Anda di halaman 1dari 10

Tugas Biologi (Science Nursing)

Dosen Pengampu : Dr. Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.Sc

Oleh Kelompok 7 :
1. Putri Carissa Wahid (NIM:P202201031)
2. Mustika Bunga Handayani (NIM:P202201039)
3. Sindy Aprillianti (NIM:P202201007)
4. Milda Uci (NIM:P202201047)
5. Dwi Putri Aninda (NIM:P202201014)
6. Ferda (NIM:P202201023)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
PEMBELAHAN SEL

Dalam masa pertumbuhan, tubuh kita bertambah besar dan tinggi. Begitu pula
dengan hewan dan tumbuhan. Sel-sel penyusun makhluk hidup mengalami
pembelahan sehingga bertambah banyak. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi
pada saat pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya
ketika kulit terluka, sel-sel pada jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan
untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

A. Pengertian Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara


membelah diri, baik lada organisme uniseluler dan multiseluler. Pembelahan sel pada
organisme uniseluler merupakan suatu cara bagi organisme tersebut untuk
melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi organisme multiseluler, pembelahan sel
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme. Selain itu, Pembelahan sel
pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet yang berguna saat
perbanyakan secara generatif (reproduksi organisme melalui proses perkawinan).

B. Bentuk-Bentuk Pembelahan Sel

Secara umum pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara
langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis).

1. Pembelahan Sel Secara Langsung

Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan amitosis atau


pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel
menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahap-tahap Pembelahan sel. Pembelahan
biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa
dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan
biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama lain).
Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterusnya. Pembelahan biner
dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi, kemudian diikuti pembelahan
sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat
terjadi pada organisme prokariotik atau eukariotik tertentu.

2. Pembelahan Sel Secara Tidak Langsung

Pembelahan sel secara tidak langsung (mitosis dan meiosis). Pembelahan sel
secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan tertentu.
Setiap tahapan Pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-
beda. Ketika sel akan membelah, benang-benang kromatin akan menebal dan
memendek, yang kemudian disebut kromosom. Kromosom dapat berikatan dengan
warna tertentu, sehingga mudah diamati dengan mikroskop. Pada waktu sel sedang
membelah, terjadi proses pembagian kromosom di dalamnya. Tingkah laku
kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fase-fase atau tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan sel yang terjadi yang terjadi melalui fase-fase itulah
yang disebut pembelahan secara tidak langsung. Pembelahan terbagi menjadi dua
yaitu pembelahan mitosis dan meiosis.

a. Pembelahan Mitosis

Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 2 setelan akan identik


dengan sel induk titik. Mitosis hanya terjadi pada sel eukariotik, itu pada sel somatik
yang bersifat meristematik. Adanya mitosis menjadikan setiap sel tanaman memiliki
kandungan genetik yang sama pada setiap organ tanaman, kecuali terjadi mutasi.
Mitosis biasanya merupakan periode fase terpendek dalam siklus pembelahan sel.,
selebihnya merupakan fase interval sayang ntar diri dari Gap-1 (G1), sintesis
DNA(S), dan Gap-2 (G2). Setiap tanaman memiliki waktu optimum pembelahan sel
secara mitosis yang berbeda-beda. Pada umumnya tanaman melakukan pembelahan
sel pada pagi hari. Waktu yang diperlukan pada fase mitosis ini adalah sekitar 30
menit hingga 1 jam. Pasal mitosis ini terbagi kembali ke dalam 4 fase. Keempat fase
tersebut adalah profase, metafase, anafase dan profase :
1) Interfase

Pada fase ini sel belum melakukan kegiatan pembelahan tetapi sel sudah siap
untuk membelah. Selama interfase sel tampak keruh dan benang-benang kromatin
halus lama-kelamaan akan kelihatan.

2) Profase

Pada tahap awal profase, kromosom yang sebelumnya telah breplikasi akan
berkonsentrasi menjadi lebih pendek dan lebih tebal dengan cara penggulungan serat
DNA menjadi dua keramat it yang bergabung pada sentromer. Dengan mengubahnya
kromosom maka kromosom menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi
mudah terlihat di mikroskop. Kemudian, pasangan santri old akan berpisah dan mulai
bergerak ke sisi nukleus yang berlawanan, dan apabila telah sampai di sisi nukleus,
central akan membentuk benang-benang spindle.
Selanjutnya adalah tahap akhir profase, di mana nukleus melebur dan membran
nukleus menghilang, setelah memungkinkan benang-benang spindle memasuki
nukleus. Micro tubulus yang muncul dari kinektokor (bagian kromosom yang
merupakan tempat kedekatan menang menang spindle selama pembelahan inti-
struktur pada sentromer).

3) Metafase

Kromosom terletak pada bidang di tengah sel dengan center nomor menempel
pada benang spindle. Bidang di tengah cellini disebut bidang ekuator. Posisi-posisi
kromosom yang tersebar pada bidang ekuator ini menyebabkan jumlah kromosom
dapat dihitung dengan tepat dan bentuk kromosom dapat dipelajari. Tegangan serat
spindle membuat kromosom pada satu bidang pada pusat sel.
4) Anafase

Anak fase adalah tahap di mana mikro tubulus mulai menarik pasangan
kromosom agar terpisah ( menuju salah satu kutub sentriol dan kutub sentriol yang
lainnya). Pergerakan ini dapat terjadi karena pemain dekan dan pemain jangan mikro
tubulus yang membentuk spindle. Akhiran avanza ditandai dengan adanya dua set
kromosom lengkap yang berkumpul pada kedua kutub sel.

