Anda di halaman 1dari 118

PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANCY DAN ACCOUNTABILITY

GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN PADA PT. BANK X, TBK (KC. TENDEAN)

OLEH
MARTHA DAMERIA TAMBUNAN
NIM 1311060100

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
P E R B A N A S
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2015
PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANCY DAN ACCOUNTABILITY
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN PADA PT. BANK X, TBK (KC. TENDEAN)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
MARTHA DAMERIA TAMBUNAN
NIM 1311060100

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
P E R B A N A S
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2015
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANCY DAN ACCOUNTABILITY GOOD


CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA
PT. BANK X, TBK (KC. TENDEAN)

Oleh

Nama : Martha Dameria Tambunan


NIM : 1311060100
Program Studi : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata Satu (S1)

Telah disetujui untuk diujikan

Jakarta, 5 November 2015

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Manajemen, Dosen Pembimbing Skripsi,

Jasman, SE., Ak., M.B.A Dr. Luki Karunia, SE., Ak., MA.
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANCY DAN ACCOUNTABILITY GOOD


CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA
PT. BANK X, TBK (KC. TENDEAN)

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Skripsi


pada

Hari : Jumat
Tanggal : 27 November 2015
Waktu : 09.00 WIB

Oleh

Nama : Martha Dameria


NIM : 1311060100

DAN YANG BERSANGKUTAN DINYATAKAN LULUS

Tim Penguji Skripsi

Ketua Sidang : Dr. Luki Karunia, SE., Ak., MA .............................


Anggota : Abriandi, SE.,AK.,MM .............................

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Jasman, SE., Ak., M.B.A


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN

Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.

Jakarta, November 2015


Penyusun

Martha Dameria Tambunan


(1311060100)
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Martha Dameria Tambunan


NIM : 1311060100
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Penerapan Prinsip Transparancy dan Accountability Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank X, Tbk
(KC. Tendean).

Menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan
skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya
bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sangsi berdasarkan aturan tata
tertib di ABFI Institute Perbanas.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar daan tidak ada unsur
paksaan.

Jakarta, November 2015


Penulis

(Martha Dameria Tambunan)


1311060100
ABSTRAK

MARTHA DAMERIA TAMBUNAN. 1311060100. PENERAPAN PRINSIP


TRANSPARANCY DAN ACCOUNTABILITY GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK
X, TBK (KC. TENDEAN). Skripsi. Jakarta: Asian Banking Finance and
Informatics Institute Perbanas. November. 2015.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan secara antara
transparansi terhadap kinerja berpengaruh sebesar 0,698 kali. Akuntabilitas
terhadap kinerja berpengaruh sebesar 0,013 kali. Besar pengaruh antara variable
transparansi dan akuntabilitas terhadap kinerja diyakini 55,4%.. Keterbatasan
dalam penelitian ini adalah: (1) Keterbatasannya waktu dalam penelitian, maka
penulis hanya mengambil dua dari lima prinsip good corporate governanace, yaitu
Prinsip Transparancy dan Accountability Good Corporate Governane; (2)
Pernyataan yang diberikan oleh Peneliti dalam kuesioner tersebut bersifat tertutup
dan dibatasi oleh lima pilihan: sangat buruk, buruk, cukup buruk, baik, sangat
baik sehingga responden tidak bisa menyampaikan secara terbuka penilaian
mereka terhadap Penerapan Prinsip Transparancy dan Accountability Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank X, Tbk
(KC. Tendean). Rekomendasi yang diberikan oleh Peneliti kepada Hagemasushi
adalah: (1)BTransparansi harus lebih ditingkatkan, apabila lebih
ditingkatkan maka akan lebih meningkatkan kinerja; (2) Akuntabilitas
lebih banyak ditingkatkan hal ini dikarenakan nilai koefisien pada
variabel ini sangatlah kecil; (3) Selain itu, perusahaan dapat
meningkatkan secara bersama-sama kedua variabel ini. Dikarenakan
apabila perusahaan menggabungkan pada saat yang sama pengaruhnya
mencapai 55.4%, (4) Kepada peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam
lagi mengenai prinsip-prinsip dari GCG terhadap kinerja perusahaan yang
cakupannya lebih luas dan lebih dalam lagi.

Kata Kunci : Transparancy dan Accountability, Kinerja Perusahaan, Good


Corporate Governance.
KATA PENGANTAR

Peneliti mengucapkan segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus

Kristus atas penyertaan-Nya telah menuntun Penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Prinsip Transparancy dan

Accountability Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada

PT. Bank X, Tbk (KC. Tendean)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi.

Terlaksananya penulisan makalah ini berkat bantuan, dukungan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Keluarga tercinta, Papah R. Tambunan dan Mama M. Sibarani yang selama

ini memberikan dukungan dan doanya untuk kesuksesanku

2. Bapak Dr. Luki Karunia. SE., Ak., MA selaku Pembimbing Skripsi yang

telah membimbing saya serta banyak meluangkan waktu dan memberikan

saran selama membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. DR. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo selaku Rektor Institut Perbanas.

4. Bapak Dr. Hidayat Sofyan Widjaja, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Insitut Perbanas.

5. Bapak Jasman, S.E., Ak., M.B.A selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Institut Perbanas.

i
6. Segenap Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Perbanas yang

telah membekali penulis dengan berbagai macam pengetahuan selama ini

7. Kakak tersayang Renawati Saurmauli T yang paling mengerti dan

mendukung aku, baik dukungan moral dan materil. Terimakasih buat

semuanya. Dan Kakak Esther T atas doa dan dukungannya.

8. Christopher Matthew Pasaribu untuk dukungannya selama ini yang selalu ada

membantu dan memberi semangat.

9. Terimakasih untuk Bapak Raja Pardede, sebagai pimpinan saya dikantor yang

selalu mendukung saya, terutama dalam hal perizinan. Dan teman-teman di

divisi NWCR PT. Bank Mega, Tbk terimakasih atas bantuan dan dukungan

kalian.

10. Teman-teman jurusan Akuntansi Karyawan angkatan 2013, terutama Wanita-

wanita Nyins “Mely, Nabila, Trila, Laras, Michele, Liesna, dan Ibeth” yang

selama dikelas dan diluar kelas telah memberikan keceriaan, keseruan, rasa

berbagi, kejengkelan, kegilaan, dan kenyinyiran. Terimakasih atas

kebersamaannya. Semoga kita tetep berteman meskipun sudah lulus (arisan

tetap berjalan). Dan teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per

satu.

11. Terimakasih untuk Mas Septian Abbiyah G. atas bantunannya. Dan semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka peneliti

mengharapkan saran dan kritik untuk menambah wawasan dan pengetahuan

ii
peneliti agar bisa menjadi lebih baik lagi. Peneliti berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada semua pihak, terimakasih

Jakarta, November 2015

Martha Dameria Tambunan


(NIM 1311060100)

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 5

1.3 Batasan Masalah........................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian........................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori................................................................................... 8

2.1.1 Teori Keagenan................................................................... 8

2.1.2 CorporateGovernance........................................................10

2.1.2.1 Pengertian Good Corporate Governance.....…....... 10

2.1.2.2 Prinsip Corporate Governance................................ 12

2.1.2.3 Penerapan Good Corporate Governance................. 17

2.1.3 Kinerja................................................................................19

2.1.3.1 Definisi Kinerja..................................................... 19

iv
2.1.3.2 Manfaat Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance Terhadap Kinerja Perusahaan............. 19

2.1.4 Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perushaan................................................20

2.2 Penelitian Sebelumnya .............................................................. 21

2.3 Kerangka Pemikiran................................................................... 23

2.4 Perumusan Hipotesis.................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian....................................................................... 26

3.2 Operasionalisasi Variabel.......................................................... 27

3.3 Populasi dan Sampel.................................................................. 31

3.3.1 Populasi.......................................................................... 31

3.3.2 Sampel............................................................................. 32

3.4 Jenis dan Sumber Data.............................................................. 33

3.4.1 Jenis Data......................................................................... 33

23.4. Sumber Data..................................................................... 33

3.5 Metode Pengumpulan Data....................................................... 34

3.6 Pengujian Asumsi-asumsi Model Regresi................................ 35

3.6.1 Uji Asumsi Klasik.......................................................... 36

3.6.2 Uji Hipotesis................................................................ .. 38

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas......................................... 42

3.8 Metode Analisis Data................................................................ 44

v
3.8.1 Koefisien Korelasi....................................................... 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian......................................................... 47

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja..... 48

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............... ... 49

4.2 Analisis Data.............................................................................. 50

4.2.1 Uji Persyaratan Analisis....................................................50

4.2.1.1 Uji Validitas.................................................... .... 51

4.2.1.1 Uji Reabilitas................................................... .... 53

4.2.2 Uji Asumsi Klasik....................................................... .... 54

4.2.2.1 Uji Normalitas...................................................... 54

4.2.2.1 Uji Heteroskedastisitas......................................... 56

4.2.2.3 Uji Multikolinieritas..............................................58

4.2.2.4 Uji Autokorelasi....................................................59

4.2.3 Uji Hipotesis................................................................... 60

4.2.3.1 Uji Hipotesis Variabel Keterbukaan Terhadap

Kinerja................................................................. 61

4.2.3.1.1 Uji Regresi Linear Variabel Keterbukaan (X1)

Terhadap Kinerja (Y) ................................ 61

4.2.3.1.2 Uji Signifikasi Variabel Keterbukaan (X1)

Terhadap Kinerja (Y) ............................... 63

vi
4.2.3.1.3 Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap

Kinerja (Y)................................................. 64

4.2.3.2 Uji Hipotesis Variabel Akuntabilitas Terhadap

Kinerja................................................................... 64

4.2.3.2.1 Uji Regresi Linear Variabel Akuntabilitas

(X2) Terhadap Kinerja (Y)........................ 64

4.2.3.2.2 Uji Signifikasi Variabel Akuntabilitas (X2)

Terhadap Kinerja (Y)................................ 66

4.2.3.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Variabel Akuntabilitas (X2) Terhadap

Kinerja (Y)................................................ 67

4.2.3.3 Uji Hipotesis Variabel Keterbukaan dan

Akuntabilitas Terhadap Kinerja........................... 68

4.2.3.3.1Uji Regresi Linear Berganda Variabel

Keterbukaan (X1) dan Akuntabilitas (X2)

Terhadap Kinerja (Y)................................ 68

4.2.3.3.2 Uji Parsial (Uji –T) Variabel Keterbukaan

(X1) dan Akuntabilitas (X2) Terhadap

Kinerja (Y)................................................. 71

4.2.3.3.3 Uji Serentak (Uji –F) Variabel

Keterbukaan (X1) dan Akuntabilitas (X2)

Terhadap Kinerja (Y)................................. 73

vii
4.2.3.3.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)................ 74

4.3 Interpretasi Hasil..................................................................... 75

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 77

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN

REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan............................................................................. 80

5.2 Keterbatasan Penelitian........................................................... 81

5.3 Rekomendasi.......................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................. 31

Gambar 3.1 Teknik Sampling.............................................................................. 33

Gambar 4.1 Grafik Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja.......... 48

Gambar 4.2 Grafik Karakteristik Responden berdasarkan Uisia......................... 49

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Variabel Keterbukaan terhadap Kinerja............ 62

Gambar 4.4 Grafik Scatterplot Variabel Akuntabilitas terhadap Kinerja......... 66

Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Variabel Keterbukaan dan Akuntabilitas terhadap

Kinerja........................................................................................ 70

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian-penelitian Terdahulu.................................... 23

Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel................................................................ 30

Tabel 3.2 Jumlah Karyawan pada jumlah karyawan PT. Bank X, Tbk, (KC.

Tendean......................................................................................... 32

Tabel 3.3 Bobot dan Kategori Pengukuran Data........................................... 46

Tabel 3.4 Koefisien Korelasi dan Taksirannya ............................................. 46

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja.................... 48

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.................................. 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Seluruh Variabel............................................... 52

Tabel 4.4 Uji Reabilitas seluruh variable...................................................... .. 53

Tabel 4.5 Pengujian Normalitas data untuk variable Keterbukaan dan

Akuntabilitas.................................................................................. 52

Tabel 4.6 Pengujian Heteroskedastisitas Dari Jawaban Responden Atas Seluruh

Variabe........................................................................................... 57

Tabel 4.7 Pengujian Multikolinearitas Dari Jawaban Responden Atas Seluruh

Variabel.......................................................................................... 58

Tabel 4.8 Pengujian Autokorelasi Dari Jawaban Responden Atas Seluruh

Variabel.......................................................................................... 60

Tabel 4.9 Uji Regresi Linear Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja

(Y).................................................................................................... 61

x
Tabel 4.10 Uji Signifikasi Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja (Y).. 63

Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Variabel Keterbukaan (X1)

Terhadap Kinerja (Y).................................................................... 64

Tabel 4.12 Uji Regresi Linear Variabel Akuntabilitas (X2) Terhadap Kinerja

(Y).................................................................................................. 65

Tabel 4.13 Uji Signifikasi Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja (Y) 67

Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Variabel Akuntabilitas (X2)

Terhadap Kinerja (Y)..................................................................... 67

Tabel 4.15 Uji Regresi Linear Berganda Variabel Keterbukaan (X1) dan

Akuntabilitas (X2) Terhadap Kinerja (Y)...................................... 68

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Secara Bersama-sama ( Uji F)................ 73

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi....................................... 74

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Penelitian

Penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan

untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat

mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Terutama

tata kelola yang baik (good corporate governance) pada setiap sektor

perekonomian di Indonesia agar dapat menjaga kelangsungan (survive) demi

meningkatkan perekonomian Indonesia. Penerapan prinsip Good Corporate

Governance mencakup empat komponen utama yang diperlukan untuk

meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa

mengabaikan kepentingan stakeholders yang lain, yaitu: fairness, transparancy,

accountability, responsibility. Prinsip-prinsip tersebut didasari oleh berbagai pihak

sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan investor maupun calon investor.

Di Indonesia terdapat beberapa peraturan yang telah dikeluarkan berkaitan

dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) antara lain

peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 yang disempurnakan dengan

peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang “Pelaksanaan Good

1
2

Corporate Governance bagi Bank Umum”, yang menunjukkan keseriusan

Bank Indonesia dalam meminta pengurus perbankan agar taat untuk menerapkan

manajemen risiko guna melindungi kepentingan para pemangku kepentingan

(stakeholder). Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam

rangka melindungi kepentingan masyarakat menjadikan sektor perbankan sebagai

sektor yang ”highly regulated”

Kajian mengenai corporate governance meningkat dengan pesat seiring

dengan terbukanya skandal keuangan berskala besar yang terjadi di dunia

perbankan. Oleh karena itu saat ini isu good corporate governance menjadi sangat

penting. Keruntuhan perusahaan - perusahaan public tersebut dikarenakan oleh

strategi, prosedur maupun praktik curang (fraud) dari manajemen puncak yang

berlangsung cukup lama karena lemahnya pengawasan yang independen oleh

corporate boards.

GCG memiliki arti penting dalam menjalankan suatu organisasi,

ketika prinsip-prinsip GCG diterapkan dengan baik maka akan memberikan

manfaat bagi organisasi tersebut. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui

terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan

efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada

stakeholders.

Pengelolaan perusahaan (corporate governance) dalam dunia ekonomi

merupakan hal yang dianggap penting sebagaimana yang terjadi dalam

pemerintahan negara. Implementasi good corporate governance (GCG) pada saat


3

ini bukan lagi sekedar kewajiban, namun telah menjadi kebutuhan bagi setiap

perusahaan dan organisasi. Pernyataan tersebut telah menegaskan bahwa

perusahaan-perusahaan memiliki kedudukan penting dalam menjalankan perannya

dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat

Kendala yang dihadapi dalam penerapan prinsip good corporate

governance saat ini di Indonesia adalah maraknya praktik korupsi,

pengelembungan biaya, kolusi serta nepotisme yang masih tumbuh subur dan

terus dipupuk dibanyak perusahaan swasta maupun pemerintah. Corporate

governance pada industri perbankan di negara berkembang seperti halnya di

Indonesia pada pasca-krisis keuangan menjadi semakin penting mengingat

beberapa hal yang menjadi dasar dalam perbankan.

Terdapat dua hal yang saling terkait mengenai lembaga intermediasi

perbankan yang berpengaruh terhadap corporate governance. Pertama, bank

merupakan sektor usaha yang tidak transparan, sehingga memungkinkan

terjadinya masalah keagenan. Kedua, bank merupakan sektor usaha yang memiliki

tingkat regulasi tinggi yang dalam hal tertentu justru menghambat mekanisme

corporate governance. Masalah keagenan dalam sector keuangan perbankan pada

hakekatnya dapat dibedakan dalam dua kategori. Pertama masalah keagenan

akibat utang (debt agency problem) dan kedua, masalah keagenan akibat

pemisahan kepemilikan dan pengendalian (separatiaon of ownership and control).

Oleh karena itu ketaatan akan prinsip-prinsip Good Corporate Good Corporate

Governance mencakup empat komponen utama yang diperlukan untuk


4

meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan peXng saham tanpa

mengabaikan kepentingan stakeholders yang lain, yaitu: transparency,

accountability, responsibility, independency, dan fairness. Prinsip-prinsip tersebut

didasari oleh berbagai pihak sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan

investor maupun calon investor. Pada masa sekarang banyak masalah yang

dihadapi oleh pihak bank terutama yang menyangkut kondisii kesehatan keuangan

dikarenakan kurangnya penerapan prinsip-prinsip good corporate.

Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan

usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam

maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank

menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional

maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan

dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang

mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi

masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly

regulated”(KNKG,2008)

Bank merupakan komponen penting di dalam kegiatan ekonomi. Bank

menyediakan pembiayaan bagi perusahaan swasta, layanan keuangan bagi

masyarakat umum dan memudahkan sistem pembayaran. Bank memiliki peranan

yang penting bagi perekonomian nasional, oleh karena itu dalam peningkatan

kinerja usaha yang dikelola oleh setiap bank maka perlunya pengelolaan

operasional bank secara professional. Salah satu cara yang dilakukan dalam
5

pengelolaan operasional bank adalah dengan melakukan tata kelola usaha bank

(Good Corporate Governance).

Praktik good corporate governance dapat meningkatkan kinerja

perusahaan yang dapat diketahui salah satu indikatornya yaitu dari segi rasio

keuangan. Selain itu dapat mengurangi resiko yang merugikan akibat pengelolaan

yang cenderung menguntungkan diri sendiri, dan umumnya good corporate

governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. Dengan kata lain

membaiknya penerapan good corporate governance suatu perusahaan akan

diiringi perbaikan kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Dari uraian di atas, maka penulis menyadari betapa pentingnya good

corporate governance. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai : ”Penerapan Prinsip Transparancy dan Accountability

Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank X,

Tbk (KC. Tendean)“

1.2 Rumusan Masalah

1. Penerapan prinsip Transparancy Good Corporate Governance

terhadap kinerja PT. Bank X, Tbk.

2. Penerapan prinsip Accountability Good Corporate Governance

terhadap kinerja PT. Bank X, Tbk.

3. Penerapan prinsip Transparancy dan Accountability Good Corporate

Governance Good Corporate Goverrnance terhadap kinerja PT. Bank

X, Tbk.
6

1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan skripsi ini, penulisan akan membatasi hanya pada masalah-

masalah yang berhubungan dengan Prinsip Transparancy dan Accountability

Good Corporate Governance good corporate governance (GCG) terhadap

kinerja perbankan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan prinsip Transparancy Good Corporate

Governance Good Corporate Goverrnance terhadap kinerja PT. Bank

X, Tbk.

2. Untunk mengetahui penerapan prinsip Accountability Good Corporate

Governance Good Corporate Goverrnance terhadap kinerja PT. Bank

X, Tbk.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip Transparancy dan

Accountability Good Corporate Governance terhadap kinerja PT.

Bank X, Tbk.

1.5 Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis mengenai

pengaruh penerapan prinsip Transparancy dan Accountability Good

Corporatae Governance terhadap kinerja peursahaan.

2. Bagi perusahaan

Sekiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagi bahan


7

pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam

meningkatkan kinerja dengan cara menerapkan prinsip Transparancy

dan Accountability Good Corporate Governance.

3. Bagi masyarakat

Kiranya dapat menambah pengetahuan pembaca dan dijadikan

referensi bagi peneliti lain dalam mengadakan penelitian lebih lanjut

tentang masalah yang sama.


8

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Teori Keagenan

Dalam mengaitkan antara struktur kepemilikan dengan kinerja bank,

terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari pencapaian sasaran organisasi

bank serta kinerjanya, yaitu pihak manajemen atau pengurus bank (Dewayanto,

2010). Pencapaian tujuan dan kinerja bank tidak lepas dari kinerja manajemen itu

sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, hubungan antara manajemen suatu bank

dengan pemilik bank akan dituangkan dalam suatu kontrak (performance contract).

Menurut teori Jensen dan Meckling yang dikutip Joni Emirzon (2007:19)

menjelaskan bahwa,

“Hubungan keagenen ini sebagai suatu kontrak dimana satu atau lebih
pihak (principal) memberikan tugas kepada (agen) untuk melaksanakan jasa dan
pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan. Hubungan inilah yang
dinamakan teori keagenen”.

Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari

praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari

sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip

8
9

utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang

memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak yang menerima

wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama. Perbedaan

kepentingan ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi

asymmetri (Kesenjangan Informasi) antara pemegang saham dan organisasi.

Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan

direksi adalah benar sesuai teori keagenan.

Agency theory mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas

kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan

hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi merka di

dalam perusahaan. Sedangkan para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa

kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.

Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusahaa

memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Principal menginginkan pengembalian

sebesar-bersarnya dan secepatnya atas investasi yang salah satunya dicerminkan

dengan kenaikan porsi dividen dari tiap saham yang dimiliki. Agen menginginkan

kepentingan akomodir dengan pemberian kompensasi, bonus, insentif, remunerasi

yang “memadai” dan sebesar-besarnya atas kinerjanya. Principal menilai prestasi

agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikan pada

pembagian dividen. Makin tinggi laba, harga saham dan makin besar dividen,

maka agen dianggap berhasil dan berkinerja baik sehingga layak mendapat insentif

yang tinggi.

Teori agency menggunakan tiga asumsi sifat manusia (Eka hardikasari,


10

2011) yaitu :

a. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest).

b. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai presepsi masa mendatang

(bounded rationality).

c. Manusia selalu menghindari risiko (risk averse)

Corporate Governance sebagai efektifitas mekanisme yang bertujuan

meminimalisasi konflik kagenan, dengan penekanan khusus pada mekanisme legal

yang mencegah dilakukannya ekspropriarsi atas pemegang saham baik mayoritas

maupun minoritas. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci

dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan

antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang sahan dan stake

holders lainnya. “Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang

memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagi sarana

untuk menentukan teknik monitoring kinerja” (Desi Oktapiani, 2009)

2.1.2 Corporate Governance

2.1.2.1 Pengertian Good Corporate Governance

Ada berbagai pengertian Good Corporate Governance yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Corporate governance merupakan seperangkat tata hubungan diantara


manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang saham dan para
pemangku kepentingan lainnya. (OECD dalam Leo J. Susilo dan Karlen
Simarmata, 2007:17)
b. Corporate governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam
menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders yang lain. (IICG dalam G. Suprayitno, et all, 2004:18)
c. Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
11

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan


kewajaran (fairness). (Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum).

Berdasarkan uraian mengenai corporate governance tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengelolaan

perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi

kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum.

Good corporate governance bukanlah semata-mata persoalan membentuk

organ-organ perusahaan seperti komisaris independen dan komite audit, tetapi

good corporate governance adalah bagaimana menciptakan pengelolaan

perusahaan yang professional melalui penerapan sistem akuntansidan keuangan

yang memenuhi standar serta bagaimana manajemen dilengkapi dengan sistem

teknologi informasi yang mendukung operasional perusahaan.

Adapun tujuan utama Good Corporate Governance menurut Usmansyah (2003 : 5)

yaitu :

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham

2. Melindungi hak dan kepentingan stakeholders lainnya

3. Meningkatkan nilai saham dan perusahaan

4. Meningkatkan kinerja Dewan Komisaris dan Manajemen

5. Meningkatkan mutu hubungan Dewan Komisaris dan Manajemen

Sedangkan sarana Pendukung Good Corporate Governance di setiap

perusahaan menurut Herwidayatmo (2003 : 7) yaitu :

1. Perumusan visi, misi, dan tujuan perusahaan atau organisasi yang jelas.
12

2. Struktur organisasi yang menjamin keseimbangan pembagian tugas dan

kejelasan tugas masing-masing, serta menghindari tumpang tindih dan

hambatan birokratisme.

3. Kejelasan tanggungjawab dan kewenangan serta mekanisme kerja.

4. Budaya dan etika perusahaan.

5. Sistem pengendalian dan pengukuran kinerja.

Berdasarkan pedoman tersebut, masing-masing perusahaan perlu

membuat manual yang lebih operasional.

2.1.2.2 Prinsip Corporate Governance

Prinsip-prinsip mengenai corporate governance memiliki banyak versi,

namun pada dasarnya mempunyai banyak kesamaan. Untuk penelitian ini prinsip-

prinsip Good Corporate Governance yang digunakan adalah prinsip-prinsip yang

dikenal sebagai “TARIF” (transparency, accountability, responsibility,

independency, fairness).

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 bagian penjelasan umum

memberikan definisi prinsip-prinsip GCG sebagai berikut:

“Pertama transparansi (transparency) diartikan sebagai keterbukaan dalam


mengemukakan informasi yang materil dan relevan serta keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas
(accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pertangungjawaban bank sehingga
pengelolaannya berjalan efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility)
yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, independensi
(independency) yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan
dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan
dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
13

Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia (2006) yang

dikeluarkan Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG)

mempaparkan mengenai arti dari kelima prinsip tersebut, yakni:

“Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan


kegiatan usahanya harus menganut prinsip keterbukaan (transparency), memiliki
ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten
dengan corporate value, sasaran usaha dan strategi bank sebagai pencerminan
akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential banking practices
dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggung
jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam
pengambilan keputusan (independency), serta senantiasa memperhatikan
kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran
(fainess)”.

Pedoman tersebut merinci konsepsi dari kelima prinsip GCG, yakni:

1. Keterbukaan (Transparency)

Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan dan

penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas dan akurat, dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan masyarakat.

Transparasi diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara objektif, profesional,

dan melindungi kepentingan konsumen.

a. Bank harus mengungkapkan infomasi secara tepat waktu, memadai, jelas,

akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders

sesuai dengan haknya.

b. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban

untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.


14

c. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi

tentang kebijakan tersebut.

d. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) telah disajikan

secara lengkap, akurat, kini, dan telah disampaikan tepat waktu kepada

shareholder.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas (Accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam

organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Bank sebagai lembaga dan

pejabat yang memiliki kewenangan harus dapat mempertanggungjawabkan

kinerjanya secara transparan dan akuntabel. Untuk itu bank harus dikelola secara

sehat, terukut dan professional dengan memperhatikan kepentingan pemegang

saham, nasabah, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan

prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

a. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing

organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi

perusahaan.

b. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank mempunyai

kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya

dalam pelaksanaan GCG.

c. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam

pengelolaan bank.
15

d. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan

ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan

(corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki reward

and punishment system.

3. Tanggung Jawab (Responsibility)

Tanggung Jawab (Responsibility) mengandung unsur kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan dan ketentuan internal bank serta tanggung jawab

bank terhadap masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat

menjamin terpeliharanya kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan

mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik atau dikenal dengan good

corporate citizen.

a. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada prinsip

kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin

dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.

b. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga perusahaan

yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan

tanggung jawab sosial.

4. Independensi (Independency)

Independensi (Independency) mengandung unsur kemandirian dari

dominasi pihak lain dan objektifitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Dalam hubungan dengan asas independenso, bank harus dikelola secara

independen agar masing-masing organ perusahaan beserta seluruh jajaran

dibawahnya tidak boleh saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
16

pihak manapun yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan profesionalisme

dalam melaksankan tugas dan tanggung jawabnya.

a. Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh

stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta

bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).

b. Bank dalam mengambil keputusan harus objektif dan bebas dari segala

tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (Fainess)

Kewajaran (fairness) mengandung unsur melakukan perlakuan yang adil

dan kesempatan yang sama dengan proporsinya. Dalam melaksanakan

kegiatannya bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham,

konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan

kesetaraan dari masing-masing pihak bersangkutan.

a. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders

berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

b. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk

memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank

serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip

keterbukaan.

Menurut Christian Herdinata (2008), prinsip-prinsip GCG memegang

peranan penting, antara lain:


17

1. Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu

perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham atau

calon investor untuk menanamkan modalnya;

2. Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari penyalahgunaan

wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan oleh direksi atau komisaris

perusahaan;

3. Perwujudan tanggung jawab perusahaan untuk mematuhi dan menjalankan

setiap aturan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan di negara

asalnya atau tempatnya berdomisili secara konsisten, termasuk peraturan

dibidang lingkungan hidup, persaingan usaha, ketenagakerjaan, perpajakan,

perlindungan konsumen, dan sebagainya.

2.1.2.3 Penerapan Good Corporate Governance

Dikutip dari ( www.madaniri.com ) keberhasilan penerapan GCG juga

memiliki prasyarat tersendiri. Ada dua faktor yang memegang peranan, yakni

faktor eksternal dan internal yang dikutip dari

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat

mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG, antara lain:

a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin

berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan efektif.

b. Adanya dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/lembaga

pemerintahan yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good


18

Governance dan Cleane Government menuju Good Government

Governance yang sebenarnya.

c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat yang dapat menjadi

standar pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional

d. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG

di masyarakat.

e. Adanya semangat anti korupsi yang berkembang di lingkungan publik

dimana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas

pendidikan dan perluasan peluang kerja.

2. Faktor Internal

Faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG

yang berasal dari dalam perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung

penerapan GCG dalam mekanisme dan sistem kerja manajemen di

perusahaan.

b. Adanya berbagai kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan perusahaan

mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG .

c. Adanya manajemen pengendalian resiko perusahaan yang didasarkan

pada kaidah-kaidah standar GCG.

d. Terdapatnya sistem audit yang efektif dalam perusahaan untuk

menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.

e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami

setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga


19

kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah

perkembangan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1 Definisi Kinerja

Bedasarkan penelitian Ristifani (2009), Kinerja adalah gambaran

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja perusahaan adalah

tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Pelaporan

kinerja merupakan refliksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan

kinerja semua aktifitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan.

Kinerja perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan juga aspek non-

keuangan .Dari aspek keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang

menggambarkan bagaimana kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dan sering

menjadi perhatian utama bagi para pemakai informasi laporan keuangan,

sedangkan dari aspek non-keuangan bisa dilihat dari aspek bisnis internal, serta

aspek pembelajaran dan pertumbuhan

2.1.3.2 Manfaat Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perusahaan

Dengan penerapan corporate governance, tidak hanya kepentingan para

investor saja yang dilindungi, melainkan juga akan dapat mendatangkan banyak

manfaat dan keuntungan bagi perusahaan terkait, dan juga pihak-pihak lain yang

mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.

Berbagai keuntungan yang diperoleh dengan penerapan corporate


20

governance (Ristifani, 2009) :

1. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan


menghasilkan keputusan yang optimal, meningkatkan efesiensi serta
terciptanya budaya kerja yang lebih sehat.
2. Good corporate governance memungkinkan dihindarinya atau sekurang-
kurangnya dapat meminimalisasi terhadap penyalahgunaan wewenang oleh
pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan maupun pihak yang
berkepentingan lainnya.
3. Nilai perusahaan dimata investor meningkat akibat meningkatnya kepercayaan
mereka terhadap pengelolaan perusahaan tempat mereka berinvestasi.
4. Bagi pemegang saham, peningkatan kinerja merupakan point penting yang
utama yang akan menaikan nilai saham mereka dan juga nilai deviden yang
akan diterima.
5. Penerapan good corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkan
laporan keuangan perusahaan untuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip
akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi yang transparan.

Dengan berbagai manfaat dan keuntungan yang dapat diberikan oleh

penerapan good corporate governance sebagaimana disebutkan di atas, wajar

kiranya semua stakeholders terutama para pelaku usaha di Indonesia menyadari

betapa pentingnya konsep ini bagi pemulihan kondisi usaha dan sekaligus tentunya

pemulihan kondisi ekonomi kita secara nasional.

2.1.4 Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Terhadap

Kinerja Perushaan

Kinerja perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusannya dalam

menerapkan Good Corporate Governance. Perusahaan yang terdaftar dalam skor

pemeringkatan Corporate Governance yang dilakukan oleh IICG telah

menerapkan Good Corporate Governance dengan baik dan secara langsung

menaikkan nilai sahamnya. Semakin tinggi penerapan Corporate Governance

yang diukur dengan Corporate Indeks Perception semakin tinggi pula tingkat

ketaatan perusahaan dan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.


21

Secara teoritis praktik, Good Corporate Governance dapat meningkatkan kinerja

perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan

keputusan yang menguntungkan sendiri dan umumnya Good Corporate

Governance dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan

modalnya yang berdampak terhadap kinerjanya.

Penerapan Good Corporate Governance yang baik berfokus pada proses

manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif akan meningkatkan

kinerja dan dayasaing serta kreativitas nilai perusahaan yang pada nantinya akan

mencapai tujuan yang diinginkan.

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Ristifani

(2009) berjudul Analisis Implementasi Prinsip-prinsip Good Corporate

Governance(GCG) dan Hubungannya terhadap Kinerja PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk. Dimana hasil penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan instrument kuesioner, dimana masing-masing variabel memperoleh

nilai sebesar 84,65% dan 84%. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

implementasi prinsip- prinsip good corporate governance (GCG) dan pelaksanaan

kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. telah dilaksanakan

dengan baik. Sedangkan hubungan implementasi prinsip good corporate

governance (GCG) terhadap kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk. merupakan hasil perhitungan korelasi rank spearmansebesar 0,914 atau

91,40% yang artinya mempunyai hubungan searah yang sangat kuat. Dan hasil

koefisien determinan dengan nilai sebesar 83,53% mempunyai arti bahwa


22

hubungan kedua variabel mempunyai pengaruh sebesar 83,53%. Dimana

implementasi prinsip good corporate governance (GCG) mempengaruhi kinerja

sebesar 83,53% dan sisanya sebesar 16,47% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di

luar prinsip good corporate governance (GCG).

Adapula penelitian yang dilakukan oleh Yoni Fetri Suci dan Siti Khairani

(2013), yang berjudul “Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perusahaan pada PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional III

Sumatera Selatan”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan

pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan pada PT Kereta

Api Divisi Regional III Sumatera Selatan. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini berupa kuisioner yang dibagikan kepada 143 pelanggan dan

karyawan PT Kereta Api Divisi Regional III Sumatera Selatan. Hipotesis dalam

penilitian ini menyimpulkan bahwa terhadap transparansi dengan sig 0,013 <

0,05 akuntabilitas dengan sig 0,022 < 0,05 dan responsibility sig 0,000 < 0,05

mempunyai pemahaman yang sama, sedangkan terhadap independensi dengan sig

0,535 > 0,05 dan Kewajaran 0,048 < 0,05 dengan nilai t -1,995 didapat

pemahaman yang berbeda. Penelitian ini diuji menggunakan uji regresi berganda

yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip good corporate governance

memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Astri Furqani (2014) yang berjudul

“Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Dalam

Meningkatkan Kinerja Perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) Sumenep adalah


23

p enerapan Good Corporate Governance pada sudah diterapkan walaupun masih

belum sepenuhnya khususnya pada prinsip accountibility dan responsiblity,

sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat secara

nyata, dari beberapa hasil perhitungan terhadap Aspek keuangan, Aspek

Operasional dan Aspek Administrasi memiliki total skor 83,5. Berdasarkan

perhitungan di atas berarti terdapat pada kelompok “AA yang tolak ukurnya

antara 80-95”, Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan PT.Pos Indonesia

(persero) Cabang Sumenep termasuk dalam kategori Sehat.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Variabel Penelitian Hasil Penelitian


1 Ristifani 2009 Prinsip Good Implementasi prinsip
Corporate Good Corporate
Governance dan Governance
kinerja perusahaan berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan
2 Yoni Fetri 2013 Prinsip Good Prinsip-prinsip Good
Suci dan Siti Corporate Corporate Governance
Khairani Governance dan memberikan pengaruh
kinerja perusahaan terhadap kinerja
perusahaan
3 Astri Furqani 2014 Good Corporate Penerapan Good
Governance dan Corporate Governance
kinerja perusahaan dalam meningkatkan
kinerja perusahaan

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam pelaksanaan prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaan GCG

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan perbankan. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rastiani (2009) yang menunjukkan bahwa prinsip

pelaksanaan GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan perbankan. Melihat


24

dari penelitian yang dilakukan oleh Rastiani maka yanga kan dilakukan oleh

peneliti adalah menguji penerapan prinsip-prinsip GCG khususnya pada PT.

Bank X, Tbk (KC. Tendean). Akan tetapi penulis hanya akan mengambil dua

prinsip dari Good Corporate Governance yaitu Akuntabilitas dan Transparansi,

yang kemudian di hubungkan dengan kinerja perusahaan PT. Bank X, Tbk ( KC.

Tendean). Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, maka akan dapat

digambarkan kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Akuntabilitas (X1)
- Pengungkapan infomasi
- Ketentuan rahasia bank
- Kebijakan bank harus tertulis kepada pihak
yang berkepentingan
- Laporan Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) disajikan secara lengkap, Kinerja Perusahaan (Y)
akurat, kini, dan tepat waktu ­ Aspek Keuangan
­ Aspek Bisnis
Internal
­ Aspek Pembelajaran
Transparansi (X2) dan Pertumbuhan
- Menetapkan tanggung jawab yang jelas
- Semua organ organisasi bank mempunyai
kompetensi
- Check and balance system
- Memiliki ukuran kinerja sesuai dengan
corporate values

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

2.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap

perumusan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan teori dan temuan empiris dari penelitian terdahulu, maka dapat

diturunkan hipotesis sebagai berikut:


25

H01 : Penerapan Transparancy Good Corporate Governance Good

Corporate Goverrnance berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

Ha1 : Penerapan Transparancy Good Corporate Governance Good

Corporate Goverrnance tidak berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

H02 : Penerapan Accountability Good Corporate Governance

Good Corporate Goverrnance berpengaruh kinerja

perusahaan.

Ha2 : Penerapan Accountability Good Corporate Governance

Good Corporate Goverrnance tidak berpengaruh kinerja

perusahaan.

H03 : Penerapan Accountability dan Transparancy Good

Corporate Goverrnance berpengaruh kinerja perusahaan.

Ha3 : Penerapan Accountability dan Transparancy Good

Corporate Goverrnance tidak berpengaruh kinerja perusahaan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012:11)

menyatakan bahwa:

“Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan


pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”

Dalam penelitian ini digunakan variabel independen dan variabel

dependen. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2012:4) adalah sebagai berikut:

1. Variebel Independen atau Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2012:59) adalah “Variabel independen adalah variabel

yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat)”.

Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis variabel independen (X)

adalah Transparancy Good Corporate Governance Good Corporate

Goverrnance (X1) dan Accountability Good Corporate Governance Good

Corporate Goverrnance (X2)

26
27

2. Variabel Independen atau Variabel Terikat

Pengertian variabel depeden menurut Sugiyono (2012:59) “Variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel independen (bebas).”

Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis variabel dependen (Y) adalah

Kinerja yang ditentukan dengan indicator berkaitan dengan aspek keuangan,

aspek bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi Vaariabel adalah suatu cara untuk mengukur suatu

konsep dan bagaimana caranya sebuah konsep diukur sehingga terdapat variabel-

variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dari variabel lain yang situasi dan

kondisinya tergantung pada variabel lain. Adapun definisi operasional yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Good Corporate Governance Suatu sistem pengelolaan bank yang

dirancang untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders

dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-

nilai etika yang berlaku secara umum.

1. Transparancy (Keterbukaan), yaitu sistem pengelolaan bank yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip keterbukaan dalam pengungkapan informasi

yang materil dan relevan. Indikator yang diukur adalah :

a. Mengungkapkan infomasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan

dapat diperbandingkan
28

b. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban

untuk memenuhi ketentuan rahasia bank

c. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang

berkepentingan

d. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) telah disajikan

secara lengkap, akurat, kini, dan telah disampaikan tepat waktu kepada

shareholder

2. Accountability (Akuntabilitas), yaitu sistem pengelolaan bank yang

menetapkan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga

pengelolaan bank terlaksana secara efektif. Indikator yang diukur adalah :

a. Menetapkan tanggung jawab yang jelas

b. Meyakini bahwa semua organ organisasi bank mempunyai kompetensi

c. Memastikan terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan

bank

d. Memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-

ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate

values)

3. Kinerja perusahaan adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan

seorang atau kelompok dalam suatu perusahaan yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode

waktu tertentu. Variabel yang digunakan adalah :

1. Aspek keuangan, indikator yang digunakan adalah :

a. Adanya laporan keuangan yang tepat waktu dan sudah


29

diaudit oleh pihak independen

b. Adanya analisis rasio keuangan rentabilitas (ROA dan ROE)

c. Adanya peningkatan laba dan efisiensi biaya

2. Aspek bisnis internal, indikator yang digunakan adalah :

a. Melakukan kegiatan inovasi

b. Mengintensifkan program budaya kepatuhan, peningkatan

kualitas dan memonitor tindakan yang bertanggungjawab.

c. Peningkatan atas kepuasan pembelajaran

3. Aspek pembelajaran dan pertumbuhan, indikator yang digunakan

adalah :

a. Kepuasan karyawan atas peningkatan kompetensi SDM

b. Penggunaan dan pengembangan pemanfaatan sistem

teknologi Informasi

c. Hubungan yang komunikatif antara atasan dan bawahan

maupun rekan kerja

Kesemua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

skala likert yakni : sangat baik = 5, baik = 4, cukup baik = 3, buruk = 2

dan sangat buruk = 1


30

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Butir
Variabel Konsep Dimensi Indikator Perta Skala
nyaan

Sistem Keterbukaan 1. Pengungkapan


pengelolaan (transparency) infomasi
bank yang 2. Ketentuan rahasia
dilaksanakan bank
berdasarkan 3. Kebijakan bank
prinsip harus tertulis
Keterbukaan
keterbukaan kepada pihak yang
(transparency) 4
dalam berkepentingan Likert
Good
pengungkap 4. Laporan butir
Corporate
an informasi Pelaksanaan Good
Governance
yang materil Corporate
dan relevan Governance
(GCG) disajikan
secara lengkap,
akurat, kini, dan
tepat waktu
Akuntabilitas Sistem Akuntabilitas 1. Menetapkan
(accountability) pengelolaan (accountability) tanggung jawab
Good bank yang yang jelas
Corporate menetapkan 2. Semua organ
Governance fungsi, organisasi bank
pelaksanaan mempunyai
dan kompetensi
pertanggungj 3. Check and balance 4
Likert
awaban system butir
organ 4. Memiliki ukuran
sehingga kinerja sesuai
pengelolaan dengan corporate
bank values
terlaksana
secara
efektif.
Kinerja Hasil-hasil Aspek 1. Laporan keuangan
Perusahaan fungsi Keuangan yang tepat waktu
pekerjaan/ dan sudah diaudit
kegiatan 2. Adanya analisis
seorang rasio keuangan 3
atau rentabilitas (ROA Likert
butir
kelompok dan ROE)
dalam 3. Adanya
suatu peningkatan laba
perusahaan dan efisiensi
yang biaya
dipengaruh Aspek Bisnis 1. Melakukan
i oleh Internal kegiatan inovasi 3
berbagai 2. Mengintensifkan Likert
butir
faktor untuk program budaya
mencapai kepatuhan
31

tujuan 3. Peningkatan atas


organisasi kepuasan
dalam pembelajaran
periode
waktu.
Aspek 1. Kepuasan karyawan
Pembelajaran 2. Penggunaan dan
dan pengembangan 3
Pertumbuhan pemanfaatan sistem
butir Likert
teknologi Informasi
3. Hubungan yang
komunikatif

3.3 Populasi dan Sampel

33.1 Populasi

Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui

suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke dalam objek tersebut bisa

termasuk orang, dokumen atau catatan yang dipandang sebagai objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:115) pengertian populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Jadi

populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan berbeda-beda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank X, Tbk, (KC. Tendean)

yang beralamatkan di Menara Bank X Jl. Kapten Tendean No. 12-14A.


32

Adapun jumlah karyawan PT. Bank X, Tbk, (KC. Tendean) yang bekerja

terdiri atas 65 (enam puluh lima) karyawan.

Tabel 3.2
Jumlah Karyawan pada jumlah karyawan PT. Bank X, Tbk, (KC. Tendean).

KC. Tendean Jumlah Karyawan


Pimpinan Cabang 1
AO SME 1
Back Office 7
Commercial Banking Relationship Manager 10
Customer Service 10
Funding Officer 4
Operations Authorizer 5
Operations Manager 1
Personal Relationship Manager 4
Retail Banking Assistant Relationship Manager 1
Retail Banking Business Manager 1
Retail Banking Relationship Manager 5
SME Business Manager 1
Teller 11
Treasury Officer 3
Total 65

3.3.2 Sample

Sugiyono (2012:62) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang

yang diambil oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari

populasi harus benar-benar representatif (mewakili).


33

Sumber: Sugiyono (2012: 92).


Gambar 3.1 Teknik Sampling
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012:96). Hal ini

sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 100 orang.

Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi

dijadikan sampel.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Dalam setiap penelitian, peneliti dituntut untuk menguasai teknik

pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang relevan dengan

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data

kuantitatif.

3.4.2 Sumber Data

1. Data Primer
34

Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:225). Sumber primer ini berupa

data yang diperoleh melalui hasil penyebaran kuesioner dari

Penerapan Prinsip Transparancy dan Accountability Good Corporate

Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank X, Tbk.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan

informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder

ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang

disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2012:225).

Data ini digunakan untuk mendukung infomasi dari data primer yang

diperoleh baik dari wawancara, maupun dari observasi langsung ke

lapangan seperti Gambaran umum obyek, Struktur organisasi dan Laporan

Tahunan (annual report).

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

kuesioner. Menurut Sugiyono (2012:188-196), kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya, kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban

kuesioner responden yang diberikan kepada semua Karyawan PT. Bank X, Tbk
35

( KC. Tendean) baik secara langsung atau melalui contact person. Kuesioner

tersebut terdiri dua bagian, bagian pertama berisi sejumlah pertanyaan yang

bersifat umum yaitu berupa identitas responden. Bagian kedua, berisi sejumlah

pertanyaan yang berhubungan dengan promosi melalui media sosial dan minat

beli konsumen.

3.6 Pengujian Asumsi-Asumsi Model Regresi

Metode analisis regresi untuk menguji pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen. Julianita dan Sarjono (2011:91)

menerangkan bahwa model regresi adalah teknik analisis regresi yang

menggambarkan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel

independen (X). Persamaan regresi yang digunakan adalah analisis regresi linear

sederhana.

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis ini juga

memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif sebagai

berikut:

Y = a + bX

Keterangan :

Y : Kinerja (variabel dependen)

a : nilai konstanta
36

b : Koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel

terikat akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas.

X : Transparancy Good Corporate Governance Good

Corporate Goverrnance (variabel independen)

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Beberapa tahap yang harus dilakukan dalam pengujian asumsi model

regresi menurut Julianita dan Sarjono (2011:53-84) adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas dan

variabel tak bebas mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik

adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi

normalitas dapat melihat grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized

Residual, yang identifikasi apabila sebarannya berada di sekitar garis normal,

maka asumsi kenormalan dapat dipenuhi. Dasar pengambilan keputusan

antara lain:

(1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

(2) jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar

faktor penggangu yang satu dengan yang lainnya (non autokorelasi) sebuah

model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu. Untuk


37

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan tes Durbin-

Watson (D-W). Julianita dan Sarjono (2011:80-81) mengungkapkan bahwa

untuk data dengan menggunakan cross section tidak diwajibkan untuk

dilakukan uji autokorelasi sehingga, Penulis tidak menguji autokorelasi

dalam penelitian ini.

3. Uji Homoskedastisitas

Menurut Pedoman Penulisan dan Bimbingan Skripsi ABFI Institute

Perbanas ( 2010 : 22 ) menyatakan bahwa pengujian ini dilakukan dengan

tujuan untuk menguji ada tidaknya kesamaan varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji hal ini digunakan

Scatterplot, dimana sumbu X adalah nilai – nilai prediksi ZPRED =

Regression Standarized Predicted Value dengan sumbu Y adalah nilai yaitu

ZRESID = Regression Standarized Predicted Value. Bila grafik yang

diperoleh menunjukan adanya pola tertentu yang dihasilkan oleh titik – titik

yang ada, maka dikatakan terjadi Heteroskedastisitas, namun bila tidak

membentuk pola tertentu maka dikatakan tidak terjadi Heteroskedastisitas.

4. Uji Moltikolinieritas

Ghozali ( 2005 : 61 ) mengatakan bahwa multikolinieritas digunakan

untuk menguji apakah dalam suatu persamaan antar variabel bebas

( independen ) terdapat hubungan yang signifikan. Deteksi tidak adanya

multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF

( Variance Inflation Factor ) > 10.


38

3.6.2 Uji Hipotesis

Julianita dan Sarjono (2011:117-136) menjelaskan bahwa uji hipotesis adalah

suatu prosedur yang memungkinkan keputusan dapat diambil, yaitu keputusan

untuk menolak atau menerima hipotesis yang sedang di uji. Secara statistik,

fungsi regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat di ukur dari nilai

statistik t dan nilai statistik F serta koefisien determinasinya.

1. Uji T (Signifikan Parsial)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini

menunjukan seberapa jauh pengaruh vaiabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : r = 0 atau Ha : ≠ 0

H0 = format hipotesis awal (hipotesis nol)

Ha = format hipotesis hubungan antar variabel

1. Penetapan hipotesis statistik

a. Variabel X1 (Transparancy)

- H01 : = 0, maka variabel Transparancy Good Corporate Governance

Good Corporate Goverrnance tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

- Ha1 : ≠ 0, maka variabel Transparancy Good Corporate Governance

Good Corporate Goverrnance memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

b. Variabel X2 (Accountability)
39

- H02 : = 0, maka variabel Accountability Good Corporate Governance

Good Corporate Goverrnance tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

- Ha2 : ≠ 0, maka variabel Accountability Good Corporate Governance

Good Corporate Goverrnance memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

2. Perhitungan nilai tes statistik

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan korelasi berganda. Pengolahan data akan dilakukan dengan

menggunakan alat bantu aplikasi Software SPSS 20.0 for Windows agar

pengukuran data yang dihasilkan lebih akurat.

Dalam analisis data model analisa korelasi, karena jawaban responden

yang diukur dengan diadakan scoring numerikal 1,2,3,4 dan 5 maka hal ini data

masih dalam bentuk ordinal sehingga Dengan demikian yang harus terlebih

dahulu dilakukan adalah merubah data ordinal kedalam data interval. Pada

penelitian ini data ordinal ditransformasikan ke data interval dengan menggunakan

metode suksesif interval (Method of Successive Interval/MSI).

Selanjutnya untuk mencari nilai thitung maka pengujian tingkat

signifikannya adalah menggunakan rumus (Sugiyono, 2012:250)

r n2
t hitung 
1 r2

Keterangan :
40

r = Korelasi

n = Banyaknya sampel

t = Tingkat signifikan (thitung) yang selanjutnya dibandingkan dengan

t table

Kemudian menentukan model keputusan dengan menggunakan statistik uji

t, dengan melihat asumsi sebagai berikut :

 Interval keyakinan α = 0.05

 Derajat kebebasan = n-2

 Dilihat hasil ttabel

Dari hasil hipotesis thitung dibandingkan dengan ttabel dengan ketentuan uji

kriteria sebagai berikut:

a. Jika thitung > ttabel pada = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima (berpengaruh).

b. Jika thitung < ttabel pada = 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak

berpengaruh).

2. Uji-F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara

bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Bentuk pengujiannya adalah :

H0 : Tidak terdapat pengaruh Transparancy dan Accountability Good

Corporate Governance Good Corporate Goverrnance terhadap kinerja

perusahaan.

Ha : Terdapat pengaruh Transparancy dan Accountability Good Corporate

Governance Good Corporate Goverrnance terhadap kinerja perusahaan.


41

Hipotesis kemudian diuji untuk mengetahui diterima atau ditolak

hipotesisnya. Pengujian hipotesis ditunjukan untuk menguji ada tidaknya

pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen.

Pengujian hipotesis denngan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan

Analysis of varian (Anova).

Pengujian Anova atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara yaitu melihat

tingkat signifikasi atau dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel - pengujian

dengan tingkat signifikasi pda tabel Anova < = 0,05 maka H0 ditolak

(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila tingkat signifikasi pada tabel Anova

> = 0.05, maka H0 diterima (tidak berpengaruh).

Pengujian hipotesis menurut Sugiyono (2012:223) dapat digunakan rumus

signifikasi korelasi ganda sebagai berikut:

Keterangan :

R2 = Koefisiensi korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Pengujian dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dilakukan dengan

ketentuan yaitu:

Kriteria Uji:
42

a. Jika Fhitung > Ftabel pada = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima (berpengaruh).

b. Jika Fhitung < Ftabel pada = 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak

berpengaruh).

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen (untuk data primer)

3.6.1 Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur

(Sugiyono,2012:172). Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam

mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor untuk

masing-masing indikator dengan menggunakan korelasi product moment.

n. XY   X  Y 
r
n. X 2

  X  . n. Y 2   Y 
2 2

Dimana :
Rxy = Koefisien Korelasi

X = Skor Setiap Item Pertanyaan (Skor Butir)]

Y = Skor Total Seluruh Item Pertanyaan

XY = Skor Pernyataan Dikali Skor Total

N = Jumlah Responden
43

Dalam uji validitas setiap item pertanyaan membandingkan r hitung

dengan r tabel.

1. Jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrument dianggap valid.

2. Jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrument dianggap tidak

valid (drop), sehingga instrument tidak dapat digunakan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:178) kriteria atau syarat suatu item tersebut

dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan

besarnya 0,3 keatas.

r n2
Kemudian dihitung dengan Uji-t dengan rumus: t hitung  ,
1 r2

selanjutnya disimpulkan dengan kaidah pengambilan keputusan: Jika thitung >

ttabel berarti valid sebaliknya jika thitung < ttabel berarti tidak valid. (Riduwan,

2007:110)

3.6.2 Uji Realiabilitas

Apabila suatu alat telah dinyatakan valid maka tahap selanjutnya adalah

mengukur realibilitas data tersebut. Uji Reliabilitas adalah suatu analisis

untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tatap konsisten

apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat pengukuran yang sama, dimana reliabelnya suatu

instrument penelitian apabila nilai cronbach’s alpha di atas dari 0,60

 k    S i 

r11   . 1 
 k  1   St 

44

Adapun langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan rumus alpha

adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

  X i2 
 X  Ni
2 

Si   
N
Langkah 2: Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

S i  S1  S 2  S 3  ....  S n

Langkah 3: Menghitung varians total dengan rumus:

  X t2 
 X  Nt
2 

St   
N
Langkah 4: Masukkan nilai alpha dengan rumus:

 k    S i 

r11   . 1 
 k  1   St 

(Riduwan, 2007:125)

3.8 Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menguraikan atau

menggambarkan penerapan Prinsip Transparancy dan Accountability Good

Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank X, Tbk.

melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden dan berdasarkan persentase

jawaban responden pada masing-masing pernyataan dalam kuisioner, Analisis


45

data statistik dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Analisis statistik yang

digunakan adalah analisis regresi linear sederhana.

Data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan melalui teknik pengumpulan

data yang ada, kemudian akan dipilah (diseleksi) secara seksama untuk

mengurangi data yang tidak diperlukan atau data yang kurang mendukung dalam

proses penelitian. Selanjutnya, data yang sudah terseleksi tersebut akan diolah

secara sederhana dan dilakukan pula analisis kuantitatifnya, yaitu data yang

dikumpulkan, khususnya data primer yang diolah dengan perhitungan secara

matematis.

Dalam menganalisis data penelitian yang menggunakan kuesioner, maka

untuk menjawab semua perumusan setiap masalah tersebut, digunakanlah suatu

skala untuk mengukur harapan dan kinerja yang ada, yaitu dengan cara memberi

skor pada setiap jenis jawaban dari kuesioner. Penentuan skor yang digunakan

atas jumlah pertanyaan yang diajukan pada responden adalah dengan

menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2012:132), skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Biasanya format skala likert merupakan perpaduan

antara kesetujuan dan ketidaksetujuan, skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert

sehingga dikenal dengan skala likert. Skala ini umumnya menggunakan lima

angka penilaian, yaitu:


46

Tabel 3.3 Bobot dan Kategori Pengukuran Data

Kategori Bobot
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup Buruk 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
Sumber: Sugiyono (2012:133)

3.8.1 Koefisien Korelasi

Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi atau seberapa

besar pengaruh variabel-variabel bebas (Independent) terhadap variabel terikat

(Dependent), digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:250)

sebagai berikut :

Tabel 3.4
Koefisien Korelasi dan Taksirannya

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2012:250)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, peneliti perlu mendeskripsikan

keadaan data dari setiap variabel ukur. Deskripsi data berisi serangkaian

data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar

belakang lembaga/instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya,

serta data utama yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Deskripsi data

adalah menggambarkan data yang berguna untuk memperoleh bentuk

nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang

lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Pada bagian ini

memuat penjelasan tentang apa, bagaimana, dan mengapa hasil penelitian

ini diperoleh. Fungsi deskripsi data adalah untuk mengadministrasi dan

menampilkan ringkasan yang ada sehingga memudahkan pembaca lain

mengerti substansi dan makna dari tampilan data tersebut. Data-data

tersebut harus dideskripsikan secara sistematis. Penggolongan yang

dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek

47
48

penelitian. Gambaran umum dari responden sebagai obyek penelitian

tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti pada bagian berikut

4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang rentang usia

responden. Lebih rinci mengenai data dari responden tersebut yang dapat

dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 4.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Secara grafis, data pada table di atas dapat dilihat dalam grafis berikut ini :
Grafik 4.1.
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Berdasarkan table diatas, jumlah responden yang memiliki masa kerja

selama kurang dari 1 tahun bekerja berjumlah 17 orang atau sebesar 26.2

persen dari total jumlah responden. Jumlah responden yang memiliki masa

kerja selama 1 tahun berjumlah 7 orang atau sebesar 10.8 persen dari total

jumlah responden. Jumlah responden yang memiliki masa kerja selama 2

tahun berjumlah 14 orang atau sebesar 21.5 persen dari total jumlah
49

responden. Jumlah responden yang memiliki masa kerja selama 3 tahun

berjumlah 14 orang atau sebesar 21.5 persen dari total jumlah responden.

Jumlah responden yang memiliki masa kerja selama 4 tahun berjumlah 12

orang atau sebesar 18.5 persen dari total jumlah responden. Jumlah

responden yang memiliki masa kerja selama lebih dari 4 tahun berjumlah 1

orang atau sebesar 15% persen dari total jumlah responden.

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang rentang usia

responden. Lebih rinci mengenai data dari responden tersebut yang dapat

dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 4.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Lebih jelas mengenai rentang usia responden, dapat dilihat dalam grafik
berikut ini :
Grafik 4.2.
Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Berdasarkan table diatas, jumlah responden yang memiliki usia 20 sampai

dengan 25 tahun berjumlah 14orang atau sebesar 21.5 persen dari total
50

jumlah responden. jumlah responden yang memiliki usia 26 sampai

dengan 35 tahun berjumlah 14 orang atau sebesar 21.5 persen dari total

jumlah responden. Jumlah responden yang memiliki usia 36 sampai

dengan 45 tahun berjumlah 23 orang atau sebesar 35.4 persen dari total

jumlah responden. Jumlah responden yang memiliki usia diatas 46 tahun

berjumlah 14 orang atau sebesar 21.5 persen dari total jumlah responden.

4.2. Analisis Data

Setelah mengetahui karakteristik dan deskripsi responden, maka

selanjutnya dilakukan tahap analisis data. Analisis data dilakukan untuk

mengetahui, menjawab, dan menyimpulkan hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini. Analisis data ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu, pengujian

persyaratan analisis, pengujian klasik dan pengujian hipotesis.

4.2.1. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan terutama pada penelitian yang

menggunakan data Primer. Data primer yaitu data yang langsung didapat

melalui sumbernya. Penelitian ini menggunakan data primer sebagai bahan

untuk kemudian diolah menggunakan spss dan di interpretasikan untuk

menjawab hipotesis.

Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi,

karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi

sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, sangat

menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya data,


51

tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengujian

instumen biasanya terdiri dari uji validitas dan reliabilitas.

4.2.1.1 Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang

digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang

dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono,2012:172).

Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-

benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

Kisi-kisi instrument uji coba variable X1, X2 dan Y setelah

validasi perlu disusun berdasar atas indikator-indikator pengujian yang

digunakan adalah pengujian uji dua sisi. Perlu diperhatikan karena data

adalah 1 arah (ke arah positif) maka nilai hitung yang bernilai negatif

otomatis tidak valid dengan taraf signifikasi 0,05 kreteria pengujian adalah

Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan signifikasi 0,05 dan jumlah

responden 65 orang maka diperoleh r tabel sebesar 0.2027) maka

instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor

total dinyatakan valid.

Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan signifikasi 0,05 dan jumlah

responden 65 orang maka diperoleh r tabel sebesar 0.2027) maka

instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap

skor total dinyatatkan tidak valid.


52

Hasil Uji Validitas secara lebih komprehensif dapat dilihat dalam

table di bawah ini :

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Seluruh Variabel

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Kesemua Instrument ternyata valid hal ini dibuktikan dengan nilai

yang terdapat dalam kolom Pearson correlation lebih besar dari 0,027

(nilai r tabel dicari dalam jumlah 65 responden dan dengan tingkat

signifikasi 5% yakni sebesar 0,2027). Untuk itu tidak perlu melakukan


53

penghilangan pada instrument yang tidak valid seperti yang telah

disebutkan di atas.

Setelah dilakukan uji validitas maka dilanjutkan dengan uji

realibilitas dengan menggunakan program SPSS Versi 19.

4.2.1.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

Kriteria pengukuran pada uji reablitias ini adalah, jika nilai alpha

lebih besar dari nilai r-Tabel maka kesemua instrument dikatakan realibel,

sebaliknya jika nilai alpha lebih kecil dari nilai r-Tabel maka seluruh

instrument dikatakan tidak realible.

Nilai r-Tabel dengan jumlah 15 pertanyaan dan signifikasi 5%

didapat nilai 0.4124.

Hasil pengujian reabilitas untuk semua variable dapat dilihat dalam

table dibawah ini :

Tabel 4.4
Uji Reabilitas seluruh variable

Nilai alpha pada table diatas adalah 0.776 hal ini berarti lebih besar

dari nilai alpha pada r-Tabel dengan jumlah 15 pertanyaan dan signifikasi
54

5% yakni senilai 0.4124 dengan demikian seluruh variable dikatakan valid

dan realibel.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda (multiple regression) dapat disebut sebagai

model yang baik jika model tersebut memenuhi Kriteria BLUE (Best

Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai bila memenuhi Asumsi

Klasik.

Sedikitnya terdapat empat uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu

model regresi tersebut, yaitu :

a. Uji Normalitas

c. Uji Heteroskedastisitas,

d. Uji Multikolinieritas

e. Uji Autokorelasi

4.2.2.1 Uji Normalitas

1. Pengujian Normalitas Data Hasil Penelitian

Uji Normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki

distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik

(statistik inferensial). Cara yang biasa dipakai untuk menghitung masalah

ini adalah Chi Square. Tapi karena tes ini memiliki kelemahan, maka yang

dipakai dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov. Kedua tes

dinamakan masuk dalam kategori Goodness Of Fit Tes.

Tes ini dilakukan dengan cara, pertama, membangun suatu data dari

distribusi normal, kedua, asumsi bahwa sampel bener-bener mewakili


55

populasi. sehingga hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi.

Suatu data yang dapat dilakukan dengan pengujian regresi haruslah

memiliki persyaratan data berdistribusi secara normal.

Tabel 4.5
Pengujian Normalitas data untuk variable Keterbukaan dan
Akuntabilitas

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan suatu data berdistribusi

normal atau tidak adalah : Jika nilai table D pada kolom Most Extreme

Differences (absolute) berada di atas 0.164 (nilai 0,164 didapatkan dari

table D dengan jumlah responden sebanyak 65 orang) maka data tidak

berdistribusi normal (normal <0.164>tidak normal)

Nilai table Z dibawah 1,97 maka data berdistribusi normal (normal

>1.97>tidak normal)

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, diperoleh hasil pengujian dari

keseluruhan variable adalah :

Untuk variable GCG, nilai Most Extreme Differences (absolute)

berada bernilai 0.137, nilai ini beradai dibawah 0,164 dan nilai Z bernilai
56

1.307 nilai ini berada di bawah 1,97. Berdasarkan data tersebut, maka

kesimpulan yang dapat diambil yaitu, data bersifat normal dan dapat

dilanjutkan ke tahap penelitian berikutnya.

Untuk variable Kinerja, nilai Most Extreme Differences (absolute)

berada bernilai 0.141, nilai ini beradai dibawah 0,164 dan nilai Z bernilai

1.407 nilai ini berada di bawah 1,97. Berdasdarkan data tersebut, maka

kesimpulan yang dapat diambil yaitu, data bersifat normal dan dapat

dilanjutkan ke tahap penelitian berikutnya.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas, seperti halnya uji Normalitas, cara yang sering

digunakan dalam menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah

heteroskedastisitas atau tidak hanya dengan melihat pada Scatter Plot dan

dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini menjadi

fatal karena pengambilan keputusan apakah suatu model terbebas dari

masalah heteroskedastisitas atau tidak hanya berpatok pada pengamatan

gambar saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak

metoda statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu

model terbebas dari masalah heteroskedastisitas atau tidak, seperti

misalnya Uji White, Uji Park, Uji Glejser, dan lain-lain. (Singgih Santoso,

2012)

Secara umum Pengujian Heteroskedastisitas dinotasikan sebagai berikut:

|e| = b1 + b2 X2 + v

Dimana:
57

|e| = Nilai Absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model

X2 = Variabel penjelas

Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi

residual maka dapat dipastikan model ini memiliki masalah

Heteroskedastisitas

Tahapan pengujian ini dikatakan tidak memiliki masalah Hetero

skedastis apabila :

Ho: t >= 0.05 (baca: hipotesis nolnya adalah tidak ada Heteroskedastis)

Ha: p ≠ 0.05 (baca: hipotesis alternatifnya adalah ada Heteroskedastis)

Setelah dilakukan input terhadap seluruh jumlah jawaban dari

responden yang berjumlah 65 responden didapatkan :

Tabel 4.6
Pengujian Heteroskedastisitas Dari Jawaban Responden
Atas Seluruh Variabel

Standardized
Coefficients
Model Beta t Sig.
1 (Constant) 2.516 .014

Keterbukaan .575 5.305 .000


Akuntabilitas .242 2.233 .028

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diketahui bahwa t-Statistik pada seluruh

variable tidak memiliki angka dibawah 0.05, bahkan jauh melebihi angka

tersebut, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data yang

diperoleh dari jawaban responden atas seluruh variable tidak memiliki

masalah heteroskedastis. Sehingga dapat dilanjutkan untuk tahap

penelitian selanjutnya.
58

4.2.2.3 Pengujian Multikolinearitas Data Hasil Penelitian

Ada banyak cara untuk menentukan apakah suatu model memiliki

gejala Multikolinieritas, pada penelitian ini hanya diperkenalkan 2 cara,

yaitu VIF dan Uji Korelasi.

1. Uji VIF.

Cara ini sangat mudah, hanya melihat apakah nilai VIF untuk

masing-masing variabel lebih besar dari 10 atau tidak. Bila nilai

VIF lebih besar dari 10 maka diindikasikan model tersebut

memiliki gejala Multikolinieritas.

2. Uji Korelasi

Cara kedua adalah dengan melihat keeratan pengaruh antara dua

variabel penjelas atau yang lebih dikenal dengan istilah korelasi.

Setelah dilakukan input terhadap seluruh jumlah jawaban dari

responden yang berjumlah 65 responden didapatkan :

Tabel 4.7
Pengujian Multikolinearitas Dari Jawaban Responden
Atas Seluruh Variabel
Correlations Collinearity Statistics
Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)

Keterbukaan .772 .474 .334 .338 2.961


Akuntabilitas .710 .221 .141 .338 2.961
a. Dependent Variable: Kep_Pemb_Y

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa nilai VIF pada

seluruh variable tidak memiliki angka diatas 10, bahkan jauh dibawah
59

angka tersebut, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data

yang diperoleh dari jawaban responden atas seluruh variable tidak

memiliki masalah multikolinearitas. Sehingga dapat dilanjutkan untuk

tahap penelitian selanjutnya.

4.2.2.4 Pengujian Autokorelasi Data Hasil Penelitian

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi. Pertama, Uji Durbin-Watson (DW Test). Uji ini

hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order

autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi

dan tidak ada variabel lag di antara variabel penjelas. Hipotesis yang diuji

adalah:

Ho: p = 0 (baca: hipotesis nolnya adalah tidak ada autokorelasi)

Ha: p ≠ 0 (baca: hipotesis alternatifnya adalah ada autokorelasi)

Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

1. Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 - dU maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada

autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien autokorelasi lebih

besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW terletak di antara dL dan dU, maka tidak dapat

disimpulkan.

4. Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dL, koefisien autokorelasi lebih

besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi negatif.


60

5. Bila nilai DW terletak di antara 4 – dU dan 4- dL, maka tidak dapat

disimpulkan.

Setelah dilakukan input terhadap seluruh jumlah jawaban dari

responden yang berjumlah 65 responden didapatkan :

Tabel 4.8
Pengujian Autokorelasi Dari Jawaban Responden
Atas Seluruh Variabel
Model Summaryb
Change Statistics
R Square
Model Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .615 77.585 2 97 .000 2.112
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas_X2, Produk_X1
b. Dependent Variable: Kep_Pemb_Y

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa nilai DW berada pada 4 dan

0 untuk seluruh variable, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa

data yang diperoleh dari jawaban responden atas seluruh variable tidak

memiliki masalah autokorelasi, ehingga dapat dilanjutkan untuk tahap

penelitian selanjutnya.

4.2.3 Uji Hipotesis

Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

keterkaitan antara variable X1 terhadap variable terikatnya (Y). Setelah

dilakukan pengujian menggunakan analisis Regresi Linear maka hasil

yang diharapkan dapat menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini.
61

Serangkaian metode analisis yang dilakukan untuk menjawab hipotesis

tersebut adalah dengan pengujian regresi linear, uji signifikasi (uji T), Uji

Koefisien Determinasi (R-Square).

4.2.3.1 Uji Hipotesis Variabel Keterbukaan Terhadap Kinerja

4.2.3.1.1 Uji Regresi Linear Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja

(Y)

Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat, dalam hal ini analisis regresi linear antara

variable Keterbukaan dan Kinerja.

Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

bantuan program komputer SPSS for Windows versi 19.0. Ringkasan

hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS tersebut

adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 9
Uji Regresi Linear Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja
(Y)

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015


62

Dari hasil regresi antara variable Keterbukaan terhadap Kinerja

diketahui bahwa dihasilkan model :

Y= 10.942 + 0.698 X1 +Error………………………………………(1)

atau dengan kata lain Kinerja = 10.942 + 0,698 Keterbukaan +Error.

Berdasarkan model ini pula dapat disimpulkan bahwa apabila seorang

karyawan memiliki etos kerja keterbukaan dalam melaksanakan

pekerjaannya maka kinerja akan bertambah sebesar 0,698 kali lebih

banyak jika dibandingkan karywan tidak melakukannya.

Linearitas antara variable keterbukaan terhadap kinerja juga dapat

ditunjukan dalam diagram scatterplot dibawah ini.

Grafik 4.3.
Scatterplot Variabel Keterbukaan terhadap Kinerja

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat garis searah naik, hal ini berarti

bahwa terdapat hubungan yang linear antara keterbukaan terhadap

kinerja. Keterbukaan seorang karyawan dalam bekerja, akan

menambah kinerja dari karyawan tersebut.


63

4.2.3.1.2 Uji Signifikasi Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Uji signifikasi bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang secara signifikan. Uji ini biasanya

digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan

pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linear bila memenuhi 2 syarat yaitu nilai signifikansi

(Linearity) kurang dari 0,05 dan nilai T hasil perhitungan tidak lebih

besar dari T table (1,997)

Hasil pengujian dari Uji Linearitas dengan menggunakan SPSS

Ver.19 didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 10
Uji Signifikasi Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015

Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada

Linearity sebesar 0,000. Dan nilai t dalam kolom t bernilai 8,837.

Karena signifikansi kurang dari 0,05 dan nilai t berada jauh diatas

1,997 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel Keterbukaan dan

Kinerja terdapat hubungan yang linear.


64

4.2.3.1.3 Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Variabel Keterbukaan (X1)

Terhadap Kinerja (Y)

Selanjutnya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas

mengenai model regresi maka perlu dilakukan Uji keberartian regresi.

Hal ini untuk lebih mengetahui seberapa besar pengaruh antara

variable keterbukaan terhadap kinerja.

Setelah dilakukan pengujian keberartian regresi maka didapatkan

hasil seperti digambarkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.11
Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap
Kinerja (Y)

Sumber : Data Primer yang diolah, penulis 2015

Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa model memiliki

kekuatan dapat dipercaya sebesar 55,4 % variasi pergerakan variable

Keterbukaan terhadap Kinerja. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 44.6%

sisanya dipengaruhi oleh variable lain.

4.2.3.2 Uji Hipotesis Variabel Akuntabilitas Terhadap Kinerja

4.2.3.2.1 Uji Regresi Linear Variabel Akuntabilitas (X2) Terhadap Kinerja

(Y)

Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat, dalam hal ini analisis regresi linear antara

variable Akuntabilitas terhadap Kinerja.


65

Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

bantuan program komputer SPSS for Windows versi 19.0. Ringkasan

hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS tersebut

adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 12
Uji Regresi Linear Variabel Akuntabilitas (X2) Terhadap Kinerja
(Y)

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015

Dari hasil regresi antara variable akuntabilitas terhadap Kinerja

diketahui bahwa dihasilkan model :

Y= 34.721 + 0.013 X2 +Error………………………………………(2)

atau dengan kata lain Kinerja = 34.721 + 0.013 akuntabilitas +Error.

Berdasarkan model ini pula dapat disimpulkan bahwa apabila seorang

karyawan bekerja secara akuntabel dalam melaksanakan pekerjaannya

maka kinerja akan bertambah sebesar 0,013 kali lebih banyak jika

dibandingkan karywan tidak melakukannya.

Linearitas antara variable Akuntabilitas terhadap kinerja juga

dapat ditunjukan dalam diagram scatterplot dibawah ini.


66

Grafik 4.4.
Scatterplot Variabel Akuntabilitas terhadap Kinerja

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat garis searah naik, hal ini berarti

bahwa terdapat hubungan yang linear antara akuntabilitas terhadap

kinerja. Karyawan yang menjunjung tinggi akuntabilitas dalam bekerja,

akan menambah kinerja dari karyawan tersebut.

4.2.3.2.2 Uji Signifikasi Variabel Akuntabilitas (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Uji signifikasi bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang secara signifikan. Uji ini biasanya

digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan

pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linear bila memenuhi 2 syarat yaitu nilai signifikansi


67

(Linearity) kurang dari 0,05 dan nilai T hasil perhitungan tidak lebih

besar dari T table (1,997)

Hasil pengujian dari Uji Linearitas dengan menggunakan SPSS

Ver.19 didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 13
Uji Signifikasi Variabel Keterbukaan (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015

Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada

Linearity sebesar 0,040. Dan nilai t dalam kolom t bernilai 2,041.

Karena signifikansi kurang dari 0,05 dan nilai t berada jauh diatas

1,997 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel akuntabilitas dan

Kinerja terdapat hubungan yang linear.

4.2.3.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Variabel Akuntabilitas (X2)

Terhadap Kinerja (Y)

Selanjutnya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas

mengenai model regresi maka perlu dilakukan Uji keberartian regresi.

Hal ini untuk lebih mengetahui seberapa besar pengaruh antara

variable Akuntabilitas terhadap kinerja

Setelah dilakukan pengujian keberartian regresi maka didapatkan

hasil seperti digambarkan dalam tabel di bawah ini :


68

Tabel 4. 14
Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Variabel Akuntabilitas (X2) Terhadap
Kinerja (Y)

Sumber : Data Primer yang diolah, penulis 2015

Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa model memiliki

kekuatan dapat dipercaya sebesar 59,7 % variasi pergerakan variable

akutabilitas terhadap Kinerja. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 40.3 %

sisanya dipengaruhi oleh variable lain.

4.2.3.3 Uji Hipotesis Variabel Keterbukaan dan Akuntabilitas Terhadap

Kinerja

4.2.3.3.1 Uji Regresi Linear Berganda Variabel Keterbukaan (X1) dan

Akuntabilitas (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan

tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Perhitungan statistik dalam analisis regresi

linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi

19.0. Ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program

SPSS tersebut adalah sebagai berikut :


69

Tabel 4. 15
Uji Regresi Linear Berganda Variabel Keterbukaan (X1) dan Akuntabilitas
(X2) Terhadap Kinerja (Y)

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Dari hasil tersebut apabila ditulis dalam bentuk standardized dari

persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Kinerja (Y) = 11.908 + 0.699 Keterbukaan + 0.024 Akuntabilitas +

Error………………………………………………………………(3)

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa koefisien dari masing-

masing variable adalah : 1) Variabel Keterbukaan (X1) memiliki

koefisien 0.699 2) variabel Akuntabilitas (X2) memiliki koefisien

0.024 3) variabel B0 memiliki koefisien 11.908.

Setelah mendapatkan model diatas, maka perlu dilakukan pengujian

terhadap tingkat signifikasi dan linearitasnya. Maka dengan demikian

dilakukan tahapan pengujian selanjutnya yakni dengan menguji

Keberartian dari model tersebut. Berdasarkan hasil yang didapatkan

dari pengujian regresi diatas, didapatkan Kinerja (Y) = 11.908 + 0.699

Keterbukaan + 0.024 Akuntabilitas (X2) + Error. Model ini berarti

variabel Keterbukaan (X1) dapat meningkatkan kecenderungan

seseorang untuk meningkatkan kinerja sebesar 0.699 kali lebih besar

pada setiap peningkatan Keterbukaan sebesar satu satuan, sedangkan


70

variabel Akuntabilitas dapat meningkatkan kecenderungan seseorang

untuk meningkatkan kinerja sebesar 0.024 kali lebih besar pada setiap

peningkatan Akuntabilitas sebesar satu satuan. Meski demikian,

kinerja akan tetap meningkat sebesar 11.908 kali tanpa dipengaruhi

oleh variabel Keterbukaan dan Akuntabilitas, namun apabila

ditambahkan variabel Keterbukaan dan variabel Akuntabilitas maka

karyawan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk

meningkatkan kinerja sebesar 0.699 kali lebih besar untuk variabel

Keterbukaan (X1) dan sebesar 0.024 kali lebih besar untuk variabel

Akuntabilitas (X2).

Hubungan searah dan naik antara variable Akuntabilitas terhadap

kinerja juga dapat ditunjukan dalam diagram scatterplot dibawah ini.

Grafik 4.5.
Scatterplot Variabel Keterbukaan dan Akuntabilitas terhadap Kinerja

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis 2015


71

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat garis searah naik, hal ini

berarti bahwa terdapat hubungan yang linear antara keterbukaan

dan akuntabilitas terhadap kinerja. Karyawan yang menjunjung

tinggi keterbukaan dan akuntabilitas dalam bekerja, akan

menambah kinerja dari karyawan tersebut.

4.2.3.3.2. Uji Parsial (Uji –T) Variabel Keterbukaan (X1) dan Akuntabilitas

(X2) Terhadap Kinerja (Y)

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

dapat dinilai dengan Goodness of Fit-nya. Secara statistik setidaknya

ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan

nilai statistik t. Perhitungan statistic disebut signifikan secara statistik

apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana

Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2001).

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen (Kinerja). Hasil uji t pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 4.16

a. Variabel Keterbukaan

Ho : b1 = 0 : Keterbukaan tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap Kinerja.

Ha : b1> 0 : Keterbukaan berpengaruh positif signifikan

terhadap Kinerja.
72

Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X1

(Keterbukaan) diperoleh nilai t hitung = 8.778 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Berdasarkan hal tersebut mengingat batas

signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf

5%, dan nilai hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel yang berarti

tidak dapat menerima H0 dan Ha diterima. Dengan demikian,

maka Hipotesis pertama diterima atau, Keterbukaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kinerja.

b. Variabel Akuntabilitas

Ho : b1 = 0 : Akuntabilitas tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap Kinerja.

Ha : b1> 0 : Akuntabilitas berpengaruh positif signifikan

terhadap Kinerja.

Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X2

(Akuntabilitas) diperoleh nilai t hitung = 2,099 dengan tingkat

signifikansi 0,030. Berdasarkan hal tersebut mengingat batas

signifikansi 0,05, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf

5%, yang berarti tidak dapat menerima H0 dan Ha diterima.

Dengan demikian, maka Hipotesis pertama diterima atau,

Akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja.

Dari hasil regresi linear berganda dan uji t pada tabel

4.15 menunjukkan bahwa kedua koefisien regresi tersebut


73

bertanda positif dan signifikan. Dari model regresi tersebut dapat

dijelaskan lebih lanjut yakni sebagai berikut:

1. Variabel Keterbukaan (X1) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja (Y) dengan nilai regresi 0,699

dan nilai t hitung 8.778 dengan tingkat signifikansi 0,000.

2. Variabel Akuntabilitas (X2) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja (Y) dengan nilai regresi .024

dan nilai t hitung 2.099 dengan tingkat signifikansi 0,030.

4.2.3.3.3 Uji Serentak (Uji –F) Variabel Keterbukaan (X1) dan

Akuntabilitas (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Hasil perhitungan parameter model regresi secara bersama-sama

diperoleh pada Tabel 4.16 berikut ini :

Tabel 4.16
Hasil Analisis Regresi Secara Bersama-sama ( Uji F)

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4037.530 2 2018.765 129.965 .000a
Residual 1506.710 97 15.533
Total 5544.240 99
a. Predictors: (Constant), KW_Produk, Akuntabilitas
b. Dependent Variable: Kep.Pem

Sumber : Data Primer diolah, Penulis 2015

Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen

secara simultan (bersama-sama). Hasil uji F dapat dilihat pada

Lampiran F. Dikaitkan dengan hipotesis yang diajukan, yaitu:


74

a. H0 : b1, b2 = 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dari Keterbukaan dan Akuntabilitas terhadap Kinerja.

b. Ha : b1, b2, > 0 berarti ada pengaruh yang signifikan dari

Keterbukaan dan Akuntabilitas terhadap Kinerja

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan

uji F. Hasil perhitungan statistic menunjukkan nilai F hitung =

129.965 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini

berarti bahwa secara bersama-sama Keterbukaan dan

Akuntabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Kinerja

4.2.3.3.4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2001).

Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.17 dibawah ini

Tabel 4.17
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Sumber : Data Primer yang diolah, Penulis

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 19 dapat

diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh

sebesar 0,554. Hal ini berarti 55.4% Kinerja dapat dijelaskan oleh
75

variabel Keterbukaan dan Variabel Akuntabilitas sedangkan sisanya

yaitu sebsar 46 % Kinerja dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya

yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan juga error term.

4.3. Interpretasi Hasil

Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis 1,2 dan 3 dapat dijawab dalam 3

persamaan berikut ini :

1. Pengaruh Transparansi terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil penelitian, Pengaruh Transparansi terhadap Kinerja

dapat dibuktikan dengan persamaan berikut ini :

Kinerja = 10.942 + 0.698 Transparansi +Error ...……………………(1)

Dengan signifikasi konstanta sebesar 0.000 nilai pada kolom t sebesar

3,91, signifikasi transparansi sebesar 0,000 nilai pada kolom t sebesar

8,83 dengan nilai R-Square untuk persamaan diatas adalah 0,554. Hal ini

berarti transparansi berpengaruh sebesar 0,698 kali lebih besar dalam

meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh ini dapat diyakini 55,4%.

Hasil olah data untuk ANOVA menunjukkan nilai F (Value) = 8,894

dengan nilai P (Prob > F) atau signifikansi 0,000a memberikan informasi

tentang signifikansi model pada taraf kepercayaan 95 % (error = 0,05),

ini berarti model yang dipakai signifikan secara statistik karena P < error

= 0,05 (0,000 < 0,05). Karena model signifikan, maka penafsiran,

peramalan atau inferensi yang lain dapat dilakukan dengan

menggunakan model regresi tersebut.

2. Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kinerja


76

Berdasarkan hasil penelitian, Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kinerja

dapat dibuktikan dengan persamaan berikut ini :

Kinerja = 10.942 + 0.013 Akuntabilitas +Error ...……………………(2)

Dengan signifikasi konstanta sebesar 0.000 nilai pada kolom t sebesar

7,15 signifikasi Akuntabilitas sebesar 0,040 nilai pada kolom t sebesar

2,04 dengan nilai R-Square untuk persamaan diatas adalah 0,597. Hal ini

berarti Akuntabilitas berpengaruh sebesar 0,013 kali lebih besar dalam

meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh ini dapat diyakini 59,7%.

Hasil olah data untuk ANOVA menunjukkan nilai F (Value) = 8,894

dengan nilai P (Prob > F) atau signifikansi 0,000a memberikan informasi

tentang signifikansi model pada taraf kepercayaan 95 % (error = 0,05),

ini berarti model yang dipakai signifikan secara statistik karena P < error

= 0,05 (0,000 < 0,05). Karena model signifikan, maka penafsiran,

peramalan atau inferensi yang lain dapat dilakukan dengan

menggunakan model regresi tersebut.

3. Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap kinerja

Berdasarkan hasil penelitian, Pengaruh Transparansi dan

Akuntabilitas terhadap Kinerja dapat dibuktikan dengan persamaan

berikut ini :

Y= 11.908 + 0.699 x1+ 0.024 x2+ Error……………(3)

Dengan signifikasi konstanta sebesar 0.006 nilai pada kolom t sebesar

2,85. Signifikasi transparansi sebesar 0,00 dengan nilai pada kolom t

sebesar 8,77, kemudian signifikasi Akuntabilitas sebesar 0,030 nilai pada


77

kolom t sebesar 2,09 dengan nilai Adjusted R-Square untuk persamaan

diatas adalah 0,540. Hal ini berarti transparansi berpengaruh sebesar

0,699 kali lebih besar dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Akuntabilitas berpengaruh sebesar 0,024 kali lebih besar dalam

meningkatkan kinerja perushaan Pengaruh ini dapat diyakini 55,4%.

Hasil olah data untuk ANOVA menunjukkan nilai F (Value) = 8,894

dengan nilai P (Prob > F) atau signifikansi 0,000a memberikan informasi

tentang signifikansi model pada taraf kepercayaan 95 % (error = 0,05),

ini berarti model yang dipakai signifikan secara statistik karena P < error

= 0,05 (0,000 < 0,05). Karena model signifikan, maka penafsiran,

peramalan atau inferensi yang lain dapat dilakukan dengan

menggunakan model regresi tersebut.

4.4 Pembahasan hasil penelitian

Penelitian ini sekaliugus menjawab menerima H01 dan tidak dapat

menerima Ha1 dimana transparansi berpengaruh terhadap kinerja, hal ini

dibuktikan dengan transparansi berpengaruh sebesar 0,698 kali lebih besar dalam

meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh ini dapat diyakini 55,4%. Hasil olah

data untuk ANOVA menunjukkan nilai F (Value) = 8,894 dengan nilai P (Prob >

F) atau signifikansi 0,000a memberikan informasi tentang signifikansi model pada

taraf kepercayaan 95 % (error = 0,05), ini berarti model yang dipakai signifikan

secara statistik karena P < error = 0,05 (0,000 < 0,05). Karena model signifikan,

maka penafsiran, peramalan atau inferensi yang lain dapat dilakukan dengan

menggunakan model regresi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang


78

dilakukan oleh Ristifani (2009) berjudul Analisis Implementasi Prinsip-prinsip

Good Corporate Governance(GCG) dan Hubungannya terhadap Kinerja PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Dimana hasil penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan instrument kuesioner, dimana masing-masing variabel memperoleh

nilai sebesar 84,65% dan 84%. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

implementasi prinsip- prinsip good corporate governance (GCG) dan pelaksanaan

kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. telah dilaksanakan

dengan baik. Sedangkan hubungan implementasi prinsip good corporate

governance (GCG) terhadap kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk.

Penelitian ini juga menjawab Menerima H02 dan tidak dapat menerima

Ha2 dimana hasil penelitian membuktikan Kinerja = 10.942 + 0.013 Akuntabilitas

+Error ...……………………(2). Dengan signifikasi konstanta sebesar 0.000 nilai

pada kolom t sebesar 7,15 signifikasi Akuntabilitas sebesar 0,040 nilai pada

kolom t sebesar 2,04 dengan nilai R-Square untuk persamaan diatas adalah 0,597.

Hal ini berarti Akuntabilitas berpengaruh sebesar 0,013 kali lebih besar dalam

meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh ini dapat diyakini 59,7%. Hasil olah

data untuk ANOVA menunjukkan nilai F (Value) = 8,894 dengan nilai P (Prob >

F) atau signifikansi 0,000a memberikan informasi tentang signifikansi model pada

taraf kepercayaan 95 % (error = 0,05), ini berarti model yang dipakai signifikan

secara statistik karena P < error = 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini berarti apabila

perusahaan tidak menerapkan prinsip Akuntabilitas, kinerja karyawan sudah


79

meningkat sebesar 10,942 satuan, namun apabila perusahaan menerapkan prinsip

akuntabilitas maka kinerja akan meningkat sebesar 0.013.

Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kinerja dapat dibuktikan

dengan persamaan Y= 11.908 + 0.699 x1+ 0.024 x2+ Error……………(3)

Hal ini berarti apabila perusahaan menerapkan prinsip akuntabilitas dan

transparansi maka kinerja karyawan akan meningkat sbesar 0.699 kali pada

variabel transparansi dan sebesar 0.024 kali satuan lebih besar untuk variabel

akuntabilitas. Dengan signifikasi konstanta sebesar 0.006 nilai pada kolom t

sebesar 2,85. Signifikasi transparansi sebesar 0,00 dengan nilai pada kolom t

sebesar 8,77, kemudian signifikasi Akuntabilitas sebesar 0,030 nilai pada kolom t

sebesar 2,09 dengan nilai Adjusted R-Square untuk persamaan diatas adalah 0,540.

Hal ini berarti transparansi berpengaruh sebesar 0,699 kali lebih besar dalam

meningkatkan kinerja perusahaan. Akuntabilitas berpengaruh sebesar 0,024 kali

lebih besar dalam meningkatkan kinerja perushaan Pengaruh ini dapat diyakini

55,4%. Hasil olah data untuk ANOVA menunjukkan nilai F (Value) = 8,894

dengan nilai P (Prob > F) atau signifikansi 0,000a memberikan informasi tentang

signifikansi model pada taraf kepercayaan 95 % (error = 0,05), ini berarti model

yang dipakai signifikan secara statistik karena P < error = 0,05 (0,000 < 0,05).

Karena model signifikan, maka penafsiran, peramalan atau inferensi yang lain

dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi tersebut.


BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada Penerapan

Prinsip Transparancy dan Accountability Good Corporate Governance Terhadap

Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank X, Tbk (KC. Tendean). Maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh Transparansi terhadap Kinerja berpengaruh sebesar 0,698 kali

lebih besar dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Besar pengaruh

antara variable keterbukaan terhadap kinerja diyakini 55,4%.

2. Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kinerja berpengaruh sebesar 0,013 kali

lebih besar dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Besar pengaruh

antara variable akuntabilitas terhadap kinerja diyakini 59,7%.

3. Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap kinerja, adalah

transparansi berpengaruh sebesar 0,699 kali lebih besar dalam

80
81

4. meningkatkan kinerja perusahaan dan akuntabilitas berpengaruh sebesar

0,024 kali lebih besar dalam meningkatkan kinerja perushaan. Besar

pengaruh antara variable transparansi dan akuntabilitas terhadap kinerja

diyakini 55,4%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan poerbaikan

dan pengembangan dalam studi – studi selanjutnya. Keterbatasan – keterbatasan

penelitian ini adalah :

1. Penulis hanya membahas dua dari lima prinsip good corporate

governanace, yaitu Prinsip Transparancy dan Accountability Good

Corporate Governane .

2. Pernyataan yang diberikan oleh Peneliti dalam kuesioner tersebut bersifat

tertutup dan dibatasi oleh lima pilihan: sangat buruk, buruk, cukup buruk,

baik, sangat baik sehingga responden tidak bisa menyampaikan secara

terbuka penilaian mereka terhadap Penerapan Prinsip Transparancy dan

Accountability Good Corporate Governance Terhadap Kinerja

Perusahaan Pada PT. Bank X, Tbk (KC. Tendean)

5.3. Saran

Berdasarkan pembahasan dan hasil kesimpulan di atas, maka penulis dapat

memberikan saran sebagai berikut:


82

1. Transparansi harus lebih ditingkatkan mengingat pengaruhnya

hanya sebesar 55,4 dan berdasarkan hasil koefisien mengalami

peningkatan paling besar. Sehingga apabila lebih ditingkatkan

maka akan lebih meningkatkan kinerja.

2. Akuntabilitas lebih banyak ditingkatkan hal ini dikarenakan nilai

koefisien pada variabel ini sangatlah kecil. Berarti perusahaan

harus lebih meningkatkan dengan cara memberikan pelatihan-

pelatihan kepada karyawan mengenai akuntabilitas.

3. Selain itu, perusahaan dapat meningkatkan secara bersama-sama

kedua variabel ini. Dikarenakan apabila perusahaan

menggabungkan pada saat yang sama pengaruhnya mencapai

55.4%

4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam lagi

mengenai prinsip-prinsip dari GCG terhadap kinerja perusahaan

yang cakupannya lebih luas dan lebih dalam lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2006. Peraturan BI No 8/4/PBI/2006 tentang Penerapan GCG


Bagi Bank Umum yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2006

Bank Indonesia, 2007. Surat Edaran BI No 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007


tentang Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum.
Bank Indonesia, 2000. Peraturan BI No.2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember 2000
tentang Bank Umum.

Bank Indonesia. 2003.Peraturan BI No 5/25/PBI/2003 tentang Penilaian


Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and Proper Test)

Christian Herdinata. 2008. Good Corporate Governance Vs Bad Corporate


Governance: Pemenuhan Kepentingan Antara Para Pemegang
SahamMayoritas dan Pemegang Saham Minoritas.Makalah ini disajikan
dalam The 2nd National.

Emirzon,Joni.2007.Prinsip-prinsip Good Corporate Governance:paradigma baru


dalam praktik bisnis Indonesia.Genta Press : Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2005.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS Versi 16.


BadanPenerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Hardikasari, Eka, 2011.“Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap


Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008”.Skripsi,Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro Semarang.

Oktapiyani, Desi. 2009.“Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap


Likuiditas Perbankan Nasional”, Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro
Semarang. (Tidak Dipublikasikan).

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Bisnis.Cetakan Keenam Belas, CV Alfabeta,


Bandung.
Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011.SPSS vs LISREL: Sebuah
Pengantar,Aplikasi untuk Riset. Salemba Empat, Jakarta.

Riduwan dan Sunarto, H. ( 2007 ), Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,


Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, Cetakan 1,Alfabeta, Bandung.

Jurnal:

Rastiani, 2009, Analisis implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance


(GCG) terhadap kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk.

Astri Furqani, 2014, yang berjudul “Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate


Governance (GCG) Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan PT. Pos
Indonesia (Persero) Sumenep.

Yoni Fetri Suci dan Siti Khairani, 2013, yang berjudul “Pengaruh Penerapan Prinsip
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan pada PT. Kereta
Api (Persero) Divisi Regional III Sumatera Selatan.

Website:

http;//www.bi.go.id/NR/rdonlyyres/8B98E459-6D13-40FD-A3448BA7D02CE5A6/1
1856/pbi8406.pdf., diakses pada tanggal 28 April 2015

http://knkg-indonesia.com/home/news/95-good-corporate-governance.html , pada
tanggal 30 April 2015

https://www.bankmega.com/file/Laporan_GCG_Tahun_2013.pdf, diakses pada


tanggal 08 Mei 2015

http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktor-mempengaruhi-
kinerja.html, diakses pada tanggal 08 Mei 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja diakses pada tanggal 11 Mei 2015

http://baddaysp.blogspot.co.id/2013/11/prinsip-prinsip-gcg-good-corporate.html,
diakses pada tanggal 11 Juni 2015
LAMPIRAN 1
KUESIONER

I. Identitas Responden
Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk melengkapi daftar isian yang tertera di bawah ini:
1. Nama : .............................................................................
2. Usia
20 - 25 Tahun 36 - 45 Tahun
26 – 35 Tahun > 46 Tahun
3. Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan
SMA – D3 S2
S1 S3
5. Masa Kerja
>1 Tahun 2 Tahun 4 Tahun
1 Tahun 3 Tahun <4 Tahun
6. Jabatan
Petugas Pemimpin Muda (Junior Management)
Penyelia Pemimpin Madya (Middle Management)
II. Petunjuk pengisian kuisioner

Dalam pengisian kuisioner ini, dimohon kepada Bapak/Ibu/Sdr/i dapat memilih salah satu
dari kategori jawaban yang telah disediakan dengan memberikan tanda cek list (√). Setelah
mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada yang menyerahkan
kuesioner ini pertama kali.
Keterangan Jawaban dan Skror :
SBr : Sangat Buruk (1)
Br : Buruk (2)
CB : Cukup Buruk (3)
B : Baik (4)
SB : Sangat Baik (5)
No. Uraian Pertanyaan Sbr Br CB B SB

Pernerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance


A. Keterbukaan (transparency)
1. Bank mengungkapkan informasi keuangan dan non-
keuangan kepada publik melalui homepage bank dan
media secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan
dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pihak-
pihak berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan haknya.
2. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak
mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia
bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
3. Kebijakan bank telah tertulis dan dikomunikasikan kepada
pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak
memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
4. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
telah disajikan secara lengkap, akurat, kini, dan telah
disampaikan tepat waktu kepada shareholder (pemegang
saham) dan pihak-pihak berkepentingan (stakeholders)
sesuai ketentuan yang berlaku.
No. Uraian Pertanyaan Sbr Br CB B SB

B. Akuntabilitas (Accountability)
1. Bank telah menetapkan tanggung jawab yang jelas dari
masing-masing jajaran yang selaras dengan visi, misi,
sasaran usaha dan strategi bank.
2. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank
mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya
dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG
3. Bank memastikan terdapatnya check and balance system
dalam pengelolaan bank
4. Bank memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank
berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten
dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha
dan strategi bank serta memiliki reward and punishment
system
Penerapan Kinerja
A. Aspek Keuangan
1. Adanya laporan keuangan yang tepat waktu dan
sudah diaudit
2. Adanya analisis rasio keuangan rentabilitas (ROA
d an ROE)
3. Adanya peningkatan laba dan efisiensi biaya

B. Aspek Bisnis Internal


1. Melakukan kegiatan inovasi

2. Mengintensifkan program budaya kepatuhan,


peningkatan kualitas dan memonitor tindakan yang
bertang- gungjawab
3. Peningkatan atas kepuasan pembelajaran

C. Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan


1. Kepuasan karyawan atas peningkatan kompetensi
SDM
2. Penggunaan dan pengembangan pemanfaatan
sistem teknologi Informasi
3. Hubungan yang komunikatif antara atasan dan
bawahan maupun rekan kerja

“Terimakasih atas partisipasi anda”


LAMPIRAN 2
JAWABAN RESPONDEN
LAMPIRAN 3
OUTPUT SPSS

1. Uji Persyaratan Analisis


a. Uji Validitas dan Reabilitas
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas

b. Uji Heteroskedastis

Standardized
Coefficients
Model Beta t Sig.
1 (Constant) 2.516 .014

Keterbukaan .575 5.305 .000


Akuntabilitas .242 2.233 .028

c. Uji Multikolinearitas

Correlations Collinearity Statistics


Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)

Keterbukaan .772 .474 .334 .338 2.961


Akuntabilitas .710 .221 .141 .338 2.961
a. Dependent Variable: Kep_Pemb_Y

d. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Change Statistics
R Square
Model Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .615 77.585 2 97 .000 2.112
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas_X2, Produk_X1
b. Dependent Variable: Kep_Pemb_Y
3. Uji Hipotesis

Uji Regresi Variabel Keterbukaan terhadap Kinerja

Uji Regresi Variabel Akuntabilitas terhadap Kinerja


Uji Regresi Akuntabilitas dan Transparansi terhadap Kinerja
Tabel F
F Table Statistics
(Signifikan Level 0.05)
Df1
Df 2
1 2 3 4 5 6 7 8
1 161.446 199.499 215.707 224.583 230.160 233.988 236.767 238.884
2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296 19.329 19.353 19.371
3 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013 8.941 8.887 8.845
4 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256 6.163 6.094 6.041
5 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050 4.950 4.876 4.818
6 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387 4.284 4.207 4.147
7 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972 3.866 3.787 3.726
8 5.318 4.459 4.066 3.838 3.688 3.581 3.500 3.438
9 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482 3.374 3.293 3.230
10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326 3.217 3.135 3.072
11 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204 3.095 3.012 2.948
12 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106 2.996 2.913 2.849
13 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025 2.915 2.832 2.767
14 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958 2.848 2.764 2.699
15 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901 2.790 2.707 2.641
16 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852 2.741 2.657 2.591
17 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810 2.699 2.614 2.548
18 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773 2.661 2.577 2.510
19 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740 2.628 2.544 2.477
20 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711 2.599 2.514 2.447
21 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685 2.573 2.488 2.420
22 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661 2.549 2.464 2.397
23 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640 2.528 2.442 2.375
24 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621 2.508 2.423 2.355
25 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603 2.490 2.405 2.337
26 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587 2.474 2.388 2.321
27 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572 2.459 2.373 2.305
28 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558 2.445 2.359 2.291
29 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545 2.432 2.346 2.278
30 4.171 3.316 2.922 2.690 2.534 2.421 2.334 2.266
31 4.160 3.305 2.911 2.679 2.523 2.409 2.323 2.255
32 4.149 3.295 2.901 2.668 2.512 2.399 2.313 2.244
33 4.139 3.285 2.892 2.659 2.503 2.389 2.303 2.235
34 4.130 3.276 2.883 2.650 2.494 2.380 2.294 2.225
35 4.121 3.267 2.874 2.641 2.485 2.372 2.285 2.217
36 4.113 3.259 2.866 2.634 2.477 2.364 2.277 2.209
37 4.105 3.252 2.859 2.626 2.470 2.356 2.270 2.201
38 4.098 3.245 2.852 2.619 2.463 2.349 2.262 2.194
39 4.091 3.238 2.845 2.612 2.456 2.342 2.255 2.187
40 4.085 3.232 2.839 2.606 2.449 2.336 2.249 2.180
41 4.079 3.226 2.833 2.600 2.443 2.330 2.243 2.174
42 4.073 3.220 2.827 2.594 2.438 2.324 2.237 2.168
43 4.067 3.214 2.822 2.589 2.432 2.319 2.232 2.163
44 4.062 3.209 2.816 2.584 2.427 2.313 2.226 2.157
45 4.057 3.204 2.812 2.579 2.422 2.308 2.221 2.152
46 4.052 3.200 2.807 2.574 2.417 2.304 2.216 2.147
47 4.047 3.195 2.802 2.570 2.413 2.299 2.212 2.143
48 4.043 3.191 2.798 2.565 2.409 2.295 2.207 2.138
49 4.038 3.187 2.794 2.561 2.404 2.290 2.203 2.134
50 4.034 3.183 2.790 2.557 2.400 2.286 2.199 2.130
51 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397 2.283 2.195 2.126
52 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393 2.279 2.192 2.122
53 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389 2.275 2.188 2.119
54 4.020 3.168 2.776 2.543 2.386 2.272 2.185 2.115
55 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383 2.269 2.181 2.112
56 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380 2.266 2.178 2.109
57 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377 2.263 2.175 2.106
58 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374 2.260 2.172 2.103
59 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371 2.257 2.169 2.100
60 4.001 3.150 2.758 2.525 2.368 2.254 2.167 2.097
61 3.998 3.148 2.755 2.523 2.366 2.251 2.164 2.094
62 3.996 3.145 2.753 2.520 2.363 2.249 2.161 2.092
63 3.993 3.143 2.751 2.518 2.361 2.246 2.159 2.089
64 3.991 3.140 2.748 2.515 2.358 2.244 2.156 2.087
65 3.989 3.138 2.746 2.513 2.356 2.242 2.154 2.084
66 3.986 3.136 2.744 2.511 2.354 2.239 2.152 2.082
67 3.984 3.134 2.742 2.509 2.352 2.237 2.150 2.080
68 3.982 3.132 2.739 2.507 2.350 2.235 2.148 2.078
69 3.980 3.130 2.737 2.505 2.348 2.233 2.145 2.076
70 3.978 3.128 2.736 2.503 2.346 2.231 2.143 2.074
71 3.976 3.126 2.734 2.501 2.344 2.229 2.142 2.072
72 3.974 3.124 2.732 2.499 2.342 2.227 2.140 2.070
73 3.972 3.122 2.730 2.497 2.340 2.226 2.138 2.068
74 3.970 3.120 2.728 2.495 2.338 2.224 2.136 2.066
75 3.968 3.119 2.727 2.494 2.337 2.222 2.134 2.064
76 3.967 3.117 2.725 2.492 2.335 2.220 2.133 2.063
77 3.965 3.115 2.723 2.490 2.333 2.219 2.131 2.061
78 3.963 3.114 2.722 2.489 2.332 2.217 2.129 2.059
79 3.962 3.112 2.720 2.487 2.330 2.216 2.128 2.058
80 3.960 3.111 2.719 2.486 2.329 2.214 2.126 2.056
r Table (Pearson Product Moment)
(Signifikan Level 0.05)

N 1-tailed 2-tailed N 1-tailed 2-tailed


3 0.988 0.997 41 0.261 0.308
4 0.900 0.950 42 0.257 0.304
5 0.805 0.878 43 0.254 0.301
6 0.729 0.811 44 0.251 0.297
7 0.669 0.755 45 0.248 0.294
8 0.622 0.707 46 0.246 0.291
9 0.582 0.666 47 0.243 0.288
10 0.549 0.632 48 0.240 0.285
11 0.521 0.602 49 0.238 0.282
12 0.497 0.576 50 0.235 0.279
13 0.476 0.553 51 0.233 0.276
14 0.458 0.532 52 0.231 0.273
15 0.441 0.514 53 0.228 0.270
16 0.426 0.497 54 0.226 0.268
17 0.412 0.482 55 0.224 0.265
18 0.400 0.468 56 0.222 0.263
19 0.389 0.456 57 0.220 0.261
20 0.378 0.444 58 0.218 0.258
21 0.369 0.433 59 0.216 0.256
22 0.360 0.423 60 0.214 0.254
23 0.352 0.413 61 0.213 0.252
24 0.344 0.404 62 0.211 0.250
25 0.337 0.396 63 0.209 0.248
26 0.330 0.388 64 0.207 0.246
27 0.323 0.381 65 0.206 0.244
28 0.317 0.374 66 0.204 0.242
29 0.312 0.367 67 0.203 0.240
30 0.306 0.361 68 0.201 0.239
31 0.301 0.355 69 0.200 0.237
32 0.296 0.349 70 0.198 0.235
33 0.291 0.344 71 0.197 0.233
34 0.287 0.339 72 0.195 0.232
35 0.283 0.334 73 0.194 0.230
36 0.279 0.329 74 0.193 0.229
37 0.275 0.325 75 0.191 0.227
38 0.271 0.320 76 0.190 0.226
39 0.267 0.316 77 0.189 0.224
40 0.264 0.312 78 0.188 0.223
41 0.261 0.308 79 0.186 0.221
42 0.257 0.304 80 0.185 0.220
Sumber: Microsoft Excel 2007
Tabel t

T Table Statistics

Signifikan Level Signifikan Level


Df Df
0.025 0.05 0.025 0.05
1 12.706 6.314 41 2.020 1.683
2 4.303 2.920 42 2.018 1.682
3 3.182 2.353 43 2.017 1.681
4 2.776 2.132 44 2.015 1.680
5 2.571 2.015 45 2.014 1.679
6 2.447 1.943 46 2.013 1.679
7 2.365 1.895 47 2.012 1.678
8 2.306 1.860 48 2.011 1.677
9 2.262 1.833 49 2.010 1.677
10 2.228 1.812 50 2.009 1.676
11 2.201 1.796 51 2.008 1.675
12 2.179 1.782 52 2.007 1.675
13 2.160 1.771 53 2.006 1.674
14 2.145 1.761 54 2.005 1.674
15 2.131 1.753 55 2.004 1.673
16 2.120 1.746 56 2.003 1.673
17 2.110 1.740 57 2.002 1.672
18 2.101 1.734 58 2.002 1.672
19 2.093 1.729 59 2.001 1.671
20 2.086 1.725 60 2.000 1.671
21 2.080 1.721 61 2.000 1.670
22 2.074 1.717 62 1.999 1.670
23 2.069 1.714 63 1.998 1.669
24 2.064 1.711 64 1.998 1.669
25 2.060 1.708 65 1.997 1.669
26 2.056 1.706 66 1.997 1.668
27 2.052 1.703 67 1.996 1.668
28 2.048 1.701 68 1.995 1.668
29 2.045 1.699 69 1.995 1.667
30 2.042 1.697 70 1.994 1.667
31 2.040 1.696 71 1.994 1.667
32 2.037 1.694 72 1.993 1.666
33 2.035 1.692 73 1.993 1.666
34 2.032 1.691 74 1.993 1.666
35 2.030 1.690 75 1.992 1.665
36 2.028 1.688 76 1.992 1.665
37 2.026 1.687 77 1.991 1.665
38 2.024 1.686 78 1.991 1.665
39 2.023 1.685 79 1.990 1.664
40 2.021 1.684 80 1.990 1.664
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Martha Dameria Tambunan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Mei 1990

Agama : Kristen

Alamat Rumah : JL. Lenteng Agung No.2A, Jakarta Selatan, 12610

No Telepon : 087889147771

Pendidikan : SD. Budi Mulia Desa Putera , Tahun 1996-2003

SLTP. Budi Mulia Desa Putera, Tahun 2003-2006

SMAN 28 Jakarta, Tahun 2006-2009

Politeknik Negeri Jakarta-Depok , Tahun 2009-2012

Institute Perbanas Jakarta sejak 2013

Pekerjaan : PT Bank Mega, Tbk

Anda mungkin juga menyukai