Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN PROGRAM

BKPI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Manajemen BKPI

Dosen Pengampu: Dewi Rostiana, M.Pd

Disusun oleh:
1. Silvi Suryani (30522010)
2. Mala Firdania (305220)
3. Duwi Miladiah (30522055)
4. Vina Muslimatul Fajriyah (30522062)

PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS K.H ABURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya berupa limpahan nikmat
iman dan Kesehatan, sehingga makalah yang berjudul “analisis kebutuhan dan
perencanaan program BKPI” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah
berkontribusi baik berupa pemikiran maupun materi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Bahkan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penulis, kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekalongan, 26 Maret 2024

Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Bimbingan dan Konseling merupakan rencana keseluruhan kegiatan


bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan di sekolah dan menjadi bagian
terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Sebagai bagian yang terpadu
dari program pendidikan di sekolah, program bimbingan dan konseling diarahkan pada
upaya yang memfasilitasi peserta didik untuk mengenal dan menerima dirinya sendiri
serta lingkungannya secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan yang
bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara efektif dan
produktif sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan. Program Bimbingan
dan konseling juga berkaitan dengan upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dengan mencapai
Agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dapat
terlaksana secara efektif dan efisien serta tujuan nya dapat tercapai efektif dan efisien
pula maka harus disusun programnya secara terencana dan sistematis dengan perkataan
lain, pelayanan BK di sekolah dan madrasah perlu direncanakan, dilaksanakan, dan
dinilai secara sistematis sehingga di rasakan manfaatnya oleh berbagai pihak.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga
pelayanan BK benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah yang bersangkutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak
dikelolah dalam suatu sistem manajemen yang bermutu.
Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan
manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada. pelaksanakan manajemen
bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program
pelayanan BK, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-
materi yang harus diajarkan untuk membentuk kematangan siswa, satuan layanan dan
kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik tatalaksana
bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Analisis Kebutuhan BKPI?
2. Bagaimana Proses Perencanaan Program BKPI?
3. Bagaimana Implementasi Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Dalam Penyusunan
Program BKPI?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Proses Analisis Kebutuhan BKPI.
2. Untuk Mengetahui Proses Perencanaan Program BKPI.
3. Untuk Mengetahui Implementasi Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Dalam
Penyusunan Program BKPI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses analisis kebutuhan BKPI
Analisis kebutuhan merupakan kegiatan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
dan penghambat (kesenjangan) proses pelayanan untuk menetapkan media yang tepat dan
relevan dalammencapai tujuan pelayanan (goals and objectives) yang mengarah pada
pencapaian tugas perkembangan.

Analisis kebutuhan konseling dilakukan sebelum suatu program pelayanan bimbingan


dan konseling dirancang dan dikembangkan. Pada prinsipnya tujuan analisis kebutuhan
adalah untuk mengidentifikasi topik dan media pelayanan yang tepat dan relevan.

Mengutip pendapat dari para ahli tentang pengertian analisis kebutuhan sebagai berikut :

1. Brinkerhof & Gill (1994) analisis kebutuhan merupakan sebuah proses untuk
mengidentifikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mencapai
tujuan organisasi.

2. Molenda, Pershing & Reigeluth, (1996) analisis kebutuhan yaitu metode untuk
mengetahui sifat dan luasnya masalah kinerja dan bagaimana cara penyelesaiannya.

3. Gupta, (1999) analisis kebutuhan merupakan sebuah proses untuk menentukan alasan
kesenjangan dalam kinerja atau metode untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
baru dan masa depan.

4. Rossi, P. H., Freeman, H. E., & Lipsey, Mark, W. L., (1998) menyatakan bahwa
pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi permasalahan sosial, menentukan
sejauh mana permasalahan tersebut, dan secara akurat mendefinisikan populasi
sasaran yang akan dilayani dan sifat dari kebutuhan layanan mereka.

Pengertian analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses untuk mengidentifikasikan


pengetahuan, keterampilan, permasalahan, populasi, layanan yang diperlukan untuk
mencapai sebuah tujuan.
1. Identifikasi kebutuhan

Identifikasi Kebutuhan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan


mengelompokan masalah yang berkaiatan atau yang ada pada peserta didik.
Kebutuhan atau masalah peserta didik dapat diidentifikasi melalui :

a. Karakteristik siswa, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya),


kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, temperamen (periang,
pendiam, pemurung, atau mudah tersinggung), dan karakternya (seperti kejujuran,
kedisiplinan, dan tanggung jawab).

b. Harapan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dapat dianalisis dari tugas-tugas
perkembangan yang dijabarkan dalam rumusan kompetensi dan materi
pengembangan kompetensi yang ada dalam silabus.

2. Kegiatan analisis

Pengukuran kebutuhan merupakan kegiatan penting dalam menyusun program


bimbingan di sekolah. Dalam hal ini Kleindalam Briggs (1979) menyatakan bahwa
pengukuran kebutuhanperlu dalam penyusunan program karena :

a. Pengukuran kebutuhan akan menfokuskan perhatian perencanaan program kepada


masalah-masalah yang penting. Ini akan membantu perencanaan program
menyusun rencana penggunaan dan pengelolaan waktu serta sumber-
sumber secara efisien.

b. Pengukuran kebutuhan memberikan dasarpengesahan bahwa perhatian perencana


programhanya kepada kebutuhan tertentu.

c. Pengukuran kebutuhan memberikan informasi dasaruntuk mengukur perubahan


performasi siswa.

Hal di atas dikuatkan dengan pendapat Roseefl (1991:157) menyatakan bahwa


pengukuran kebutuhan di pandang perlu dalam menyusun program bimbingan karena
hasil pengukuran kebutuhan membantu
 Pembuatan keputusan

 Menyusun rancangan program

 Mengembangkan

 Melaksanakan

 Menilai program bimbingan

B. Proses perencanaan program BKPI

Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang ketiga dalam
sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran (instruksional) dan administrasi
sekolah. Sebagai sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling dalam
gerak dan pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan
bersistem.

Hal ini bertujuan agar pencapai hasil dalam onteks kontribusinya bagi pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya program perencanaan BK
yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu : analisis
kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel
kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang hambatan kegiatan
dan antisipasinya. Pengertian “program merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang
dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu”.1

Dari definisi tersebutdapat diuraikan bahwa suatu program mengandung unsur-unsur :

a. Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan


merupakan suatu kegiatan yang utuh.

b. Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian rupa agar tidak
terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat kegiatan
yang dilakukan berulang-ulang yang pada gilirannya berdampak pada penurunan
efektivitas dan efesiansi.

1
T. Raka Joni 1981
c. Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan kegiatan yang sudah
dirancang kegiatan itu tidak berdiri sendiri melinkan ada keterkaitan antar satu
dengan yang lain. Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada
tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.

d. Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua aktivitas yang
terangkum dalamprogram selalu terfokus pada satu titik tujuan.

Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan seluruh personil


sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis agar pelaksanaannya tidak
tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan pada bidang - bidang lain.

Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-prinsip sebagi
berikut2 :

a. Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.

b. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan


program pendidikan di sekolah.

c. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) dan
menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.

d. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.

e. Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-tugas serta


tanggung jawabnya harus dirumuskan.

f. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.

g. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk
perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.

h. Perlu penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan pemecahan


masalah pengelolaan.

i. Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh mungkin demi

2
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: ALFABETA
kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan.

C. Implementasi Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Dalam Penyusunan Program


BKPI

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis kebutuhan dirinci lebih


komprehensif oleh kaufman (1986) sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan mengenai penggunaan data pengukuran kebutuhan


untuk perencanaan.

2. Memilih tingkat kebutuhan pengukuran.

3. Mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengukuran kebutuhan.

4. Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalampengukuran tentang


partisipasi mereka.

5. Mencapai kesepakatan tentang tingkat pengukuran kebutuhan dan perencanaan.

6. Mengumpulkan data.

7. Membuat daftar kebutuhan yang telah diidentifikasi.

8. Menyusun prioritas kebutuhan.

9. Merekonsiliasi data yang bertentangan.

10. Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalampengukuran


kebutuhan tentang kebtuhan-kebutuhan yang diprioritaskan.
D. Penerapan Program BKPI

Penerapan program satuan kegiatan yaitu kegiatan layanan dan kegiatan


pendukung merupakan ujung tombak kegiatan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan. Tahap-tahap yang perlu ditempuh adalah :

1) Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan


secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan
rencana penilaian.
2) Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung)
dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.

3) Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan nilai.

4) Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek- aspek yang
perlu mendapat perhatian lebih lanjut.

5) Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.3

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling juga akan melalui beberapa


langkah yaitu: menentukan masalah, pengumpulan data, analisis data, diagnosis,
prognosis, terapi dan evaluasi atau follow up.Adapun uraiannya dalah sebagai berikut:

1) Menentukan Masalah

Menentukan masalah dalam proses konseling dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh peserta didik.

2) Pengumpulan Data

Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam konseling, selanjutnya


adalah pengumpulan data peserta didik yang bersangkutan. Data peserta didik yang
dikumpulkan harus secara menyeluruh yang meliputi: data diri, data orang tua, data
pendidikan, data kesehatan dan data lingkungan. Data- data peserta didik dapat
dikumpulkan dengan cara tes dan nontes.

3) Analisis Data

Data-data peserta didik yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes
dapat dianalisis secara kuantitatif dan data hasil non tes dapat dianalisis secara
kualitatif.

3
Mohammad Surya, Dasar-Dasar Penyuluhan (Caunseling),(Jakarta: Dirjen Dikti, 1998) ,h.62-63
4) Diagnosis

Diagnosis merupakan usaha konselor menetapkan latar belakang masalah atau faktor-
faktor penyebab timbulnya masalah pada peserta didik.

5) Prognosis

Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada peserta didik,


selanjutnya konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan diambil. Jenis
bantuan bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

6) Terapi

Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan selanjutnya adalah


melaksanakan jenis bantuan yang telah ditetapkan.

7) Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan
memperoleh hasil atau tidak.4

4
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2014),Cet.ke-6 ,h.317

Anda mungkin juga menyukai