwisata halal untuk destinasi
pariwisata di Indonesia. Maka dari itu dapat dilihat bahwa pengembangan wisata harus tetap diawasi
mengingat para wisatawan yang berkunjung bukan hanya kalangan muslim namun dari semua umat
beragama baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Wisata halal menjadi tren baru dalam segmen pariwisata dunia,


yang perkembangannya didorong oleh jumlah wisatawan muslim yang terus mengalami peningkatan.
Terlihat sejak 2016, sebanyak 121 juta wisatawan muslim melakukan perjalanan wisata, meningkat di tahun
2017 sebesar 131 juta wisatawan muslim dan hingga tahun 2018 tercatat sebanyak 140 juta wisatawan
muslim melakukan perjalanan wisata. Nilai perjalanan wisatawan muslim secara global diproyeksikan
mengalami peningkatan dari USD145 miliar pada tahun 2014 menjadi USD300 miliar pada tahun 2026. Hal
ini juga dialami indonesia yang mencatatkan kunjungan wisatawan muslim meningkat dari tahun ke tahun
Pertumbuhan yang cukup signifikan pada segmen ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
pertumbuhan populasi muslim yang paling cepat mengalami peningkatan, pertumbuhan middle class
income dari populasi muslim yang cukup besar.
B. DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Sapudin, F. Adi, and Sutomo,(2018) Analisis Perbandingan Hotel dan Pariwisata Syariah dengan
Konvensional. Bogor: Magister Manajemen Syariah IPB.

[2] S. Supangkat, B. H., A. Z., and S. Togar, (2019)Industri Kreatif untuk Kesejahteraan Bangsa. Bandung:
Inkubator Industri dan Bisnis.

[3] Sucipto, (2018)“Peluang Wisata HALAL DI INDONESIA,” Dipetik Desember, vol. 11, p., [Online]. Available:
http://www.republika.co.id/berita/koran/opinikoran/14/08/18/na4ooc19-

[4] B. Riyanto, (2018)Dasar-Dasar Pembelanjaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

[5] Sugiono, Fatkurrohman, (2018)“Developing Indonesian Halal Tourism Potential for Strengthening Islamic
Economy in Indonesia,” vol. 13, no. 1.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai