Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : Rival Maghreza

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043372186

Tanggal Lahir : Bekasi, 10 Oktober 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216 / Metode Penelitian Sosial

Kode/Nama Program Studi : 54 / Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 21 / UPBJJ-UT Jakarta

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 5 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rival Maghreza


NIM : 043372186
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216 / Metode Penelitian Sosial
Fakultas : FE / Ekonomi
Program Studi : Manajemen – S1
UPBJJ-UT : 54 / Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 5 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Rival Maghreza
Metode Penelitian Sosial

1. Poin-poin yang berhubungan dengan etika dalam pengumpulan data dalam


konteks penelitian tentang maladministrasi dan etika pelayanan publik adalah
sebagai berikut:

a. Pemilihan Sampel yang Representatif: Dalam pengumpulan data, penting


untuk memastikan bahwa sampel yang dipilih mewakili populasi yang sedang
diteliti. Hal ini memerlukan keadilan dan objektivitas dalam proses pemilihan
sampel, tanpa adanya diskriminasi atau pemihakan tertentu yang dapat
menghasilkan bias.

b. Informed Consent: Etika dalam pengumpulan data mencakup perlindungan


terhadap hak privasi dan integritas individu yang menjadi subjek penelitian.
Sebelum mengumpulkan data, peneliti harus memastikan bahwa partisipan
memberikan persetujuan secara sukarela setelah diberikan informasi yang
jelas mengenai tujuan, prosedur, dan konsekuensi dari partisipasi mereka
dalam penelitian.

c. Keabsahan dan Keandalan Data: Etika dalam pengumpulan data mencakup


tanggung jawab peneliti untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
akurat, konsisten, dan dapat dipercaya. Hal ini melibatkan pemilihan metode
pengumpulan data yang sesuai, penggunaan instrumen yang valid dan reliabel,
serta penerapan prosedur pengumpulan yang konsisten.
d. Perlindungan Identitas dan Kerahasiaan: Peneliti memiliki kewajiban etis
untuk menjaga kerahasiaan dan privasi partisipan dalam pengumpulan data.
Identitas individu atau informasi rahascia lainnya harus dilindungi dengan
hati-hati, baik selama proses pengumpulan maupun dalam penyimpanan dan
pengolahan data.

e. Etika dalam Pengolahan Data: Selain etika dalam pengumpulan data,


peneliti juga harus memperhatikan etika dalam pengolahan data yang meliputi
langkah-langkah seperti pengkodean data, penyusunan, dan pengaturan data.
Semua proses ini harus dilakukan dengan integritas dan transparansi, serta
menjaga kerahasiaan data yang sensitif.

2. Jika Anda akan meneliti maladministrasi dan etika pelayanan publik dengan
desain penelitian deskripsi, berikut adalah tujuan, ciri-ciri, dan langkah-langkah
yang mungkin terkait:

Tujuan:

- Mendeskripsikan fenomena maladministrasi dalam konteks pelayanan publik.

- Menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap maladministrasi dan


pelanggaran etika dalam pelayanan publik.

- Menjelaskan dampak dari maladministrasi dan pelanggaran etika terhadap


pelayanan publik dan masyarakat.

Ciri-ciri:

- Menggunakan pendekatan deskriptif untuk menjelaskan fenomena yang ada


tanpa melakukan manipulasi atau pengaruh variabel terkontrol.

- Mengumpulkan data melalui observasi langsung, wawancara, atau analisis


dokumen untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
maladministrasi dan etika pelayanan publik.

- Menganalisis data dengan metode deskriptif untuk memberikan gambaran


yang akurat tentang fenomena yang sedang diteliti.

- Tidak ada

upaya untuk menyimpulkan hubungan sebab-akibat atau membuat


generalisasi, karena fokus utama adalah deskripsi dan pemahaman
mendalam.

Langkah-langkah:

1. Menentukan tujuan penelitian yang spesifik terkait dengan maladministrasi


dan etika pelayanan publik.

2. Merancang rencana pengumpulan data yang melibatkan observasi langsung,


wawancara, atau analisis dokumen.

3. Melaksanakan pengumpulan data dengan memperhatikan prinsip etika


dalam pengumpulan data, seperti mendapatkan informed consent dan
menjaga kerahasiaan data.

4. Menganalisis data yang telah terkumpul dengan menggunakan metode


deskriptif, seperti analisis kualitatif atau metode deskriptif statistik.

5. Menginterpretasikan hasil analisis untuk memberikan pemahaman yang


mendalam tentang maladministrasi dan etika pelayanan publik.

6. Melaporkan temuan penelitian secara jelas dan transparan, dengan


menjaga keabsahan dan keandalan data serta memperhatikan etika dalam
pelaporan penelitian.

Penting untuk diingat bahwa proses penelitian selalu membutuhkan perhatian


terhadap prinsip-prinsip etika penelitian yang berlaku dan persyaratan lembaga
atau komite etika penelitian yang relevan di wilayah atau institusi Anda.

3. Berdasarkan artikel di atas, terdapat beberapa jenis validitas yang dapat


dianalisis. Validitas merupakan ukuran sejauh mana suatu teks atau argumen
memenuhi standar rasionalitas dan kebenaran. Berikut adalah analisis validitas
berdasarkan 15 wacana dalam artikel:

1. Pengenalan tentang maladministrasi dan malpraktik:

Wacana ini memiliki validitas deskriptif, karena memberikan definisi dan


penjelasan mengenai dua konsep tersebut.

2. Maladministrasi sebagai bentuk penyimpangan dalam pelayanan publik:


Wacana ini memiliki validitas deskriptif, karena menjelaskan secara rinci
tentang maladministrasi dan memberikan contoh-contoh bentuk
penyimpangan dalam pelayanan publik.

3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik


Indonesia:

Wacana ini memiliki validitas normatif, karena mengacu pada


undang-undang yang mengatur peran dan tugas Ombudsman dalam
menangani maladministrasi.

4. Kewajiban negara dan pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan


publik:

Wacana ini memiliki validitas normatif, karena mengemukakan tuntutan


moral dan etika terkait kewajiban negara dan pemerintah dalam memberikan
pelayanan publik yang efektif dan efisien.

5. Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB):

Wacana ini memiliki validitas normatif, karena mengacu pada prinsip-prinsip


AUPB yang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

6. Pelanggaran terhadap AUPB sebagai bentuk maladministrasi:

Wacana ini memiliki validitas normatif, karena menyatakan bahwa


pelanggaran terhadap AUPB merupakan bentuk maladministrasi.

7. Etika pelayanan publik:


Wacana ini memiliki validitas deskriptif dan normatif. Deskriptif karena
menjelaskan konsep etika dalam pelayanan publik, dan normatif karena
menyatakan perlunya mematuhi standar etika dalam memberikan pelayanan
publik.

8. Penyelenggara pelayanan publik yang melanggar etika administrasi:

Wacana ini memiliki validitas deskriptif, karena menyatakan bahwa


pelanggaran terhadap etika administrasi merupakan bentuk maladministrasi.

9. Penilaian kepatuhan standar pelayanan publik:

Wacana ini memiliki validitas empiris, karena mengacu pada hasil penilaian
kepatuhan standar pelayanan publik yang dilakukan oleh Ombudsman.

10. Rendahnya kepatuhan standar pelayanan publik:

Wacana ini memiliki validitas empiris, karena menyatakan fakta bahwa


masih banyak pemerintah daerah yang tidak memenuhi standar pelayanan
publik.

11. Aspek prosedural formal dalam pelayanan publik:

Wacana ini memiliki validitas deskriptif, karena menjelaskan pentingnya


memenuhi aspek prosedural formal dalam pelayanan publik.

12. Etika dan moral dalam pelayanan publik:

Wacana ini memiliki validitas konseptual, karena mengemukakan


perbedaan antara etika dan moral,

serta menjelaskan hubungan keduanya dengan pelayanan publik.

13. Etika administrasi publik sebagai kode etik:

Wacana ini memiliki validitas normatif, karena mengacu pada standar atau
kode etik yang harus diikuti oleh penyelenggara pelayanan publik.

14. Kepatuhan standar pelayanan sebagai indikator etika administrasi:

Wacana ini memiliki validitas konseptual, karena menyatakan bahwa


kepatuhan terhadap standar pelayanan juga mencerminkan etika administrasi
yang dijalankan.

15. Membiasakan right rule of conduct:

Wacana ini memiliki validitas normatif, karena menyatakan bahwa penting


untuk mempraktikkan aturan perilaku yang benar (right rule of conduct) dalam
pelayanan publik.

Demikianlah analisis validitas berdasarkan 15 wacana dalam artikel tersebut.


Validitas dapat bervariasi tergantung pada jenis argumen yang dibahas dan
konteksnya.
Nomor 4,

Berikut adalah draft laporan hasil penelitian mengenai maladministrasi dan


etika pelayanan publik:

Pendahuluan:

Pelayanan publik yang baik dan efektif merupakan hal yang penting dalam
menjaga kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap pemerintah.
Namun, dalam praktiknya, masih terdapat kasus-kasus maladministrasi yang
terjadi di berbagai instansi pemerintahan. Maladministrasi dapat merugikan
masyarakat dan menghambat tercapainya tujuan penyelenggaraan pelayanan
publik yang berkualitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis fenomena maladministrasi dan pentingnya etika pelayanan
publik dalam konteks yang lebih luas.

Telaah Pustaka:

Dalam literatur terdapat definisi dan penjelasan yang mendalam mengenai


maladministrasi dan etika pelayanan publik. Maladministrasi dapat diartikan
sebagai perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang,
menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan
wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Maladministrasi dapat mengambil
berbagai bentuk, seperti penundaan berlarut, ketidakkompetenan,
penyalahgunaan wewenang, penyimpangan prosedur, permintaan imbalan,
dan lain sebagainya.

Sementara itu, etika pelayanan publik melibatkan prinsip-prinsip moral dan


profesionalisme yang harus diterapkan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Etika ini meliputi perilaku yang baik, ramah, serta mematuhi standar atau kode
etik yang telah ditetapkan. Keberadaan etika pelayanan publik yang kuat dapat
mencegah terjadinya maladministrasi dan memberikan landasan yang baik
dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Metodologi:

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data


melalui studi pustaka dan analisis dokumen terkait kasus-kasus
maladministrasi dan etika pelayanan publik. Data yang diperoleh akan
dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola-pola dan temuan-temuan
yang relevan terkait dengan topik penelitian ini.

Hasil Temuan:

Berdasarkan telaah pustaka dan analisis dokumen, ditemukan bahwa terdapat


kasus-kasus maladministrasi yang melibatkan berbagai bentuk penyimpangan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Bentuk-bentuk maladministrasi
tersebut antara lain penundaan berlarut, ketidakkompetenan, penyalahgunaan
wewenang, penyimpangan prosedur, permintaan imbalan, dan lain sebagainya.
Kasus-kasus ini menimbulkan kerugian materiil maupun immateriil bagi
masyarakat dan individu yang menggunakan layanan publik tersebut.
Selain itu, pentingnya etika pelayanan publik juga terungkap dalam penelitian
ini. Etika pelayanan publik melibatkan prinsip-prinsip moral dan profesional

isme yang harus dijunjung tinggi oleh penyelenggara pelayanan. Keberadaan


etika ini dapat mencegah terjadinya maladministrasi dan menciptakan
lingkungan pelayanan yang berkualitas, transparan, serta menjunjung tinggi
prinsip-prinsip integritas.

Daftar Pustaka:

- Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik


Indonesia

- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

- (Daftar pustaka akan dilengkapi dengan sumber-sumber literatur terkait


lainnya yang relevan)

Catatan: Draft laporan ini hanya merupakan pendekatan dan struktur yang bisa
digunakan dalam penelitian mengenai maladministrasi dan etika pelayanan
publik. Pengembangan lebih lanjut dan penyesuaian tergantung pada tujuan
penelitian, metodologi yang digunakan, serta temuan dan analisis yang
diperoleh dalam penelitian sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai