Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 GANJIL (2023.2)

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :

Tanggal Lahir :

Kode/Nama Mata Kuliah : PENGANTAR SOSIOLOGI ISIP4110

Kode/Nama Program Studi :

Kode/Nama UPBJJ :
Hari/Tanggal UAS THE :

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA


KEJUJURAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :
NIM :
Kode/Nama Mata Kuliah :
Fakultas :
Program Studi :
UPBJJ-UT :

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
…………….., ………………………..
Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. a. Jenis sosialisasi yang terjadi antara Bu Wina dengan Giri adalah sosialisasi
sekunder. Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi yang terjadi setelah individu mengalami
sosialisasi primer, yaitu sosialisasi yang terjadi di dalam keluarga. Sosialisasi sekunder bertujuan
untuk menyesuaikan individu dengan lingkungan sosial yang lebih luas dan kompleks, seperti
sekolah, teman sebaya, organisasi, dan sebagainya.

Alasan mengapa sosialisasi antara Bu Wina dengan Giri termasuk sosialisasi sekunder adalah
karena:

 Bu Wina bukanlah anggota keluarga Giri, melainkan wali kelas yang memiliki peran sebagai
pendidik dan pembimbing bagi murid-muridnya. Bu Wina berinteraksi dengan Giri di lingkungan
sekolah, yang merupakan salah satu agen sosialisasi sekunder.
 Bu Wina memberikan nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan Giri untuk
berperan sebagai siswa yang jujur, bertanggung jawab, dan berprestasi di sekolah. Bu Wina juga
membantu Giri mengatasi masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun psikologis, dengan
mengarahkan Giri untuk berkonsultasi dengan guru BK dan dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan
bahwa Bu Wina berusaha menyesuaikan Giri dengan tuntutan dan harapan lingkungan sekolah.

1. b. Sosialisasi yang dilakukan orang tua Giri merupakan Pola Represif. Pola Represif adalah
pola sosialisasi yang menekankan pada pemberian hukuman atau sanksi terhadap kesalahan yang
dilakukan individu atau kelompok. Pola sosialisasi ini bertumpu pada kepatuhan dan proses
komunikasi satu arah, di mana pihak yang tersosialisasi wajib menaati apa yang disampaikan.

Alasan mengapa sosialisasi orang tua Giri termasuk Pola Represif adalah karena:

 Orang tua Giri selalu memarahi dan menghukum Giri ketika nilai Giri tidak seperti yang
diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya hukuman dan imbalan materi yang diberikan oleh orang
tua Giri.
 Orang tua Giri tidak memberikan kebebasan kepada Giri untuk memilih mata pelajaran yang
disukai. Orang tua Giri menuntut Giri untuk pintar dalam mata pelajaran Matematika dan IPA,
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

karena ingin Giri menjadi seorang Arsitek. Hal ini menunjukkan adanya kewenangan dan kontrol
yang diberikan oleh orang tua Giri.
 Orang tua Giri tidak berkomunikasi dengan Giri secara lisan dan dua arah. Orang tua Giri hanya
memberikan perintah yang harus ditaati oleh Giri. Hal ini menunjukkan adanya komunikasi yang
bersifat satu arah dan non-verbal.

2. a. Dimensi gerakan sosial adalah dimensi yang berkaitan dengan tindakan kolektif yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok yang ingin mengubah atau mempertahankan suatu kondisi
sosial. Gerakan sosial dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok, baik secara positif maupun
negatif, tergantung pada tujuan, strategi, dan dampak dari gerakan tersebut.

Sebagai contoh, kita dapat melihat hubungan antar kelompok yang terjadi dalam gerakan
reformasi tahun 1998 di Indonesia. Gerakan reformasi adalah gerakan sosial yang diprakarsai oleh
mahasiswa, aktivis, dan rakyat yang menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto dan perubahan
sistem politik yang otoriter dan korup. Gerakan ini melibatkan berbagai kelompok, seperti
kelompok etnik, agama, kelas, dan organisasi masyarakat sipil.

Dalam gerakan reformasi, hubungan antar kelompok dapat dilihat dari beberapa aspek, antara
lain:

 Hubungan antar kelompok yang bersatu dalam tujuan bersama. Gerakan reformasi berhasil
menyatukan berbagai kelompok yang sebelumnya terpecah-pecah atau terpinggirkan oleh rezim
Orde Baru, seperti kelompok etnik Tionghoa, kelompok agama minoritas, kelompok buruh, dan
kelompok perempuan. Hubungan antar kelompok ini bersifat solidaritas, kerjasama, dan saling
mendukung.
 Hubungan antar kelompok yang bersaing atau berkonflik dalam proses atau hasil gerakan.
Gerakan reformasi juga menimbulkan persaingan dan konflik antara kelompok-kelompok yang
memiliki kepentingan atau pandangan yang berbeda, seperti kelompok pro-demokrasi dan
kelompok pro-status quo, kelompok moderat dan kelompok radikal, kelompok nasionalis dan
kelompok separatisme. Hubungan antar kelompok ini bersifat antagonis, konfrontatif, dan saling
menyalahkan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2 b. Menurut Sunarto, ada empat faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok,
yaitu rasialis, etnisitas, seksisme, dan ageism. Berikut penjelasan singkat tentang masing-masing
faktor tersebut:

 Rasialis adalah suatu penekanan pada ras atau pertimbangan rasial. Rasialis dapat menimbulkan
prasangka, diskriminasi, atau kekerasan terhadap kelompok yang berbeda ras. Dalam gerakan
reformasi, rasialis dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok etnik, seperti antara kelompok
pribumi dan kelompok Tionghoa, yang sering kali menjadi sasaran kebencian dan penyerangan.
 Etnisitas adalah suatu identitas sosial yang didasarkan pada asal-usul, bahasa, budaya, agama,
atau sejarah bersama. Etnisitas dapat memperkuat rasa kebersamaan, kebanggaan, dan loyalitas
terhadap kelompok sendiri, tetapi juga dapat menimbulkan konflik, intoleransi, atau segregasi
terhadap kelompok lain. Dalam gerakan reformasi, etnisitas dapat mempengaruhi hubungan antar
kelompok daerah, seperti antara kelompok Jawa dan kelompok Aceh, yang memiliki aspirasi
politik yang berbeda.
 Seksisme adalah suatu prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atau kelompok
berdasarkan jenis kelamin atau gender. Seksisme sering kali memengaruhi perempuan, dan ini
adalah akar penyebab ketidakadilan gender. Dalam gerakan reformasi, seksisme dapat
mempengaruhi hubungan antar kelompok gender, seperti antara kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan, yang memiliki peran dan hak yang tidak setara di masyarakat.
 Ageism adalah suatu prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atau kelompok hanya karena
usia. Ageism sering kali memengaruhi orang tua, dan ini adalah bentuk diskriminasi yang jarang
disadari. Dalam gerakan reformasi, ageism dapat mempengaruhi hubungan antar kelompok usia,
seperti antara kelompok muda dan kelompok tua, yang memiliki pandangan dan harapan yang
berbeda terhadap perubahan.

3. a. Achieved statuses adalah status sosial yang diperoleh seseorang melalui usaha, pilihan, atau
pencapaian yang mencerminkan kemampuan, keterampilan, dan prestasi seseorang. Contoh
achieved statuses adalah menjadi dokter, atlet, sarjana, atau kriminal.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Ascribed statuses adalah status sosial yang diberikan kepada seseorang sejak lahir atau tanpa
usaha. Status ini tidak dapat diubah dan biasanya didasarkan pada faktor-faktor seperti jenis
kelamin, ras, kasta, golongan, atau keturunan. Contoh ascribed statuses adalah menjadi pria,
wanita, Tionghoa, Jawa, atau pangeran.

3. b. Berikut contoh dari achieved statuses dan ascribed statuses yang didapatkan pada sebuah
institusi sosial.

 Achieved statuses pada institusi ekonomi: salah satu contoh achieved statuses pada institusi
ekonomi adalah menjadi pengusaha sukses atau miliarder. Status ini diperoleh karena usaha,
kreativitas, dan inovasi seseorang yang menghasilkan produk atau jasa yang diminati oleh pasar.
Status ini dapat memberikan kekayaan, pengaruh, dan kesejahteraan bagi seseorang yang
memilikinya.
 Ascribed statuses pada institusi keluarga: salah satu contoh ascribed statuses pada institusi
keluarga adalah menjadi anak tertua atau bungsu. Status ini diberikan kepada seseorang sejak
lahir berdasarkan urutan kelahirannya dalam keluarga. Status ini tidak dapat diubah dan biasanya
mempengaruhi peran, tanggung jawab, dan harapan yang diberikan oleh orang tua atau saudara
kepada seseorang.

3. c. Berikut analisis terkait masing-masing contoh achieved statuses dan ascribed statuses yang
didapatkan pada sebuah institusi sosial.

Berikut analisis saya:

 Achieved statuses pada institusi ekonomi: menjadi pengusaha sukses atau miliarder adalah contoh
achieved statuses yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam bidang ekonomi. Status ini
dapat mempengaruhi hubungan sosial seseorang dengan kelompok lain, baik secara vertikal
maupun horizontal. Secara vertikal, seseorang yang memiliki status ini dapat memiliki kekuasaan,
otoritas, dan pengaruh yang lebih besar daripada kelompok yang memiliki status ekonomi yang
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

lebih rendah. Secara horizontal, seseorang yang memiliki status ini dapat memiliki kesamaan,
persaingan, atau kerjasama dengan kelompok yang memiliki status ekonomi yang setara.
 Ascribed statuses pada institusi keluarga: menjadi anak tertua atau bungsu adalah contoh ascribed
statuses yang menunjukkan posisi seseorang dalam struktur keluarga. Status ini dapat
mempengaruhi peran, tanggung jawab, dan harapan yang diberikan kepada seseorang oleh orang
tua atau saudara. Secara umum, anak tertua diharapkan untuk menjadi contoh, pemimpin, dan
penanggung jawab bagi adik-adiknya. Sedangkan anak bungsu dianggap sebagai anak kecil,
manja, dan kurang mandiri oleh kakak-kakaknya.

4. a. Teori siklik dan teori evolusioner adalah dua perspektif yang berbeda dalam memandang
perubahan sosial. Perubahan sosial adalah proses transformasi yang terjadi pada struktur dan pola
perilaku masyarakat. Berikut perbedaan mendasar dari teori siklik dengan teori evolusioner:

 Teori siklik beranggapan bahwa perubahan sosial bersifat berputar atau melingkar, artinya sejarah
peradaban manusia tidak memiliki awal dan akhir, tetapi mengalami siklus kemunduran dan
kemajuan, keteraturan dan kekacauan. Teori siklik melihat perubahan sosial sebagai suatu hal
yang berulang-ulang dan tidak dapat diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Contoh teori siklik
adalah teori Oswald Spengler dan Arnold Toynbee yang menggambarkan sejarah peradaban
sebagai rangkaian siklus kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan.
 Teori evolusioner beranggapan bahwa perubahan sosial bersifat linier atau berkembang, artinya
sejarah peradaban manusia memiliki awal dan akhir, dan mengalami proses kemajuan yang terus-
menerus. Teori evolusioner melihat perubahan sosial sebagai suatu hal yang dapat direncanakan
dan diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Contoh teori evolusioner adalah teori Auguste Comte
dan Herbert Spencer yang menggambarkan sejarah peradaban sebagai tahapan perkembangan dari
primitif, tradisional, hingga modern.

4. b. Perspektif teori siklik adalah perspektif yang memandang perubahan sosial sebagai suatu
proses yang berulang-ulang dan tidak dapat diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Perspektif ini
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

berbeda dengan perspektif teori evolusioner yang memandang perubahan sosial sebagai suatu
proses yang berkembang dan dapat direncanakan ke suatu titik tujuan tertentu.

Salah satu contoh perubahan sosial yang berputar/berulang menurut perspektif teori siklik adalah
perubahan sosial di pedesaan. Menurut teori siklik yang dikemukakan oleh Arnold Toynbee,
perubahan sosial di pedesaan dapat dipahami melalui empat tahap utama, yaitu masyarakat
tradisional, pertumbuhan dan perluasan, kebangkitan dan kejatuhan, dan perubahan dan
regenerasi. Setiap tahap memiliki ciri-ciri dan dampak yang berbeda bagi masyarakat pedesaan,
dan setelah mencapai tahap terakhir, masyarakat pedesaan dapat memulai siklus baru dari tahap
pertama.

Contoh perubahan sosial di pedesaan ini menunjukkan bahwa perubahan sosial tidak selalu berarti
kemajuan atau kemunduran, tetapi dapat berupa siklus yang berputar-putar. Perubahan sosial
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ekonomi, teknologi, budaya, politik, dan
lingkungan. Masyarakat pedesaan memiliki kesempatan untuk mengatasi tantangan dan
membangun masa depan yang lebih baik dengan merefleksikan kesalahan masa lalu dan
membarui nilai-nilai dan norma-norma mereka.

4. c. Teori evolusioner adalah teori yang memandang perubahan sosial sebagai suatu proses yang
berkembang dan dapat direncanakan ke suatu titik tujuan tertentu. Teori ini berbeda dengan teori
siklik yang memandang perubahan sosial sebagai suatu proses yang berulang-ulang dan tidak
dapat diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu.

Salah satu kelemahan analisis dari teori evolusioner adalah bahwa teori ini cenderung
mengabaikan atau mengecilkan faktor-faktor yang dapat menghambat, mengubah, atau
membalikkan arah perubahan sosial. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah:

 Kurangnya bukti fosil yang mendukung hipotesis tentang asal mula makhluk hidup, terutama
manusia. Ada beberapa lubang dalam catatan fosil manusia, yang membuat beberapa ilmuwan
mengklaim bahwa sebagian besar spesies adalah hasil dari kreasi yang direncanakan oleh Sang
Pencipta, dan bukan hasil dari evolusi.
 Masih adanya taksonomi atau klasifikasi spesies yang tidak sesuai dengan konsep evolusi. Ada
banyak contoh perubahan yang terjadi secara dramatis dalam waktu yang sangat singkat, yang
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

menimbulkan perdebatan antar ilmuwan. Misalnya, ada spesies yang memiliki karakteristik yang
mirip dengan spesies lain, tetapi memiliki asal-usul yang berbeda.
 Hal-hal yang belum diketahui atau dijelaskan oleh teori evolusi, seperti bagaimana kehidupan
pertama kali bermunculan di bumi atau ketika organisme pertama kali berevolusi menjadi
makhluk hidup yang kompleks. Teori evolusi juga sulit menjelaskan eksistensi sifat spesifik pada
manusia, seperti kesadaran, moralitas, atau agama.

Sumber Referensi :
BMP ISIP44110
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=3905

Anda mungkin juga menyukai