Anda di halaman 1dari 12

E -ISSN : 2746-0835

Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

ANALISIS RESIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN PENERAPAN METODE HIRARC


DI BAGIAN PRODUKSI PT. AUTOKORINDO PRATAMA GRESIK
Kiki Irwan Prasetyo 1, Pregiwati Pusporini 2, Deny Andesta3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik
Jl. Sumatera 101 GKB, Gresik 61121, Indonesia
e-mail : Kikiirone07@gmail.com

ABSTRAK
Industri merupakan suatu unit atau kesatuan produk yang terletak pada suatu tempat tertentu yang
meletakan suatu kegiatan untuk mengubah barang-barang secara mekanis atau kimia, sehingga menjadi sebuah
produk. Namun dengan pekembangan dan persaingan industri yang semakin pesat, banyak resiko-resiko yang
harus ditanggung oleh perusahaan. Satu diantaranya adalah resiko kecelakaan kerja. PT Autokorindo Pratama
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi sebuah barang yaitu sebuah produk lingkar roda atau velg.
Perkembangan yang terjadi di PT Autokorindo, membuat perusahaan tak luput memiliki resiko kecelakaan kerja.
Terdapat 5 bagian di area produksi PT Autokorindo Pratama Gresik diantaranya adalah Disc Line yang memiliki
tingkat kecelakaan paling tinggi dan persentase diatas batas minimal yang telah ditentukan. Penelitian ini
menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control).Department Of
Occupational Safety and HealthMalaysia (2008) sebagai panduan dalam menentukan nilai risiko serta berdasarkan
OHSAS 18001. Hasil penelitian tersebut dilakukan pengendalian risiko terhadap bahaya yang memiliki level
moderate risk dan high risk, yaitu pada bahaya Terjepit atau tergores akibat tajanya baja, Tangan terjrpit mesin,
Tangan terjrpit mesin, Tertimpa material, Kebisingan, Terpeleset , Jari terjepit,Kaki tertimpa material, Kebisingan,
terJari terjepit, Terjepit mesin, Sambungn marking lepas, Jari Terjepit, Mata terpercik Gram, Suhu ruangan panas,
Tergelincir cairan oli.
Kata kunci : Manajemen Risiko, K3, Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control

ABSTRACT
Industry is a unit or product unit located in a certain place which puts an activity to change goods mechanically
or chemically, so that they become a product. However, with the rapid development and competition of the
industry, the company must take many risks. One of them is the risk of work accidents. PT Autokorindo Pratama
as a company engaged in the production of an item, namely a product of wheel circumference or wheels. The
developments that occurred at PT Autokorindo, made the company not escape the risk of work accidents. There
are 5 sections in the production area of PT Autokorindo Pratama Gresik including the Disc Line which has the
highest accident rate and the percentage is above the minimum limit that has been determined. This study uses the
HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) method. The Department of Occupational
Safety and Health Malaysia (2008) as a guide in determining risk values and based on OHSAS 18001. The results
of this study carried out risk control against hazards that had a moderate level of risk and high risk, namely the
danger of being pinched or scratched due to the sharp steel, hands caught in the machine, hands caught in the
machine, crushed by material, noise, slipping, pinched fingers, feet crushed by material, noise, pinched fingers,
pinched by machines, loose marking joints, pinched fingers, Gram splashed eyes, Hot room temperature, Oil
slipping.
Keywords : Risk Management, K3, Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control

Jejak Artikel
Upload artikel : 12 November 2022
Revisi : 14 Desember 2022
Publish : 30 Januari 2023

217
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

1. PENDAHULUAN
Industri merupakan suatu unit atau kesatuan
produk yang terletak pada suatu tempat tertentu
yang meletakan suatu kegiatan untuk mengubah
barang-barang secara mekanis atau kimia,
sehingga menjadi sebuah produk. Namun
dengan pekembangan dan persaingan industri
yang semakin pesat, banyak resiko-resiko yang
harus ditanggung oleh perusahaan. Satu
diantaranya adalah resiko kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak Dari beberapa line tersebut dipilih line pada
terencana, tidak terkontrol, dan sesuatu hal yang bagian Disc line dikarenakan memiliki tingkat
tidak diperkirakan sebelumnya sehingga risiko paling tinggi dibandingkan dengan line
mengganggu efektivitas kerja seseorang yang lainnya.
(Wijaya panjaitan,2018). Sedangkan Resiko Gambar 2 Presentase data kecelakaan kerja
kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada bagian produksi Pt. Autokorindo Pratama
dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu Gresik
melaksanakan pekerjaan pada perusahaan.
Berbagai risiko kecelakaan kerja seringkali
terjadi dilingkungan industri, meskipun telah
dilakukan berbagai upaya agar dapat
meminimalisir risiko bahaya namun tetap
kecelakaan kerja masih dapat terjadi
dikarenakan unsur kelalaian pekerja sendiri
ataupun unsur ketidaksengajaan yang terjadi
oleh kondisi produksi.
PT Autokorindo Pratama sebagai Sumber : K3 Pt Autokorindo Pratama
perusahaan yang bergerak di bidang produksi Gresik
sebuah barang yaitu sebuah produk lingkar roda Pada bagian Disc line PT Autokorindo
atau velg. Dengan berbagai macam produk yang Pratama Gresik memproduksi produk bagian
dihasilkan yaitu 6.00 TcV, 6.00 Dutro, 7.00 bawan lingkar roda/Velg yang nantinya akan
KTB, 7.50 Iso-10, dan 7.50 Daimler. PT menjadi penutup lingkar roda.
Autokorindo Pratama Gresik membutuhkan Pada bagian produksi Disc Line memiliki
tenaga kerja yang cukup banyak yaitu 350 orang area pengecekan lokal yang ditempatkan di area
karyawan. pabrik, area tersebut digunakan untuk
PT Autokorindo Pratama Gresik menganalisa baik tidaknya suatu hasil produksi.
Dalam pengamatan, area tersebutmasih sering
memiliki beberapa hasil produk yang
terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh
dihasilkan dan memiliki area produksi faktor area kerja yang tidak aman.
berbeda beda, terdapat setidaknya 6 line Tabel 1 Data kecelakaan kerja pada bagian
yang dimiliki oleh PT Autokorindo Pratama Disc Line
Gresik antara lain Disc line, Rim line, Side
Ring line, Assy line, Painting line, dan
Warehouse. Pt. Autokrindo Pratama
merupakan perusahaan yang menerapkan
system make to order. Sehingga proses
produksi yang berlangsung sesuai dengan
spesifikasi yang diminta oleh
konsumennya.
Gambar 1 Peta Proses Produksi Pt.
Autokorindo pratama Gresik

218
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

(januari-maret), periode II (april-juni), periode


III (juli-september), dan periode IV (oktober-
desember).Pelatihan ini di instrukturi oleh
kepala divisi K3. Pt Autokorindo Pratama
Gresik dalam mengantisipasi dan meminimkan
kecelakaan kerja, perusahaan memberikan alat
pelindung kerja kepada setiap karyawan. Alat
pelindung kerja yang telah disediakan oleh PT.
Autokorindo Pratama Gresik diantaranya ialah :
topi/helm, sepatu savety, sarung tangan dan
masker, kacamata, earplug yang dapat
menghindarkan karyawan dari kecelakaan
kerja. Dalam ruang lingkup kerja tidak
memungkinkan masih terjadi kecelakaan kerja
yang disebabkan oleh area kerja yang tidak
aman maupun kesalahan pekerja sendiri.
Dalam proses analisa personil operator Disc Dari pengamatan, area produksi tersebut
Line, dilakukan 2 kali dengan shift yang berisiko terjadi kecelakaan kerja dikarenakan
berbeda ke area produksi, sehingga dapat kondisi lingkungan produksi lebih berisiko
dikatakan dalam sehari operator melakukan tinggi terjadinya kecelakaan dan terdapat
analisa di area produksi sebanyak 2 kali. unsave condition dibeberapa titik didalam
Gambar 3 Jumlah personil bagian disc line maupun diluar bagian produksi, maka
diperlukan penanganan untuk mengurangi
terjadinya risiko kecelakaan kerja di area
produksi dikarenakan akibat yang terjadi dapat
mengakibatkan kerusakan jangka panjang. Oleh
Persentase terjadinya sebuah kecelakaan di sebab itu, penelitian ini menggunakan metode
area produksi Disc line masih dikatakan cukup HIRARC (Hazard Identification, Risk
besar dari batas yang diharapkan, dalam Assessment and Risk Control) diperlukan
ketentuan tim safety representative perusahaan identifikasi risiko pada setiap proses kerja
ditetapkan batas maksimal terjadinya selanjutnya dilakukan penilaian pada setiap
kecelakaan sebesar 5%, sehingga perlu risiko yang teridentifikasi agar menetahui
dilakukan perbaikan demi keselamatan para tingkat risiko sehingga dapat dilakukan
pekerja. penanganan tepat terhadap proses kerja yang
PT Autokorindo Pratama Gresik dalam berisiko untuk meminimalisir terjadi
meningkatkan produktivitas pekerja, kecelakaan.
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan Metode HIRARC ini merupakan metode
sesuai pekerjaannya dilakukan training yang yang terstruktur yang mampu mengidentifikasi
terkait dengan aktivitas kerja secara faktor faktor yang diduga menjadiakar
berkesinambungan. Melatih pekerja dan penyebab suatu permasalahan. Untuk
memastikan kesadaran dan kompetensi pekerja memperkecil kemungkinan terjadinya
di bidang K3, seperti pelatihan penggunaan alat kecelakaan kerja PT Autokorindo Pratama
pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant, khususnya pada proses produksi. Untuk itu
pelatihan jalur evakuasi (assembly point), diperlukan analisis risiko keselamatan kerja
material safety data sheet (MSDS), P3K, tata untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan
cara pembuangan sampah sesuai dengan kerja pada bagian produksi dengan metode
karakteristiknya,pengenalan terhadap rambu- HIRARC (Hazard Identification, Risk
rambu lingkungan dan K3 yang ada di dalam Assessment and Risk Control) di PT
lingkungan perusahaan dan lain-lain. Pelatihan Autokorindo Pratama Gresik.
ini dilakukan sebanyak empat kali dalam satu
tahun atau tiga bulan sekali yaitu periode I 2. METODOLOGI PENELITIAN

219
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Metodologi dalam penelitian ini dimulai penelitian. Tinjauan pustaka yang berhasil
dengan tahap identifikasi, perumusan masalah dikumpulkan akan digunakan sebagai landasan
dan penetapan tujuan. Kemudian dilanjutkan berpikir dalam penyelesaian permasalahan
dengan tahap pengumpulan data, tahap dipenelitian
pengolahan data, tahap analisis dan 2.4 Studi Lapangan
rekomendasi, selanjutnya diakhiri dengan tahap Studi lapangan adalah tahapan pengumpulan
kesimpulan dan saran. data yang dilakukan dengan melakukan
Gambar 4. Tahapan penelitian pengamatan langsung dibagian produksi
khususnya pada bagian Disc Line. Pengematan
langsung ini dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan gambaran langsung kondisi
produksi yang sebenarnya.
2.5 PengumpulanData
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
yang sesuai dengan permasalahan yang telah
dibuat antara lain data karyawan, data waktu
kerja, dan data jumlah kecelakaan.
2.6 pengolahan data
Pengolah data dilakukan dengan
menggunakan metode HIRARC. Pengolahan
data dengan metode ini meliputi identifikasi
risiko, penilaian risiko, pengendalian risiko.
2.7 Analisis dan Interpretasi
2.7.1 Analis PengendalianRisiko
2.1 Identifikasi Masalah Pada tahap ini dilakukan pengakategorian
Tahapan awal dari penelitian ini yaitu tingkat risiko terhadap bahaya yang telah diolah
dengan mengidentikasi permasalahan yang ada pada bab sebelumnya kemudian ditindaklanjuti
di perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan dengan pengendalian risiko Low, Medium,
pengumpulan data dengan studi pustaka dan High.
studi lapangan kemudian dirumuskan ke
permasalahan yang ada.
2.2 Perumusan masalah dan 2.7.2 Interpretasi hasil Risk Control
PenetapanTujuan Risk Control dibuat pada setiap stasiun kerja
Perumusan masalah dilakukan untuk yang ada pada bagian produksi dengan landasan
menentukan langkah penyelesaian dengan hasil tingkat risiko. Dalam memberikan usulan
mencari metode yang sesuai untuk Risk Control ini diperlukan bantuan expert
permasalahan yang ada di perusahaan dan untuk sehingga dapat langsung diterapkan di area
menentukan judul penelitian kerja.
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang 2.8 Kesimpulan dan Saran
hendak dicapai dalam penelitian sebelum Kesimpulan dan saran merupakan tahap
melakukan penelitian akhir dari penelitian. Pada tahap ini diambil
2.3 Studi Pustaka kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah
Studi pustaka adalah salah satu tahapan dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
dalam penelitian yang dilakukan dengan pemberian saran untuk bagian produksi terkait
mengumpulkan berbagai macam tinjauan yang pelaksaan penelitian ini
memiliki keterkaitan dengan permasalahan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan Data

220
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

3.1.1 Data Personil


20 Herry Usman Operator
PT Autokorindo Pratama Gresik
membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak 21 Misbahul Habib Operator
yaitu 350 orang karyawan. Pada area kerja disc
line terdapat 28 operator yang bertujuan untuk 22 A. Baddri Operator
menjalankan proses produksi.
Tabel 2. Data karyawan bagian Disc line 23 M Tusta Yoga Operator
No Nama Jabatan
24 M Yudi Operator
1 Sukri Leader Disc
25 Rizal Eko Operator
A
26 A. Rofi’i Operator
2 Abdullah Operator
Nu’man 27 Titan Armanda Kanban B

