Anda di halaman 1dari 64

KEMEN

DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Panduan Substansi
Pelaksanaan
Pengelolaan Kinerja
Kepala Sekolah
Disusun Oleh: Tim Kemendikbudristek dan Tim Pengembang Teknologi

April 2024 | Versi 1.0 | Umum

Untuk Kepala dan Pengawas Sekolah,


dan Dinas Pendidikan
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Cakupan Informasi
1 Mengapa Transformasi Pengelolaan Kinerja?
● Rumusan
● Landasan regulasi
● Peran

2 Apa dan Bagaimana Transformasi Pengelolaan


Kinerja?
● Proses ● Observasi Praktik Kinerja
● Variabel ● Contoh Implementasi

3 Bagaimana Penilaian Pengelolaan Kinerja?


● Mekanisme
● Rubrik Observasi Kinerja

4 Informasi Tambahan dan FAQ

Dokumen ini juga bisa Anda gunakan sebagai materi paparan sosialisasi
untuk audiens yang relevan.
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa
Transformasi
01 Pengelolaan
Kinerja?

Panduan Substansi Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah


Rumusan awal

Transformasi Pengelolaan Kinerja

Sebagai bagian dari transformasi pengelolaan ASN


yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo,
KemenPANRB melakukan transformasi pengelolaan
kinerja yang diatur melalui:

❏ PermenPANRB No. 6 Tahun 2022


tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil
Negara

❏ PermenPANRB No. 1 Tahun 2023


tentang Jabatan Fungsional
Rumusan awal

Mengapa Perlu Transformasi Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah?

Perspektif KemenPANRB Perspektif Kemendikbudristek

Bagi Pegawai Transformasi Pembelajaran


Alat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan meningkatkan kinerja sesuai
ekspektasi pimpinan

Bagi Pimpinan
Alat dalam mengelola kinerja pegawai
secara individu dan kolektif agar bisa
berdaya mencapai tujuan dan sasaran
organisasi

Semua pegawai mendapatkan


Bagi Pemerintah Daerah pengakuan atas kinerjanya yang
Alat dalam mengelola kinerja seluruh unit menunjang transformasi pembelajaran
untuk mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan pembelajaran yang
Pemerintah Daerah berorientasi pada peserta didik
Rumusan awal

Apa Ciri Transformasi Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah?

Merdeka dari Beban Merdeka Memilih Merdeka Unjuk Kinerja


Administrasi Indikator yang Relevan yang Berdampak

● Pegawai tersita waktunya ● Pegawai diukur dengan ● Tekanan untuk mencapai


untuk urusan administrasi banyak indikator kinerja sempurna hanya
Sebelum ● Atasan dan Pemda ● Pemetaan kebutuhan melahirkan perubahan di
mengevaluasi dokumen peningkatan kinerja sulit atas kertas
secara manual dilakukan, karena indikator
terlalu banyak

● Penyelarasan dan ● Pegawai memilih satu ● Pegawai melakukan


percepatan proses melalui indikator kinerja yang paling peningkatan kinerja
Sesudah teknologi dan terintegrasi relevan untuk ditingkatkan berbasis observasi kinerja
pengelolaan kinerja daerah ● Atasan dan Pemda dapat ● Atasan dan Pemda fokus
● Lebih sedikit dokumen yang menyusun prioritas mendukung peningkatan
harus disiapkan dan direviu indikator sesuai kondisi kinerja yang berdampak
oleh atasan dan Pemda sekolah dan daerah nyata pada pembelajaran
peserta didik
Rumusan awal

Pengelolaan Kinerja Sebagai Pembelajaran Adalah Arah Transformasi

Pengelolaan Kinerja Pengelolaan Kinerja Pengelolaan Kinerja


Pendekatan
sebagai Pengendalian sebagai Pencapaian sebagai Pembelajaran
Upaya peningkatan
Kepatuhan terhadap Pencapaian terhadap
Tujuan kualitas kinerja individu
standar dan prosedur target yang terukur
dan tim

Pengawasan ketat, Penetapan target, Proses berkelanjutan,


evaluasi berdasarkan monitoring berkala refleksi dari kesalahan
Metode
standar yang telah terhadap pencapaian untuk peningkatan
ditetapkan target berkesinambungan

Umpan balik untuk Umpan balik untuk Umpan balik untuk


Umpan Balik meluruskan penyimpangan menyesuaikan strategi melakukan peningkatan
yang terjadi pencapaian target kualitas kinerja
Landasan regulasi

Mendukung transformasi, Kemendikbudristek bekerja sama dengan BKN

PE Pesan kunci

Penerapan pengelolaan kinerja bagi Guru dan


Surat Edaran Bersama Kepala Sekolah dilakukan melalui
Kepala Badan Kepegawaian Negara dan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang
Nomor 17 tahun 2023 dan Nomor 9 Tahun 2023 terintegrasi dengan aplikasi e-Kinerja BKN.
tentang Sistem Informasi Pengelolaan Kinerja
Aparatur Sipil Negara Guru

tautan menuju dokumen


Landasan regulasi

Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah di PMM

PE Pesan kunci

Dukungan penerapan Pengelolaan Kinerja


Kepala Sekolah melalui PMM disusun
dalam bentuk regulasi teknis.

Perdirjen GTK
No. 7607/B.B1/HK.03/2023
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru
dan Kepala Sekolah
tautan menuju dokumen
Peran

Aktor yang Terlibat dalam Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah di PMM

SKENARIO 1: TANPA TIM KERJA

Pegawai Pejabat Penilai Kinerja

Kepala Sekolah Kepala Dinas Pendidikan

Kepala Sekolah sebagai Pegawai mendapat pemantauan, pembinaan, Kepala Dinas Pendidikan adalah Pejabat Penilai Kinerja yang berwenang
dan penilaian selama proses pengelolaan kinerja untuk meningkatkan dalam memantau, membina, dan menilai setiap Kepala Sekolah yang
praktik kinerja yang berdampak pada kualitas pembelajaran. bekerja di bawah naungannya untuk meningkatkan kinerja sebagai seorang
pegawai.
Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah pada PMM ditujukan bagi Kepala
Sekolah berstatus ASN di bawah naungan Pemerintah Daerah.
Peran Relasi dan Tanggung Jawab Antar Aktor yang Terlibat
dalam Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah di PMM
SKENARIO 1: TANPA TIM KERJA

Relasi 1: Pelaksanaan Siklus Peningkatan Kinerja


● Memantau pelaksanaan hasil kerja ● Merencanakan dan melaksanakan upaya
(pada tahap Diskusi Persiapan dan peningkatan kinerja berdasarkan Rapor
Observasi Praktik Kinerja) dan Pendidikan
perilaku kerja ● Mendapatkan bimbingan dan umpan balik
● Melaksanakan pembinaan kinerja konstruktif dari Kepala Dinas untuk
terkait praktik kinerja (pada tahap peningkatan kinerjanya
Diskusi, Upaya, dan Refleksi Tindak ● Mendiskusikan upaya perbaikan bersama
Lanjut) Kepala Dinas untuk siklus pengelolaan
● Memberikan umpan balik konstruktif kinerja berikutnya
untuk Kepala Sekolah

Relasi 2: Penetapan Predikat Kinerja Pegawai

Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah


● Melakukan penilaian dan menetapkan ● Menerima hasil penilaian kinerja dari
Predikat Kinerja Kepala Sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan
Konversi Predikat Kinerja ke Angka
Kredit (berlaku untuk KS PNS
berstatus JF guru)
● Menindaklanjuti keberatan terkait
Predikat Kinerja yang diajukan oleh
guru
Peran

Aktor yang Terlibat dalam Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah di PMM

SKENARIO 2: DENGAN TIM KERJA

Pegawai Pejabat Penilai Kinerja

Pimpinan Tim kerja

Anggota Tim Kerja


Kepala Sekolah Kepala Dinas Pendidikan
yang Mendapat Delegasi
Kepala Sekolah sebagai Pegawai mendapat Kepala Dinas Pendidikan adalah Pejabat Penilai Anggota Tim Kerja ditetapkan oleh Kepala Dinas
pemantauan, pembinaan, dan penilaian selama proses Kinerja yang berwenang dalam memantau, Pendidikan, untuk membantu memantau dan
pengelolaan kinerja untuk meningkatkan praktik kinerja membina, dan menilai Kepala Sekolah untuk membina Kepala Sekolah di lapangan.
yang berdampak pada kualitas pembelajaran. meningkatkan kinerja sebagai pegawainya.
Anggotanya terdiri dari Pengawas Sekolah yang
Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah pada PMM Kepala Dinas Pendidikan dapat membentuk Tim berstatus PNS dengan pangkat/jabatan yang sama
ditujukan bagi Kepala Sekolah berstatus ASN di bawah Kerja untuk membantu pemantauan dan pembinaan atau lebih tinggi dari Kepala Sekolah yang dipantau
naungan Pemerintah Daerah. pengelolaan kinerja Kepala Sekolah. dan dibina.
Peran Relasi dan Tanggung Jawab Antar Aktor yang Terlibat
dalam Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah di PMM
SKENARIO 2: DENGAN TIM KERJA

Kepala Dinas Pendidikan

● Melakukan penilaian dan menetapkan Predikat


● Membentuk Tim Kerja yang di antaranya terdiri atas
Kinerja Kepala Sekolah dan Konversi Predikat
Pengawas Sekolah untuk melakukan pemantauan
Kinerja ke Angka Kredit (berlaku untuk KS PNS
dan pembinaan kinerja Kepala Sekolah
berstatus JF guru)
● Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap
● Menindaklanjuti keberatan terkait Predikat Kinerja
pelaksanaan pengelolaan kinerja KS
yang diajukan oleh guru

Relasi 1 Relasi 3
● Menerima hasil penilaian kinerja
● Membantu melakukan dari Kepala Dinas Pendidikan
pemantauan dan pembinaan
terhadap pelaksanaan
pengelolaan kinerja Kepala
Sekolah
● Memberikan rekomendasi
penilaian kinerja beserta
Predikat Kinerja berdasarkan
rating hasil kerja dan perilaku
kerja
Tim Kerja Kepala Sekolah

● Memantau pelaksanaan hasil kerja (pada tahap Diskusi Persiapan dan Relasi 2 ● Merencanakan dan melaksanakan upaya peningkatan kinerja berdasarkan
Observasi Praktik Kinerja) dan perilaku kerja Rapor Pendidikan
● Melaksanakan pembinaan kinerja terkait praktik kinerja (pada tahap Diskusi, ● Mendapatkan bimbingan dan umpan balik konstruktif dari Pengawas Sekolah
Upaya, dan Refleksi Tindak Lanjut) untuk peningkatan kinerjanya
● Memberikan usulan rating hasil kerja dan perilaku kerja, sekaligus umpan ● Mendiskusikan upaya perbaikan bersama Pengawas Sekolah untuk siklus
balik konstruktif untuk Kepala Sekolah pengelolaan kinerja berikutnya
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa dan
Bagaimana
02 Transformasi
Pengelolaan
Kinerja?

Panduan Substansi Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah


Proses

Proses Pengelolaan Kinerja KS

Tahap 1: Tahap 2: Tahap 4:


Tahap 3:
Plotting Tim Kerja dan Pemantauan Kinerja Pembinaan Kinerja Penilaian dan Penentuan
Konfirmasi akun B.ID Merencanakan dan Melakukan Pelaksanaan Diskusi dan Refleksi Rekomendasi Predikat
Observasi Tindak Lanjut Kinerja KS
di website SIM TENDIK

Dinas Pendidikan melakukan plotting KS dan PS berdialog untuk KS dan PS merefleksikan observasi PS melakukan penilaian Hasil Kerja
Tim Kerja di SIM TENDIK untuk merencanakan observasi kinerja kelas, lalu berdialog untuk dan Perilaku Kerja, hingga muncul
menentukan Penilai Pengelolaan merencanakan tindak lanjut. PS Rekomendasi Predikat Kinerja KS
Kinerja KS mengamati dan mencatat di form tindak
lanjut

Dinas Pendidikan mengunduh SK Tim PS mengobservasi KS ketika KS melakukan tindak lanjut dengan PS mengirimkan Rekomendasi
Kerja dari SIM TENDIK dan melakukan praktik kinerja dan mencatat cara melaksanakan pengembangan Predikat Kinerja KS kepada Kepala
mendistribusikan SK tersebut kepada di form observasi kompetensi di dalam dan/atau luar PMM Dinas
Tim Kerja yang mendapatkan delegasi
dan juga ke SatDik

Tim Kerja mendapatkan akun Belajar Kepala Dinas belum terlibat secara KS dan PS merefleksikan tindak Kepala Dinas dapat menyetujui atau
ID di SIM TENDIK dan menggunakan langsung, namun dapat memantau lanjut, lalu PS mengamati dan mengubah Rekomendasi Predikat
akunnya untuk mengakses PMM prosentase KS yang melakukan mencatat di form observasi Kinerja KS. Setelah final maka KS
observasi mendapatkan Predikat Kinerja
Proses

Pengelolaan Kinerja KS - Contoh Kasus

Bu Murni melakukan pembinaan


Bu Ani
Kepala Sekolah
pengelolaan kinerja dengan
SMA 03 berdialog bersama Pak Raga

Hmm.. Hasil Rapor Pak Raga


Kepala Sekolah
di Daerah X kok Bu Murni
Pak Sutan SMA 09
rendah ya.. Kepala Dinas Pengawas
Sekolah sebagai
Tim Kerja

Pak Doni
Kepala Sekolah
SMA 112

Pak Sutan, Kepala Dinas Pak Sutan menunjuk Bu Murni, seorang Pengawas Sekolah, Pak Raga dan KS lainnya akan Secara jangka panjang, pemantauan dan
Pendidikan Provinsi Daerah X untuk membantu memantau dan membina beberapa Kepala merencanakan dan melaksanakan Siklus pembinaan dari PS dapat mendorong
khawatir karena melihat rapor Sekolah di Provinsi Daerah X. Salah satu Kepala Sekolah Peningkatan Kinerja dengan memilih kualitas pembelajaran guru secara
pendidikan satdik di daerahnya yang dipantau dan dibina adalah Pak Raga, Kepala SMA 09. sub-indikator kinerja yang relevan terhadap bertahap, yang kemudian dapat
rendah. Rapor Pendidikan sekolahnya. berdampak pada peserta didik dan juga
rapor pendidikan di daerah sasaran.
Sebagai delegasi Kepala Dinas, Bu Murni
akan memantau dan membina peningkatan
kinerja Pak Raga dan KS lainnya.
Proses

Tahap 1: Persiapan dan Melakukan Observasi

Tujuan kegiatan: 💡 Informasi penting

Melalui observasi, PS ● Agar tidak memberatkan KS dan PS, KS tidak harus memilih seluruh Target Perilaku. Cukup pilih
mengidentifikasi kemampuan 1 atau 2 target yang dirasa relevan untuk ditingkatkan
awal, bukan untuk menilai
kinerja. ● Observasi Kinerja adalah proses pengamatan untuk memahami kinerja KS, bukan penilaian

Hmm, sekarang saya


Pak Raga, untuk
observasi nanti, apa
sadar Pak Raga
Saya pilih punya kelebihan dan
Target Perilaku
satu saja ya bu.
Observasi yang ingin area pembelajaran di
Supaya fokus dalam
diamati? Satu-dua
saja tidak apa-apa loh
peningkatannya mana saja

KS dan PS akan menyepakati Ketika Observasi Kinerja, KS melakukan Di akhir sesi, PS memiliki gambaran Dinas belum terlibat secara langsung,
bagaimana observasi kinerja akan praktek kinerja sambil diamati oleh PS. lebih jelas terhadap apa praktik kinerja tapi dapat memantau persentase KS
dilakukan - diantaranya dengan PS mencatat, tapi tidak ada penilaian KS yang perlu peningkatan yang melakukan rencana observasi
menyepakati Target Perilaku yang dilakukan di tahap ini
Observasi yang benar-benar ingin
ditingkatkan (tidak harus semua)
Proses

Tahap 2: Pelaksanaan Diskusi dan Refleksi Tindak Lanjut

Tujuan kegiatan: 💡 Informasi penting

Menilai kualitas refleksi untuk ● Fungsi refleksi adalah untuk berkaca terhadap kelebihan dan kesulitan, tidak apa-apa untuk KS
menentukan upaya perbaikan membicarakan hal ini secara terbuka dengan PS. Harapannya, PS dapat membimbing KS untuk
berdasarkan temuan baseline, lalu menavigasi kesulitannya
melakukan upaya peningkatan ● Penilaian refleksi oleh PS baiknya berfokus pada kedalaman KS melakukan refleksi dan bukan
kinerja berdasarkan hasil refleksi. melihat panjang/pendeknya isian refleksi

Bu Mur, saya ingin Bu Mur, saya belajar


Saya tadi lihat bapak Jujur, saya grogi kalau coaching itu
bagus di sini tapi bisa belajar tentang
karena Ibu ngawasin, coaching supaya seperti yg Ibu lakukan
peningkatan di sana. tapi bener sih saya Menarik, coba kita ke saya - tapi Seru refleksinya Pak
Tapi saya ingin dengar bisa bantu guru berpikir kenapa Raga, kalau dari
sebenarnya refleksi. Bagaimana sepertinya belum
pandangan Bapak mengalami kesulitan menurut Bapak paham gimana agar pandangan saya
menurut Ibu? belajar coaching bisa sebenarnya bisa
memandu refleksi guru nyaman di-coach
guru membantu? coba dari belajar
mendengar aktif…

KS dan PS berdialog untuk Kemudian, KS merencanakan tindak Sebagai tindak lanjut, KS melakukan KS dan PS kemudian berdialog untuk
merefleksikan observasi kelas. PS lanjut dengan menentukan pengembangan kompetensi di dalam / merefleksikan tindak lanjut. KS menceritakan
menyampaikan catatan observasi dari pengembangan kompetensi di luar atau luar PMM apa yang ia pelajari dan apa yang masih
sudut pandangnya dan KS di dalam PMM. PS bertugas memantik menjadi kendala, PS bertugas memantik
menyampaikan opininya juga dialog dan mengamati bagaimana dialog dan mengamati bagaimana proses
proses refleksi KS refleksi KS
Proses

Tahap 3: Penilaian dan Penentuan Rekomendasi Predikat Kinerja KS

Tujuan kegiatan: 💡 Informasi penting

Menilai kualitas refleksi dan ● Mengikuti Permenpan 6/2022, Penilai tidak dapat langsung mengubah Rekomendasi Predikat Kinerja.
perbaikan praktik Maka dari itu ada rating untuk Penilai melakukan perubahan Rekomendasi Predikat Kinerja
dibandingkan dengan
kemampuan awal siklus.

Saya melihat Pak Raga Dari observasi saya,


dalam berefleksi dan perilaku kerjanya
sungguh2 belajarnya juga baik.

Berdasarkan catatan refleksi di tahap 2, PS melakukan penilaian terhadap Rating Hasil Kerja dan Rating Perilaku PS kemudian mengirimkan
PS akan melakukan penilaian terhadap: Perilaku Kerja KS selama 6 bulan Kerja akan menentukan Rekomendasi Rekomendasi Predikat Kinerja KS ke
● Upaya Refleksi terakhir, dan sistem akan Predikat Kinerja KS Kepala Dinas, dimana Kepala Dinas
● Upaya Belajar menghasilkan Rating Perilaku Kerja dapat mengubah atau menyetujui
● Perubahan Praktik Jika diperlukan, PS dapat mengatur Rekomendasi Predikat Kinerja
Ketiga variabel tersebut akan ulang rating tersebut dengan
menghasilkan Rating Hasil Kerja mempertimbangkan poin
Pengembangan Kompetensi
Variabel

Apa Variabel Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah?

Terdapat empat variabel yang dalam penilaian kinerja seorang pegawai:


Penilaian Kinerja Pegawai
2. Pengembangan 4. Dokumen
Variabel 1. Praktik Kinerja 3. Perilaku Kerja
Kompetensi Akuntabilitas
1. Praktik Kinerja
Tindak lanjut Dipertimbangan saat
Dinilai Dinilai Dikumpulkan
proses penilaian
2. Pengembangan Kompetensi
(dipertimbangan)
Berdasarkan Rapor Kategori Kegiatan Perilaku BERAKHLAK Dokumen yang
Pendidikan ASN yang sudah menunjukkan
3. Perilaku Kerja
1. Pendidikan dikontekstualisasikan akuntabilitas pegawai
KS: Indikator D3, 2. Pelatihan dalam melakukan
4. Dokumen Akuntabilitas Kepemimpinan 3. Non-pelatihan 1. Berorientasi kinerja sesuai
(dikumpulkan) Pembelajaran 4. Kontribusi Pelayanan tugasnya.
Keterangan Komunitas 2. Akuntabel
5. Kontribusi 3. Kompeten Tidak dinilai.
Sumber Belajar 4. Harmonis
5. Loyal Kepala Sekolah
6. Adaptif mengumpulkan
7. Kolaboratif. dokumen mengikuti
siklus pengelolaan
Penetapan Predikat Kinerja kinerja Guru.

