Panduan Substansi - Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan
Panduan Substansi - Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Panduan Substansi
Pelaksanaan
Pengelolaan Kinerja
Kepala Sekolah
Disusun Oleh: Tim Kemendikbudristek dan Tim Pengembang Teknologi
Dokumen ini juga bisa Anda gunakan sebagai materi paparan sosialisasi
untuk audiens yang relevan.
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengapa
Transformasi
01 Pengelolaan
Kinerja?
Bagi Pimpinan
Alat dalam mengelola kinerja pegawai
secara individu dan kolektif agar bisa
berdaya mencapai tujuan dan sasaran
organisasi
PE Pesan kunci
PE Pesan kunci
Perdirjen GTK
No. 7607/B.B1/HK.03/2023
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru
dan Kepala Sekolah
tautan menuju dokumen
Peran
Kepala Sekolah sebagai Pegawai mendapat pemantauan, pembinaan, Kepala Dinas Pendidikan adalah Pejabat Penilai Kinerja yang berwenang
dan penilaian selama proses pengelolaan kinerja untuk meningkatkan dalam memantau, membina, dan menilai setiap Kepala Sekolah yang
praktik kinerja yang berdampak pada kualitas pembelajaran. bekerja di bawah naungannya untuk meningkatkan kinerja sebagai seorang
pegawai.
Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah pada PMM ditujukan bagi Kepala
Sekolah berstatus ASN di bawah naungan Pemerintah Daerah.
Peran Relasi dan Tanggung Jawab Antar Aktor yang Terlibat
dalam Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah di PMM
SKENARIO 1: TANPA TIM KERJA
Relasi 1 Relasi 3
● Menerima hasil penilaian kinerja
● Membantu melakukan dari Kepala Dinas Pendidikan
pemantauan dan pembinaan
terhadap pelaksanaan
pengelolaan kinerja Kepala
Sekolah
● Memberikan rekomendasi
penilaian kinerja beserta
Predikat Kinerja berdasarkan
rating hasil kerja dan perilaku
kerja
Tim Kerja Kepala Sekolah
● Memantau pelaksanaan hasil kerja (pada tahap Diskusi Persiapan dan Relasi 2 ● Merencanakan dan melaksanakan upaya peningkatan kinerja berdasarkan
Observasi Praktik Kinerja) dan perilaku kerja Rapor Pendidikan
● Melaksanakan pembinaan kinerja terkait praktik kinerja (pada tahap Diskusi, ● Mendapatkan bimbingan dan umpan balik konstruktif dari Pengawas Sekolah
Upaya, dan Refleksi Tindak Lanjut) untuk peningkatan kinerjanya
● Memberikan usulan rating hasil kerja dan perilaku kerja, sekaligus umpan ● Mendiskusikan upaya perbaikan bersama Pengawas Sekolah untuk siklus
balik konstruktif untuk Kepala Sekolah pengelolaan kinerja berikutnya
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Apa dan
Bagaimana
02 Transformasi
Pengelolaan
Kinerja?
Dinas Pendidikan melakukan plotting KS dan PS berdialog untuk KS dan PS merefleksikan observasi PS melakukan penilaian Hasil Kerja
Tim Kerja di SIM TENDIK untuk merencanakan observasi kinerja kelas, lalu berdialog untuk dan Perilaku Kerja, hingga muncul
menentukan Penilai Pengelolaan merencanakan tindak lanjut. PS Rekomendasi Predikat Kinerja KS
Kinerja KS mengamati dan mencatat di form tindak
lanjut
Dinas Pendidikan mengunduh SK Tim PS mengobservasi KS ketika KS melakukan tindak lanjut dengan PS mengirimkan Rekomendasi
Kerja dari SIM TENDIK dan melakukan praktik kinerja dan mencatat cara melaksanakan pengembangan Predikat Kinerja KS kepada Kepala
mendistribusikan SK tersebut kepada di form observasi kompetensi di dalam dan/atau luar PMM Dinas
Tim Kerja yang mendapatkan delegasi
dan juga ke SatDik
Tim Kerja mendapatkan akun Belajar Kepala Dinas belum terlibat secara KS dan PS merefleksikan tindak Kepala Dinas dapat menyetujui atau
ID di SIM TENDIK dan menggunakan langsung, namun dapat memantau lanjut, lalu PS mengamati dan mengubah Rekomendasi Predikat
akunnya untuk mengakses PMM prosentase KS yang melakukan mencatat di form observasi Kinerja KS. Setelah final maka KS
observasi mendapatkan Predikat Kinerja
Proses
Pak Doni
Kepala Sekolah
SMA 112
Pak Sutan, Kepala Dinas Pak Sutan menunjuk Bu Murni, seorang Pengawas Sekolah, Pak Raga dan KS lainnya akan Secara jangka panjang, pemantauan dan
Pendidikan Provinsi Daerah X untuk membantu memantau dan membina beberapa Kepala merencanakan dan melaksanakan Siklus pembinaan dari PS dapat mendorong
khawatir karena melihat rapor Sekolah di Provinsi Daerah X. Salah satu Kepala Sekolah Peningkatan Kinerja dengan memilih kualitas pembelajaran guru secara
pendidikan satdik di daerahnya yang dipantau dan dibina adalah Pak Raga, Kepala SMA 09. sub-indikator kinerja yang relevan terhadap bertahap, yang kemudian dapat
rendah. Rapor Pendidikan sekolahnya. berdampak pada peserta didik dan juga
rapor pendidikan di daerah sasaran.
Sebagai delegasi Kepala Dinas, Bu Murni
akan memantau dan membina peningkatan
kinerja Pak Raga dan KS lainnya.
Proses
Melalui observasi, PS ● Agar tidak memberatkan KS dan PS, KS tidak harus memilih seluruh Target Perilaku. Cukup pilih
mengidentifikasi kemampuan 1 atau 2 target yang dirasa relevan untuk ditingkatkan
awal, bukan untuk menilai
kinerja. ● Observasi Kinerja adalah proses pengamatan untuk memahami kinerja KS, bukan penilaian
KS dan PS akan menyepakati Ketika Observasi Kinerja, KS melakukan Di akhir sesi, PS memiliki gambaran Dinas belum terlibat secara langsung,
bagaimana observasi kinerja akan praktek kinerja sambil diamati oleh PS. lebih jelas terhadap apa praktik kinerja tapi dapat memantau persentase KS
dilakukan - diantaranya dengan PS mencatat, tapi tidak ada penilaian KS yang perlu peningkatan yang melakukan rencana observasi
menyepakati Target Perilaku yang dilakukan di tahap ini
Observasi yang benar-benar ingin
ditingkatkan (tidak harus semua)
Proses
Menilai kualitas refleksi untuk ● Fungsi refleksi adalah untuk berkaca terhadap kelebihan dan kesulitan, tidak apa-apa untuk KS
menentukan upaya perbaikan membicarakan hal ini secara terbuka dengan PS. Harapannya, PS dapat membimbing KS untuk
berdasarkan temuan baseline, lalu menavigasi kesulitannya
melakukan upaya peningkatan ● Penilaian refleksi oleh PS baiknya berfokus pada kedalaman KS melakukan refleksi dan bukan
kinerja berdasarkan hasil refleksi. melihat panjang/pendeknya isian refleksi
KS dan PS berdialog untuk Kemudian, KS merencanakan tindak Sebagai tindak lanjut, KS melakukan KS dan PS kemudian berdialog untuk
merefleksikan observasi kelas. PS lanjut dengan menentukan pengembangan kompetensi di dalam / merefleksikan tindak lanjut. KS menceritakan
menyampaikan catatan observasi dari pengembangan kompetensi di luar atau luar PMM apa yang ia pelajari dan apa yang masih
sudut pandangnya dan KS di dalam PMM. PS bertugas memantik menjadi kendala, PS bertugas memantik
menyampaikan opininya juga dialog dan mengamati bagaimana dialog dan mengamati bagaimana proses
proses refleksi KS refleksi KS
Proses
Menilai kualitas refleksi dan ● Mengikuti Permenpan 6/2022, Penilai tidak dapat langsung mengubah Rekomendasi Predikat Kinerja.
perbaikan praktik Maka dari itu ada rating untuk Penilai melakukan perubahan Rekomendasi Predikat Kinerja
dibandingkan dengan
kemampuan awal siklus.
Berdasarkan catatan refleksi di tahap 2, PS melakukan penilaian terhadap Rating Hasil Kerja dan Rating Perilaku PS kemudian mengirimkan
PS akan melakukan penilaian terhadap: Perilaku Kerja KS selama 6 bulan Kerja akan menentukan Rekomendasi Rekomendasi Predikat Kinerja KS ke
● Upaya Refleksi terakhir, dan sistem akan Predikat Kinerja KS Kepala Dinas, dimana Kepala Dinas
● Upaya Belajar menghasilkan Rating Perilaku Kerja dapat mengubah atau menyetujui
● Perubahan Praktik Jika diperlukan, PS dapat mengatur Rekomendasi Predikat Kinerja
Ketiga variabel tersebut akan ulang rating tersebut dengan
menghasilkan Rating Hasil Kerja mempertimbangkan poin
Pengembangan Kompetensi
Variabel
Keempat variabel di atas akan menjadi acuan Penilai dalam melakukan Penetapan Predikat Kinerja
Pegawai.
Konversi ke Angka Kredit
Kemudian Predikat Kinerja akan menentukan Angka Kredit yang diperoleh Pegawai.
Variabel 1
Praktik Kinerja
Variabel 1: Praktik Kinerja
Pengelolaan praktik kinerja adalah upaya mendukung keteraturan pegawai dalam melakukan
peningkatan kinerja pada 1 indikator kinerja pilihan melalui Siklus Peningkatan Kinerja yang terdiri
dari:
C. Diskusi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan hasil observasi kinerja, upaya tindak
lanjut yang akan dilakukan dan kebutuhan dukungan untuk peningkatan kinerja.
Pembinaan
D. Upaya Tindak Lanjut: Upaya melakukan pengembangan kompetensi yang
Kinerja dibutuhkan untuk peningkatan kinerja.
E. Refleksi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan tindak lanjut termasuk identifikasi
capaian, tantangan dan rencana perbaikan.
Variabel 1: Praktik Kinerja
Indikator
Dimensi
Rapor
Pengertian Aspek (Rencana Hasil Kerja) Indikator Kinerja Individu
KS HANYA MEMILIH 1
Upaya mempresentasikan visi-misi dan prioritas satuan pendidikan yang
1. Presentasi visi-misi sekolah
berpusat pada peningkatan kualitas pembelajaran
Visi-Misi Satuan Upaya melakukan presentasi persuasif tentang program sekolah berbasis
2. Presentasi program sekolah
Pendidikan data untuk peningkatan kualitas pembelajaran
3. Presentasi praktik baik Upaya mendokumentasikan dan menceritakan praktik baik kepemimpinan
kepemimpinan pembelajaran pembelajaran kepada komunitas belajar kepala sekolah
Kepala sekolah
melakukan 4. Memandu perencanaan Upaya memandu pertemuan perencanaan program dan anggaran
kepemimpinan Pengelolaan pembelajaran sekolah berbasis data untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran Kurikulum Satuan
pembelajaran untuk Pendidikan 5. Refleksi pengelolaan Upaya memandu refleksi pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan yang
peningkatan kurikulum sekolah berpusat pada peningkatan kualitas pembelajaran
kualitas
pembelajaran
6. Aktivasi kegiatan komunitas Upaya mempresentasikan arahan untuk memotivasi guru aktif terlibat
belajar kegiatan komunitas belajar untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Dukungan untuk 7. Siklus peningkatan kualitas Upaya melakukan persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut observasi
Refleksi Guru praktik pembelajaran kinerja guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran
8. Refleksi program
Upaya memandu refleksi pelaksanaan program pengembangan
pengembangan kompetensi
guru kompetensi guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Variabel 1: Praktik Kinerja
Menyusun Sasaran Kinerja Melakukan dan meningkatkan upaya praktik sesuai dengan
Pegawai (SKP) Mendapatkan penilaian
tahapan siklus peningkatan kinerja
2 Hal yang perlu diobservasi dan diberikan catatan oleh Pejabat ✅ Mengobservasi Target ❌Mengobservasi semua hal
Penilai/Tim Kerjanya hanya yang terkait Target Perilaku yang Perilaku yang ditampilkan/
dipilih Pegawai. dipraktikkan
“Saat observasi kinerja pada
indikator Komunikasi Visi dan “Saat observasi kinerja pada
Misi, saya fokus indikator Komunikasi Visi dan
mengobservasi Target Perilaku Misi, saya perlu mengecek
Pegawai, yaitu kemampuan kesempurnaan seperti
melibatkan audiens sepanjang kecanggihan teknologi yang
presentasi visi misi sekolah digunakan Pegawai, estetika
yang mencakup perhatian, backdrop kegiatan, dan
interaksi, dan respon aktif.” sebagainya.”
Praktik Kinerja
4 Dari segi durasi, selama Target Perilaku yang dipilih sudah ✅ 20-30 menit per observasi ❌Pejabat Penilai / Tim Kerja
dipraktikkan, dan catatan Penilai sudah dibuat, maka durasi sudah cukup menghabiskan 2-3 jam per
observasi bisa disesuaikan dan disepakati antara Pejabat observasi
Penilai dan Pegawai. “Sebagai Penilai, 20-30 menit
sudah cukup bagi saya untuk “Sebagai Penilai, saya wajib
mengobservasi, mengingat mengikuti kegiatan sesuai
efektivitas presentasi dan rundown yang menghabiskan
kemampuan mengelola waktu 1-2 jam untuk setiap
informasi pada umumnya.” pemantauan Kepala Sekolah.”
Praktik Kinerja
Apa Saja Pilihan Observasi untuk Menentukan Baseline Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah?
Observasi Langsung 1. Tingkat otentifikasi yang kuat 1. Pegawai memastikan waktu dan jadwal
Pegawai melakukan praktik kinerja yang diobservasi karena penilai melihat langsung penyelenggaraan agenda dan observasi
langsung oleh Penilai pelaksanaan praktik kinerja 2. Penilai mengelola waktu dan jadwal untuk
2. Memunginkan dialog langsung melakukan perjalanan ke sekolah yang
Output: Formulir Observasi diisi langsung penilai dilakukan setelah observasi. jauh
Catatan
Pilihan disepakati antara Penilai dan Pegawai. TIDAK ADA pilihan baik/buruk. Pilihan tidak berpengaruh pada penilaian kinerja.
Pelaksanaan Pengelolaan Kinerja KS
PE PENTING!
Linimasa ini hanya CONTOH dan tidak bersifat baku/wajib. Eksekusi tiap tahapan bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing
individu. Linimasa ini dibuat hanya untuk memastikan pembagian porsi kerja yang ideal di setiap tahapannya.
Waktu yang
No Perihal Kegiatan Luaran diperlukan
Waktu yang
No Perihal Kegiatan Luaran diperlukan
Waktu yang
No Perihal Kegiatan Luaran diperlukan
Perilaku Kerja
Variabel 2: Perilaku Kerja
1. Berorientasi pada Pelayanan: Bagaimana pegawai memahami dan memenuhi kebutuhan peserta didik, rekan sejawat,
dan masyarakat? Apakah pegawai ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan? Apakah
pegawai terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan pelayanannya?
2. Akuntabel: Apakah pegawai melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas
tinggi? Apakah pegawai menggunakan sumber daya yang ada secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien? Apakah
pegawai melaksanakan tugasnya sesuai kewenangan?
3. Kompeten: Apakah pegawai berupaya meningkatkan kompetensinya? Apakah pegawai membantu peserta didik dan
rekan sejawat untuk belajar? Apakah pegawai melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik?
4. Harmonis: Apakah pegawai menghargai setiap orang? Apakah pegawai suka menolong orang lain? Apakah pegawai
membangun lingkungan kerja yang kondusif?
5. Loyal: Apakah pegawai mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku? Apakah pegawai memberikan layanan terbaik
untuk meningkatkan kinerja satuan pendidikan? Apakah pegawai menjaga nama baik satuan pendidikan?
6. Adaptif: Apakah pegawai cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan? Apakah pegawai terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas? Apakah pegawai bertindak secara proaktif?
7. Kolaboratif: Apakah pegawai memberi kesempatan kepada peserta didik, rekan sejawat, dan masyarakat untuk
berkontribusi? Apakah pegawai terbuka dalam bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran? Apakah
pegawai mampu dan mau memanfaatkan sumberdaya untuk tujuan satuan pendidikan?
Variabel 2: Perilaku Kerja
Menyusun Sasaran Kinerja Melakukan dan meningkatkan upaya praktik sesuai dengan
Pegawai (SKP) Mendapatkan penilaian
tahapan siklus peningkatan kinerja
PS menilai KS
NO. ASPEK INDIKATOR FOKUS PERILAKU RATING menggunakan rating
perilaku: di atas, sesuai
Memahami atau di bawah
Mengidentifikasi
Berorientasi kebutuhan peserta Sesuai
KS memilih 7 fokus 1
Pelayanan didik dan berusaha
kebutuhan peserta didik
Ekspektasi
ekspektasi.
secara proaktif
perilaku kerja yang akan memenuhinya
ditingkatkan Rating tersebut akan
Menggerakkan menjadi basis PS dalam
PS menetapkan 7 fokus pemanfaatan Mengoptimalkan sumber merekomendasikan
sumber daya satuan daya satuan pendidikan Predikat Kinerja KS
perilaku kerja yang akan Di Atas
2 Kolaboratif pendidikan untuk untuk mendukung
ditingkatkan Ekspektasi kepada Kepala Dinas di
pencapaian visi dan pencapaian kinerja satuan
misi satuan pendidikan
akhir periode
pendidikan Pengelolaan Kinerja.
Perilaku Kerja diobservasi dan dinilai selama periode Kepala Dinas akan
Pengelolaan Kinerja berlangsung (6 bulan). menentukan nilai akhir.
Variabel 3
Pengembangan
Kompetensi
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi
Transformasi Pengelolaan Kinerja menyasar pada upaya yang berdampak terhadap peningkatan kualitas pembelajaran, yang mana
bisa diraih dan diwujudkan dalam variabel Praktik Kinerja dan Perilaku Kerja, sedangkan variabel Pengembangan Kompetensi
merupakan proses untuk menguatkan Praktik dan Perilaku.
3. Poin tidak sama dengan JP atau angka Berperan sebagai Berperan sebagai peserta.
kredit. Besaran poin yang didapatkan kontributor, seperti menjadi
mengindikasikan dua hal: semakin besar Penggerak, Asesor,
upaya KS dalam meraih aspirasi kariernya dan Peran dalam Narasumber, Pengajar
Program/Kegiatan Praktik, Fasilitator, Guru
semakin besar kontribusinya terhadap Pamong, Coach/Mentor,
transformasi pembelajaran. Penelaah, Pembuat Konten
Contoh 1
Jumlah Jumlah
Kegiatan Poin
Kegiatan Poin
TOTAL 32 poin
Catatan: Poin kegiatan pengembangan kompetensi digunakan untuk pertimbangan penetapan Predikat Kinerja Pegawai.
Kurang dari 32 poin : di bawah ekspektasi
Mencapai 32 poin : sesuai ekspektasi
Di atas 32 poin : di atas ekspektasi
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi
Contoh 2
Jumlah Jumlah
Kegiatan Poin
Kegiatan Poin
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta berbagi praktik baik yang
4 poin 2 kegiatan 8 poin
diselenggarakan komunitas belajar
TOTAL 32 poin
Catatan: Poin kegiatan pengembangan kompetensi digunakan untuk pertimbangan penetapan Predikat Kinerja Pegawai.
Kurang dari 32 poin : di bawah ekspektasi
Mencapai 32 poin : sesuai ekspektasi
Di atas 32 poin : di atas ekspektasi
Variabel 3: Pengembangan Kompetensi
Contoh 3
Jumlah Jumlah
Kegiatan Poin
Kegiatan Poin
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta berbagi praktik baik yang
4 poin 2 kegiatan 8 poin
diselenggarakan komunitas belajar
Meningkatnya kompetensi melalui peran sebagai Peserta pelatihan mandiri sesuai model
8 poin 2 kegiatan 16 poin
kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan/atau pengawas sekolah
TOTAL 32 poin
Catatan: Poin kegiatan pengembangan kompetensi digunakan untuk pertimbangan penetapan Predikat Kinerja Pegawai.
Kurang dari 32 poin : di bawah ekspektasi
Mencapai 32 poin : sesuai ekspektasi
Di atas 32 poin : di atas ekspektasi
Variabel 4
Dokumen
Akuntabilitas
Variabel 4: Dokumen akuntabilitas
Dokumen akuntabilitas adalah dokumen yang secara sehari-hari memang dikerjakan dan dihasilkan oleh pegawai
dalam menjalankan kinerja. Bukan tambahan dokumen baru. Dokumen akuntabilitas tidak menjadi penilaian
pengelolaan kinerja Kepala Sekolah. Berikut ini penjelasan terkait dengan masing-masing dokumen tersebut.
1 Dokumen KOSP Dokumen yang disusun oleh Kepala Sekolah, Guru dan pemangku kepentingan lainnya
yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan
kurikulum yang dipilih dan ditetapkan oleh satuan pendidikan
2 Dokumen perencanaan Dokumen yang berisikan rencana kerja satuan pendidikan baik dalam jangka pendek
satuan pendidikan maupun jangka panjang, atau biasa disebut dokumen rencana kerja tahunan
3 Dokumen laporan satuan Dokumen laporan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran tahunan. Untuk konteks
pendidikan Pengelolaan Kinerja tahun 2024, maka dokumen yang dimaksud adalah laporan
Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran tahun sebelumnya atau tahun 2023.
4 Rangkuman kehadiran Dokumen yang berisi rekapitulasi kehadiran bulanan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga
guru Kependidikan (bukan daftar hadir).
Catatan
Penamaan di atas bukan nomenklatur untuk membuat dokumen baru; penamaan dokumen mungkin bisa berbeda di lapangan.
Silakan baca kolom ‘Penjelasan’ untuk mencari padanannya.
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bagaimana
Penilaian
03 Pengelolaan
Kinerja?
Variabel Deskripsi Tindak lanjut Aspek penilaian Skala rating/nilai sebagai basis menentukan
predikat
Praktik Kinerja Upaya peningkatan 1 Dinilai 1. Upaya Refleksi ● Di atas ekspektasi pimpinan
indikator kinerja yang 2. Upaya Mempelajari ● Sesuai ekspektasi pimpinan
dilakukan sepanjang 3. Perubahan Praktik ● Di bawah ekspektasi pimpinan
pelaksanaan Siklus
Peningkatan Kinerja
Perilaku Kerja Upaya peningkatan 7 perilaku Dinilai 7 aspek perilaku BERAKHLAK ● Di atas ekspektasi pimpinan
kerja BERAHLAK pada akhir ● Sesuai ekspektasi pimpinan
masa pengelolaan kinerja 1. Berorientasi Pelayanan ● Di bawah ekspektasi pimpinan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif.
Pengembangan Pegawai melakukan kegiatan Dipertimbangkan Poin pengembangan kompetensi Tidak dinilai, namun bisa dianalogikan:
Kompetensi bermakna untuk menunjang ● >32: Di atas ekspektasi pimpinan
peningkatan praktik kinerja ● 32 poin: Sesuai ekspektasi pimpinan
setidaknya 2 jam per minggu ● <32: Di bawah ekspektasi pimpinan
(ekuivalen 32 poin).
Dokumen Bukti akuntabilitas dari Dikumpulkan Penyediaan dokumen KOSP, Perlu dikumpulkan agar Predikat Kinerja bisa
Akuntabilitas tanggung jawab yang Rencana Program Sekolah ditampilkan untuk Pegawai
dilakukan sehari-hari
Mekanisme
Penilaian
Upaya Refleksi
Penilaian
Rekomendasi Perubahan Praktik
Predikat
Kinerja
Apa variabel yang Apa yang menjadi Bagaimana form Observasi, Diskusi Tindak Lanjut
menentukan rating? basis penilaian? dan Refleksi Tindak lanjut mempengaruhi
penilaian kinerja pegawai?
Sebelumnya Sekarang
● Angka kredit diperoleh dari jumlah total pelaksanaan ● Angka kredit didapatkan melalui penetapan predikat
kegiatan melalui Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran organisasi.
(DUPAK).
● Predikat kinerja ditetapkan sesuai dengan upaya
● Setiap kegiatan memiliki bobot yang berbeda. Semakin peningkatan praktik kinerja pegawai terhadap
besar bobot butir kegiatan, dan semakin banyak pemenuhan ekspektasi pimpinan (Sangat Baik, Baik,
kegiatan terlaksana, semakin besar angka kredit yang Cukup, Kurang, Sangat Kurang).
diperoleh.
● Angka Kredit diperoleh dari konversi predikat kinerja
● Angka Kredit diperoleh dari total jumlah kegiatan dengan cara mengalikan Koefisien Angka Kredit dengan
terlaksana berdasarkan masing-masing bobotnya. Faktor Pengali predikat kinerja.
Mekanisme
Sebelumnya Sekarang
Ibu Sri Hariyati (35 tahun) Pak Hendrawan (29 tahun) Pak Budianto (40 tahun)
ASN Guru Ahli Madya ASN Guru Ahli Muda ASN Guru Ahli Madya
Rating Sesuai
Di Atas Ekspektasi Pimpinan Di Atas Ekspektasi Pimpinan
Praktik Kinerja Ekspektasi Pimpinan
Poin Pengembangan
Variabel 36 Poin 64 Poin 64 Poin
Kompetensi
Angka Kredit 100% x 37,5 = 37,5 150% x 25 = 37,5 100% x 37,5 = 37,5
Rubrik Observasi Kinerja
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti termasuk dalam - Menggunakan istilah yang kompleks dan abstrak tanpa disertai
menjelaskan istilah kompleks yang digunakan penjelasan yang mudah dipahami
Kejelasan pesan. Kemampuan
- Menyusun materi presentasi secara logis dan terstruktur, - Menyampaikan terlalu banyak informasi yang tidak terkait
mempresentasikan visi misi sekolah secara
dengan alur yang mudah diikuti. langsung dengan visi misi sekolah
konkret, terstruktur dan mudah dipahami
- Memberikan contoh atau situasi nyata yang relevan dengan - Mempresentasikan visi misi dengan mengabaikan tingkat
keseharian untuk menjelaskan visi-misi sekolah. pemahaman dan sudut pandang audiens
- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang presentasi visi misi sekolah - Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
yang mencakup perhatian, interaksi, dan respon komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
aktif untuk mewujudkan peningkatan kualitas - Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pembelajaran. non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti termasuk dalam - Menggunakan istilah yang kompleks dan abstrak tanpa disertai
Kejelasan Pesan. Kemampuan menyampaikan menjelaskan istilah kompleks yang digunakan penjelasan yang mudah dipahami
informasi tentang program sekolah dengan - Menyoroti detail penting dari program sekolah yang berkaitan - Menyampaikan semua detail program sehingga tidak terlihat
jelas, tepat, dan mudah dipahami, termasuk langsung dengan peningkatan kualitas pembelajaran. hubungan antara program dengan peningkatan kualitas
detail spesifik dan relevansi dengan tujuan - Menjelaskan bagaimana program tersebut relevan dan pembelajaran
peningkatan kualitas pembelajaran. mendukung tujuan umum sekolah dalam meningkatkan kualitas - Gagal menghubungkan program dengan tujuan keseluruhan
pembelajaran. sekolah atau manfaatnya bagi proses pembelajaran.
- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang presentasi program sekolah - Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
yang mencakup perhatian, interaksi, dan respon komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
aktif untuk mewujudkan peningkatan kualitas - Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pembelajaran. non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.
Rubrik Observasi Kinerja
Indikator 3:
Apa target perilaku dan bagaimana Menceritakan praktik baik kepemimpinan
mencapainya?
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
- Mengumpulkan data, testimoni, dan bukti lainnya yang - Mengumpulkan data, testimoni, dan bukti lainnya yang bersifat
menunjukkan efektivitas praktik baik kepemimpinan umum dan tidak relevan dengan praktik baik kepemimpinan
pembelajaran. pembelajaran
Dokumentasi Praktik Baik. Kemampuan
- Menyajikan dokumentasi praktik baik dalam konteks - Menyajikan dokumentasi yang tidak berhubungan atau
menunjukkan dokumentasi praktik baik
menceritakan upaya mengatasi tantangan peningkatan kualitas berlawanan dengan upaya mengatasi tantangan peningkatan
kepemimpinan pembelajaran yang relevan dan
pembelajaran kualitas pembelajaran
berdampak pada pembelajaran
- Menyajikan dokumentasi dengan cara yang terstruktur, mudah - Menyajikan dokumentasi dengan cara yang tidak terstruktur,
diikuti, dan relevan dengan praktik baik kepemimpinan sulit diikuti, atau kurang relevan dengan praktik baik
pembelajaran yang diceritakan. kepemimpinan pembelajaran yang diceritakan
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti termasuk dalam - Menggunakan istilah yang kompleks dan abstrak tanpa disertai
Kejelasan Pesan. Kemampuan menyampaikan menjelaskan istilah kompleks yang digunakan penjelasan yang mudah dipahami
informasi tentang praktik baik kepemimpinan - Menyoroti detail penting praktik baik kepemimpinan - Menyampaikan semua detail praktik baik kepemimpinan
pembelajaran dengan jelas, tepat, dan mudah pembelajaran yang berkaitan langsung dengan peningkatan pembelajaran sehingga tidak terlihat hubungan antara program
dipahami, termasuk detail spesifik dan relevansi kualitas pembelajaran. dengan peningkatan kualitas pembelajaran
dengan tujuan peningkatan kualitas - Menjelaskan bagaimana praktik baik kepemimpinan - Gagal menghubungkan praktik baik kepemimpinan
pembelajaran. pembelajaran tersebut relevan dan mendukung tujuan umum pembelajaran dengan tujuan keseluruhan sekolah atau
sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. manfaatnya bagi proses pembelajaran.
- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan
diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang sesi bercerita praktik baik
- Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
kepemimpinan pembelajaran yang mencakup
komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
perhatian, interaksi, dan respon aktif untuk
- Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pengembangan kapasitas kepemimpinan
non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
pembelajaran.
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.
Rubrik Observasi Kinerja
Indikator 4:
Apa target perilaku dan bagaimana Memandu perencanaan pembelajaran
mencapainya?
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
- Memilih kata-kata yang jelas dan mudah dipahami untuk - Menggunakan bahasa atau istilah yang terlalu teknis atau
Kejelasan Pesan. Kemampuan menyampaikan mengkomunikasikan informasi tentang komunitas belajar. jargon tanpa penjelasan yang mudah dipahami
informasi tentang komunitas belajar dengan - Menyusun informasi dengan urutan yang logis dan mudah - Menyampaikan informasi secara acak atau tanpa struktur yang
jelas, tepat, dan mudah dipahami, termasuk diikuti. jelas.
detail spesifik dan relevansi dengan tujuan - Menjelaskan tujuan dan manfaat komunitas belajar dari sudut - Menjelaskan tujuan dan manfaat komunitas belajar sebatas
peningkatan kualitas pembelajaran. pandang dan kepentingan guru serta dampaknya pada dari sudut pandang regulasi dan kepentingan satuan
peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan
- Melakukan analisis data yang objektif dan akurat untuk - Menganalisis data dengan cara yang tidak tepat atau tidak
Pemanfaatan Data dan Bukti. Penggunaan
menjelaskan pentingnya komunitas belajar mendukung pentingnya komunitas belajar
data yang relevan dan bukti empiris untuk
- Menyajikan data dan temuan dalam format yang jelas dan - Membanjiri audiens dengan terlalu banyak data atau informasi
mendukung argumen dan menunjukkan
mudah dimengerti, seperti melalui grafik, tabel, atau infografis. teknis yang sulit dipahami.
efektivitas komunitas belajar dalam mencapai
- Menunjukkan cerita praktik baik sebagai bukti efektivitas - Menunjukkan praktik baik yang tidak relevan dengan peran
tujuan peningkatan kualitas pembelajaran.
komunitas belajar dalam peningkatan kualitas pembelajaran. komunitas belajar dalam peningkatan kualitas pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran dan - Berbicara tanpa henti tanpa memberikan kesempatan bagi
Keterlibatan Audiens. Kemampuan melibatkan diskusi untuk mendorong partisipasi aktif dari audiens. audiens untuk berinteraksi atau merespon.
audiens sepanjang presentasi komunitas belajar - Menyediakan kesempatan bagi audiens untuk memberikan - Tidak memperhatikan atau mengabaikan sinyal non-verbal dari
yang mencakup perhatian, interaksi, dan respon komentar atau pertanyaan, mendorong dialog dua arah. audiens yang mungkin menunjukkan kebosanan atau
aktif untuk mewujudkan peningkatan kualitas - Menyesuaikan gaya presentasi berdasarkan umpan balik kebingungan.
pembelajaran. non-verbal dari audiens, seperti ekspresi wajah atau bahasa - Tidak menyertakan aktivitas interaktif seperti polling, diskusi
tubuh, untuk menjaga keterlibatan mereka. kelompok, atau aktivitas partisipatif lainnya.
Rubrik Observasi Kinerja Indikator 7:
Siklus peningkatan kualitas praktik
Apa target perilaku dan bagaimana
mencapainya? pembelajaran
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
Efektivitas Pelaksanaan Observasi. - Memastikan lingkungan observasi nyaman dan mendukung, - Membiarkan lingkungan observasi yang menegangkan atau
Kemampuan dalam membangun kondisi yang meminimalisir gangguan untuk pengamatan yang efektif. banyak gangguan
kondusif, mengenali bukti perilaku yang relevan, - Mencatat perilaku-perilaku kunci yang relevan dengan kriteria - Membuat catatan perilaku yang bersifat normatif dan umum
menetapkan rating berdasarkan bukti dan observasi kinerja atau tidak spesifik
pemberian rekomendasi yang relevan dan - Menetapkan rating observasi kinerja yang realistis berdasarkan - Menetapkan rating observasi yang berlebihan berdasarkan
realistis. bukti-bukti yang tercatat. kesan umum yang didapatkan
Target Perilaku CONTOH Perilaku yang dianjurkan CONTOH Perilaku yang perlu dihindari
- Mengajak dan memberi kesempatan pada guru menceritakan - Memberi seruan pada guru untuk menerapkan hasil
Penerapan hasil. Kemampuan mengeksplorasi
penerapan hasil program pengembangan kompetensi pengembangan kompetensinya
hasil pengembangan kompetensi guru terhadap
- Mengakui kekeliruan guru sebagai sebuah upaya belajar yang - Mengabaikan kekeliruan atau bahkan menilai buruk kekeliruan
perubahan pada praktik pembelajaran yang
penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran guru
dilakukan guru dan kualitas pembelajaran yang
- Menceritakan hasil pengumpulan data sebelum pertemuan - Membicarakan topik yang bersifat normatif atau regulasi untuk
dirasakan peserta didik.
berupa praktik baik guru atau respon dari peserta didik menuntut guru melakukan pengembangan kompetensi guru
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Informasi
04 Tambahan dan
FAQ
Q : Siapa Pejabat Penilai kinerja Kepala Q : Bagaimana jika sekolah tidak memiliki Q : Bagaimana observasi kinerja Kepala Sekolah
Sekolah? Pengawas Sekolah? dilakukan? Apakah ada rubriknya?
A: Pejabat Penilai yang berwenang untuk A: Kepala Dinas akan membentuk Tim Kerja, A: Pelaksanaan observasi kinerja Kepala Sekolah
menilai kinerja Kepala Sekolah adalah Kepala yang anggotanya adalah Pengawas Sekolah. dapat disesuaikan dengan kebutuhan Indikator
Dinas Pendidikan. Namun, sesuai Pasal 25 Pembentukan Tim Kerja ini dilakukan untuk yang dipilih serta kondisi masing-masing daerah.
Perdirjen GTK No 7607/B.B1/HK.03/2023 memenuhi cakupan seluruh Satuan Pendidikan Beberapa pilihannya adalah melalui:
Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja yang tersedia (utamanya untuk Sekolah Negeri).
Guru dan Kepala Sekolah, Ayat 4, Kepala Dinas ● Observasi Langsung, di mana Pegawai
yang menangani urusan bidang pendidikan Dalam hal ini, Kemendikbudristek akan dan Penilai bertemu secara sinkronus
dapat membentuk Tim Kerja dalam membantu mengarahkan dan mendorong Dinas ● Observasi Tidak Langsung, di mana
melakukan evaluasi kinerja Kepala Sekolah Pendidikan untuk memenuhi kebutuhan Pegawai merekam kegiatan, dan Penilai
yang terdiri atas Pengawas Sekolah sesuai tersebut. mengobservasi secara sinkronus
dengan penugasan pada masing masing Satuan Observasi Catatan Mandiri, di mana
Pendidikan. Pegawai mengisi formulir
(self-assessment) disertai bukti foto, dan
Dalam konteks Pengelolaan Kinerja di PMM, Penilai memverifikasi
penetapan Predikat Kinerja dan konversi Angka
Kredit untuk Kepala Sekolah akan dilakukan Perlu diingat, pelaksanaan observasi tidak
oleh Kepala Dinas. Namun, selama proses dilakukan di dalam aplikasi PMM (dalam konteks
pelaksanaan, Pengawas Sekolah atau Tim Kerja ini, aplikasi hanya menjadi tempat input catatan
lah yang akan terlibat langsung dalam umpan balik dan rating kinerja dari Pejabat
memantau, membina, dan merekomendasikan Penilai).
penilaian atas kinerja Kepala Sekolah
sepanjang Siklus Peningkatan Kinerja. Rubrik Observasi Kinerja sudah tersedia di PMM
namun mohon dipahami bahwa rubrik tersebut
hanya contoh dan bisa disesuaikan melalui
kesepakatan Pegawai dan Atasan.
KEMEN
DIKBUD
RISTEK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
TERIMA
KASIH
Disusun Oleh: Tim Kemendikbudristek dan Tim Pengembang
Teknologi