3 M. Udin Operator 28 Hendrik Mj QC


Sumber : Pt. Autokorindo Pratama Gresik
4 Iqbal Fais A Operator
3.1.2 Data waktu kerja
5 Ainur Rifki Operator
Jam pergatian sift pada perusahaan ini
termasuk bagian Disc Line berlaku hitungan
6 Davit Permana Operator seminggu sekali secara terus menerus. Adapun
hari kerja perusahaan ini berlangsung selama 5
7 Erwin Agustin Operator hari yaitu hari Senin sampai hari Jumat.
Tabel 3. Data waktu kerja Pt. Autokorindo
8 Abdul Ghofar Operator Patama Gresik

9 Arif Rahman Operator

10 Herry Kiswanto Operator


Sumber : Pt. Autokorindo Pratama Gresik
11 Anwar Operator 3.1.3 Data Kecelakaan Kerja
Zuabaidi Dalam proses produksi di bagian Disc line
melakukan pekerjaan yang di bagian luar
12 Irkhami Fahmi Operator lingkar roda yang di dalamnya banyak meliputi
mesin-mesin yang beresiko tinggi, diantaranya
13 A. Latif Kanban A yaitu mesin press, bolt hole, Vant hole, Cnc.
Tabel 4. Identifikasi bahaya
14 Susilo QC
Proses Identifikasi Risiko
Pekerj Bahaya
15 Siswi Ari H Leader Disc
aan
B
Terjepit atau Patah
Chekin
tergores tulang dan
16 Monik Operator g
akibat luka sobek
Nazarudin Materi
tajamya baja
al
17 Ade Putra Operator Sharing Patah
Tertimpa
tulang,
material baja
18 Aldimas Operator memar
Kulit
19 Arik Sutrisno Operator
Tergores
tergores,
material

221
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Blankin Tergores Luka sobek Memar


g material Kebisingan Gangguan
Tangan Patah pendengar
Noching
terjepit mesin tulang an
Patah
Kaki tertimpa Patah Jari terjepit
Proses tulang
material tulang,
Acid memar Kaki tertimpa Memar,
luka sobek
Anggota Infeksi, Tangan Cedera
tubuh gatal, buta terkilir otot
terpercik Kebisingan Gangguan
cairan asam pendengar
Tertimpa Patah an
material tulang Terpeleset Keseleo,
cedera
Tergores Luka otot.
material sobek Konsleting Tersetrum
Terjepit Memar Grindin
listrik
material g
Spinin Mata Iritasi
g/ Jari Terjepit Perdaraha Marking terpercik mata, buta
Drawin n, Patah Gram
tulang CNC
g
Tangan keseleo Cedera otot Terjepit Tangan
Bolt
mesin patah
hole Tangan Patah
terjepit mesin tulang Sambungn Luka
marking lepas memar,
Terkena Iritasi kulit
sobek,
cairan
pendaraha
pelumas
n
Jari Terjepit Patah
Tertimpa Patah tulang
material tulang
3.2 Pengolahan Data
Kebisingan Gangguan
pendengar Setelah mendapatkan hasil identifkasi
an bahaya langkah selanjutnya adalah penilaian
dan pengendalian risiko. Pada sub bab ini
Ter bentuk Memar menjelaskan beberapa hasil penilaian resiko
material dan
yang mengacu pada hasil identifikasi
keseleo
sebelumnya.
Terpeleset Cedera 3.2.1 Penilaian Risiko
otot, Penilaian ini digunakan untuk mengetahui
memar tingkat risiko dari bahaya yang teridentifikasi.
Vant Cedera Tingkatan risiko dalam penelitian berdasarkan
Terpeleset
Hole otot, nilai dari kemungkinan terjadinya sebuah risiko
memar
dengan nilai tingkat keparahan risiko tersebut
Jari terjepit Patah
terjadi.
tulang
Tabel 5. Skala Likelihood
Kaki tertimpa
Luka T Des Keterangan
material
sobek, i krip

222
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

n si Fatal > 1 orang, kerugian


g 5 Cat sangat besar dan dampak
astr sangat luas, terhentinya
k
oph seluruh kegiatan
a ic
t
Risk matrik merupakan cara yang paling
Terdapat ≥ 1 kejadian dalam efektif dalam mengkomunikasikan tingkat
5 Mos sehari
t bahaya dilingkungan perusahaan. Risk matrik
Like dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
ly
Risk = likelihood x severity
Terdapat ≥ 1 kejadian
4 Pos Setelah dilakukan penilaian risiko terhadap
dalam seminggu
sibl jumlah kecelakaan di bagian disc Line maka
e selanjutnya dilakukan penilaian terhadap
Terdapat ≥ 1 kejadian dalam tingkat keparahan serta menghitung nilai risiko
3 Coc sebulan pada setiap identifikasi bahaya agar dapat
eiva
menentukan langkah yang tepat dalam
ble
pengendalian risiko. Pengendalian risiko lebih
Terdapat ≥ 1 kejadian dalam diutamakan untuk tingkat risiko yang tinggi.
2 Rem setahun
ote Tabel 7. Penilaian Resiko
Terdapat ≥ 1 kejadian Pro
1 Inco Identifikasi Risik L S R
dalam setahun lebih ses
ncei Bahaya o M
vabl Pek
e erj
aan
Sumber : Departemen Of Occupational Safety
Terjepit Patah
and Health Malaysia (2008) Che
tulan 3 2 6
king atau
Tingkat keparahan sebuah risiko terdiri dari tergores g dan
Mat
peningkatan keparahan mulai individu, erial akibat luka
lingkungan maupun property, dapat dilihat pada sobe
tajanya
k
tabel 6. baja
Tabel 6. Skala Severity Shari Tertimpa Pata
ng material h 2 1 2
T Des Keterangan
baja tula
i krip
ng,
n si me
g mar
k Tergores Kuli
a Material t 3 2 6
t terg
ores
Tidak terjadi cedera, kerugian finansial
1 Neg sedikit ,
ligi Luk
ble a
Cedera ringan, sob
2 Min kerugian finansial ek
or sedikit
Blan Tangan Pata 2 1 2
Seri Cedera sedang, perlu king terjrpit h
3 ous penanganan medis, kerugian mesin tula
finansial besar. ng
Cedera berat > 1 orang, kerugian besar, Kaki Pat 3 1 3
4 Fat gangguan produksi tertimpa ah
al material tula

223
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

ng, ,
me me
mar mar
Pros Vant 2 3 6
Anggota Infe 3 1 3 Terpeleset Ced
es Hole
tubuh ksi, era
Aci
terpercik gata otot,
d
cairan l, me
asam buta mar
2 2 4
Tertimpa Pata Jari terjepit Pata 3 2 6
material h
tula h
ng tul
Tergores Luk 1 2 2 an
material a
g
sob
ek 2 2 4
Kaki Luk
Terjepit tertimpa a
Me 2 1 2
material material sob
mar
ek,
Jari Per Me
Spin Terjepit dara 5 2 1 mar
ing / han, 0 Kebisingan Gan 3 1 3
Dra Pata ggu
win an
h
g pen
tula
ng den
Tangan Ced gar
4 3 1 an
keseleo era
2 Noc Pata 2 2 4
otot Jari terjepit
hing h
Bolt
Tangan Irita 1 4 4 tula
hole
terjrpit si ng
mesin kuli Kaki Me 2 2 4
t tertimpa mar,
luka
Tertimpa Pata 4 3 1
material h sob
2
tula ek
ng Tangan 2 2 4
Ced
Kebisingan Gan terkilir
era
ggu 3 2 6 otot
an
Kebisingan Gan 1 1 1
pen
den ggu
gar an
an pen
Ter bentuk Me 5 1 5 den
material mar gara
dan n
kes Kes 2 2 4
Terpeleset
eleo eleo
,
Terpeleset Ced 5 3 1 ced
era 5 era
otot otot.

224
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Gri Konsleting Ters 4 3 1 Setelah menentukan nilai risiko selanjutnya


ndin listrik etru 2 membuat peta risiko dengan melihat nilai Risk
g m Matrik yang sudah diperoleh. Pemetaan nilai
Mata Irita 2 3 6 risiko berdasarkan nilai risiko sesuai dengan
terpercik si standar Department Occupational Safety and
Gram mat Healt Malaysia (2008) yaitu nilai 1-4 adalah low
a,
risk (risiko ringan) risiko dapat diterima,
buta
pengendalian tambahan tidak diperlukan, nilai
Mar Terjepit Tan 1 4 4
king
5-14 adalah moderate risk (risiko sedang)
mesin gan
memerlukan pendekatan yang di rencanakan
pata
untuk mengidentifikasi bahaya dan berlaku
h
tindakan sementara jika diperlukan, nilai 15-25
Sambungn Luk 2 2 4
high risk (risiko tinggi) kegiatan tidak boleh
marking a
dilanjutkan sampai risiko telah direduksi.
lepas me
mar,
Tabel 8. Nilai Severity dan Likelihood
L Severity
sob i
ek, k
pen e
dara l
han i 1 2 3 4 5
h
Jari Pata 2 4 8 o
CNC
Terjepit h o
tula d
ng 1 2 2
5 5 10
Mata Gan 1 3 3 5 0 5
1 1 1
terpercik ggu 4 4 8
2 6 0
Gram an 1 1
pen 3 3 6 9
2 5
glih 1
2 2 4 6 8
atan 0
2 1 2 1 1 2 3 4 5
Suhu Irita
ruangan si
Tabel 9. Kategori Saverity dan Likelihood
Lik Severity
panas kuli
elih 1 2 3 4 5
t
ood
3 2 6 5 M M H H H
Tergelincir Terj
cairan oli atuh 4 L M M H H
, 3 L M M M H
me
mar 2 L L M M
M
Terkena 1 2 2
Ses 1 L L L L M
asap
ak,
gan Adapun data penentuan level resiko bisa di lihat
ggu pada lampiran 3.
an Setelah penentuan level risiko dilakukan
pern langkah selanjutnya adalah pengendalian risiko
afas dengan melakukan wawancara terhadap
an anggota K3 perusahaan, dan operator produksi.
Keterangan : Pengendalian risiko di fokuskan pada risiko
L : Likelihood yang memiliki level moderate risk (risiko
S : Severity sedang) dan high risk (risiko tinggi),

225
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

dikarenakan level low risk (risiko rendah) tidak a. Pada proses kerja cheking material memiliki
memerkukan pengendalian risiko. bahaya dengan level medium risk (risiko
3.2.2 Pengendalian Resiko sedang).
Risk control terbagi menjadi beberapa b. Pada proses kerja sharing memiliki satu
kategori pengendalian yaitu eliminasi, subtitusi, bahaya dengan level low risk ( resiko rendah )
pengendalian teknis, pengendalian dan satu bahaya dengan level medium risk (
administrative, pengendalian alat pelindung resiko sedang )
diri. c. Pada proses kerja blanking memiliki satu
Pengendalian risiko didapatkan dari hasil bahaya dengan level high risk ( resiko tinggi )
wawancara dengan para responden yang expert dan satu bahaya dengan level low risk ( resiko
dalam bidangnya masing-masing. Hasil dari rendah )
pengendalian risiko dapat dilihat pada lampiran d. Pada proses kerja acid memiliki tiga bahaya
3. dengan level low risk ( resiko rendah )
4. KESIMPULAN e. Pada proses kerja spining/drawing memiliki
Dari hasil yang telah diperoleh dari dua bahaya dengan level low risk (resiko
penelitian ini dengan menggunakan metode rendah).
HIRARC dengan objek penelitian bagian f. Pada proses kerja bolt hole memiliki satu
produksi disc line PT. Autokorindo Pratama bahaya dengan level low risk (resiko rendah)
Gresik, diambil kesimpulan sebagai berikut : dan tiga bahaya dengan level medium risk
1. Potensi bahaya yang terjadi di area produksi (resiko sedang).
bagian disc line terdapat disetiap proses kerja g. Pada proses kerja vant hole memiliki satu
yang dilakukan teridentifikasi sebagai berikut : bahaya dengan level low risk (resiko rendah),
a. Pada proses kerja Cheking Material terdapat tiga bahaya dengan level medium risk (resiko
satu potensi bahaya yang terjadi yaitu Terjepit sedang), dan satu bahaya dengan level high risk
atau tergores akibat tajanya baja. (resiko tinggi).
b. Pada proses kerja sharing terdapat dua
potensi bahaya yang terjadi yaitu tertimpa 3. Hasil rekomendasi pengendalian terhadap
material baja dan tergores material risiko yang telah dianalisis dilakukan pada
c. Pada proses kerja blanking terdapat dua proses kerja yang memiliki level medium risk
potensi bahaya yang terjadi yaitu tangan terjepit (risiko sedang)dan high risk (risiko tinggi) :
mesin dan kaki tertimpa material. a. Pada proses kerja ceking material terdapat
d. Pada proses kerja acid terdapat tiga potensi bahaya yaitu terjepit atau tergores akitbat
bahaya yang terjadi yaitu anggota tubuh tajamnya baja yang dapat menyebabkan patah
terpercik cairan asam, tertimpa material dan tulang dan luka sobek pada tangan,
tergores material. pengendalian resiko yang dapat dilakukan
e. Pada proses kerja drawing / spining terdapat adalah pengendalian teknis dengan cara
dua potensi bahaya yang terjadi yaitu terjepit memberikan tanda rambu bahaya di area kerja
material, dan jari terjepit. tersebut, pengendalian administratif dengancara
f. Pada proses kerja bolt hole terdapat empat melakukan breaing sebelum memulai kerja, dan
potensi bahaya yang terjadi yaitu tangan pengendalian alat pelindung diri dengan cara
keseleo, tangan terjepit mesin, tertimpa menggunakan sarung tangan katun.
material, dan bahaya kebisingan. b. Pada proses kerja Blanking terdapat bahaya
g. Pada proses kerja vant hole terdapat empat yaitu tangan terjepit mesin yang dapat
potensi bahaya yang terjadi yaitu terbentur mengakitbatkan patah tulang, pengendalian
material, terpeleset, jari terjepit, dan kaki resiko yang dapat dilakukan adalah
tertimpa material. pengendalian subtitusi dengan cara
menambahkan sensor mesin yang di letakkan
2. Hasil penilaian risiko pada proses kerja di pada bagian depan mesin, pengendalian
area produksi bagian disc line PT. Autokorindo administratif dengan cara melakukan breafing
Pratama Gresik sebagai berikut : sebelum memulai kerja serta memberikan
himbauan supaya berhati hati saat

226
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

mengoperasikan mesin, dan pengendalian APD pengendalian yang dapat dilakukan adalah
dengan cara menggunakan sarung tangan karet pengendalian teknis dengan cara memberikan
dan katun. peredem suara pada mesin, pengedalian
c. Pengendalian resiko pada proses kerja Bolt administratif dengan cara memberikan
hole sebagai berikut : breafinng pada saat sebelum memlai kerja dan
- Bahaya tangan terjepit mesin yang memberikan sanksi tegas terhadap pelanggar
mengakitbatkan patah tulang, pengendalian APD, pengendalian APD dengan cara
resiko yang dapat dilakukan adalah memberikan earplug pada pekerja.
pengendalian teknis dengan cara menambahkan - Bahaya jari terjepit yang mengakitbatkan
pembatas antara material dan mesin, Patah tulang. Pengendalian yang dapat
pengendalian administrati dengan cara dilakukan adalah pengendalian substitusi
penyediaan kotak P3K dan memberikan sanksi dengan cara menambahkan sesor pada bagian
terhadap pelanggar APD, dan pengendalian depan mesin, pengendalian administratif
APD dengan cara menggunakan sarung tangan dengan cara memberikan breafing kepada
katun dan karet. pekerja pada saaat sebelum memulai kerja dan
- Bahya tertimpa material yang mengakitbatkan memberikan sanksi tegas kepada pelaggar APD,
patah tulang dan memar, pengendalian resiko pengendalian APD dengan cara menggunakan
yang ndapat dilakukan adalah pengendalian saung tangan katun da karet.
teknis dengan cara memberikan dinding f. Pengendalian resiko pada proses Marking
pembatas yang terbuat dari tuas besi, sebagai berikut :
pengendalian administratif dengan cara - Bahaya terjepit mesin dapat mengakitbatkan
menyediakan kotak P3K dan memberikan tangan patah. Pengendalian resiko yang dapat
sanksi tegas kepada pelanggar APD, dan dilakukan adalah pengendalian substitusi
pengendalian APD dengan cara menggunakan dengan cara menambahkan sesor pada bagian
sepatu safety. depan mesin, pengendalian administratif
d. Pengendalian resiko pada proses kerja Vantt dengan cara memberikan breafing kepada
hole sebagai berikut : pekerja pada saaat sebelum memulai kerja dan
- Bahaya jari terjepit dapat mengakitbatkan memberikan sanksi tegas kepada pelaggar APD,
patah tulang, pengendalian resiko yang dapat pengendalian APD dengan cara menggunakan
dilakukan adalah pengendalian subtitusi dengan saung tangan katun da karet.
cara menambahkan sensor yang di letakkan - Bahaya sambungan markig terlepas dapat
pada bagian depan mesin, pengendelian mengakitbatkan luka memar dan sobek pada
administratif dengan cara memberikan breafing kulit. Pengendalian yang dapat dilakukan
pada saat mulai kerja dan memberikann sanksi adalah pengendalian teknis dengan cara
tegas terhadap pelaggar APD, pengendalian menambahkan tanda rambu pada area kerja,
APD dengan cara menggunakan sarung tangan pengendalian administratif administratif dengan
kulit dan katun. cara memberikan breafing kepada pekerja pada
- Bahaya kaki tertimpa material yang saaat sebelum memulai kerja dan memberikan
mengakitbatkan luka sobek dan memar, sanksi tegas kepada pelaggar APD,
pengendalian yang dapat dilakukan adalah pengendalian APD dengan cara menggunakan
pengendalian subtitusi dengan cara memberikan saung tangan katun da karet.
pembatas antara material dengan mesin g. engendalian resiko pada proses CnC sebagai
produksi, pengendalian administratif dengan berikut :
cara memberikan breafing pada saat sebelum - bahaya jari terjepit dapat mengakitbatkan
memulia kerja dan memberikan saknsi tegas patah tulang. Pengendalian yang dapat
terhadap pelanggar APD, pengendalian APD dilakukan adalah pengendalian substitusi
dengan cara menggunakan sepatu safety. dengan cara menambahkan pembatas attau
e. Pengendalian resiko pada proses notching penutup saat memulai proses kerja,
sebagai berikut : administratif dengan cara memberikan breafing
- Bahaya kebisingan yang ,engakitbatkan kepada pekerja pada saaat sebelum memulai
gangguan pendengaran pada pekerja, kerja dan memberikan sanksi tegas kepada

227
E -ISSN : 2746-0835
Volume 3 No 1 (2022) JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

pelaggar APD, pengendalian APD dengan cara Karundeng, I. (2018). “Analisis Bahaya Dan
menggunakan saung tangan katun da karet. Risiko Dengan Metode Hirarc Di
- Bahaya mata terpercik gram dapat Departement Production Pt.Samudera
,engakitbatkan iritasi mata bahkan sampai Mulia Abadi Mining Contractor Likupang
kebutaan. Pengendalian yang dapat dilakukan Minahahsa Utara.”Kesmas, 7(4).
adalah pengendalian teknis dengan cara .Purwanto, M. A., Rizqi, A. W., & Hidayat, H. (2022).
menambahkan tanda rambu pada area kerja, Analisis Kecelakaan Kerja Menggunakan
pengendalian administratif administratif dengan Metode Hirarc (Hazard Identification, Risk
cara memberikan breafing kepada pekerja pada Assessment dan Risk Control) Di Divisi
saaat sebelum memulai kerja dan memberikan Maintenance Cv. Dira Utama Sejahtera. Jurnal
sanksi tegas kepada pelaggar APD, Teknovasi: Jurnal Teknik dan Inovasi Mesin
pengendalian APD dengan cara memberikan Otomotif, Komputer, Industri dan Elektronika,
kacamata pada pekerja.
9(1), 20-30.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, M. C., & Nuruddin, M. (2022). ANALISIS
Alfatiyah, R. (2017). ”Analisis Manajemen
IDENTIFIKASI BAHAYA KECELAKAAN KERJA
Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan Menggunakan Metode HIRARC MENGGUNAKAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
pada Pekerja Seksi ) Casting.”Jurnal Mesin DENGAN PENDEKATAN HAZARD
Teknologi (SINTEK Jurnal), 11(2), 88– IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND RISK
101. CONTROL (HIRARC)(STUDI KASUS PT.
DOSH. (2008). “Department of Occupational SMELTING PLAN REFINERY). JUSTI (Jurnal
Safety and Health, Ministry of Human Sistem dan Teknik Industri), 2(4), 557-569.
Resources, Malaysia on Guidelines for Santoso, D. O., Kurniawan, M. D., & Hidayat, H.
Hazard Identification, Risk Assessment and (2022). Analisa risiko keselamatan dan
Risk Control (HIRARC)”. kesehatan kerja menggunakan metode HIRARC
Friman Hadi.S (2021). “Analisis Resiko di PT. Inhutani 1 UMI Gresikhutani 1 UMI
keselamatan Kerja (K3) Pada Proses Gresik. Jurnal Media Teknik dan Sistem Industri,
Produksi Leaf Spring Divisi Heating 6(1), 12-20.
Dengan Menggunakan Metode HIRARC di Firmansyah, M. A., Widyaningrum, D., & Hidayat, H.
PT.x” (2022). ANALISIS POTENSI BAHAYA KERJA PADA
Tutut Nur Asih (2021). “Identifikasi Bahaya Dan
BAGIAN PRODUKSI FURNITURE DENGAN
Penilaian Resiko Keselamatan Kerja (K3)
METODE HIRARC (STUDI KASUS: PT XYZ).
Pada Proses Fabrikasi Dengan
Menggunakan Metode HIRARC Studi PROFISIENSI: Jurnal Program Studi Teknik
Kasus di PT. Ravana Jaya.” Industri, 10(2), 86-94.
Achmad Najibur R (2021). “Analisis Lingkungan, Pramudya, I., Andesta, D., & Hidayat, H. (2022).
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) Safety Application and Health Work (K3) At
Studi kasus di Pt. Ravana Jaya.” Department of CNC Lathe Using Hazard
Edwin, T., Regia, R. A., Irfan, M., & Kurniawan, Identification Risk Assessment and Risk Control
Y. (2019). “Analisis Resiko Pada Bagian (HIRARC) Method (Case Study of PT. Swadaya
Produksi Pabrik Pengolah Getah Karet Graha). Journal of Applied Engineering and
Menggunakan Metode HIRARC”(Studi Technological Science (JAETS), 4(1), 318-324.
Kasus PT X Kota Padang).
Hilal, M. H. (2018). “Analisis Pengendalian
Resiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode
HIRARC”(Studi Kasus PT. MK Prima
Indonesia).
Ihsan, T. (2017). “Analisis Risiko K3 Dengan
Metode Hirarc Pada Area Produksi Pt
Cahaya Murni Andalas Permai”.Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(2),179.

228

Anda mungkin juga menyukai