Anda di halaman 1dari 20

FISIKA ZAT PADAT

MATERI : “SIFAT TERMAL ZAT PADAT

Dosen Pengampu : Prof. Dr.MAKMUR SIRAIT M.Si


KELOMPOK 6
ADE PARDOSI RODEARSON SIHOMBING

HIDEA Br GINTING

WIDYA INSANI
MUHAMMAD FAHREZA
SIFAT TERMAL ZAT PADAT
Sifat termal adalah respon material aplikasi dari panas. Benda padat
menyerap energi dalam bentuk panas, sehingga temperatur dan
dimensinya naik. Sejumlah energi bias ditambahkan kedalam material
melalui pemanasan, medan listrik, medan magnit, bahkan gelombang
cahaya seperti pada peristwa photo listrik yang telah kita kenal.
Sejumlah energi bisa ditambahkan ke dalam bahan melalui
pemanasan, medan listrik, medan magnit, bahkan gelombang cahaya
seperti pada peristwa photo listrik yang telah kita kenal. Respons
bahan terhadap macam-macam tambahan energi tersebut tentulah
berbeda. Pada penambahan energi melalui pemanasan misalnya,
respons bahan termanifestasikan mulai dari kenaikan temperatur
sampai pada emisi thermal tergantung dari besar energi yang masuk.
Suatu benda dapat mengalami muai panas (Thermal Expansion), yaitu
pemuaian yang dialami bahan ketika mengalami perlakuan termal. Besarnya pemuaian
bahan / material ditentukan oleh jenis benda, ukuran benda mula-mula dan besarnya
kalor yang diberikan.
Daya hantar panas (Thermal Conductivity) merupakan kemampuan suatu
material atau bahan dalam meneruskan panas, yang biasanya terjadi pada benda
padat, dan biasanya terjadi secara konduksi. Jadi perubahan energy pada atom-atom
dan electron bebas menentukan sifatsifat thermal padatan.
1. Kapasitas Panas Foton
Konsep mengenai kapasitas panas dinyatakan dengan dua
cara, yaitu :

Kapasitas panas dengan volume konstan (𝐶𝑣 )

𝒅𝑬
𝑪𝒗 =
𝒅𝑻 𝒗

Kapasitas panas denga tekanan konstan (𝐶𝑃 )

𝒅𝑯
𝑪𝑷 =
𝒅𝑻 𝑷
Pemuaian adalah perubahan volume, dan pada waktu volume berubah dibutuhkan energi
sebesar perubahan volume kali tekanan udara luar dan energi yang diperlukan ini diambil dari
energi yang kita masukkan. Oleh karena itu didefinisikan enthalpi guna mempermudah analisis,
yaitu :
𝑯 = 𝑬 + 𝑷𝑽
Dengan P adalah tekanan dan V adalah Volume. Relasi memberikan :

𝝏𝑯 𝝏𝑬 𝝏𝑽 𝝏𝑷 𝝏𝑬 𝝏𝑽
= +𝑷 +𝑽 = +𝑷
𝝏𝑻 𝝏𝑻 𝝏𝑻 𝝏𝑻 𝝏𝑻 𝝏𝑻

𝜕𝑃 𝒅𝑯 𝝏𝑬
Karena pada tekanan konstan = 0. Jika perubahan volume juga diabaikan maka =
𝜕𝑇 𝒅𝑻 𝝏𝑻 𝒗

dimana kapasitas panas pada tekanan konstan dapat dianggap sama dengan kapasitas panas
pada volume konstan.
2. Panas Spesifik

Panas spesifik (specific heat) adalah kapasitas panas per satuan

massa per derajat K, yang juga sering dinyatakan sebagai

kapasitas panas per mole per derajat K. Untuk membedakan

dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan

Cp), maka panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil (cv dan cp).
-Perhitungan Klasik
Energi atom-atom ini diturunkan dari teori kinetik gas. Dalam teori kinetik gas, molekul gas ideal
memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan adalah
1 3
𝐾𝐵 𝑇sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi adalah 𝐾𝐵 𝑇. Energi per mol adalah
2 2

𝟑 𝟑
𝑬𝑲/𝒎𝒐𝒍𝒆 = 𝑵𝑲𝑩 𝑻 = 𝑹𝑻
𝟐 𝟐
(N, bilangan Avogadro) yang merupakan energi internal gas ideal. Dalam padatan, atom-atom saling terikat
sehingga selain energi kinetik terdapat pula energi potensial sehingga energi rata-rata per derajat
1
kebebasan bukan 𝐾𝐵 𝑇 melainkan 𝐾𝐵 𝑇. Energi per mole padatan menjadi :
2

𝑬𝒕𝒐𝒕/𝒎𝒐𝒍𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕 = 𝟑𝑹𝑻 𝒄𝒂𝒍/𝒎𝒐𝒍𝒆


panas spesifik pada volume konstan

𝒅𝑬
𝑪𝒗 = = 𝟑𝑹 = 𝟓, 𝟗𝟔 𝒄𝒂𝒍/𝒎𝒐𝒍𝒆𝟎 𝑲
𝒅𝑻 𝒗
-Perhitungan Einsten : Einstein melakukan perhitungan panas spesifik dengan menerapkan teorikuantum. Ia
menganggap padatan terdiri dari N atom, yang masing- masing bervibrasi (osilator)secara bebas pada arah
tiga dimensi, dengan frekuensi fE. Mengikuti hipotesa Planck tentang terkuantisasinya energi osilator
𝑬𝒏 = 𝒏𝒉𝒇𝑬
dengan n adalah bilangan kuantum, n = 0, 1, 2,.... Jika jumlah osilator tiap status energi adalah Nn dan N0
adalah jumlah asilator pada status 0, maka menuruti fungsi Boltzmann
𝑬𝒏

𝑵𝒏 = 𝑵 𝟎 𝒆 𝑲𝑩 𝑻

Jumlah energi per status energi adalah 𝑁𝑛 𝐸𝑛 dan total energi dalam padatan adalah

𝑬= 𝑵𝒏 𝑬𝒏
𝒏
Sehingga energi rata-rata osilator ada;ah

− 𝒏𝒉𝒇𝑬 /𝐾𝐵 𝑇
𝐸 𝒏 𝑵𝒏 𝑬𝒏 𝒏 𝑵𝟎 𝒆 𝒏𝒉𝒇𝑬
𝐸= = =
𝑁 𝒏 𝑵𝒏 𝒏 𝑵𝟎 𝒆
− 𝒏𝒉𝒇𝑬 /𝐾𝐵 𝑇
Untuk memudahkan penulisan kita misalkan saja 𝑥 = − 𝑛ℎ𝑓𝐸 /𝐾𝐵 𝑇 . Sehingga persamaan diatas dapat
dituliskan menjadi

−𝒏𝒙
𝑬 𝒏𝒆 𝒏𝒉𝒇𝑬 𝒉𝒇𝑬 (𝟎 + 𝒆𝒙 + 𝒆𝟐𝒙 + 𝒆𝟑𝒙 + ⋯ )
𝑬= = −𝒏𝒙
=
𝑵 𝒏𝒆 𝟏 + 𝒆𝒙 + 𝒆𝟐𝒙 + 𝒆𝟑𝒙 + ⋯
Pada persamaan diatas terlihat bahwa pembilang adalah turunan dari penyebut, sehingga dapat
dituliskan

𝒅
𝑬 = 𝒉𝒇𝑬 𝒍𝒏(𝟏 + 𝒆𝒙 + 𝒆𝟐𝒙 + 𝒆𝟑𝒙 + ⋯ )
𝒅𝒙
Kita ketahui bersama bahwa

𝟏
𝟏 + 𝒆𝒙 + 𝒆𝟐𝒙 + 𝒆𝟑𝒙 + ⋯ =
𝟏 − 𝒆𝒙
Sehingga

𝒅 𝟏 (𝟏 − 𝒆𝒙 ) 𝟏
𝑬 = 𝒉𝒇𝑬 𝒍𝒏 = 𝒉𝒇 = 𝒉𝒇
𝒅𝒙 𝟏 − 𝒆𝒙 𝑬
−(𝟏 − 𝒆𝒙 )𝟐 𝑬 𝟏 − 𝒆𝒙

Dengan N atom yang masing-masing merupakan osilator bebas yang berosilasi tiga dimensi, maka
didapatkan total energi internal

𝟑𝑵𝒉𝒇𝑬
𝑬 = 𝟑𝑵𝑬 = 𝒉𝒇
( 𝑬)
𝒆 𝑩𝑻
𝑲 −𝟏
Panas spesifik adalah

𝒉𝒇
𝟐 ( 𝑬)
𝒅𝑬 𝒉𝒇𝑬 𝒆 𝑩𝑻
𝑲
𝑪𝒗 = = 𝟑𝑵𝑲𝑩 𝟐
𝒅𝑻 𝒗
𝑲𝑩 𝑻 𝒉𝒇𝑬
( )
𝒆 𝑲𝑩 𝑻 −𝟏
SUHU DEBYE
Debye melakukan penyederhanaan perhitungan denganmenganggap padatan
sebagai medium merata yang bervibrasi dan mengambil pendekatan padavibrasi atom
sebagai spectrum gelombang- berdiri sepanjang kristal.

𝟒𝝅𝒇𝟐
𝒈 𝒇 =
𝑪𝟑𝒔

Dengan menginregrasi g(f) df kali energi rata-rata yang diberikan ia memperoleh energi
internal

𝒇𝑫
𝟗𝑵 𝒉𝒇
𝑬= 𝒇𝟐 𝒅𝒇
𝒇𝟑𝑫 𝟎
𝒉𝒇
𝒆𝑲𝑩𝑻−𝟏
ℎ𝑓𝐷 ℎ𝑓𝐷
Jika didefenisikan = 𝜃𝐷 /𝑇, dimana 𝜃𝐷 = adalah apa yang kemudian disebut temperatur
𝐾𝐵 𝑇 𝐾𝐵
Debye, maka panas spesifik menurut Debye adalah
𝟑 𝜽𝑫 /𝑻
𝒅𝑬 𝑻 𝒆𝒙 𝒙𝟒 𝒅𝒙
𝒄𝒗 = = 𝟗𝑵𝑲𝑩
𝒅𝑻 𝒗 𝜽𝑫 𝟎 (𝒆𝒙 − 𝟏)𝟐
Atau
𝜽𝑫
𝒄𝒗 = 𝟑𝑵𝑲𝑩 𝑫( )
𝑻
𝜽𝑫
Dengan 𝑫( ) adalah fungsi debye tifak dapat diintegrasikan secaara analitis, namun dapat
𝑻
dicari nilai limitnya
𝜽𝑫
𝑫 → 𝟏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝑻 → ∞
𝑻
dan
𝟑
𝜽𝑫 𝟒𝝅𝟐 𝑻
𝑫 → 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝑻 ≪ 𝜽𝑫
𝑻 𝟓 𝜽𝑫
Dengan nilai-nilai limit ini, pada temperatur tinggi Cv mendekati nilai yang diperoleh einsten
𝒄𝒗 = 𝟑𝑵𝑲𝑩 = 𝟑𝑹
Sedangkan pada temperatur rendah

𝟑 𝟑
𝟒𝝅𝟐 𝑻 𝑻
𝒄𝒗 = 𝟑𝑵𝑲𝑩 = 𝟒𝟔𝟒, 𝟓
𝟓 𝜽𝑫 𝜽𝑫

-Phonon

-Kontribusi
EF pada kebanyakan metal adalah sekitar 5 eV; sedangkan pada temperatur kamar 𝐾𝐵 𝑇 adalah
sekitar 0,025 eV. Jadi pada temperatur kamar kurang dari 1% elektron valensi yang
dapat berkontribusi pada panas spesifik. Jika diasumsikan ada sejumlah N(𝐾𝐵 𝑇/EF) elektron
yangmasing-masing berkontribusi menyerap energi sebesar 𝐾𝐵 𝑇/2, maka kontribusi elektron
dalam panas spesifik adalah

𝟑𝑲𝑩
𝑪𝒗 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒏 ≅ 𝑻
𝑬𝒇
dengan N adalah jumlah elektron per mole. Jadi kontribusi elektron sangat kecil dan naik
secaralinier dengan naiknya temperatur.Panas Spesifik Total Panas spesifik total adalah
𝑪𝒗 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 = 𝑪𝒗 𝒊𝒐𝒏 + 𝑪𝒗 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒏
Disederhanakan lagi menjadi

𝑪𝒗
𝑪𝒗 = 𝑨𝑻𝟑 + 𝜸′ 𝑻 𝒂𝒕𝒂𝒖 = 𝜸′ + 𝑨𝑻𝟐
𝑻
Panas spesifik pada tekanan konstan Cp
Hubungan anatar Cp dan Cv diberikan dalam termodinamika

𝜶𝟐𝒗
𝑪𝑷 − 𝑪𝑽 = 𝑻𝑽
𝜷
V adalah volume molar, 𝛼𝑣 𝑑𝑎𝑛 𝛽 berturut-turut adalah koefisien mulai volume dan
kompresibilitas yang ditentukan secara eksperimental.

𝟏 𝒅𝑽
𝜶𝒗 =
𝒗 𝒅𝑻 𝑷
Dan

𝟏 𝒅𝑽
𝜷=
𝒗 𝒅𝑷 𝑻
-Faktor yang berperan
Pada padatan tertentu terjadi proses-proses seperti perubahan susunan molekul dalam
alloy, pengacakan spin elektron dalam material magnetik, perubahan distribusi elektron dalam
material superkonduktor, akan meningkatkan panas spesifik materialyang bersangkutan. Proses-
proses ini akan membuat kurva panas spesifik terhadap temperaturtidak monoton; di atas temperatur
di mana proses-proses ini telah tuntas, panas spesifik kembali pada nilai normalnya.

-Pemuaian
Koefisien muai dengan volume, 𝛼𝑣, adalah tiga kali koefisien muai panjang, 𝛼𝐿 dimana
pengukurannya dilakukan pada tekanan konstan relasi

1 𝒅𝒍
𝛼𝐿 =
𝑙 𝒅𝑻 𝒑
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai