Putri Kurnia Pratiwi - Uas Kualitatif
Putri Kurnia Pratiwi - Uas Kualitatif
Disusun oleh :
Putri Kurnia Pratiwi
717.7.2.0126
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga terwujudlah
Penelitian Kuaitatif ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Kerja Sama Orang Tua dengan Guru Pada Kelas di SDN Kebunan I
Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2020” Proposal penelitian ini kami susun
berdasarkan buku –buku serta refrensi lain yang dapat mendukung tentang materi
yang ingin disajikan oleh penulis, dan penulis berterima kasih kepada Ibu Ratna
Novita Punggeti, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah “Metodologi
Kualitatif”, serta teman-teman yang mendukung dalam penyelesaian Penelitian
Kualitatif ini.
Penulis sangat berharap proposal Metodologi Kualitatif ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai perubahan yang
lebih baik lagi kedepannya. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
proposal penelitian Metodologi Kualitatif ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usaha
demi perbaikan proposal Metodologi Kualitatif yang telah penulis buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada saran
yang membangun.
Semoga proposal Metodologi Kulitatif ini dapat dipahami oleh siapapun
yang membacanya. Sekiranya proposal Metodologi Kualitatif yang telah disusun
ini berguna bagi penulis sendiri dan orang yang membacanya. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di
hati para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
dapat dilakukan menurut Eipstein dalam Coleman3, yaitu parenting,
komunikasi, volunteer, keterlibatan orangtua pada pembelajaran anak di
rumah, pengambilan keputusan dan kolaborasi dengan kelompok masyarakat.
Maka dapat disimpulakan bahwa bentuk kerjasama antara guru dan orangtua
dapat dilakukan mulai dari bentuk yang sederhana. Maka langkah awal yang
harus dilakukan adalah sekolah menjalin komunikasi dengan orangtua.
Komunikasi antara keduanya memperkuat proses pembelajaran disekolah.
Kerjasama antara guru dan orang tua perlu dilakukan agar orang tua
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik
anak-anaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula memperoleh keterangan-
keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan karakter siswanya. Jalinan
kerjasama keduanya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Langkah tersebut di atas diharapkan membangun persepsi yang sama antara
sekolah dan orangtua dalam mendukung proses pembelajaran yang akan
diberikan. Pada gilirannya kegiatan belajar anak disekolah sesuai dengan
harapannya sebagai anak, harapan orangtua, dan harapan gurunya. Hubungan
yang terjalin baik antara orangtua dan madrasah, akan mengajak orangtua
turut memahami lebih awal tentang kehidupan pendidikan anaknya disekolah.
Semisal kerja sama yang dilakukan antara orang tua dan guru di SDN
Kebunan I adalah mengadakan pertemuan antara kepala sekolah, orang tua
siswa dan guru untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
belajar siswa di sekolah maupun dirumah.
Berdasarkan hasil observasi di SDN Kebunan I, untuk meningkatkan
hasil belajar siswa maka diperlukan kerja sama yang baik antara orang tua
dan guru sehingga dapat mencetak siswa berprestasi. Maka dari itu,
berdasarkan observasi dan juga latar belakang diatas yang telah peneliti
lakukan, maka menjadi perlu bagi peneliti untuk melakuka penelitian dan
juga mengajukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Melalui Kerja Sama Orang Tua Dengan Guru Pada Kelas VI
Di SDN Kebunan I Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2020” sehingga
dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.
2
B. Fokus Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, untuk mempermudah
penulis menganalisis hasil penelitian, maka penelitian ini difokuskan terhadap
kerja sama orangtua dan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Yang
penulis fokuskan penelitiannya hanya fokus pada kelas VI di SDN Kebunan I
Kabupaten Sumenep.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah diatas, maka dapat
diuraikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kerja sama guru dengan orang tua untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada kelas VI di SDN Kebunan I Kabupaten Sumenep
Tahun Pelajaran 2020?
2. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam meningkatkan hasil belajar
siswa melalui kerja sama orang tua dengan guru pada kelas VI di SDN
Kebunan I Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2020?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi faktor
penghambat dalam meningkatkan hasil belajar melalui kerja sama orang
tua siswa dengan guru pada kelas VI di SDN Kebunan I Kabupaten
Sumenep Tahun Pelajaran 2020?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk kerja sama guru dengan orang tua untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VI di SDN Kebunan I
Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2020.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam meningkatkan hasil
belajar siswa melalui kerja sama antara orang tua dengan guru pada kelas
VI di SDN Kebunan I Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2020.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi
faktor penghambat dalam meningkatkan hasil belajar melalui kerja sama
3
orang tua siswa dengan guru pada kelas VI di SDN Kebunan I Kabupaten
Sumenep Tahun Pelajaran 2020.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi penelitian untuk mengembangkan kompetensi guru
dalam mengajar dikelas. Dan sebagai informasi yang dapat menambah
wawasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam
menjalin kerjasama guru dan orangtua dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Dapat memfasilitasi kegiatan kerjasama guru dan orangtua dalam
meningkatkan hasil belajar.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah untuk menjalin
kesinambungan belajar anak dari sekolah ke rumah dan sebaliknya.
c. Bagi Siswa
Dengan dilakukannya penelitian ini dapat membantu siswa untuk
mencapai hasil belajar yang optimal, dan juga hasil belajar dapat
meningkat.
d. Bagi Orang Tua
Dapat meningkatkan keterlibatannya dalam pendidikan anak.
e. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian dan
melatih diri untuk menyusun sebuah karya tulis yang bermanfaat.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Bentuk kerja sama guru dengan orang tua
A. Bentuk Kerja Sama Guru dengan orang tua
Kerja sama guru dan orang tua siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa. Melalui kerja sama ini guru dan orang tua siswa saling membantu
serta saling mengerti antara guru dan orang tua siswa demi keuntungan
anak didik, dimana masing-masing membawa pengaruh demikian inilah
maka terwujudlah saling mengerti dan bantu-membantu antara keduanya
untuk meningkatkan hasil belajar yang meningkat.
Saling bantu membantu saling pengertian antara guru dengan orang
tua siswa sangat diperlukan. Bahwa guru dan orang tua siswa kerja
samanya sangat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk menciptakan hal tersebut, guru-guru dan orang tua harus berusaha
menempuh langkah- langkah apa yang harus dilakukan sehingga kerja
sama dapat terjalin dengan baik antara kedua bela pihak baik yang
berhubungan orang tua siswa maupun guru dengan lingkungan
masyarakat.
Maka dari itu kerja sama orang tua siswa dan guru yaitu : a.
Mengadakan pertemuan pada hari penerimaan siswa baru. b. Mengadakan
surat menyurat antara sekolah dan keluarga c. Adanya daftar nilai rapor d.
Kunjungan guru ke rumah orang tua siswa atau sebaliknya, e. Mengadakan
perayaan, pesta sekolah atau pameran-pameran hasil kerja siswa. f. Yang
terpenting ialah mendirikan perkumpulan orang tua dan guru.
B. Peran dan Fungsi Orang Tua
Keluarga adalah tempat pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik, maka anak akan tumbuh
dengan baik juga. Kedua orang tua merupakan pendidik yang pertama bagi
anaknya karena ia lahir dan juga hadir di tengah-tengah keluarga. Sebelum
orang lain mendidik, maka kedua orang tualah yang akan mendidiknya
terlebih dahulu. Ibu dan Bapak sebagai manifestasi sebuah keluarga yang
5
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menentukan perkembangan
anak dapat mengahadapi kehidupan di kemudian hari.
Tanggung jawab pendidik yang perlu didasarkan dan dibina oleh
kedua orang tua terhadap anak antara lain, adalah:
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena si anak memerlukan
makan, minum, dan perawatan, agar ia dapat hidup secara
berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani
maupun rohani dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya
ligkungan yang dapat membehayakan dirinya.
c. Menddiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupannya kelak, sehingga bila ia telah
dewasa maupun berdiri sendiri dapat membantu orang lain.
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberikannya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah
SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim.
C. Peran dan Fungsi Guru
Menurut Hadari Nawawi mengemukakan bahwa : Guru adalah orang
yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah/di kelas,
dalam arti orang yang bekerja dan ikut bertanggung jawab, dalam
membantu anak mencapai kedewasaan masing-masing.
Guru bukanlah sekedar orang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan materi pelajaran tertentu, akan tetapi adalah anggota
masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa besar serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota
masyarakat sebagai orang dewasa, dalam penelitian itu terkesan adanya
tugas yang berat yang harus ditanggung/dipikul oleh seorang guru.
6
Tugas guru menurut S Nasution adalah:
1) Guru adalah orang yang mengkomunikasikan pengetahuan dengan
kata lain guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan
(persiapan mengajar).
2) Guru sebagai model yaitu guru menjadi contoh yang nyata sebagai
model dari pelajaran yang diajarkan.
3) Guru harus berjiwa besar, kreatif, disiplin, cermat berpikir dan
punya pribadi yang baik serta wawasan yang luas dan mencintai
pelajarannya.
2. Faktor-faktor penghambat dalam meningkatkan hasil belajar siswa
melalui kerja sama antara orang tua dengan guru
Kerjamasama antara guru dan orangtua dalam meningkatkan hasil
belajar tidak selamanya berjalan dengan lancar, ada beberapa hambatan
yang akan muncul. Hambatan- hambataan tersebut dapat berasal dari pihak
guru maupun dari orangtua siswa. Berikut hambatan-hambatan yang
berasal dari guru maupun orangtua siswa, yaitu:
1. Sikap Guru
Beberapa guru memiliki pandangan yang salah jika keluarga yang
berpenghasilan rendah kurang berminat pada pendidikan anaknya
dibanding dengan yang berpengasilan tinggi. Tetapi penelitian yang
diungkapkan oleh Evans dan Hines7 menunjukkan orangtua
berpenghasilan rendah tidak seperti itu, melainkan ketidakpastian waktu
yang mereka miliki karena terhalang oleh waktu bekerja untuk
menghadiri acara sekolah atau membenatu anak belajar di rumah. Jika
mereka tidak merespon informasi dari madrasah, guru mungkin akan
salah menyimpulkan jika mereka tidak memperhatiakn pendidikan
anak-anak mereka. Oleh sebab itu sangat penting bagi guru untuk
mengetahui lebih dalam apa permasalahan yang dihadapi orangtua
sehingga mereka tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran anak-
anaknya.
2. Tidak banyak guru yang memiliki keyakinan dapat memberikan
perubahan pada pemahaman orang tua
7
Hambatan yang datang dari guru terlihat dari ketidak yakinannya
untuk melibatkan orangtua di sekolah. Hal ini disebabkan karena guru
beranggapan bahwa dialah yang lebih efektif untuk mendidik anak di
sekolah. Pandangan guru terhadap orangtua meliputi anggapan,
pemikiran dan keluhan yang mereka rasakan. Pertama, orangtua tidak
dilatih secara efektif dengan anak ketika dikelas dan tidak memahami
bagaimana cara meningkatkan hasil belajar anak. Pihak sekolah
beranggapan bahwa tidak ada gunanya memberikan waktu untuk
melatih orangtua.
Kedua, mengundang orangtua untuk ke sekolah dirasa sulit oleh
guru. Ketiga, orangtua tidak menghadiri acara di sekolah karena mereka
benar-benar tidak mengerti mengapa mereka mesti terlibat. Orangtua
beranggapan bahwa mereka bukan guru bagi anak-anaknya, sebagai
pihak yang penting untuk sekolah atau sebagai pihak yang penting
dalam mengambil keputusan. Keempat, orangtua sering dikatakan tidak
dapat dipercaya ketika membuat rencana. Sebagai contoh, mereka
membuat janji akan bekerja di kelas setiap hari Selasa pagi tetapi
cenderung untuk menelepon pihak sekolah di menit terakhir kelas akan
dimulai dengan pernyataan maaf karena tidak bisa hadir. Mereka
membuat janji untuk bertemu dengan guru di rumah untuk meninjau
kembali kegiatan belajar anaknya di rumah.
Kelima, orangtua yang bekerja belum tentu dapat berpartisipasi
menciptakan masalah khusus pada perencanaan program. Guru sering
berpendapat bahwa orangtua tersebut tidak dapat membuat susunan
untuk menjadi bagian pada kegiatan keterlibatan orangtua dimana
kegiatan tersebut sangat penting bagi anak mereka.
3. Pandangan orangtua
Pertama Cara orang tua mendidik besar pengaruhnya terhadap
anaknya. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan
anaknya misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat
belajarnya dan lain-lain, dapat menyebabkan anak atau kurang berhasil
8
belajar. Jadi waktu menjadi hal pertama yang menghambat keterlibatan
orangtua di sekolah atau mendampingi anak belajar di rumah. Orangtua
merasa kesulitan mengatur waktu yang tepat agar dapat terlibat dalam
pendidikan anak. Oleh karena itu, sekolah perlu mengetahui dan
menyesuaikan keadaan tersebut dengan cara menyurvei tentang waktu
yang dimiliki orangtua dengan cara menawarkan berbagai bentuk
komunikasi yang bisa dilakukan.
Kedua, kurangnya pengetahuan. Hal utama pada keterlibatan
orangtua adalah komunikasi antara orangtua dan guru. Orangtua harus
mengetahui perkembangan belajar dari anaknya dan sehingga
mengetahui hasil belajar anaknya dari hari ke hari, sehingga orangtua
dapat memberikan kritik dan saran kepada guru.
Ketiga, lingkungan sekolah. Anak berasal dari keluarga yang
berbeda, sehingga memiliki pengalaman yang berbeda, seperti dari
keluarga yang miskin dan dalam kesehariannya kurang berinteraksi
dengan keluarga, sekolah atau masyarakat. Orangtua dari anak yang
mengalami pengalaman tersebut memiliki pendidikan yang terbatas, hal
ini menyebabkan mereka salah paham dan kahwatir dengan lingkungan
sekolah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan-hambatan
kerjasama guru dan orangtua dalam meningkatkan hasil belajar siswa
berasal dari pihak guru dan orangtua.
3. Upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi faktor
penghambat dalam meningkatkan hasil belajar melalui kerja sama
orang tua siswa dengan guru
Kerjasama guru dan orangtua bertujuan agar orangtua memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dari guru. Sebaliknya, guru memperoleh
keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan karakter
siswanya. Untuk dapat membangun hubungan kerjasama antara keduanya,
sekolah perlu mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam membina
kerjasama antara guru dan orang tua. Adapun beberapa upaya yang bisa
dilakukan adalah: 1. Memperbaiki cara pandang guru terhadap orangtua 2.
9
memberikan pengetahuan dan keterampilan pada guru terkait kerjasama
dengan orangtua. 3. metode yang tepat untuk berkomunikasi dengan
orangtua Guru harus merubah sikap untuk menghormati dan menyadari
keuntungan menjalin kerjasama dengan orangtua. Mereka perlu
memahami jika keberadaan orangtua disekolah bukan untuk menghakimi
pengajaran yang mereka lakukan, tetapi untuk menyediakan
pendampingan atau mitra dalam mendidik anak.
4. Hakikat belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan intruksional.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan
proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa
efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu,
dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan
feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
b. Macam- Macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan
10
sikap siswa (aspek afektif) untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan.
2) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan
proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran,
nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu termasuk kreatifitasnya
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar, sikap tidak hanya merupakan
aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik.
Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara
serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak
secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Dalam
hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan
pada pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep,
maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.
. e. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gastalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang
11
berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungan.
Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa
itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa: dalam arti kemampuan
berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan
siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan: yaitu sarana
dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber
belajar, metode serta dukungan lingkungan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Faktor tersebut antara lain: faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri meliputi: 1) faktor fisiologis, 2) faktor
psikologis, faktor yang meliputi: intelegensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, motivasi siswa. Selain faktor internal ada faktor
eksternal yang tidak kalah pentingnya. Faktor eksternal siswa terdiri
atas dua macam, yakni: 1) faktor lingkungan sosial, seperti para guru,
para staf administrasi, dan teman-teman sekelas, 2) faktor lingkungan
nonsosial, ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
Menurut Purwanto, faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan
menjadi dua golongan sebagai berikut:
1) Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor
individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut: a) faktor
kematangan atau pertumbuhan; b) faktor kecerdasan atau intelegensi;
c) faktor latihan dan ulangan; d) faktor motivasi; e) faktor pribadi.
2) Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial. Faktor
sosial antara lain: a) faktor keluarga atau keadaan rumah tangga; b)
suasana dan keadaan keluarga; c) faktor guru dan cara mengajar; d)
faktor alat alat yang digunakan dalam belajar mengajar; e) faktor
lingkungan dan kesempatan yang tersedia; f) faktor motivasi sosial.
Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan
anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi,
12
pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi
masyarakat.
Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya
secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:
1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup: a)
tingkat kecerdasan; b) bakat; c) sikap; d) minat; e) motivasi; f)
keyakinan; g) kesadaran; h) kedisiplinan; i) tanggung jawab.
2) Pengajar yang profesional yang memiliki: a) kompetensi pedagogik;
b) kompetensi sosial; c) kompetensi personal; d) kompetensi
profesional; e) kualifikasi pendidikan yang memadai; f)
kesejahteraan yang memadai.
13
belajar siswanya. Namun perbedaan penelitian tersebut adalah subjeknya
yaitu dilakukan Madrasah Ibtidaiyah Nur al-Amin sedangkan pada
penelitian ini subjeknya di kelas VI SDN Kebunan I.
2. Penelitian dilakukan oleh Tiharoh tahun 2008 dengan judul “Hubungan
Antara Komunikasi Orang Tua dengan Wali Kelas Terhadap Hasil Belajar
Siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan”. Menunjukan bahwa komunikasi
orang tua dengan wali kelas, tetapi tidak dengan sebaliknya yang
seharusnya terjadi antara orang tua dengan guru. Karena orang tua hanya
datang ke sekolah apabila ada undangan saja yang berhubungan dengan
masalah formal saja seperti pengambila raport mengadiri rapat, mengadiri
pertemuan orag tua, dsb. Tetapi apabila berhubungan dengan masalah
informal (komunikasi intrapribadi dan antarpribadi) orang tua sebagian
masih sibuk degan urusannya sendiri. Sehingga hasilnya para orang tua
yang sering mengadakan komunikasi dengan para guru wali kelas anaknya
ternyata nilainya rata-rata para para siswa cukup bagus. Sebaliknya orang
tua yang tidak pernah mengadakan komunikasi dengan guru wali kelas,
siswa tersebut nilai rata-ratanya kurang memuaskan. Sehingga dapat
diketahui bahwa terdapat kolerasi yang kuat antara komunikasi orang tua
dan wali kelas terhadap hasil belajar siswa. Persamaan penelitian diatas
dengan penelitian saya, yaitu ingin mengetahui pengaruh hasil belajar
siswa dengan cara kerja sama orang tua dengan wali kelas.
3. Penelitian dilakukan oleh Mardiana tahun 2012 yang berjudul “Kerja
Sama antara Orang Tua Siswa Dengan Guru Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa MI Guppi Minanga Desa Pebaloran Kec. Curio Kab.
Enrekang” menunjukan bahwa bentuk kerja sama antara orang tua siswa
dengan guru dapat meningkat karena terbentuknya kerja sama yaitu kepala
sekolah selalu mengundang orang tua siswa setiap akhir semester untuk
menerima rapor anaknya dan setelah itu mengadakan rapat untuk
membahas hasil belajar siswa apakah itu hasil belajar siswa menurun atau
meningkat, kemudian memberikan arahan-arahan kepada orang tua siswa
agar selalu membimbing anaknya dirumah dan guru agar kiranya dapat
membimbing siswa disekolah untuk meningkatkan prestasi belajar yang
14
lebih baik. Kemudian orang tua berusaha untuk memberikan motivasi dan
bimbingan belajar anaknya dirumah.. Terdapat kesamaan antara peneliti di
atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Yaitu
penelitiannya sama-sama penelitian kualitatif. Perbedaannya bahwa pada
peneliti di atas tentang upaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
kerja sama guru dengan orang tua, sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siwanya meluia kerja
sama guru dengan orang tua siswa.
15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu jenis penelitian
kualitatif, sebab peneliti disini ingin mengetahui secara langsung bagaimana
kerjasama antara guru dengan orang tua siswa untuk meningkatkan hasil
belajar siswanya di SDN Kebunan I . Penelitian kualitatif disini bertujuan
untuk mengungkap kejadian atau fakta, keadaan, fenomena yang terjadi saat
penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan metode
deskriptif kualiatif dengan jenis kualitatif berupa fenomenologi. Karena
dengan menggunakan deskriptif kualitatif fenomenologi peneliti disini
mengetahui bagaimana kerjasama guru dengan orangtua untuk meningkatkat
hasil belajar siswanya, jadi penelitian disini dapat menjelaskan atau
mengungkapkan makna yang muncul dari kesadaran manusianya sehingga
penelitian ini akan menghasilkan data yang sesungguhnya atau jawaban yang
sebenarnya.
16
melihat perubahan apakah yang diperoleh atau hasil belajarnya meningkat
atau tidak yaitu dilihat dari hasil raportnya.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara atau
interview dan observasi. Selain itu juga digunakan teknik dokumentasi guna
memperkuat hasil perolehan data. Sehingga peneliti disini menggunakan tiga
tekhnik untuk pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara dan
dokumentasi:
1. Obeservasi, Observasi menurut Nasution dalam Sugiyono merupakan
dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi . Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan ikut
terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari SDN Kebunan I yaitu proses
kerja sama guru dan orang tua baik di sekolah dan dirumah secara
langsung dan tidak lagsung.
2. Wawancara (interview), Wawancara atau interview merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dengan
wawancara atau interview maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam tentang partisipan dalam menafsirkan situasi dan
fenomena yang terjadi di lokasi penelitian, dimana hal ini tidak dapat
ditemukan melalui observasi . Pada penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara atau interview kepada pihak sekolah terutama guru, siswa dan
orang tua siswa. Dengan mengadakan tanya jawab langsung dapat
mengetahui permasalahan yang diteliti sehingga diperoleh data dan
informasi yang jelas tentang kerja sama guru dan orang tua untuk
meningkatkan hasil belajar siswanya.
3. Dokomentasi, Dokumentasi digunakan sebagai sumber data karena dapat
dimanfaatkan untuk proses analisa data. Selain itu, dokumentasi juga dapat
menunjang perolehan data yang sudah ada. Dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar atau
17
karya monumental dari seseorang . Metode dokumentasi digunakan dalam
rangka memberikan gambaran konkret tentang peristiwa atau aktivitas
kerjasama yang dilakukan oleh guru dan orangtua. Dokumentasi yang
diperoleh dari penelitian ini dapat berupa rapot atau laporan hasil belajar
siswa, arsip tentang kegiatan kerjasama guru dan orang tua dan lain
sebagainya.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga mudah diolah (Arikunto dalam Santosa, 2006). Penelitian dalam
masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SDN Kebunan I. Untuk
mencapai maksud diatas, maka instrument yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan
secara langsung terkait dengan aspek keadaan sekolah, guru, siswa, dan
juga orang tua siswa.
No Aspek yang diobservasi Indikator
1. Guru a. Alat komunikasi yang digunakan
untuk kerja sama dengan orang tua
siswa
b. Cara guru mendidik siswanya
2. Orang tua a. Alat komunikasi yang telah
digunakan untuk kerja sama
dengan guru
b. Cara orang tua untuk menddik
anaknya dirumah
3. Siwa a. Alat komunikasi yang telah
digunakan oleh guru dan orang tua
b. Cara guru mendidik siswanya
disekolah
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen lembar observasi
18
2. Lembar Wawancara (Interview)
Lembar wawancara (interview) digunakan untuk mempermudah peneliti
pada saat melakukan wawancara dengan pihak guru dan orang tua terkait
kerjasama untuk meningkatkan hasil belajar siswanya.
No Variabel Indikator
1. Guru a. Cara belajar siswa di kelas
b. Kesulitan guru dalam
menyampaikan materi
c. Pandangan guru tentang kegiatan
kerjasama guru dan orang tua dalam
meningkatkan hasil belajar siswa
d. Bentuk kerjasama antara guru dan
orang tua dalam meningkatkan hasil
belajar siswa
e. Hambatan-hambatan dalam
kerjasama antara guru dan orang tua
untuk meningkatkan hasil belajar
siswa
f. Upaya guru dalam menjalin
kerjasama antara guru dan orang tua
untuk meningkatkan hasil belajar
siswa
19
3. Lembar Dokumentasi
Lembar dokumentasi digunakan peneliti untuk melengkapi data hasil
penelitian yang berhubungan dengan kerja sama guru dan orang tua untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, seperti foto-foto yang berhubungan
dengan data siswa, kondisi lingkungan sekolah, kelas, rumah, sarana dan
prasarana, media komunikasi antara guru dan orang tua, catatan guru, arsip
kegiatan bersama, arsip Kehadiran orang tua, arsip hasil belajar siswa.
20
kualitatif dapat atau tidak menjawab rumusan masalah karena masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti berada dilapangan.
G. Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredinilitas data perlu dilakukan untuk membuktikan data penelitian
kualitatif benar adanya (tidak manipulasi) sehingga data penelitian tersebut
dapat dipertanggungjawabkan.
Triangulasi dan bahan referensi merupakan tekhnik keabsahan data
yang dipilih oleh peneliti. Adapun alasan peneliti memilih tekhnik triangulasi
adalah untuk membuktikan kebenaran data yang didapat dari sumber lain,
dari berbagai tahap penelitian yang ada di lapangan. Sedangkan memilih
menggunakan bahan referensi karena bahan referensi berupa buku, perekam
suara dan kamera sangat mendukung untuk membuktikan data yang
ditemukan oleh peneliti.
Triangulasi adalah tekhnik pengumpulan data dari berbagai tekhnik
yang bersifat menghimpun data tersebut (Sugiyono, 2011:330). Dengan
demikian dalam penelitian menggunakan:
1. Triangulasi sumber, adalah triangulasi digunakan membuktikan
kredibilitas data dengan melihat dan memilih data yang diperoleh
dari berbagai sumber. Pengumpulan dan pengujian data dalam
penelitian ini diperoleh dari tiga sumber yaitu:
a. Guru yang berperan mendidik dan memberikan layanan kepada
siswa untuk meningkatkan hasil belajar.
b. Orang tua siswa berperan untuk mendidik anaknya dirumah untuk
meningkatkan hasil belajar anaknya.
c. Siswa
21
Guru Kelas VI Orang tua siswa
.
Siswa Kelas
VI
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
2. Pedoman wawancara kepada orang tua siswa kelas VI di SDN Kebunan I
Sumenep.
25
26
3. Pedoman wawancara kepada siswa kelas VI di SDN Kebunan I Sumenep.
27