5) Telofase

Rematik yang berada pada kutub berubah menjadi benang-benang kromatin


kembali. Terbentuk kembali dinding inti dan nukleus membentuk dua inti baru. Serat-
serat gelondong menghilang. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis) menjadi
dua bagian, dan terbentuk memberi ancol pemisah di tengah bidang pembelahan.
Akhirnya, terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama
dengan kromosom induknya.
Berikut ini gambar pembelahan sel mitosis

b. Pembelahan Meiosis

Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel garmativum untuk
menghasilkan gamet pria dan wanita yaitu masing-masing sperma dan sel telur.
Meiosis memerlukan 2 pembelahan sel yaitu meiosis I dan meiosis II untuk
mengurangi jumlah kromosom menjadi haploid 23. Sel-sel garmativum pria dan
wanita (spermatosit dan outsit primer) pada awal meiosis I mereplikasi DNA-nya
sehingga sel benih mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA yang normal dan
tiap-tiap dari 46 kromosom nya jika anda akan menjadi sister kromatid.
Fase-fase dalam meiosis di bagi menjadi 2, yaitu interfase meiosis I dan meiosis
II:

a. Interfase

Pada tahap interfase, asal berada pada tahap persiapan untuk melakukan
pembelahan. Sama seperti pada inter fase mitosis, persiapan yang dimaksud adalah
proses sintesis protein dan replikasi DNA. DNA akan di replikasi dari satu salinan
menjadi dua salinan. Sel yang akan membelah mereplikasi DNA di setiap
kromosomnya sehingga terbentuk dua kromatid yang bergabung pada sentromer
(kromosom homolog).

b. Meiosis I

Pembelahan meiosis II terbagi dalam profase I, metafase I, anafase I dan


telofase II.
1) Profase I

 Leptoten, merupakan tahap pertama profase, kematian membentuk benang halus


kromosom sehingga kromosom tampak seperti masa yang tidak teratur.
 Zigoten, proses penebalan berjalan terus dan kromosom mulai berpasangan
dengan homolognya.
 Pakiten, kromosom yang homolog terdiri atas empat keromatid yang disebut
tetrad. Pasangan dua kromosom homolog disebut bivalen. Pasangan 3atau 4
kromosom homolog disebut trivalen atau tetravalen.
 Diploten, kromatid pada kromosom homolog dapat saling melilit dan bertukar
ruas satu dengan yang lain disebut pindah silang. Dua kromatid yang disatukan
oleh satu sentromer kromatid bersaudara. Kontak antar kromatid bersaudara
disebut kiasma.
 Diakinesis, tahap akhir profase I, membran inti melarut.

2) Metafase I
Benang spindle keluar dari kutub yang berlawanan dan mengait pada sentromer
kromosom yang telah berpasangan. Semua bivalen terletak pada bidang ekuator.

3) Anafase I
Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan dua
kromatid bersaudara masih tetap terikat pada sentromernya.

4) Telofase I

Dua kelompok gugus kromosom tiba di dua kutub yang berlawanan, masing-
masing memiliki separuh jumlah gugus kromosom sel induk. Masing-masing
kromosom masih membawa dua bersaudara. Selaput inti mulai terbentuk dan sel-sel
anakan memisah.

Berikut ini gambar pembelahan sel meiosis I


c. Meiosis II

Pembelahan meiosis II terbagi dalam profase II, metafase II, anafase II dan
telofase II.

1. Profase II
Selaput inti hilang. Sentriol mengganda dan menuju ke kutub berseberangan
inti. Kromatis fi setiap kromosom belum terpisah sentromer masih satu.

2. Metafase II
Serat gerondong terbentuk antara pasangan sentriol. Sepasang kromatid yang
menggantung pada serat gelondong lewat sentromer pindah ke bidang ekuator.

3. Anafase II

Sel memanjang dari kutub ke kutub menuju poros serat gelondong. Sentromer
pada setiap pasangan kromatid membelah sehingga kromatid bersaudara lepas.
Kromatid berpisah dan bergerak ke kutub berseberangan.

4. Telofase II

Promotin terbuka kembali pilihannya, terlepas lepas menjadi jalan halus.


Selaput inti terbentuk kembali. Nukleus muncul melekat pada kromatin. Terjadi
sitokinesis, sehingga dari sua gametosit Ii terbentuk 4 gametid. Gametid mengandung
kromosom separuh dari sel induk, dari 2N pada gametosit menjadi 1N pada gametid.
Dengan proses transformasi gametid nanti akan berubah menjadi gamet, yakni sel
benih matang. Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetik yang :
separuh dari bahan gametogonium dan bervariasi, karena terjadinya cross over pada
profase.
Berikut ini gambar pembelahan sel meiosis II
REFERENSI

Harver, D. Beer, A.J. dan Goldstein, N. 2019. Mengenal Sel. Bandung : PT Pakar
Raya.

Masruroh, F. Dan Nurhayatinigrum, E.S. 2016, Peran Algoritma Julia Sel dalam
Mengkonstruksi Pembelahan Sel Mitosis, Jurnal Pendidikan Matematikan dan
Ilmu Pengetahuan Alam. 4(2): 173-184

Prabowowati, W. dan Putranti. A.H. Indeks Mitosis dan Jumlah Kromosom Kentang
Hitam (Coleus tuberosus). Jurnal Vegatalika. 9(4): 562-571

Reflina. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Pembelahan
Sel Kelas XII-MIA 2 di SMAN 5 Kota Jambi Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal
Ilmiah Dikdaya. 10(1): 43-51

Shari, A. 2022. Seleksi Spermatozoa pada Fertilisasi In Vitro (IVF). Jurnal Sains dan
Kesehatan Indonesia. 1(1): 1-8

Anda mungkin juga menyukai