Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Ayub Burhanudin

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042660422

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4402/HukumPerjanjian


Kode/Nama UPBJJ : 20/Bandar Lampung

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS


TERBUKA
1. Kasus Posisi: Pada suatu malam terjadi kesepakatan antara Dadap (penjual)
dengan Waru (pembeli) jual beli sapi betina seharga Rp.15juta. Sapi baru akan
diserahkan pagi harinya begitu pula pembayarannya juga pagi hari saat sapi
diserahkan. Namun ternyata malam itu terjadi peristiwa banjir bandang sehingga sapi
dalam kandang hanyut dan tidak ditemukan.

Berdasarkan kasus tersebut di atas, jawab dengan jelas, rinci dan cantumkan dasar
hukumnya.

Jelaskan pendapat anda dalam kasus tersebut apakah telah terjadi jual beli antara
penjual dan pembeli? Uraikan secara singkat dan dasar hukumnya!

Jawab : menurut saya hal tersebut sudah telah terjadi jual beli karena telah ada
kesepakatan antara Dadap (penjual) dengan Waru (pembeli) jual beli sapi betina
seharga Rp.15juta. hal ini didasarkan pada Pasal 1458 KHUPer yang berbunyi “jual
beli itu dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelahnya orang-
orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun
kebendaan itu belum diserahkan, maupun harganya belum dibayar.

2. Seandainya dalam kesempatan malam hari itu pihak pembeli sudah membayar
sebagian (Rp.6.000.000) bagaimana penyelesaian menurut saudara?

Jawab : menurut saya jika dilihat didasarkan pada 1460 KHUPerdata


penyelesaiannya yakni musnahnya sapi merupakan tanggungan sipembeli karena
telah ditunjuk barangnya yaitu berupa sapi betina dan perjanjian tidak bisa dibatalkan
Dadap sebagai penjual berhak mendapatkan pembayaran seharga kesepakatan awal
yaitu sebesar 9.000.000 karena Waru telah membayar Panjar 6.000.000. Hal ini
didasarkan pada Pasal 1460 KHUPerdata yang menyatakan bahwa jika barang yang
dijual itu barang yang sudah ditentukan maka sejak saat pembelian, barang itu
menjadi tanggungan si pembeli, meskipun penyerahannya belum dilakukan dan
sipenjual berhak menuntut harganya. selain Pasal 1460 KHUPerdata dasar hukumnya
yaitu Pasal 1464 KHUPerdata yang menyatakan jika pembelian dilakukan dengan
memberi uang panjar maka salah satu pihak tak dapat membatalkan pembelian itu
dengan menyuruh memiliki atau mengembalikan uang panjarnya.

Namun dalam kasus di atas terjadi persistiwa banjir sehingga membuat sapi hanyut
terbawa banjir (barang yang menjadi objek perjanjian musnah), peristiwa banjir
merupakan force majeure, yaitu peristiwa yang tidak dapat dimintai
pertanggungjwaban kepada pihak manapun, maka penjual tidak berkewajiban untuk
mengembalikan uang yang sudah diberikan oleh pihak pembeli ( pasal 1245
KHUPerdata menyatakan bahwa tidak ada penggantian biaya, kerugian, dan bunga,
bila karena keadaan memaksa atau karena hal yang terjadi secara kebetulan, debitur
terhalang memberikan atau suatu perbuatan yang terlarang baginya) dan perjanjian
dalam hal ini batal adapun dasar hukum dari kasus ini yaitu Pasal 1381 KHUP
perdata yang mengatur beberapa penyebab hapusnya perikatan salah satunya
musnahnya barang yang terutang yang selanjutnya diatur dalam Pasal 1444
KHUPerdata yang menyatakan “jika barang tertentu yang menjadi bahan perjanjian,
musnah, tak lagi dapat diperdagangkan, atau hilang, sedemikian hingga sama sekali
tak diketahui apakah barang itu masih ada, maka hapuslah perikatan, asal barang itu
musnah atau hilang diluar salah si berhutang, dan sebelum ia lalai menyerahkannya”
jika melihat pasal ini maka pembeli tidak wajib untuk membayar terhadap
harga sapi.

3. Dalam kasus tersebut diatas merupakan persoalan resiko diakuinya kebiasaan


dapat mengenyampingkan UU, jelaskan jawaban saudara dan jika ada dasar
hukumnya uraikan!

Jawab: kebiasaan adalah salah satu sumber hukum, undang-undang, pendapat pakar,
peraturan setara undnag-undnag, pandangan hakim putusan pengadilan sebelumnya.
Resiko kebiasaan tidak serta merta bisa dimaklumi kecuali karena sebab adanya
peristiwa force majuere. dalam kasus di atas terjadi persistiwa banjir sehingga
membuat sapi hanyut terbawa banjir peristiwa banjir merupakan force majeure, Pasal
1460 KHUPerdata yang menyatakan bahwa jika barang yang dijual itu barang yang
sudah ditentukan maka sejak saat pembelian, barang itu menjadi tanggungan si
pembeli, meskipun penyerahannya belum dilakukan dan sipenjual berhak menuntut
harganya namu karena dalum kasus ini adanya peristiwa force majuere maka pembeli
tidak berkewajiban membayar seharga sapi tersebut. Dasar hukum yang dapat
menyampingkan/menyingkirkan pasal tersebut yaitu Pasal 1381 KHUP perdata yang
mengatur beberapa penyebab hapusnya perikatan salah satunya musnahnya barang
yang terutang yang selanjutnya diatur dalam Pasal 1444 KHUPerdata yang
menyatakan “jika barang tertentu yang menjadi bahan perjanjian, musnah, tak lagi
dapat diperdagangkan, atau hilang, sedemikian hingga sama sekali tak diketahui
apakah barang itu masih ada, maka hapuslah perikatan, asal barang itu musnah atau
hilang diluar salah si berhutang, dan sebelum ia lalai menyerahkannya”

Karena perikatan sudah hapus maka tidak ada kewajiban pembeli untuk membayar
seharga sapi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai