Kel 7 Manajemen
Kel 7 Manajemen
BKPI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Manajemen BKPI
Disusun oleh:
1. Silvi Suryani (30522010)
2. Mala Firdania (305220)
3. Duwi Miladiah (30522055)
4. Vina Muslimatul Fajriyah (30522062)
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya berupa limpahan nikmat
iman dan Kesehatan, sehingga makalah yang berjudul “analisis kebutuhan dan
perencanaan program BKPI” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah
berkontribusi baik berupa pemikiran maupun materi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Bahkan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penulis, kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Analisis Kebutuhan BKPI?
2. Bagaimana Proses Perencanaan Program BKPI?
3. Bagaimana Implementasi Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Dalam Penyusunan
Program BKPI?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Proses Analisis Kebutuhan BKPI.
2. Untuk Mengetahui Proses Perencanaan Program BKPI.
3. Untuk Mengetahui Implementasi Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Dalam
Penyusunan Program BKPI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses analisis kebutuhan BKPI
Analisis kebutuhan merupakan kegiatan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat (kesenjangan) proses pelayanan untuk menetapkan media yang tepat dan
relevan dalammencapai tujuan pelayanan (goals and objectives) yang mengarah pada
pencapaian tugas perkembangan.
Mengutip pendapat dari para ahli tentang pengertian analisis kebutuhan sebagai berikut :
1. Brinkerhof & Gill (1994) analisis kebutuhan merupakan sebuah proses untuk
mengidentifikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mencapai
tujuan organisasi.
2. Molenda, Pershing & Reigeluth, (1996) analisis kebutuhan yaitu metode untuk
mengetahui sifat dan luasnya masalah kinerja dan bagaimana cara penyelesaiannya.
3. Gupta, (1999) analisis kebutuhan merupakan sebuah proses untuk menentukan alasan
kesenjangan dalam kinerja atau metode untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
baru dan masa depan.
4. Rossi, P. H., Freeman, H. E., & Lipsey, Mark, W. L., (1998) menyatakan bahwa
pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi permasalahan sosial, menentukan
sejauh mana permasalahan tersebut, dan secara akurat mendefinisikan populasi
sasaran yang akan dilayani dan sifat dari kebutuhan layanan mereka.
b. Harapan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dapat dianalisis dari tugas-tugas
perkembangan yang dijabarkan dalam rumusan kompetensi dan materi
pengembangan kompetensi yang ada dalam silabus.
2. Kegiatan analisis
Mengembangkan
Melaksanakan
Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang ketiga dalam
sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran (instruksional) dan administrasi
sekolah. Sebagai sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling dalam
gerak dan pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan
bersistem.
Hal ini bertujuan agar pencapai hasil dalam onteks kontribusinya bagi pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya program perencanaan BK
yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu : analisis
kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang hambatan kegiatan
dan antisipasinya. Pengertian “program merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang
dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu”.1
b. Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian rupa agar tidak
terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat kegiatan
yang dilakukan berulang-ulang yang pada gilirannya berdampak pada penurunan
efektivitas dan efesiansi.
1
T. Raka Joni 1981
c. Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan kegiatan yang sudah
dirancang kegiatan itu tidak berdiri sendiri melinkan ada keterkaitan antar satu
dengan yang lain. Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada
tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.
d. Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua aktivitas yang
terangkum dalamprogram selalu terfokus pada satu titik tujuan.
Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-prinsip sebagi
berikut2 :
c. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) dan
menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.
g. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk
perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.
i. Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh mungkin demi
2
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: ALFABETA
kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan.
6. Mengumpulkan data.
4) Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek- aspek yang
perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
5) Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.3
1) Menentukan Masalah
Menentukan masalah dalam proses konseling dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh peserta didik.
2) Pengumpulan Data
3) Analisis Data
Data-data peserta didik yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes
dapat dianalisis secara kuantitatif dan data hasil non tes dapat dianalisis secara
kualitatif.
3
Mohammad Surya, Dasar-Dasar Penyuluhan (Caunseling),(Jakarta: Dirjen Dikti, 1998) ,h.62-63
4) Diagnosis
Diagnosis merupakan usaha konselor menetapkan latar belakang masalah atau faktor-
faktor penyebab timbulnya masalah pada peserta didik.
5) Prognosis
6) Terapi
7) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan
memperoleh hasil atau tidak.4
4
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2014),Cet.ke-6 ,h.317