Keempat variabel di atas akan menjadi acuan Penilai dalam melakukan Penetapan Predikat Kinerja
Pegawai.
Konversi ke Angka Kredit
Kemudian Predikat Kinerja akan menentukan Angka Kredit yang diperoleh Pegawai.
Variabel 1

Praktik Kinerja
Variabel 1: Praktik Kinerja

Seperti Apa Siklus Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah?

Pengelolaan praktik kinerja adalah upaya mendukung keteraturan pegawai dalam melakukan
peningkatan kinerja pada 1 indikator kinerja pilihan melalui Siklus Peningkatan Kinerja yang terdiri
dari:

A. Diskusi Persiapan: Upaya merumuskan fokus perilaku, upaya mempelajari dan


jadwal observasi kinerja.
Pemantauan
Kinerja B. Observasi Kinerja: Observasi yang bertujuan menentukan batas dasar kinerja
(baseline) sebelum melakukan upaya peningkatan kinerja. Observasi kinerja bukan
untuk melakukan penilaian.

C. Diskusi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan hasil observasi kinerja, upaya tindak
lanjut yang akan dilakukan dan kebutuhan dukungan untuk peningkatan kinerja.

Pembinaan
D. Upaya Tindak Lanjut: Upaya melakukan pengembangan kompetensi yang
Kinerja dibutuhkan untuk peningkatan kinerja.
E. Refleksi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan tindak lanjut termasuk identifikasi
capaian, tantangan dan rencana perbaikan.
Variabel 1: Praktik Kinerja

Seperti Apa Siklus Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah?

Siklus Peningkatan Penilaian Peningkatan


Kinerja Pegawai Kinerja Pegawai

A Baseline (awal) Menilai upaya pegawai berefleksi untuk menyadari


Diskusi Persiapan kesulitannya dalam peningkatan pembelajaran, dengan
Mengidentifikasi kemampuan awal Upaya mempertimbangkan:
dan menentukan praktik yang perlu 1. Kualitas refleksi pada C - Diskusi Tindak Lanjut
Refleksi 2. Kualitas refleksi pada E - Refleksi Tindak Lanjut
B ditingkatkan, bukan untuk menilai
kinerja. Observasi Kelas
Observasi Kinerja

Midline (tengah) Menilai upaya pegawai mempelajari dan menguasai


C kompetensi yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja
Diskusi Tindak Lanjut Upaya berdasarkan hasil observasi kelas dan hasil refleksi,
Melakukan refleksi untuk menentukan dengan mempertimbangkan kualitas refleksi terhadap
upaya perbaikan berdasarkan temuan
Mempelajari penyelesaian Upaya Tindak Lanjut pada E - Refleksi
baseline. Tindak Lanjut
D Melakukan upaya peningkatan kinerja
Upaya Tindak Lanjut berdasarkan hasil refleksi.
Menilai perubahan kinerja yang ditunjukkan oleh
pegawai dari waktu ke waktu yang mempengaruhi
Endline (akhir) Perubahan kualitas pembelajaran di kelas atau satuan pendidikan,
E dengan mempertimbangkan perubahan praktik dari
Praktik waktu ke waktu pada E - Refleksi Tindak Lanjut
Refleksi Tindak Lanjut Menilai kualitas refleksi dan perbaikan
praktik dibandingkan dengan praktik
kinerja pada baseline.
Variabel 1: Praktik Kinerja

Apa Saja Pilihan Indikator Observasi Kinerja Kepala Sekolah?

Indikator
Dimensi
Rapor
Pengertian Aspek (Rencana Hasil Kerja) Indikator Kinerja Individu
KS HANYA MEMILIH 1
Upaya mempresentasikan visi-misi dan prioritas satuan pendidikan yang
1. Presentasi visi-misi sekolah
berpusat pada peningkatan kualitas pembelajaran

Visi-Misi Satuan Upaya melakukan presentasi persuasif tentang program sekolah berbasis
2. Presentasi program sekolah
Pendidikan data untuk peningkatan kualitas pembelajaran

3. Presentasi praktik baik Upaya mendokumentasikan dan menceritakan praktik baik kepemimpinan
kepemimpinan pembelajaran pembelajaran kepada komunitas belajar kepala sekolah
Kepala sekolah
melakukan 4. Memandu perencanaan Upaya memandu pertemuan perencanaan program dan anggaran
kepemimpinan Pengelolaan pembelajaran sekolah berbasis data untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran Kurikulum Satuan
pembelajaran untuk Pendidikan 5. Refleksi pengelolaan Upaya memandu refleksi pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan yang
peningkatan kurikulum sekolah berpusat pada peningkatan kualitas pembelajaran
kualitas
pembelajaran
6. Aktivasi kegiatan komunitas Upaya mempresentasikan arahan untuk memotivasi guru aktif terlibat
belajar kegiatan komunitas belajar untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Dukungan untuk 7. Siklus peningkatan kualitas Upaya melakukan persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut observasi
Refleksi Guru praktik pembelajaran kinerja guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran

8. Refleksi program
Upaya memandu refleksi pelaksanaan program pengembangan
pengembangan kompetensi
guru kompetensi guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Variabel 1: Praktik Kinerja

Seperti Apa Tahapan Praktik Kinerja Kepala Sekolah?

1 Perencanaan 2 Pelaksanaan 3 Penilaian

Menyusun Sasaran Kinerja Melakukan dan meningkatkan upaya praktik sesuai dengan
Pegawai (SKP) Mendapatkan penilaian
tahapan siklus peningkatan kinerja

A KS akan dinilai oleh PS


Diskusi berdasarkan 3 aspek dari
Persiapan Indikator D2 Rapor
Pendidikan:
E B
1. Upaya Refleksi
KS memilih 1 Indikator Refleksi Tindak Observasi 2. Upaya Belajar
Kinerja Lanjut Kinerja 3. Perubahan Praktik
yang dikembangkan dari
Rapor Pendidikan, indikator
Rating tersebut akan
D3 terkait Kepemimpinan
menjadi basis PS dalam
Pembelajaran
merekomendasikan
D C Predikat Kinerja KS kepada
Upaya Diskusi Tindak Kepala Dinas.
Tindak Lanjut Lanjut
Kepala Dinas akan
menentukan nilai akhir.
Pengelolaan Praktik Kinerja dilakukan sebanyak 2 siklus dalam setahun.
Praktik Kinerja

Seperti Apa Observasi Praktik Kinerja?

No Penjelasan Fakta Miskonsepsi


1 Tujuan dari observasi praktik kinerja adalah menemukan ✅ Tujuannya mengetahui ❌Tujuannya penilaian
baseline untuk mengetahui kemampuan awal pada indikator kemampuan awal
yang dipilih, bukan untuk dinilai.
“Setelah observasi praktik “Setelah observasi praktik
kinerja, saya mengetahui kinerja, saya mendapat
kemampuan awal saya, Predikat Kinerja ‘Baik’ dengan
sehingga saya bisa Angka Kredit 12,5.”
menindaklanjuti kemampuan
yang masih membutuhkan
peningkatan.”

2 Hal yang perlu diobservasi dan diberikan catatan oleh Pejabat ✅ Mengobservasi Target ❌Mengobservasi semua hal
Penilai/Tim Kerjanya hanya yang terkait Target Perilaku yang Perilaku yang ditampilkan/
dipilih Pegawai. dipraktikkan
“Saat observasi kinerja pada
indikator Komunikasi Visi dan “Saat observasi kinerja pada
Misi, saya fokus indikator Komunikasi Visi dan
mengobservasi Target Perilaku Misi, saya perlu mengecek
Pegawai, yaitu kemampuan kesempurnaan seperti
melibatkan audiens sepanjang kecanggihan teknologi yang
presentasi visi misi sekolah digunakan Pegawai, estetika
yang mencakup perhatian, backdrop kegiatan, dan
interaksi, dan respon aktif.” sebagainya.”
Praktik Kinerja

Seperti Apa Observasi Praktik Kinerja?

No Penjelasan Fakta Miskonsepsi


3 Untuk Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah di ✅ Daerah terkendala ❌Daerah terkendala dipaksa
periode semester 1, tahun 2024, diberlakukan Pilihan memiliki pilihan dalam observasi tatap muka
Mekanisme Observasi Praktik Kinerja yang bisa dipilih sesuai melakukan observasi
kebutuhan, kondisi, dan kesepakatan antara Pegawai dan “Saya wajib menganggarkan
Penilai yang terlibat. “Saya menemukan jadwal yang pertemuan dan
cocok dengan agenda menyelenggarakan agenda
pertemuan orang tua siswa di tambahan khusus untuk
sekolah, namun Penilai saya Pengelolaan Kinerja.”
berhalangan hadir. Maka, saya
merekam kegiatan tersebut
untuk dikirim videonya kepada
Penilai untuk diobservasi.”

4 Dari segi durasi, selama Target Perilaku yang dipilih sudah ✅ 20-30 menit per observasi ❌Pejabat Penilai / Tim Kerja
dipraktikkan, dan catatan Penilai sudah dibuat, maka durasi sudah cukup menghabiskan 2-3 jam per
observasi bisa disesuaikan dan disepakati antara Pejabat observasi
Penilai dan Pegawai. “Sebagai Penilai, 20-30 menit
sudah cukup bagi saya untuk “Sebagai Penilai, saya wajib
mengobservasi, mengingat mengikuti kegiatan sesuai
efektivitas presentasi dan rundown yang menghabiskan
kemampuan mengelola waktu 1-2 jam untuk setiap
informasi pada umumnya.” pemantauan Kepala Sekolah.”
Praktik Kinerja

Apa Saja Pilihan Observasi untuk Menentukan Baseline Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah?

PILIHAN Konsekuensi Yang perlu diperhatikan agar optimal

Observasi Langsung 1. Tingkat otentifikasi yang kuat 1. Pegawai memastikan waktu dan jadwal
Pegawai melakukan praktik kinerja yang diobservasi karena penilai melihat langsung penyelenggaraan agenda dan observasi
langsung oleh Penilai pelaksanaan praktik kinerja 2. Penilai mengelola waktu dan jadwal untuk
2. Memunginkan dialog langsung melakukan perjalanan ke sekolah yang
Output: Formulir Observasi diisi langsung penilai dilakukan setelah observasi. jauh

Observasi Tidak Langsung 1. Tingkat otentifikasi terjaga karena


1. Pegawai dan Penilai menguasai teknologi
Pegawai melakukan praktik kinerja yang direkam pencatatan dilakukan oleh penilai
dan memiliki akses internet yang baik
video untuk diobservasi kemudian oleh Penilai 2. Realistis dilakukan untuk kasus di
2. Penilai mengelola waktu untuk menyimak
mana rasio penilai:pegawai tinggi
video
Output: Formulir Observasi diisi penilai kemudian (antara 10-20:1)

Observasi Catatan Mandiri


Pegawai melaporkan catatan mandiri observasi 1. Penilai membutuhkan waktu yang
1. Pegawai menulis catatan observasi
praktik kinerja yang dilakukan untuk dipertimbangkan jauh lebih sedikit, karena hanya
dengan deskriptif. Tidak perlu panjang,
oleh penilai. Form dapat diunduh di sini. perlu membaca isian formulir.
namun jelas dan elaboratif.
2. Mudah dilakukan untuk kasus di
2. Penilai menyampaikan ekspektasi catatan
Output: Formulir Observasi diisi pegawai, disertai mana rasio pegawai:penilai sangat
observasi yang baik kepada Pegawai
dengan minimal bukti foto, lalu dikirim dan diverifikasi tinggi (di atas 20:1)
oleh penilai

Catatan
Pilihan disepakati antara Penilai dan Pegawai. TIDAK ADA pilihan baik/buruk. Pilihan tidak berpengaruh pada penilaian kinerja.
Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja KS

Bagaimana contoh implementasi tahap pelaksanaannya di semester 1 tahun 2024?

PE PENTING!
Linimasa ini hanya CONTOH dan tidak bersifat baku/wajib. Eksekusi tiap tahapan bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing
individu. Linimasa ini dibuat hanya untuk memastikan pembagian porsi kerja yang ideal di setiap tahapannya.

Waktu yang
No Perihal Kegiatan Luaran diperlukan

KS dan PS berkomunikasi secara daring melalui


WA/Zoom/Google Meet untuk menyepakati
target perilaku, upaya mempelajari, dan jadwal KS mengumpulkan formulir
1 Diskusi persiapan 1 minggu
observasi yang sudah terlebih dahulu dibuat KS. persiapan observasi di PMM.

(10-15 menit sudah cukup)

a. KS melakukan praktik kinerja


b. PS melakukan observasi praktik kinerja
PS mengumpulkan rubrik
Observasi praktik sesuai dengan pilihan mekanisme observasi
2 observasi dan memberikan rating 2 minggu
kinerja yang sudah disepakati
praktik kinerja di PMM.
(10-20 menit sudah cukup per guru)
Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja KS

Bagaimana contoh implementasi tahap pelaksanaannya di semester 1 tahun 2024?

Waktu yang
No Perihal Kegiatan Luaran diperlukan

KS dan PS bertemu secara daring melalui a. KS mengumpulkan formulir


WA/Zoom/Google Meet untuk menyepakati Dokumen Tindak Lanjut di
Diskusi tindak upaya tindak lanjut di PMM dan lainnya.
3 PMM 1 minggu
lanjut
b. PS mengumpulkan dokumen
(cukup 1 jenis upaya dan dilakukan selama 20-30
Isi Penilaian Atasan di PMM
menit)

a. KS melakukan 1 jenis upaya


Pemantauan dan pembinaan
belajar/peningkatan berdasarkan diskusi
Upaya tindak kinerja KS dalam memastikan 2-3
4 tindak lanjut pada tahap sebelumnya
lanjut kegiatan upaya peningkatan sudah minggu
b. PS memantau dan memastikan upaya KS
dilakukan.
terlaksana via pesan WA.

a. KS mengisi formulir Refleksi Tindak Lanjut.


a. KS mengumpulkan formulir
b. KS dan PS bertemu secara daring melalui
Refleksi Tindak Lanjut.
Refleksi tindak WA/Zoom/Google Meet untuk membahas
5 b. PS mengumpulkan Dokumen 1 minggu
lanjut hasil Refleksi Tindak Lanjut KS.
Penilaian Refleksi Tindak
Lanjut
(20-30 menit sudah cukup)
Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja KS

Bagaimana contoh implementasi tahap pelaksanaannya di semester 1 tahun 2024?

Waktu yang
No Perihal Kegiatan Luaran diperlukan

a. KS mengumpulkan bukti dukung


Pengembangan Kompetensi di PMM (periode
Januari 2023-Mei 2024). KS mengumpulkan bukti
Pengembangan 2-3
6 b. KS memberitahu PS bila semua bukti dukung dukung pengembangan
kompetensi minggu
sudah dikumpulkan. kompetensi di PMM.
c. PS mengecek bukti dukung pengembangan
kompetensi KS.

a. KS mengumpulkan Dokumen Akuntabilitas di KS mengumpulkan Dokumen


Dokumen PMM. Akuntabilitas di PMM.
7 1 minggu
akuntabilitas b. PS mengecek Dokumen Akuntabilitas yang
dikumpulkan KS.

PS memberikan rating untuk 7


PS menilai 7 Aspek Perilaku Kerja Kepala Sekolah
8 Perilaku Kerja Aspek Perilaku Kerja Kepala 1 minggu
secara asinkronus di PMM.
Sekolah.
Variabel 2

Perilaku Kerja
Variabel 2: Perilaku Kerja

Seperti Apa Kontekstualisasi Perilaku BERAKHLAK ASN untuk Kepala Sekolah?

1. Berorientasi pada Pelayanan: Bagaimana pegawai memahami dan memenuhi kebutuhan peserta didik, rekan sejawat,
dan masyarakat? Apakah pegawai ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan? Apakah
pegawai terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan pelayanannya?

2. Akuntabel: Apakah pegawai melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas
tinggi? Apakah pegawai menggunakan sumber daya yang ada secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien? Apakah
pegawai melaksanakan tugasnya sesuai kewenangan?

3. Kompeten: Apakah pegawai berupaya meningkatkan kompetensinya? Apakah pegawai membantu peserta didik dan
rekan sejawat untuk belajar? Apakah pegawai melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik?

4. Harmonis: Apakah pegawai menghargai setiap orang? Apakah pegawai suka menolong orang lain? Apakah pegawai
membangun lingkungan kerja yang kondusif?

5. Loyal: Apakah pegawai mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku? Apakah pegawai memberikan layanan terbaik
untuk meningkatkan kinerja satuan pendidikan? Apakah pegawai menjaga nama baik satuan pendidikan?

6. Adaptif: Apakah pegawai cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan? Apakah pegawai terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas? Apakah pegawai bertindak secara proaktif?

7. Kolaboratif: Apakah pegawai memberi kesempatan kepada peserta didik, rekan sejawat, dan masyarakat untuk
berkontribusi? Apakah pegawai terbuka dalam bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran? Apakah
pegawai mampu dan mau memanfaatkan sumberdaya untuk tujuan satuan pendidikan?
Variabel 2: Perilaku Kerja

Seperti Apa Tahapan Perilaku Kerja Kepala Sekolah?

1 Perencanaan 2 Pelaksanaan 3 Penilaian

Menyusun Sasaran Kinerja Melakukan dan meningkatkan upaya praktik sesuai dengan
Pegawai (SKP) Mendapatkan penilaian
tahapan siklus peningkatan kinerja

PS menilai KS
NO. ASPEK INDIKATOR FOKUS PERILAKU RATING menggunakan rating
perilaku: di atas, sesuai
Memahami atau di bawah
Mengidentifikasi
Berorientasi kebutuhan peserta Sesuai
KS memilih 7 fokus 1
Pelayanan didik dan berusaha
kebutuhan peserta didik
Ekspektasi
ekspektasi.
secara proaktif
perilaku kerja yang akan memenuhinya
ditingkatkan Rating tersebut akan
Menggerakkan menjadi basis PS dalam
PS menetapkan 7 fokus pemanfaatan Mengoptimalkan sumber merekomendasikan
sumber daya satuan daya satuan pendidikan Predikat Kinerja KS
perilaku kerja yang akan Di Atas
2 Kolaboratif pendidikan untuk untuk mendukung
ditingkatkan Ekspektasi kepada Kepala Dinas di
pencapaian visi dan pencapaian kinerja satuan
misi satuan pendidikan
akhir periode
pendidikan Pengelolaan Kinerja.

Perilaku Kerja diobservasi dan dinilai selama periode Kepala Dinas akan
Pengelolaan Kinerja berlangsung (6 bulan). menentukan nilai akhir.
Variabel 3

Pengembangan
Kompetensi
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi

Mengapa Pengembangan Kompetensi Hanya Menjadi Pertimbangan Penilaian,


dan Tidak Menjadi Nilai Mutlak?

Transformasi Pengelolaan Kinerja menyasar pada upaya yang berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, yang mana
bisa diraih dan diwujudkan dalam variabel Praktik Kinerja dan Perilaku Kerja, sedangkan variabel Pengembangan Kompetensi
merupakan proses untuk menguatkan Praktik dan Perilaku.

Berikut adalah perbedaan antara Praktik Kinerja dan Pengembangan Kompetensi.

Input Proses Output Outcome

Siklus Peningkatan Praktik Penilaian terhadap Upaya


Kinerja: Diskusi Persiapan, Refleksi, Upaya Belajar & Peningkatan kualitas praktik
1. Rapor Pendidikan
Praktik Kinerja Observasi Kinerja, Diskusi, Perubahan Praktik pada saat kinerja yang tercermin pada
2. Prioritas Sekolah
Usaha dan Refleksi Tindak Diskusi dan Refleksi Tindak Rapor Pendidikan
Lanjut Lanjut

Pencapaian 32 Poin sebagai


1. Refleksi Kompetensi Pelaksanaan dan Unggah Peningkatan kesiapan naik
Pengembangan Pertimbangan dalam
2. Minat & Aspirasi Karier Bukti Fisik Kegiatan jenjang jabatan (UKKJ) atau
Kompetensi Menetapkan Predikat Kinerja
Pegawai Pengembangan Kompetensi pilihan karier lain
Pegawai
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi

Apa Cakupan Pengembangan Kompetensi Kepala Sekolah?

