Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM

GTC PFM

DOSEN PENANGGUNG JAWAB

IBU ISMA SUPRAPTI S.KM,M.Kes

Disusum oleh

Nama : Nurul Afifa

Nim : B1G121005

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

PRODI DIII TEKNIK GIGI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, kami panjatkan
karena atas rahmat dan karunia-Nya, laporan praktikum mengenai "GTC PFM" ini
dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini merupakan rangkuman kegiatan
praktikum yang kami jalani selama 1 semester di laboratorium.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu


Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
bermanfaat selama praktikum berlangsung. Beliau dengan sabar dan telaten
memberikan penjelasan dan solusi setiap permasalahan yang kami temui. Terima
kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah saling bekerja sama dan
membantu selama praktikum, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan
menyenangkan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak/Ibu
Dosen dan rekan-rekan mahasiswa demi perbaikan laporan ini dan tentunya bekal
pengetahuan praktikum

Makassar , 29 september 2023

penulis
PRAKTIKUM I

PENCETAKAN MODEL KERJA

Model kerja merupakan replica dari struktur rongga mulut yang digunakan
sebagai media pembuatan gigi tiruan. Model gigi tiruan, yaitu mencakup beberapa
gigi, jaringan lunak dan lengkung edentulous.

Sifat – sifat ideal model kerja gigi tiruan, yaitu:

1. Model gigi tiruan harus kera dan kuat.


2. Stabilitas dimensi harus dipertahankan selama setelah proses pengerasan.
3. Tidak melengkung atau mengalami distorsi.
4. Mempunyai setting time yang tepat.
5. Tidak peca atau rusak selama proses laboratoris.
6. Cocok dengan semua jenis bahan cetak.
7. Mempunyai warna yang kontras sehingga tidak rusak selama proses
pengukiran malam.
8. Resinten terhadap abrasi dan fraktur.

jadi, pencetakan model kerja merupakan suatu proses dimana rongga mulut
pasien yang akan dibuatkan replikanya dengan cara memasukkan adonan alginate
yang sudah dicampurkan dengar air, lalu disimpan diatas sendok cetak yang akan
dimasukkan ke dalam mulut pasien untuk mencetak rahangnya.
A. Alat – alat yang digunakan
1. Spatula
Merupakan alat untuk mengaduk bahan alginate di dalam rubber bowl.

Gambar 1.1 Spatula


Dokumentasi Pribadi

2. Rubber bowl
Merupakan wadah untuk pencampuran bahan cetak model kerja.

Gambar 1.2 Rubber bowl


Dokumentasi Pribadi
3. Sendok cetak
Merupakan alat cetak rahang pasien atau duplikasi model kerja.

Gambar 1.3 Sendok cetak


Dokumentasi Pribadi

4. Vibrator
adalah merupakan alat getaran agar adonan gips menjadi homogeny.

Gambar 1.4 Vibrator


Dokumentasi Pribadi
5. Trimer
Mesin trimer untuk menghilangakan bagian – bagian yang tidak
dibutuhkan pada model kerja setelah dilakukan pencetakan.

Gambar 1.5 Mesin trimer


Dokumentasi Pribadi
B. Bahan yang digunakan
1. Alginate Powder
Merupakan bahan cetak rahang pasien dan duplikasi mosel kerja.

Gambar 1.6
Dokumentasi Pribadi
2. Stone gips tipe III
Merupakan bahan untuk membuat model rahang pasien atau
pembantuan duplikasi model kerja.

Gambar 1.7 Stone Gips


Dokumentasi Pribadi
3. Air
Merupakan bahan tambahan untuk mengelola alginate dan gips agar
dapat dibentuk sesuai kebutuhan tekniker.

Gambar 1.8 Air mengalir


Dokumentasi Pribadi
C. Prosedur kerja
1. pada proses ini alginate seperlunya kemudian larutkan menggunakan
air di dalam bowl dan diaduk menggunakan spatula sampai halus.
2. Tuangkan kedalam sendok cetak.
3. Pada proses ini model kerja diletakkan keatas sendok cetak yang berisi
alginate kemudian ditekan hingga mencapai setting time.
4. Pada proses ini model kerja dicabut sehingga mould spacenya terlihat.
5. Larutkan stone gips tipe IV dengan air menggunakan bowl dan spatula
hingga tidak ada butir – butir gips yang terlihat lalu tuangkan kedalam
sendok cetak yang terdapat mould space pada alginatenya.
6. Pada proses ini stone gips akan mengalami proses setting time kurang
lebih 15 menit, setelah itu model kerja yang telah diduplikat dapat di
keluarkan dari sendok cetak.
7. Pada proses ini duplikasi model kerja harus di trimer terlebih dahulu
untuk menghilangkan sisa bahan dan nodul – nodul yang melekat pada
model kerja.

Gambar 1
Sumber : dokumentasi pribadi
PRAKTIKUM II

PERSIAPAN DIE

Die adalah reproduksi positif dari gigi yang telah dipreparasi dan yang dibuat
dari bahan stone gips keras atau logam atau plastic. Dengan memperlihatkan sumbu
panjang gigi dan dibuat garis pada permukaan bukal, labial, palatal dan lingual,
pemotongan dengan gergaji khusus atau dapat dengan gergaji triplek.

Persyaratan Die:

1. Die harus merupakan reproduksi yang akurat dari gigi preparasi dengan
bentuk dan permukaan yang detail
2. Die harus menggambarkan seluruh permukaan preparasitermasuk tepi –tepi
akhiran preparasi yang jelas dan tegas
3. Die harus dapat memperlihatkan kontur yang tidak dipreparasi hal ini
pentinguntuk memperoleh kesesuaian kontur dari pola malam yang dapat
menunjang estetik, fungsi dan kesehatan gusi
4. Die harus terbuat dari bahan yang padat, keras dan kuat untuk menahan segala
goresan selama pembuatan pola malam dan tidak mudah abrasi saat
mencobakan kerangka logam
5. Bentuk die harus memungkinkan kemudahan pembuatan pola malam pada
daerah tepi preparasi dan pembentukan konturnya di daerah tepi (harus
Removable Die)
A. Alat
1. Mesin pindex
Digunakan untuk melubagi model kerja sebagai tempat untuk menempelnya
pin core.

Gambar 1.9 Pindex


Dokumentasi Pribadi
2. Pin core
Merupakan alat yang jadi pegangan pada saat proses diching/koching

Gambar 1.10 Pin core


Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Spatula
Merupakan alat untuk mengadukan adonan gips dalam rubber bowl

Gambar 1.12 Spatula


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4. Rubber bowl
Merupakan wadah untuk pencampuran bahan cetak model kerja

Gambar 1.13 Rubber bowl


Sumber : Dokumentasi Pribadi
5. Okludator kecil
Merupakan alat yang digunakan sebagai alat penganti simulasi oklusi rahang
atas dan bawah.

Gambar 1.14 Oludator


Sumber : Dokumentasi pribadi
6. Gergaji lidi
Merupakan alat pemotong gigi yang ingin dibuat menjadi die

Gambar 1.14 Gergaji lidi


Sumber : Dokumentasi Pribadi
B. Bahan
1. Wax (malam)
Digunakan untuk boxing model kerja

Gambar 1.15 Wax


Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Gips
Bahan yang digunakan untuk menanam model kerja di okludator

Gamabar 1.16 gips tipe III


Sumber : dokumentasi pribadi
3. Vaseline
Digunakan sebagai bahan separator agar mempermudah pelepasan model
kerja

Gambar 1.16 Vaseline


Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Lem korea / bahan hardener
Merupakan bahan untuk melengketkan dengan model kerja

Gambar 1.17 Lem korea


Sumber : Dokumentasi Pribadi
5. Air
Merupakan bahan tambahan untuk mmengolah alginate dan gips agar dapat di
bentuk sesuai kebutuhan tekniker.

Gambar 1.17 air


Sumber : dokumentasi pribadi

C. Prosedur Kerja
1. Desain model kerja dengan menggunakan pensil atau pulpen.

Gambar 1.18 Desain model kerja


Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Lubangi model kerja pada bagian yang sudah didesain dengan pindex.

Gambar 1.19 Die pindex system


Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Pemasangan pin core dengan mengunakan lem korea.

Gambar 1.20 Pemasangan pin


Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Boxing pada model kerja di setiap pinggiran model selesai tahap boxing
selanjutnya olesi vaseliene pada sekitar pin.

Gambar 1.21 Boxing


Sumber : Dokumentasi pribadi

5. Proses selanjutnya aduk gips sampai merata lalu tuang sedikit demi sedikit ke
dalam pin pada model kerja yang sudah di boxing dan tunggu hingga mengering
lalu buka malam pada setiap sisi model kerja tersebut.

Gambar 1.22 Proses penuangan gips


Sumber : Dokumentasi Pribadi
6. Gergaji model – model sesuai dengan yang di desain sebelumnya.

Gambar 1.23 Proses gergaji


Sumber : Dokumentasi Pribadi
7. Diching
Proses pembuatan parit untuk memperjelas garis servikal.

Gambar 1.124 Proses diching


Sumber : Dokumentasi Pribadi
8. Coaching
Setelah batas garis servikalnya diperjelas, lalu model abutment tersebut
dilapisi dengan lem yang cepat kering dan tidak meresap dimodel gigi satu
lapis saja (pada umumnya dengan menggunakan alteco). Tujuannya yaitu agar
ada sedikit space untuk logam porselen terhadap gigi abutment yang asli.
Gamabar 1.125 coaching
Sumber : dokumentasi pribadi

9. Kemudian taahap waxing atau pelelehan malam , jangan lupa untuk memberi
separator terlebih dahulu agar lilin malam tidak menempel pada model gigi
abutment dan dapat dilepas pasang.

Gambar 1.126
Sumber : dokumentasi pribadi
10. Hasil akhir

Gambar 1.127
Sumber : dokumentasi pribadi
PRAKTIKUM III

SPRUING

spruing atau sprue adalah saluran yang mana akan dilalui logam cair yang
mengalir kecetakan (mould) yang ada pada bumbung tuang (cincin cor / casting
ring) setelah model malamnya di buang. Sprue merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dalam kenberhasilan pembuatan gigi tiruan cekat jembatan (PFM).
Desain dan teknik pemasangan sprue perlu diperhatikan agar hasil tuang yang
dihasilkan maksimal dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan. spruing
juga disebut proses pembuuatan sprue

syarat-syarat sprue :

1. Rata dan licin, sehingga aliran logam cair bisa mencapai mould secepatnya
untuk mencegah lompaatan logam.
2. Bila digunakan lebih dari 1 sprue, sprue harus berpusat pada satu titik, keliling
3. Titik-titik perlekatannya, keliling
4. Perhatikan perlekatan masing-masing sprue dan besarnya sehingga logam cair
mengeras set sampai pada sel rongga bekas pola malam
5. Janngan diletakan pada bagian yang tipis dari model malam, karena logam cair
akan cepat beku.
A. Alat yang digunakan
1. Bunsen
Alat yang berguna untuk memanaskan lecron pada saat pengukiran /
pembentukan sprue

Gambar 1.58
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Lecron
Alat yang digunakan untuk merapikan / mengaluskan sprue

Gambar 1.59
Sumber : dokumentasi pribadi
B. Bahan yang digunakan
1. Inlay Wax sediaan
Wax sediaan digunakan untuk membuat sprue

Gambar 1.60
Sumber : dokumentasi pribadi

2. Spirtus
Sebagai bahan bakar untuk Bunsen

Gambar 1.60
Sumber : dokumentasi pribadi
C. Prosedur kerja
1. Buat handle pada coping bagian molar

Gambar 1.61
Sumber : dokumentasi pribadi

2. Satukan 3 sprue kemudian haluskan menggunakan lecronn hingga


membentuk sprue yang di inginkan

Gambar 1.61
Sumber : dokumentasi pribadi
3. Kemudian pasang sprue

Gambar 1.62
Sumber : dokumentasi pribadi

4. Setelah itu fiksasi di cursibel former

Gambar 1.63

Sumber : dokumentasi pribadi


PRAKTIKUM IV
INVESTING

Dental investing merupakan suatu bahan pendam yang sering digunakan


untuk mendapatkan mould sewaktu pengecoran logam dalam pembuatan inlay,
onlay, crown dan bridge. Dental investmen atau bahan pendam gypsum, bahan
pendam fosfat dan bahan pendam etil-silika.

A. Alat yang digunakan


1. Rubber bowl
Merupakan wadah untuk pencampuran bahan investmen

Gambar 1.68
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Spatel
Merupakan alat untuk mengadukkan bahan investmen dalam rubber
bowl

Gambar 1.69
Sumber : dokumentasi pribadi
3. Muvel / casting ring

Gambar 1.70
Sumber : dokumentasi pribadi
4. Wadah ukur dan timbangan

Gambar 1.71
Sumber : dokumentasi pribadi
B. Bahan yang digunakan
1. Investment
Sebagai bahan pendam

Gambar 1.72
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Liquid
Digunakan sebagai bahan campuran investment

Gambar 1.73
Sumber : dokumentasi
3. Asbes
Digunakan pada bagian dalam muvel/casting ring yang bertujuan agar
investment tidak retak

Gambar 1.74
Sumber : dokumentasi pribadi
C. Prosedur kerja
1. Siapkan muvel kemudian masukkan asbes kedalam muvel

Gambar 1.75
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Kemudian tuang investment kedalam wadah ukur dan timbang sampai
200g

Gambar 1.76
Sumber : dokumentasi pribadi
3. Lalu tuang liquid kedalam bowl kurang lebih 60ml

Gambar 1.77

Sumber : dokumentasi pribadi


4. Setelah itu aduk investment hingga didapatkan hasil yang homogen

Gambar 1.78
Sumber : dokumentasi pribadi
5. Lalu setelah itu bahan dituangkan kedalam muvel / casting ring sambil
dihentakkan sedikit demi sedikit

Gambar 1.79
Sumber : dokumentasi pribadi
6. Lalu masukkan crusibel kedalam muvel dan tunggu sampai bahan
investment sampai keras

Gambar 1.80
Sumber : dokumentasi pribadi
PRAKTIKUM V
BURN OUT

Burn out adalah tahap pembuangan pola malam yang telah ditanam,
kemudian dipanaskan secara pelan-pelan diatas kompor dengan temperature sampai
300℃. Tahap ini dilakukan sampai semua bahan malam yang membentuk pola
malam menguap.

• Dilakukan pembuangan malam dengan cara dipanaskan pada tungku


sampai suhu tertentu pada oven/furnace
• Untuk bahan tanam gypsum 468◦ - 650℃
• Untuk bahan fosfat 700◦ - 870℃, tergantung jenis logam campur
yang digunakan

Selama pembakaran, malam yang cair akan diserap oleh bahan tanam dan
sisa karbon akibat pembakaran malam cair akan terperangkap dalam bahan tanam

A. Alat dan bahan yang digunakan


1. Kompor
untuk melelehkan wax

Gambar 1.81
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Penjepit besar
Digunkan untuk mengangkat/menjepit muvel

Gambar 1.82
Sumber: dokumentasi pribadi
3. Oven furnance
preheating furnance (oven)

Gambar 1.83
Sumber : dokumentasi pribadi
4. Menyiapkan alat casting sentrifugal yang siap (diputar sebanyak 3
putaran)

Gambar 1.84
Sumber : dokumentasi pribadi
B. Prosedur kerja
1. Bakar muvel diatas kompor untuk menghilangkan pola malam

Gambar 1.85
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Setelah pola malam benar-benar hilang kemudian muvel dimasukkan
kedalam oven furnance pada temperature kamar sampai 150℃ dalam
waktu 15 menit

Gambar 1.86
Sumber : dokumentasi pribadi
3. Preheating dilakukan dengan tujuan agar adonan investment betul-betul
kering

Gambar 1.87
Sumber : dokumentasi pribadi
PRAKTIKUM VI
CASTING

Casting adalah suatu proses untuk membuat atau membentuk restorasi atau
rehabilitasi gigi dengan bahan logam. Casting juga merupakan suatu teknik yang
sering dilakukan dikedokteran gigi dalam pembuatan tempatan gigi, mahkota gigi
tiruan, jembatan gigi tiruan dan lain-lain dengan bahan logam. Proses casting ini
menggunakan metode yang disebut lost wax process. Selanjutnya logam dilelehkan
/ dicairkan dengan pemanasan dan lelehan logam tersebut dituangkan kedalam
ruang cetak dengan tekanan sentrifugal / tekanan udara, sehingga ruang tersebut
terisi oleh lelehan dengan bentuk sesuai dengan pola malamnya.

A. Alat dan bahan yang digunakan


1. Centrifugal casting machine
Alat untuk melelehkan logam

Gambar 1.88
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Torch
Untuk mengeluarkan api

Gambar 1.89
Sumber : dokumentasi pribadi
3. Penjepit
Sebagai alat untuk mengangkat muvel

Gambar 1.91
Sumber : dokumentasi pribadi
4. Kaca pelindung
Digunakan agar serpihan api tidak mengenai mata

Gambar 1.92
Sumber : dokumentasi pribadi
5. Bahan logan

Gambar 1.93
Sumber : dokumentasi pribadi
B. Prosedur kerja
1. Sebagai Langkah awal alat sentrifugal diputar sebanyak 3 kali putaran
lalu ditahan dengan menaikkan kenop pemutar

Gambar `.94
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Setelah itu cawan tuang disiapkan dengan terlebih dahulu dipanaskan
dengan blow torch,lalu lelehkan logam yang akan dituang

Gambar 1.95
Sumber : dokumentasi pribadi
3. Kemudian ambil muvel dari oven furnace dan letakkan di dalam casting
melelehkan logam yang akan dituang

Gambar 1.96
Sumber : sokumentasi devi
4. Kemudian logam dipanaskan dengan api dari blow torch sampai benar-
benar meleleh kemudian ambil muvel dari oven furnace dan letakkan di
dalam casting,setelah itu kenop ditekan, alat sentifugal tersebut berputar

Gambar 1.97
Sumber : dokumentasi devi
PRAKTIKUM VII
DIVESTING DAN CUTTING SPUE

Divesting / pembongkaran pada muvel adalah proses melepaskan muvel dari


bahan investment. Proses ini dilakukan setelah proses casting selesai. Tujuan
divesting adalah untuk melepaskan muvel dan menghancurkan bahan tanam
investmet yang melekat pada coping logam dengan hati hati, sehingga tidak
merusak logam.

Sedangkan cutting sprue adalah proses pemotongan sprue

A. Alat yang digunakan


1. Palu
Alat yang digunakan untuk membongkar muvel agar logam terbebas dari
bahan tanam

Gambar 1.97
Sumber : dokumentasi pribadi
2. Micromotor
Alat yang digunakan sebagai mesin yang dipasangkan bur untuk memotong
sprue

Gambar 1. 98
Sumber : dokumentasi pribadi
3. Disk
Sebagai alat umtuk memotong sprue

Gambar 1.99
Sumber : dokumentasi pribadi
B. Prosedur
1. Pembongkaran pada muvel

Gambar 1.100

Sumber : dokumentasi pribadi

2. Pemotongan sprue

Gambar 1.101
Sumber : dokumentasi pribadi
PRAKTIKUM VIII
SANDBLASTING

Tahap sandblasting ini adalah tahap membersihkan bahan tanam yang


masih merekat pada kerangka logam setelah proses penuangan logam termasuk
menghilangkan lapisan oksida sampai tuntas dengan cara penyemburan pasir halus,
terutama bagian yang menghadap gigi dan mukosa

A. Alat dan bahan yang digunakan


4. Sandblasting

Gambar 1.98
Sumberr : dokumentasi pribadi
5. Kompresor
Untuk mengeluarkan angin dengan kekuatan tinggi

Gambar 1.99
Sumber : dokumentasi pribadi
6. Pair silika
Digunakan sebagai bahan abrasive

Gambar 1.100
Sumber : dokumentasi pribadi
B. Prosedur sandblasting
3. Permukaan yang akan diblasting dipersiapkan dengan cara menghilangkan
kotoran, udara bertekanan dari kompresor mendorong bahan abrasive
melalui nosel pada tekanan tinggi.

Gambar 1.101
Sumber : dokumentasi pribadi
4. Setelah itu nozel diarahkan kepermukaan coping, mengontrol tekanan dan
sudut aliran bahan abrasive. Partikel dengan kecepatan tinggi menghantam
permukaan coping, menghilangkan partikel yang tidak di ingnkan dan
mencitkan hasil yang bertekstur

Gambar 1.102
Sumber : dokumentasi pribadi

5. Hasil akhir

Gambar 1.103
Sumber : dokumentasi sukma

Anda mungkin juga menyukai