1. Pengembangan Kompetensi bertujuan untuk


membantu guru mengembangkan Prioritas Non-prioritas
kapasitasnya dalam meraih aspirasi karier di
Program/kegiatan lain di luar
masa depan. Pendidikan Guru Penggerak,
prioritas.
Sekolah Penggerak,
Pendidikan Profesi Guru,
2. Setiap kegiatan pengembangan kompetensi Program/ Implementasi Kurikulum
dibobot dengan poin. Besaran poin Kegiatan Merdeka, Perencanaan
ditentukan berdasarkan skala prioritas, Berbasis Data
kategori peran dan kategori kegiatan.

3. Poin tidak sama dengan JP atau angka Berperan sebagai Berperan sebagai peserta.
kredit. Besaran poin yang didapatkan kontributor, seperti menjadi
mengindikasikan dua hal: semakin besar Penggerak, Asesor,
upaya KS dalam meraih aspirasi kariernya dan Peran dalam Narasumber, Pengajar
Program/Kegiatan Praktik, Fasilitator, Guru
semakin besar kontribusinya terhadap Pamong, Coach/Mentor,
transformasi pembelajaran. Penelaah, Pembuat Konten

4. Besaran poin yang didapatkan akan menjadi


pertimbangan dalam Penilaian Praktik Pelatihan, Pengembangan Kompetensi Selain Pelatihan,
Kategori
Kinerja. 32 poin adalah batas untuk mencapai Komunitas Belajar, Pembuatan Sumber Belajar, Pendidikan
Kegiatan
ekspektasi Pimpinan (tidak perlu terlalu fokus
mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya).
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi

Seperti Apa Tahapan Pengembangan Kompetensi Kepala Sekolah?

1 Perencanaan 2 Pelaksanaan 3 Penilaian

Menyusun Sasaran Kinerja Hasil dipertimbangkan untuk


Melakukan kegiatan pengembangan kompetensi baik di dalam maupun luar
Pegawai (SKP) menilai upaya perbaikan praktik
PMM untuk meningkatkan kualitas praktik kinerja dan perilaku kerja kinerja dan perilaku kerja

● Pegawai melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi


sesuai yang disepakati
● Secara berkala, Pegawai mengunggah bukti penyelesaian Poin kegiatan
kegiatan pengembangan kompetensi pengembangan
KS mengusulkan jenis ● Bukti penyelesaian tidak hanya sertifikat; silakan cek daftar bukti kompetensi digunakan
kegiatan pengembangan dukung di lampiran Perdirjen 7607 tahun 2023 untuk pertimbangan
kompetensi. penetapan Predikat
Kinerja Pegawai.
Diharapkan KS mencapai
32 poin/semester.
<32 poin: di bawah
PS menetapkan jenis ekspektasi
kegiatan pengembangan 32 poin: sesuai
kompetensi. ekspektasi
>32 poin: di atas
ekspektasi
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi

Seperti Apa Contoh Pengembangan Kompetensi Untuk Kepala Sekolah?

Contoh 1

Jumlah Jumlah
Kegiatan Poin
Kegiatan Poin

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta berbagi


4 poin 4 kegiatan 16 poin
praktik baik yang diselenggarakan komunitas belajar

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Partisipan observasi


praktik pembelajaran (persiapan, pelaksanaan, dan diskusi tindak 8 poin 2 kegiatan 16 poin
lanjut) bersama rekan sejawat

TOTAL 32 poin

Catatan: Poin kegiatan pengembangan kompetensi digunakan untuk pertimbangan penetapan Predikat Kinerja Pegawai.
Kurang dari 32 poin : di bawah ekspektasi
Mencapai 32 poin : sesuai ekspektasi
Di atas 32 poin : di atas ekspektasi
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi

Seperti Apa Contoh Pengembangan Kompetensi Untuk Kepala Sekolah?

Contoh 2

Jumlah Jumlah
Kegiatan Poin
Kegiatan Poin

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta berbagi praktik baik yang
4 poin 2 kegiatan 8 poin
diselenggarakan komunitas belajar

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta kegiatan pelatihan atau


bimbingan teknis yang memperoleh sertifikat di bidang pendidikan, kebudayaan, riset dan 8 poin 2 kegiatan 16 poin
teknologi

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta coaching atau mentoring


4 poin 2 kegiatan 8 poin
pengembangan kompetensi oleh Guru, Kepala Sekolah, dan/atau pengawas sekolah

TOTAL 32 poin

Catatan: Poin kegiatan pengembangan kompetensi digunakan untuk pertimbangan penetapan Predikat Kinerja Pegawai.
Kurang dari 32 poin : di bawah ekspektasi
Mencapai 32 poin : sesuai ekspektasi
Di atas 32 poin : di atas ekspektasi
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi

Seperti Apa Contoh Pengembangan Kompetensi Untuk Kepala Sekolah?

Contoh 3

Jumlah Jumlah
Kegiatan Poin
Kegiatan Poin

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta berbagi praktik baik yang
4 poin 2 kegiatan 8 poin
diselenggarakan komunitas belajar

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta kegiatan pelatihan atau


bimbingan teknis yang memperoleh sertifikat di bidang pendidikan, kebudayaan, riset dan 8 poin 1 kegiatan 8 poin
teknologi

Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta pelatihan mandiri sesuai model
8 poin 2 kegiatan 16 poin
kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan/atau pengawas sekolah

TOTAL 32 poin

Catatan: Poin kegiatan pengembangan kompetensi digunakan untuk pertimbangan penetapan Predikat Kinerja Pegawai.
Kurang dari 32 poin : di bawah ekspektasi
Mencapai 32 poin : sesuai ekspektasi
Di atas 32 poin : di atas ekspektasi
Variabel 4

Dokumen
Akuntabilitas
Variabel 4: Dokumen akuntabilitas

Apa Saja Cakupan Dokumen Akuntabilitas Kepala Sekolah?

Dokumen akuntabilitas adalah dokumen yang secara sehari-hari memang dikerjakan dan dihasilkan oleh pegawai
dalam menjalankan kinerja. Bukan tambahan dokumen baru. Dokumen akuntabilitas tidak menjadi penilaian
pengelolaan kinerja Kepala Sekolah. Berikut ini penjelasan terkait dengan masing-masing dokumen tersebut.

No Nama Dokumen Penjelasan

1 Dokumen KOSP Dokumen yang disusun oleh Kepala Sekolah, Guru dan pemangku kepentingan lainnya
yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan
kurikulum yang dipilih dan ditetapkan oleh satuan pendidikan

2 Dokumen perencanaan Dokumen yang berisikan rencana kerja satuan pendidikan baik dalam jangka pendek
satuan pendidikan maupun jangka panjang, atau biasa disebut dokumen rencana kerja tahunan

3 Dokumen laporan satuan Dokumen laporan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran tahunan. Untuk konteks
pendidikan Pengelolaan Kinerja tahun 2024, maka dokumen yang dimaksud adalah laporan
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran tahun sebelumnya atau tahun 2023.

4 Rangkuman kehadiran Dokumen yang berisi rekapitulasi kehadiran bulanan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga
guru Kependidikan (bukan daftar hadir).

Catatan
Penamaan di atas bukan nomenklatur untuk membuat dokumen baru; penamaan dokumen mungkin bisa berbeda di lapangan.
Silakan baca kolom ‘Penjelasan’ untuk mencari padanannya.
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bagaimana
Penilaian
03 Pengelolaan
Kinerja?

Panduan Substansi Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah


Mekanisme
Bagaimana Rekomendasi Predikat Kinerja Ditetapkan?
Penetapan Predikat Kinerja didasarkan pada hasil penilaian kinerja yang dilakukan Pejabat Penilai mengacu pada 4 variabel:

Variabel Deskripsi Tindak lanjut Aspek penilaian Skala rating/nilai sebagai basis menentukan
predikat

Praktik Kinerja Upaya peningkatan 1 Dinilai 1. Upaya Refleksi ● Di atas ekspektasi pimpinan
indikator kinerja yang 2. Upaya Mempelajari ● Sesuai ekspektasi pimpinan
dilakukan sepanjang 3. Perubahan Praktik ● Di bawah ekspektasi pimpinan
pelaksanaan Siklus
Peningkatan Kinerja

Perilaku Kerja Upaya peningkatan 7 perilaku Dinilai 7 aspek perilaku BERAKHLAK ● Di atas ekspektasi pimpinan
kerja BERAHLAK pada akhir ● Sesuai ekspektasi pimpinan
masa pengelolaan kinerja 1. Berorientasi Pelayanan ● Di bawah ekspektasi pimpinan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif.

Pengembangan Pegawai melakukan kegiatan Dipertimbangkan Poin pengembangan kompetensi Tidak dinilai, namun bisa dianalogikan:
Kompetensi bermakna untuk menunjang ● >32: Di atas ekspektasi pimpinan
peningkatan praktik kinerja ● 32 poin: Sesuai ekspektasi pimpinan
setidaknya 2 jam per minggu ● <32: Di bawah ekspektasi pimpinan
(ekuivalen 32 poin).

Dokumen Bukti akuntabilitas dari Dikumpulkan Penyediaan dokumen KOSP, Perlu dikumpulkan agar Predikat Kinerja bisa
Akuntabilitas tanggung jawab yang Rencana Program Sekolah ditampilkan untuk Pegawai
dilakukan sehari-hari
Mekanisme

Bagaimana Rekomendasi Predikat Kinerja Ditetapkan?

Apa yang menentukan Apa variabel yang Apa yang menjadi


Rekomendasi Predikat menentukan rating? basis penilaian?
Kinerja?

Penilaian
Upaya Refleksi

Penilaian Catatan Tim Kerja ketika KS Diskusi &


Rating Praktik Upaya Mempelajari Refleksi Tindak Lanjut
Kinerja

Penilaian
Rekomendasi Perubahan Praktik
Predikat
Kinerja

Rating Observasi Tim Kerja terhadap


Penilaian Perilaku Kerja
Perilaku Kerja perilaku kerja KS

Poin Pengembangan Pengembangan Kompetensi yang


Kompetensi KS lakukan

Berdasarkan Poin Pengembangan Kompetensi, PS dapat mengubah


Rating Hasil & Perilaku Kerja
Mekanisme

Bagaimana Rekomendasi Predikat Kinerja Ditetapkan?

Apa variabel yang Apa yang menjadi Bagaimana form Observasi, Diskusi Tindak Lanjut
menentukan rating? basis penilaian? dan Refleksi Tindak lanjut mempengaruhi
penilaian kinerja pegawai?

Penilaian Upaya Refleksi


1. Seluruh form di samping tidak secara
langsung mempengaruhi penilaian dan
Catatan PS ketika KS melakukan lebih merupakan catatan pengamatan
Penilaian Upaya Mempelajari Diskusi Tindak Lanjut dan Penilai.
Refleksi Tindak Lanjut

Penilaian Perubahan Praktik 2. Catatan dari form di atas akan membantu


Penilai untuk mengisi form Penilaian Kinerja
Pegawai dari Upaya Refleksi, Upaya
Mempelajari, dan Perubahan Praktik yang
dilakukan Pegawai.
Observasi PS terhadap perilaku
Penilaian Perilaku Kerja
kerja KS 3. Utamanya penilaian pegawai dipengaruhi
oleh pengamatan atasan terhadap pegawai.
Form observasi & tindak lanjut berfungsi
sebagai alat bantu.

Poin Pengembangan Pengembangan Kompetensi yg KS


Kompetensi lakukan
Mekanisme

Bagaimana Rekomendasi Predikat Kinerja Ditetapkan?

Apa yang menentukan Apa variabel yang


Rekomendasi Predikat menentukan rating? Apakah Poin Pengembangan Kompetensi high
Kinerja? stake karena menentukan penilaian kinerja?

Jawabannya adalah tidak, karena Poin


Pengembangan Kompetensi hanya menjadi variabel
Penilaian Upaya Refleksi
pertimbangan - bukan penentu
Rating Praktik
Kinerja
Penilaian Upaya Mempelajari 1. Sistem akan menentukan Rating Hasil Kerja
berdasarkan Penilaian Upaya Refleksi,
Penilaian Perubahan Praktik Upaya Mempelajari dan Peningkatan Kinerja

2. Sistem akan menentukan Rating Perilaku


Kerja berdasarkan Penilaian Perilaku Kerja

Rating Perilaku 3. Poin Pengembangan Kompetensi tidak


Kerja
Penilaian Perilaku Kerja menentukan Rating Hasil kerja dan Perilaku
Kerja, namun PS dapat mengubah kedua
rating dan menggunakan poin sebagai bahan
pertimbangan

Poin Pengembangan Kompetensi

Berdasarkan Poin Pengembangan Kompetensi, PS dapat


mengubah Rating Hasil & Perilaku Kerja
Mekanisme
Bagaimana Angka Kredit Diperhitungkan?

Sebelumnya Sekarang

Bobot per Totalnya Penilaian Penetapan


DUPAK Konversi ke
kegiatan menjadi Kinerja Predikat
terlaksana Angka Kredit
dijumlahkan Angka Kredit Pegawai Kinerja

● Angka kredit diperoleh dari jumlah total pelaksanaan ● Angka kredit didapatkan melalui penetapan predikat
kegiatan melalui Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran organisasi.
(DUPAK).
● Predikat kinerja ditetapkan sesuai dengan upaya
● Setiap kegiatan memiliki bobot yang berbeda. Semakin peningkatan praktik kinerja pegawai terhadap
besar bobot butir kegiatan, dan semakin banyak pemenuhan ekspektasi pimpinan (Sangat Baik, Baik,
kegiatan terlaksana, semakin besar angka kredit yang Cukup, Kurang, Sangat Kurang).
diperoleh.
● Angka Kredit diperoleh dari konversi predikat kinerja
● Angka Kredit diperoleh dari total jumlah kegiatan dengan cara mengalikan Koefisien Angka Kredit dengan
terlaksana berdasarkan masing-masing bobotnya. Faktor Pengali predikat kinerja.
Mekanisme

Seperti Apa Contoh Perhitungan Angka Kredit? (Simulasi)

Sebelumnya Sekarang

Nama : Zaenal, S.Pd Nama : Zaenal, S.Pd


Jenjang : Ahli Muda Jenjang : Ahli Muda
Angka Kredit : 35.5 Predikat Kinerja : Sangat Baik
Angka Kredit : 25 x 150% = 37,5

Angka Kredit Total Koefisien Angka


Butir Kegiatan Terlaksana Jenjang
Per Butir Keg. Angka Kredit Kredit Tahunan
Ahli Pertama 12,5
12.5 1 12.5
Ahli Muda 25
Ahli Madya 37,5
8 1 8
Ahli Utama 50
7 1 7
% Faktor
Predikat Kinerja
Pengali
2 2 4
Sangat Baik 150%
0.5 8 4 Baik 100%
Cukup 75%
Total 35.5 Kurang 50%
Sangat Kurang 25%
Penilaian

Seperti Apa Ilustrasi Penilaian Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah?

Ibu Sri Hariyati (35 tahun) Pak Hendrawan (29 tahun) Pak Budianto (40 tahun)
ASN Guru Ahli Madya ASN Guru Ahli Muda ASN Guru Ahli Madya

Rating Sesuai
Di Atas Ekspektasi Pimpinan Di Atas Ekspektasi Pimpinan
Praktik Kinerja Ekspektasi Pimpinan

Poin Pengembangan
Variabel 36 Poin 64 Poin 64 Poin
Kompetensi

Rating Sesuai Sesuai


Di Atas Ekspektasi Pimpinan
Perilaku Kerja Ekspektasi Pimpinan Ekspektasi Pimpinan

Penetapan Predikat Kerja Baik Sangat Baik Baik

Angka Kredit 100% x 37,5 = 37,5 150% x 25 = 37,5 100% x 37,5 = 37,5
Rubrik Observasi Kinerja

Seperti Apa Rubrik Observasi Kinerja Kepala Sekolah?

● Indikator Praktik Kinerja memuat Rubrik Observasi


yang diturunkan menjadi Target Perilaku yang
dianjurkan dan yang perlu dihindari selama tahap
observasi kinerja berlangsung.

● Target Perilaku yang tersedia di PMM HANYA


CONTOH dan bisa disesuaikan lebih lanjut
berdasarkan kebutuhan dan kondisi setiap sekolah
melalui diskusi dan kesepakatan antara Kepala
Sekolah dan Pengawas Sekolah/Kepala Dinas.

● Setelah keputusan disepakati kedua belah pihak,


Pegawai tidak perlu mengubah/mengedit rincian
Target Perilaku di PMM. Yang terpenting adalah
Atasan sudah mengetahui dan menyetujui
penyesuaian Target Perilakunya.
Rubrik Observasi Kinerja
Indikator 1:
Apa target perilaku dan bagaimana Komunikasi visi-misi satuan pendidikan
mencapainya?

Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti termasuk dalam - Menggunakan istilah yang kompleks dan abstrak tanpa disertai
menjelaskan istilah kompleks yang digunakan penjelasan yang mudah dipahami
Kejelasan pesan. Kemampuan
- Menyusun materi presentasi secara logis dan terstruktur, - Menyampaikan terlalu banyak informasi yang tidak terkait
mempresentasikan visi misi sekolah secara
dengan alur yang mudah diikuti. langsung dengan visi misi sekolah
konkret, terstruktur dan mudah dipahami
- Memberikan contoh atau situasi nyata yang relevan dengan - Mempresentasikan visi misi dengan mengabaikan tingkat
keseharian untuk menjelaskan visi-misi sekolah. pemahaman dan sudut pandang audiens

- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang presentasi visi misi sekolah - Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
yang mencakup perhatian, interaksi, dan respon komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
aktif untuk mewujudkan peningkatan kualitas - Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pembelajaran. non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.

- Menjelaskan tindakan konkret yang bisa diambil oleh audiens


- Menyampaikan tindakan yang bersifat normatif tapi tidak
Undangan Beraksi. Kemampuan mengaitkan sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka untuk
konkret dan spesifik yang diharapkan dari audiens.
visi misi sekolah dengan prioritas sekolah serta mendukung visi-misi sekolah.
- Menyampaikan ajakan beraksi yang terlalu berat atau tidak
ajakan untuk beraksi sesuai peran dan - Menunjukkan bagaimana tindakan tersebut akan berkontribusi
realistis bagi audiens.
tanggung jawab masing-masing audiens untuk pada peningkatan kualitas pembelajaran dan manfaat yang
- Mengkomunikasikan ajakan beraksi dengan nada menuntut,
mewujudkan peningkatan kualitas akan dirasakan oleh sekolah dan siswa.
bukan menginspirasi audiens untuk bertindak demi masa
pembelajaran. - Menggunakan kata-kata yang menginspirasi dan memotivasi
depan siswa
audiens untuk terlibat aktif dalam mewujudkan visi-misi sekolah.
Rubrik Observasi Kinerja
Indikator 2:
Apa target perilaku dan bagaimana Presentasi program sekolah
mencapainya?

Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti termasuk dalam - Menggunakan istilah yang kompleks dan abstrak tanpa disertai
Kejelasan Pesan. Kemampuan menyampaikan menjelaskan istilah kompleks yang digunakan penjelasan yang mudah dipahami
informasi tentang program sekolah dengan - Menyoroti detail penting dari program sekolah yang berkaitan - Menyampaikan semua detail program sehingga tidak terlihat
jelas, tepat, dan mudah dipahami, termasuk langsung dengan peningkatan kualitas pembelajaran. hubungan antara program dengan peningkatan kualitas
detail spesifik dan relevansi dengan tujuan - Menjelaskan bagaimana program tersebut relevan dan pembelajaran
peningkatan kualitas pembelajaran. mendukung tujuan umum sekolah dalam meningkatkan kualitas - Gagal menghubungkan program dengan tujuan keseluruhan
pembelajaran. sekolah atau manfaatnya bagi proses pembelajaran.

- Menganalisis data dengan cara yang tidak tepat atau tidak


- Melakukan analisis data yang objektif dan akurat untuk
Pemanfaatan Data dan Bukti. Penggunaan mendukung pentingnya program sekolah
menjelaskan pentingnya program sekolah.
data yang relevan dan bukti empiris untuk - Membanjiri audiens dengan terlalu banyak data atau informasi
- Menyajikan data dan temuan dalam format yang jelas dan
mendukung argumen dan menunjukkan teknis yang sulit dipahami.
mudah dimengerti, seperti melalui grafik, tabel, atau infografis.
efektivitas program sekolah dalam mencapai - Gagal menunjukkan bagaimana data dan bukti yang disajikan
- Menunjukkan hasil analisis data dalam mendukung pencapaian
tujuan peningkatan kualitas pembelajaran. secara langsung berhubungan dengan peningkatan kualitas
tujuan sekolah, khususnya peningkatan kualitas pembelajaran.
pembelajaran..

- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang presentasi program sekolah - Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
yang mencakup perhatian, interaksi, dan respon komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
aktif untuk mewujudkan peningkatan kualitas - Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pembelajaran. non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.
Rubrik Observasi Kinerja
Indikator 3:
Apa target perilaku dan bagaimana Menceritakan praktik baik kepemimpinan
mencapainya?

Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Mengumpulkan data, testimoni, dan bukti lainnya yang - Mengumpulkan data, testimoni, dan bukti lainnya yang bersifat
menunjukkan efektivitas praktik baik kepemimpinan umum dan tidak relevan dengan praktik baik kepemimpinan
pembelajaran. pembelajaran
Dokumentasi Praktik Baik. Kemampuan
- Menyajikan dokumentasi praktik baik dalam konteks - Menyajikan dokumentasi yang tidak berhubungan atau
menunjukkan dokumentasi praktik baik
menceritakan upaya mengatasi tantangan peningkatan kualitas berlawanan dengan upaya mengatasi tantangan peningkatan
kepemimpinan pembelajaran yang relevan dan
pembelajaran kualitas pembelajaran
berdampak pada pembelajaran
- Menyajikan dokumentasi dengan cara yang terstruktur, mudah - Menyajikan dokumentasi dengan cara yang tidak terstruktur,
diikuti, dan relevan dengan praktik baik kepemimpinan sulit diikuti, atau kurang relevan dengan praktik baik
pembelajaran yang diceritakan. kepemimpinan pembelajaran yang diceritakan

- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti termasuk dalam - Menggunakan istilah yang kompleks dan abstrak tanpa disertai
Kejelasan Pesan. Kemampuan menyampaikan menjelaskan istilah kompleks yang digunakan penjelasan yang mudah dipahami
informasi tentang praktik baik kepemimpinan - Menyoroti detail penting praktik baik kepemimpinan - Menyampaikan semua detail praktik baik kepemimpinan
pembelajaran dengan jelas, tepat, dan mudah pembelajaran yang berkaitan langsung dengan peningkatan pembelajaran sehingga tidak terlihat hubungan antara program
dipahami, termasuk detail spesifik dan relevansi kualitas pembelajaran. dengan peningkatan kualitas pembelajaran
dengan tujuan peningkatan kualitas - Menjelaskan bagaimana praktik baik kepemimpinan - Gagal menghubungkan praktik baik kepemimpinan
pembelajaran. pembelajaran tersebut relevan dan mendukung tujuan umum pembelajaran dengan tujuan keseluruhan sekolah atau
sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. manfaatnya bagi proses pembelajaran.

- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan
diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang sesi bercerita praktik baik
- Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
kepemimpinan pembelajaran yang mencakup
komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
perhatian, interaksi, dan respon aktif untuk
- Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pengembangan kapasitas kepemimpinan
non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
pembelajaran.
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.
Rubrik Observasi Kinerja
Indikator 4:
Apa target perilaku dan bagaimana Memandu perencanaan pembelajaran
mencapainya?
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Mendengarkan kontribusi peserta dengan seksama dan


- Datang ke pertemuan tanpa persiapan yang memadai,
Efektif Memandu Pertemuan: Kemampuan merespons atau menindaklanjutinya secara konstruktif.
termasuk kekurangan agenda yang jelas.
mengatur, memimpin, dan memfasilitasi diskusi - Fasilitasi Diskusi: Mengarahkan diskusi agar tetap fokus pada
- Mendominasi percakapan dan tidak memberi kesempatan
dalam pertemuan dengan fokus pada tujuan pertemuan dan mendorong partisipasi dari semua
kepada peserta lain untuk berkontribusi.
pencapaian tujuan yang ditetapkan secara peserta.
- Mengizinkan pertemuan berlangsung terlalu lama atau tidak
efisien. - Memberikan ringkasan yang jelas dari hasil pertemuan dan
selesai tepat waktu.
tindak lanjut yang diperlukan.

- Memperhatikan konteks dimana data dikumpulkan dan dianalisis


- Membuat keputusan penting tanpa dasar data yang solid atau
Keputusan Berdasarkan Data: Penggunaan untuk memastikan relevansi dan keakuratannya.
hanya berdasarkan intuisi.
analisis data secara sistematis untuk - Mengkomunikasikan temuan dan data secara jelas kepada
- Tidak berbagi atau menjelaskan data yang relevan dengan
menginformasikan dan mendukung proses semua pemangku kepentingan terkait.
anggota tim atau pemangku kepentingan lainnya.
pengambilan keputusan dalam pertemuan - Mengevaluasi keputusan yang dibuat dan bersedia
- Menolak untuk merevisi keputusan meskipun data baru
perencanaan pembelajaran. menyesuaikan rencana berdasarkan data baru atau tren yang
menunjukkan kebutuhan untuk perubahan atau penyesuaian.
muncul.

- Mendefinisikan kriteria yang spesifik, realistis, dan dapat diukur


- Menetapkan kriteria yang tidak jelas, tidak terukur, atau tidak
untuk monitoring efektivitas pelaksanaan rencana pembelajaran.
Kriteria dan Mekanisme Monitoring: realistis sehingga sulit untuk dimonitoring
- Menetapkan cara monitoring yang tepat, realistis dan efektif
Kemampuan menetapkan kriteria dan - Mengabaikan untuk membuat keputusan mekanisme
untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan rencana
mekanisme monitoring pelaksanaan rencana monitoring berkala sehingga kesempatan untuk pembenahan
pembelajaran.
pembelajaran sepanjang semester/masa dan perbaikan terlewat.
- Melibatkan guru, peserta didik dan pihak lain dalam proses
pembelajaran - Mengabaikan partisipasi dan umpan balik dari guru, peserta
monitoring untuk mendapatkan perspektif beragam dan umpan
didik dan pihak lain dalam proses monitoring.
balik yang komprehensif.
Rubrik Observasi Kinerja Indikator 5:
Refleksi pengelolaan kurikulum satuan
Apa target perilaku dan bagaimana pendidikan
mencapainya?

Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Menghindari atau menolak membahas kesulitan yang


- Terbuka dalam mengakui kesulitan yang dihadapi dan
dihadapi, sehingga peluang untuk belajar dari pengalaman
menganalisisnya secara mendalam untuk memahami penyebab
Kedalaman refleksi. Kemampuan melakukan terlewat.
dan dampaknya.
refleksi mendalam dan kritis termasuk - Hanya melakukan refleksi yang bersifat permukaan tanpa
- Melakukan refleksi secara jujur dan objektif, tanpa menyalahkan
membicarakan kesulitan dan umpan balik dari mengeksplorasi masalah secara lebih mendalam, termasuk
atau membuat justifikasi yang tidak perlu.
warga sekolah secara terbuka. menyalahkan keadaan atau kondisi sarana prasarana.
- Mencari contoh spesifik dari pengalaman atau situasi tertentu
- Menolak untuk melihat dari perspektif orang lain atau
untuk mendukung refleksi.
mempertimbangkan pendapat yang berbeda.

- Menjelaskan cara pelibatan warga sekolah yang mudah dan


- Menjelaskan umpan balik dari warga sekolah secara umum
realistis serta hasil umpan balik spesifik dari warga sekolah
dan tidak menjelaskan cara mendapatkannya
terhadap kurikulum sekolah
Keterlibatan warga sekolah. Keterlibatan - Bersikap defensif terhadap umpan balik dari warga sekolah
- Menerima umpan balik dari warga sekolah dengan sikap terbuka
warga sekolah secara langsung maupun tidak termasuk bersikukuh dengan pendapatnya sendiri dan
dan merespon secara konstruktif untuk peningkatan kualitas
langsung dalam proses refleksi sebagai dasar menyalahkan keadaan
pembelajaran
adaptasi dan pembaharuan kurikulum. - Mengabaikan umpan balik dari warga sekolah termasuk
- Menghargai dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang
menghindari pembicaraan tentang kesulitan dan perbedaan
dari warga sekolah termasuk dari kelompok minoritas dalam
sudut pandang
proses refleksi.pengelolaan kurikulum sekolah

- Menunjukkan sikap terbuka dan kesediaan untuk menerima


- Menunjukkan keengganan untuk menerima perubahan,
penyesuaian konsep dan pelaksanaan kurikulum berdasarkan
meskipun ada bukti yang menunjukkan kebutuhan untuk
Adaptasi dan pembaharuan. Kesediaan hasil refleksi.
adaptasi terhadap kurikulum
melakukan adaptasi dan pembaharuan - Mempertimbangkan pilihan adaptasi dan pembaharuan
- Menetapkan perubahan atau pembaharuan kurikulum secara
kurikulum berdasarkan hasil refleksi dari internal kurikulum dengan meminta masukan untuk analisis kelebihan
terburu-buru tanpa analisis dan perencanaan yang memadai
maupun warga sekolah yang bertujuan dan kelemahan setiap pilihan
- Mengabaikan dampak pembaharuan kurikulum pada peserta
peningkatan kualitas pembelajaran. - Menerapkan perubahan atau pembaharuan kurikulum secara
didik, guru, orangtua dan pengelolaan pembelajaran secara
bertahap dan sistematis, memastikan transisi yang mulus bagi
keseluruhan
warga sekolah.
Rubrik Observasi Kinerja
Indikator 6:
Apa target perilaku dan bagaimana Aktivasi kegiatan komunitas belajar
mencapainya?

Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Memilih kata-kata yang jelas dan mudah dipahami untuk - Menggunakan bahasa atau istilah yang terlalu teknis atau
Kejelasan Pesan. Kemampuan menyampaikan mengkomunikasikan informasi tentang komunitas belajar. jargon tanpa penjelasan yang mudah dipahami
informasi tentang komunitas belajar dengan - Menyusun informasi dengan urutan yang logis dan mudah - Menyampaikan informasi secara acak atau tanpa struktur yang
jelas, tepat, dan mudah dipahami, termasuk diikuti. jelas.
detail spesifik dan relevansi dengan tujuan - Menjelaskan tujuan dan manfaat komunitas belajar dari sudut - Menjelaskan tujuan dan manfaat komunitas belajar sebatas
peningkatan kualitas pembelajaran. pandang dan kepentingan guru serta dampaknya pada dari sudut pandang regulasi dan kepentingan satuan
peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan

- Melakukan analisis data yang objektif dan akurat untuk - Menganalisis data dengan cara yang tidak tepat atau tidak
Pemanfaatan Data dan Bukti. Penggunaan
menjelaskan pentingnya komunitas belajar mendukung pentingnya komunitas belajar
data yang relevan dan bukti empiris untuk
- Menyajikan data dan temuan dalam format yang jelas dan - Membanjiri audiens dengan terlalu banyak data atau informasi
mendukung argumen dan menunjukkan
mudah dimengerti, seperti melalui grafik, tabel, atau infografis. teknis yang sulit dipahami.
efektivitas komunitas belajar dalam mencapai
- Menunjukkan cerita praktik baik sebagai bukti efektivitas - Menunjukkan praktik baik yang tidak relevan dengan peran
tujuan peningkatan kualitas pembelajaran.
komunitas belajar dalam peningkatan kualitas pembelajaran. komunitas belajar dalam peningkatan kualitas pembelajaran

- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang presentasi komunitas belajar - Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
yang mencakup perhatian, interaksi, dan respon komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
aktif untuk mewujudkan peningkatan kualitas - Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pembelajaran. non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.
Rubrik Observasi Kinerja Indikator 7:
Siklus peningkatan kualitas praktik
Apa target perilaku dan bagaimana
mencapainya? pembelajaran

Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Mendiskusikan Target Perilaku yang relevan dengan indikator


Kualitas Persiapan. Kemampuan memandu - Menuntut Target Perilaku yang banyak dan pada level yang
kinerja serta realistis untuk dipraktikkan dan ditingkatkan
persiapan observasi kinerja guru yang sulit dipraktikkan oleh guru
kualitasnya oleh guru
mencakup memilih Target Perilaku yang - Membiarkan guru memilih sendiri rencana pembelajaran,
- Mendiskusikan rencana pembelajaran yang sesuai kebutuhan
relevan, upaya belajar yang tepat dan realistis tanpa memberi arahan dan umpan balik
guru, dan realistis dilakukan
serta perencanaan observasi kinerja yang - Menetapkan standar perilaku yang harus dilakukan guru
- Mendiskusikan rencana observasi kinerja yang relevan dengan
terintegrasi dengan proses pembelajaran. dengan mengabaikan konteks rencana pembelajaran
rencana pembelajaran serta realistis dilakukan

Efektivitas Pelaksanaan Observasi. - Memastikan lingkungan observasi nyaman dan mendukung, - Membiarkan lingkungan observasi yang menegangkan atau
Kemampuan dalam membangun kondisi yang meminimalisir gangguan untuk pengamatan yang efektif. banyak gangguan
kondusif, mengenali bukti perilaku yang relevan, - Mencatat perilaku-perilaku kunci yang relevan dengan kriteria - Membuat catatan perilaku yang bersifat normatif dan umum
menetapkan rating berdasarkan bukti dan observasi kinerja atau tidak spesifik
pemberian rekomendasi yang relevan dan - Menetapkan rating observasi kinerja yang realistis berdasarkan - Menetapkan rating observasi yang berlebihan berdasarkan
realistis. bukti-bukti yang tercatat. kesan umum yang didapatkan

- Menggunakan teknik pertanyaan dan diskusi yang


- Menunjukkan komunikasi yang bersifat normatif sehingga guru
Efektivitas Tindak Lanjut. Kemampuan menumbuhkan keberanian guru mengakui kesulitan yang
ragu-ragu dalam melakukan refleksi
memandu diskusi tindak lanjut termasuk dalam dialaminya
- Mendikte atau membiarkan guru menetapkan tujuan dan
memandu proses refleksi, menetapkan upaya - Mendiskusikan kesepakatan tujuan dan rencana belajar yang
rencana belajar untuk peningkatan kinerjanya
belajar yang relevan dan kesepakatan yang relevan dengan kesulitan guru serta realistis dilakukan
- Memberikan nasihat yang bersifat normatif tapi tidak spesifik
melibatkan. - Memberikan umpan balik yang konstruktif dan menumbuhkan
menyebutkan perilaku yang perlu diperbaiki
kesadaran guru belajar meningkatkan kinerjanya
Rubrik Observasi Kinerja Indikator 8:
Refleksi program pengembangan
Apa target perilaku dan bagaimana
mencapainya? kompetensi guru

Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari

- Menghindari atau menolak membahas kesulitan yang


- Terbuka dalam mengakui kesulitan yang dihadapi dan
dihadapi, sehingga peluang untuk belajar dari pengalaman
Kedalaman refleksi. Kemampuan melakukan menganalisisnya secara mendalam untuk memahami penyebab
terlewat.
refleksi mendalam dan kritis termasuk dan dampaknya.
- Hanya melakukan refleksi yang bersifat permukaan tanpa
membicarakan kesulitan yang dihadapi dalam - Melakukan refleksi secara jujur dan objektif, tanpa menyalahkan
mengeksplorasi masalah secara lebih mendalam, termasuk
proses maupun penerapan hasil atau membuat justifikasi yang tidak perlu.
menyalahkan keadaan atau kondisi sarana prasarana.
pengembangan kompetensi guru. - Mencari contoh spesifik dari pengalaman atau situasi tertentu
- Menolak untuk melihat dari perspektif orang lain atau
untuk mendukung refleksi.
mempertimbangkan pendapat yang berbeda.

- Membiarkan suasana pertemuan yang menegangkan dan


- Membangun suasana pertemuan yang nyaman dan terbuka
Keterlibatan guru. Kemampuan melibatkan kaku sehingga melahirkan keraguan menyampaikan umpan
bagi siapa saja untuk menyampaikan umpan balik
guru dalam memberikan umpan balik terhadap balik
- Aktif mendorong guru untuk memberikan umpan balik tentang
komponen dan program pengembagan - Mengabaikan atau tidak menghargai umpan balik yang
program pengembangan kompetensi.
kompetensi guru termasuk terhadap jenis dan diberikan oleh guru.
- Menerima dan menanggapi umpan balik dari guru secara
besaran dukungan terhadap guru. - Tidak memperhatikan atau menanggapi kebutuhan spesifik
konstruktif dan menggunakannya untuk perbaikan program.
dan dukungan yang dibutuhkan oleh guru.

- Mengajak dan memberi kesempatan pada guru menceritakan - Memberi seruan pada guru untuk menerapkan hasil
Penerapan hasil. Kemampuan mengeksplorasi
penerapan hasil program pengembangan kompetensi pengembangan kompetensinya
hasil pengembangan kompetensi guru terhadap
- Mengakui kekeliruan guru sebagai sebuah upaya belajar yang - Mengabaikan kekeliruan atau bahkan menilai buruk kekeliruan
perubahan pada praktik pembelajaran yang
penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran guru
dilakukan guru dan kualitas pembelajaran yang
- Menceritakan hasil pengumpulan data sebelum pertemuan - Membicarakan topik yang bersifat normatif atau regulasi untuk
dirasakan peserta didik.
berupa praktik baik guru atau respon dari peserta didik menuntut guru melakukan pengembangan kompetensi guru
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Informasi
04 Tambahan dan
FAQ

Panduan Substansi Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah


Pusat Informasi Pelaksanaan Kinerja Kepala Sekolah di sini


Frequently Asked Questions (FAQ)

Q : Siapa Pejabat Penilai kinerja Kepala Q : Bagaimana jika sekolah tidak memiliki Q : Bagaimana observasi kinerja Kepala Sekolah
Sekolah? Pengawas Sekolah? dilakukan? Apakah ada rubriknya?

A: Pejabat Penilai yang berwenang untuk A: Kepala Dinas akan membentuk Tim Kerja, A: Pelaksanaan observasi kinerja Kepala Sekolah
menilai kinerja Kepala Sekolah adalah Kepala yang anggotanya adalah Pengawas Sekolah. dapat disesuaikan dengan kebutuhan Indikator
Dinas Pendidikan. Namun, sesuai Pasal 25 Pembentukan Tim Kerja ini dilakukan untuk yang dipilih serta kondisi masing-masing daerah.
Perdirjen GTK No 7607/B.B1/HK.03/2023 memenuhi cakupan seluruh Satuan Pendidikan Beberapa pilihannya adalah melalui:
Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja yang tersedia (utamanya untuk Sekolah Negeri).
Guru dan Kepala Sekolah, Ayat 4, Kepala Dinas ● Observasi Langsung, di mana Pegawai
yang menangani urusan bidang pendidikan Dalam hal ini, Kemendikbudristek akan dan Penilai bertemu secara sinkronus
dapat membentuk Tim Kerja dalam membantu mengarahkan dan mendorong Dinas ● Observasi Tidak Langsung, di mana
melakukan evaluasi kinerja Kepala Sekolah Pendidikan untuk memenuhi kebutuhan Pegawai merekam kegiatan, dan Penilai
yang terdiri atas Pengawas Sekolah sesuai tersebut. mengobservasi secara sinkronus
dengan penugasan pada masing masing Satuan Observasi Catatan Mandiri, di mana
Pendidikan. Pegawai mengisi formulir
(self-assessment) disertai bukti foto, dan
Dalam konteks Pengelolaan Kinerja di PMM, Penilai memverifikasi
penetapan Predikat Kinerja dan konversi Angka
Kredit untuk Kepala Sekolah akan dilakukan Perlu diingat, pelaksanaan observasi tidak
oleh Kepala Dinas. Namun, selama proses dilakukan di dalam aplikasi PMM (dalam konteks
pelaksanaan, Pengawas Sekolah atau Tim Kerja ini, aplikasi hanya menjadi tempat input catatan
lah yang akan terlibat langsung dalam umpan balik dan rating kinerja dari Pejabat
memantau, membina, dan merekomendasikan Penilai).
penilaian atas kinerja Kepala Sekolah
sepanjang Siklus Peningkatan Kinerja. Rubrik Observasi Kinerja sudah tersedia di PMM
namun mohon dipahami bahwa rubrik tersebut
hanya contoh dan bisa disesuaikan melalui
kesepakatan Pegawai dan Atasan.
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

TERIMA
KASIH
Disusun Oleh: Tim Kemendikbudristek dan Tim Pengembang
Teknologi

Februari 2024 | Versi 1.0 | Umum

Anda mungkin juga menyukai