Kata Pengantar: Assalamu'alaikum WR - WB

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat beserta

salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarga,

sahabat, dan semua pengikutnya sehingga proposal yang berjudul “ Pengaruh

Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Siswa Kelas III, IV, V di MI Torikussaadah

Islamiyah Desa Suka Damai Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi

Riau Tahun Pelajaran 2023/2024” dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa proses

penyelesaian proposal ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Semoga bantuan, dukungan, dan kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala

yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

sesama. Amin

Pasir Pangaraian, 2023


Penulis

Windyani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................8
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...................................................................8
A. Landasan Teori.........................................................................................................8
a. Lingkungan Keluarga..............................................................................................8
b. Prestasi Belajar.....................................................................................................15
B. Definisi Konsep Operasional.....................................................................................18
C. Penelitian Relevan....................................................................................................18
BAB III...............................................................................................................................20
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................................20
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..............................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan


secara langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan ada
yang bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan secara garis besarnya
menurut Ki Hajar Dewantara dibagi menjadi tiga yang disebut dengan Tri Pusat
Pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal itu sejalan
dengan yang dinyatakan oleh Langeveld bahwa yang bertanggungjawab dalam
pendidikan adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keluarga adalah unit terkecil yang terdiri dari sejumlah orang karena
hubungan darah, yang di dalamnya ada ayah, ibu, beserta anak-anaknya.
Lingkungan keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi
anak. Lingkungan keluarga yang dimaksudkan ialah anak yang tinggal bersama
orangtua seutuhnya (ayah dan ibu) kandung. Dari lingkungan keluarga inilah
pertama kali anak dikenalkan dan menerima pendidikan dan pengajaran terutama
dari ayah dan ibunya.

Oleh karena itu, adapun yang mempengaruh keluarga bagi anak adalah
berupa cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, perhatian orangtua, dan latar belakang kebudayaan.
Keterlibatan orangtua dalam kegiatan sekolah memiliki pengaruh terhadap
prestasi akademis anak, sehingga dengan adanya perhatian dari orangtua terhadap
pendidikan akan membuat anak termotivasi untuk belajar.

Pada masa kanak-kanak para orangtua harus mengawasi perkembangan


jiwa mental anaknya. Bila pendidikan yang diterima anak dalam lingkungan
keluarga tidak baik, maka tidak akan memberikan kesempatan kepada anaknya
untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya, maka kelak
pendidikan anak akan membekas pada kehidupan dan tingkah lakunya.

4
Sebaliknya bila pendidikan yang diterima anak dalam lingkungan keluarga baik,
maka akan memberikan kesempatan pada anaknya untuk mengembangkan segala
potensi yang ada dalam dirinya. Orangtua harus dapat bertindak seperti seorang
guru di sekolah, memberikan pendidikan dan pelajaran anaknya. Para orangtua
juga diajarkan untuk menjaga moral dan memperbaiki akhlak anak-anaknya.
Rasul bersabda “Didiklah anak kalian, sesungguhnya mereka diciptakan menjadi
generasi yang berbeda dengan generasi zaman kalian”(HR. Tirmidzi).

Peneliti berangkat dari asumsi bahwa lingkungan keluarga mempengaruhi


perkembangan anak karena di lingkungan sekolah aktivitas hanya dilakukan dari
pagi sampai siang hari dan selebihnya dilakukan di lingkungan keluarga.
Berdasarkan hasil observasi, perhatian dari lingkungan keluarga sangatlah harus
diperhatikan. Realita yang terjadi bahwa anak sekolah dasar dibebaskan
memagang handphone tanpa perhatian orang tua, sehingga anak itu lupa untuk
belajar. Sementara ada juga orangtua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga
seorang anak tidak terurus dan kurang perhatian, terlebih lagi jika fasilitas
belajarnya seperti kelengkapan alat tulis, buku dan lain sebagainya tidak terpenuhi
tentu anak tersebut akan merasa malas untuk belajar.

Lingkungan keluarga juga termasuk salah satu faktor-faktor eksternal yang


mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Djamarah, “prestasi belajar yaitu
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu
maupun kelompok.” Semua orangtua pasti ingin anaknya mendapatkan prestasi
yang baik di sekolah. Untuk mencapai hasil yang baik, keluarga memegang
peranan yang penting dalam keberhasilan anak untuk meraih prestasi yang
maksimal. “Cara mendidik orangtua, hubungan antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orangtua termasuk faktor yang
sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.” Maria Rista Sartika mengatakan
adanya pengaruh yang signifikan antara pengaruh lingkungan keluarga terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini bahwa variabel pengaruh lingkungan keluarga dan
prestasi belajar siswa berkorelasi secara signifikan.

5
Dari uraian di atas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Latar belakang ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas III,IV,V Di MI Torikussaadah Islamiyah Suka Damai Tahun Pelajaran
2023/2024.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah “berapa besar pengaruh
latar belakang ekonomi terhadap prestasi belajar siswa kelas III,IV,V di MI
Torikussaadah Islamiyah Tahun Pelajaran 2023/2024?”

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
yakni mengetahui seberapa besar pengaruh latar belakang ekonomi keluarga
terhadap prestasi belajar siswa di MI Torikussaadah Islamiyah Desa Sukadamai
Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokanhulu tahun pelajaran 2023/2024

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis,

Ialah untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan


mengenai pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa.

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai
berikut:

1 Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai


pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajarnya.
2 Bagi Guru, penelitian ini dapat sebagai masukan agar guru mengetahui
pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa, sehingga
dapat menjalin kerjasama dengan orantua mengenai prestasi siswa.

6
3 Bagi Sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi
tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa
sehingga dapat melakukan upaya peningkatan prestasi belajar siswa di MI
Torikussaadah Islamiyah Desa Suka Damai.
4 Bagi Peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan bagi peneliti mengenai pengaruh lingkungan keluarga
terhadap prestasi belajar, dan dapat digunakan sebagai penelitian yang
relavan untuk penelitian selanjutnya.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teori

a. Lingkungan Keluarga

1 Pengertian Lingkungan Keluarga


Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan.
Lingkungan tidak bisa dipisahkan dari manusia. Lingkungan pada
dasarnya dapat diartikan sebagai segala hal yang mempengaruhi hidup
manusia. Menurut Sartain “lingkungan adalah segala kondisi dalam dunia
itu, dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia,
pertumbuhan atau life procces kecuali gen-gen”.
Menurut Elly, lingkungan ialah suatu media sebagai makhluk
hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta
fungsi yang khas dimana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki
peranan yang lebih kompleks dan real. Lingkungan mencakup unsur
eksternal dan internal dalam diri seseorang. Oleh karena itu lingkungan
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses perkembangan jiwa
seseorang, karena dalam lingkungan setiap individu saling bersosialisasi
dan berinteraksi membuat kepribadian tiap individu akan terbentuk sesuai
lingkungannya. Kesimpulannya dengan melihat uraian di atas bahwa
lingkungan merupakan tempat tumbuh dan berkembang manusia, dimana
tiap individu berinteraksi dan sosialisasi satu dengan yang lainnya, tidak
bisa dipungkiri sesama mahkluk hidup pasti saling membutuhkan satu
sama lain. Lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan dan
perilaku manusia (individu). Keluarga merupakan pengelompokkan primer
yang terdiri dari sejumlah orang karena hubungan sedarah. Keluarga itu
dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family; ayah, ibu, dan anak)

8
ataupun keluarga yang diperluas: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dan
lain-lain
Menurut Singgih Gunarso, di dalam bidang pendidikan keluarga
adalah sumber pendidikan pertama dan utama, karena segala pengatahuan,
kecerdasan intelektual, tingkah laku manusia diperoleh pertama-tama dari
orangtua dan anggota keluarga. Mendidik anak ialah pekerjaan yang
terpenting serta tanggung jawab orangtua.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
keluarga adalah tempat pendidikan yang utama dan pendidik bagi anak-
anaknya, segala pengatahuan, kecerdasan intelektual, dan perubahan
tingkah laku didapatkan dari bagaiamana orangtua dan anggota
keluarganya mendidik anaknya. Anak-anak tumbuh dalam keluarga yang
berbeda-beda, beberapa orangtua mengasuh dan mendukung anak mereka,
ada pula orangtua lainnya bersikap kasar atau mengabaikan anaknya,
beberapa anak tinggal bersama orangtuanya sudah bercerai, tetapi ada
anak lainnya tinggal dalam keluarga yang harmonis.
2 Fungsi dan Peran Lingkungan Keluarga
Fungsi dan peranan keluarga untuk seorang anak adalah memberikan
pendidikan yang terbaik bagi anaknya, untuk menjadikan anak yang
berbudi pekerti, bermoral, dan berakhlak baik.
Dalam UU RI menjelaskan tentang fungsi dan peran Keluarga,
yakni: Khususnya untuk pendidikan keluarga, terdapat beberapaketentuan
dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan
fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselanggarakan
dalam moral, dan keterampilan (Pasal 10 Ayat 4). Dalam penjelasan
undang-undang tersebut ditegaskan bahwa pendidikan keluarga itu
merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman
seumur hidup. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama,
nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta

9
pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kepada anggota keluarga yang
bersangkutan.
Ada beberapa pendapat ahli tentang fungsi keluarga, menurut Abu
Shmadi, fungsi keluarga ialah:
a. Menstabilisasi situasi keluarga: dalam arti stabilisasi situasi ekonomi
rumah tangga.
b. Mendidik anak.
c. Memeliharaan fisik dan psikologis keluarga, termasuk kehidupan
religius.
Menurut Friedman ada 5 fungsi keluarga yaitu:
a. Fungsi reproduksi atau melanjutkan keturunan
b. Fungsi afektif atau kasih sayang: rasa cinta dan sayang sangat
berperan penting bagi perkembangan pribadi setiap anggota keluarga,
terutama anak-anak.
c. Fungsi ekonomi: setiap keluarga harus dapat memenuhi kebutuhan
ekonomi anggotanya untuk dapat bertahan hidup. Hal ini sangat
penting bagi kehidupan keluarga, karena sebagai pendukung utama
bagi kebutuhan dan kelangsungan keluarga, fungsi yang dimaksud
meliputi pencarian nafkah perencanaanya serta pelaksanaanya.
d. Fungsi Eduktif atau pendidikan: fungsi ini merupakan sebagai
tanggungjawab bagi oarngtua karena pendidikan utama anak adalah
lingkungan keluarga, orangtua berperan dalam mendidik anaknya, dari
mulai belajar, berjalan, sikap, perilaku keagamaannya, dan
pengetahuan serta kemampuan yang lainnya.
e. Fungsi sosialisasi: sosialisasi yang diterima anak dilingkungan
keluarga juga memberikan rasa aman untuk mampu bergaul di
lingkungan sosial masyarakat. Jadi fungsi perlindungan dari keluarga
terhadap anak meliputi perlindungan lahir dan batin.

10
Orangtua dipersepsikan mempunyai peran penting dalam mendidik anak-
anaknya tidak ada yang lebih mengetahui kecuali orangtua mengenai kekuatan
dan kelemahan anak-anaknya. keberhasilan dan kegagalan, sukacita ataupun
keputusan anak- anaknya. Orangtua adalah guru orang paling berharga bagi anak-
anaknya. Pendidikan yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya sebagai
bagian yang alami dari kehidupan.

Jadi kesimpulannya cara orangtua memenuhi kewajiban sebagai seorang


ibu dan ayah di dalam keluarga meliputi: pencari nafkah untuk kelangsungan
hidup, sehingga fasilitas belajar anak terpenuhi, memberikan pendidikan yang
baik terhadap anak atau menjadi pendidik bagi anak-anaknya di rumah karena di
lingkungan keluargalah anak mendapatkan pendidikan pertama dan paling utama
sehingga sebagai orangtua harus bisa memberikan contoh yang baik, memberikan
kasih sayang terhadap semua anak, tidak membeda-bedakan anak, yang paling
penting memberikan arahan pendidikan keagamaan yang religius dalam keluarga.

3 Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Belajar dalam Lingkungan


Keluarga

Menurut Slameto faktor keluarga yang mempengaruhi belajar antara lain:


cara orang tua mendidik, relasi dengan anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, perhatian

orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Agar lebih jelas peneliti berikan sedikit
uraian mengenai faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi belajar tersebut.

a. Cara Orangtua Mendidik

Cara orangtua mendidik anak memiliki pengaruh yang besar


terhadap hasil belajar anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan
orangtua dan anak adalah gaya pengasuhan atau cara mendidik yang
diterapkan oleh orangtua. Studi klasik tentang hubungan orang tua dan
anak yang dilakukan oleh Diana Baumrind, merekomendasikan tiga tipe
pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam

11
tingkah laku sosial anak, yaitu otoratif, otoriter, dan permisif sebagai
berikut:

1. Pengasuhan Otoratif (Authoritative Parenting)

Pengasuhan Otoratif adalah salah satu gaya pengasuhan yang


memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak,
tetapi mereka juga bersikap responsif dan merangkul anaknya dalam
pengawasan dan akan memberikan nasihat sehingga anak tidak merasa
tertekan, menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan, serta
mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan. Jadi anak dari
orangtua otoratif cenderung mandiri, tidak cepat bergaul, dan
memperlihatkan harga diri yang tinggi.

2. Pengasuhan Otoriter (Authoritarian Parenting)

Pengasuhan Otoriter adalah suatu gaya pengasuhan yang


membatasi dan menghukum serta menuntut anak untuk mengikuti
perintah-perintah orang tua. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-
batas yang tegas dan tidak memberi peluang bagi anak untuk
mengemukakan pendapatnya. Orang tua otoriter ini cenderung bersikap
sewenang-wenang dan tidak demokratis dalam membuat keputusan,
memaksakan peran atau pandangan-pandangan kepada anak atas dasar
kemampuan dan kekuasaan sendiri, serta kurang menghargai pemikiran
dan perasaan anak. Hal ini yang terkadang membuart anak dari orang tua
otoriter ini sering cemas ketika menghadapi permasalahan karena takut
untuk disalahkan dan dihukum oleh orangtuanya, tidak bisa inisiatif untuk
beraktivitas, dan keahlian komunikasinya buruk.

3. Pengasuhan Permisif (Permisisive Parenting)

Pengasuhan Permisif adalah gaya asuh dimana orangtua sangat


terlibat dalam kehidupan anaknya tapi tidak banyak terlibat dalam
memberikan batasan terhadap anaknya, anak dibiarkan bebas dalam

12
melakukan apa yang anak inginkan dan membiarkan anak mencari sendiri
bagaimana mencapai tujuan, pengasuhan permisif ini orangtua
membiarkan modal percaya jika anak bisa melakukan sendiri, menciptakan
anak kreatif, dan percaya diri. Sehingga hasil dari mendidik dengan cara
permisif ini anak biasanya itu jarang belajar karena tidak ada pengawasan,
terkadang juga tidak bisa mengkontrol diri. Sedangkan menurut Morre,
pola asuh orangtua itu ada empat cara yakni: otoratif, otoriter, permisif,
dan demokratis. Pengasuhan demokratis memberikan kesempatan kepada
anak untuk berperan serta dalam berbagai aktivitas, menaruh perhatian
terhadap pandangan dan perbedaan individual anak, dan bebas dalam
memilih atau mudah dalam menyepakati aturan-aturan rumah. Di samping
pengasuhan demokratis juga memberikan dorongan, membantu anak
dalam membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya sendiri, ada
kesempatan untuk mengembangkan pemikiran, kreativitas, percaya diri,
dan konsep diri yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

b) Suasana di dalam Keluarga

Suasana di dalam keluarga besar pengaruhnya terhadap emosi,


penyusaian sosial, minat, sikap, tujuan, disiplin, dan perbuatan siswa di
sekolah. Apabila siswa di rumah sering mengalami tekanan, merasa tidak
aman, frustasi maka anak akan mengalami perasaan asing di sekolah.
Suatu hal yang menarik minatnya di rumah akan keliatan pula suatu hal
yang menjadi minatnya di sekolah, jika anak di rumah ditolak maka di
sekolah merasa dirinya tidak diterima, dan menunjukkan gejala-gejala
ketidaksesuaian sosial (maladjustment). Suasana rumah yang nyaman akan
membuat ketenangan dalam belajar. Hal ini juga dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan seseorang (pendidikan
individual) maupun pendidikan sosial. Suasana rumah yang nyaman akan
membuat ketenangan dalam belajar.

13
c) Keadaan Ekonomi Orangtua

Keadaan ekonomi orangtua juga termasuk salah satu faktor yang


mempengaruhi perkembangan belajar anak, selain harus terpengaruh
kebutuhan pokoknya, seperti makanan, pakaian, perlindungan kesehatan,
dan lain-lain, anak juga membutuhkan fasilitas belajar yang harus mereka
gunakan demi kelancaran saat proses belajar mengajar. Namun ada juga
dalam keluarga yang miskin, terkadang orangtua juga meminta anak
membantu orangtua mencari nafkah untuk kelangsungan hidup. Hal ini
sebagai hambatan bagi anak dalam pendidikannya, sebaliknya dalam
keluarga yang kaya, orangtua sering mempunyai kecenderungan untuk
memanjakan anak, terkadang anak hanya bermain-main dan bersenang-
senang, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya untuk
belajar.

d) Perhatian Orangtua

Perhatian besar yang diberikan orangtua terhadap belajar anak akan


membuat anak mendapatkan prestasi yang baik. Anak sangat
membutuhkan dorongan dan perhatian orangtua. Jika anak sedang belajar,
jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah, karena anak akan
mengalami patah semangat, sebagai orangtua wajib memberikan perhatian,
mendorongnya dan membantu anak agar tetap semangat. Perhatian
orangtua juga merupakan salah satu faktor yang penting yang
mempengaruhi belajar anak.

e) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi


sikap anak dalam belajar. Anak yang tinggal didalam keluarga yang
terpelajar akan lebih termotivasi di dalam belajarnya. Kebiasaan-kebiasaan
yang baik perlu ditanamkan, misalnya anak dibuatkan jadwal harian
kegaiatan yang harus dilakukannya.

14
f) Relasi Antara Anggota Keluarga

Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi


orangtua dengan anaknya. Wujud relasi jika hubungan keluarga penuh
dengan kasih sayang dan pengertian, atau diliputi oleh kebencian, sikap
yang terlalu keras, sikap acuh tak acuh dan sebagainya. Selain itu, dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain turut mempengaruhi
belajar anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pola asuh


oarngtua dalam mendidik sangat berpengaruh dalam proses belajar anak.
Jika suasana rumah nyaman maka proses belajar anak akan baik,
begitupun jika keadaan ekonomi keluarga, fasilitas belajar anak terpenuhi,
adanya dorongan dan motivasi yang diberikan orangtua, hubungan anak
dengan orangtua ataupun anak dengan saudaranya, dan kebudayaan yang
ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar anak.

b. Prestasi Belajar
1) Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestati. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang artinya hasil usaha yang dicapai,
berbeda dengan hasil belajar. Prestasi belajar umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta
didik. Kata prestasi digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan-kegiatan
dalam pendidikan, kesenian, olahraga, dan khususnya pembelajaran.

Belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu proses usaha yang dilakukan


seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dalam interaksi dengan lingkungan”. Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan dalam belajar, contohnya seseorang menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecapakannya dalam berbicara bertambah, dan
kebiasaan-kebiasaan bertambah. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang
bersifat perenial (tumbuh) dalam sejarah kehidupan manusia, karena seperti

15
diketahui kehidupan manusia selalu ingin mengejar prestasi, menurut bidang dan
kemampuan masing-masing. Seorang guru penting untuk mengetahui dan
memahami prestasi belajar siswa sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar,
untuk keperluan seleksi, untuk keperluan penepatan jurusan, dan membantu guru
dalam memberikan suatu peringkat kelas. Menurut Lawrence & Vimala, prestasi
belajar adalah sebagai ukuran pengetahuan yang didapat dari pendidikan formal
yang ditunjukkan melalui nilai tes. Menurut Annas, prestasi belajar didefinisikan
sebagai pengatahuan yang dicapai maupun keterampilan yang dikembangkan pada
berbagai mata pelajaran di sekolah yang ditentukan dengan nilai ujian, nilai yang
diberikan oleh guru maupun keduanya.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas, prestasi belajar yaitu hasil
usaha peserta didik setelah melakukan usahausaha belajar, yang ditentukan
dengan nilai raport ataupun nilai ujian yang diukur melalui pengatahuan dan
keterampilan yang didapatkan dari pendidikan formal. Guru penting untuk
mengatahui prestasi belajar siswa guna untuk dijadikan umpan balik dalam
belajar.

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
menurut Wiriaatmadja, secara umum faktor-faktor tersebut dibagi menjadi
2 kategori, yaitu faktor internal (dalam diri individu), dan faktor eksternal
(dari luar individu). Faktor internal dan eksternal tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar untuk menentukan prestasi belajar.
Faktor internal tersebut meliputi fisiologis dan psikologis, sedangkan
faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan non-sosial
a. Faktor Internal
a) Faktor jasmaniah yaitu yang berhubungan dengan kesehatan seseorang,
jika seseorang dalam keadaan lelah, kurang gizi dalam mengkonsumsi
makanan itu menyebabkan tidak mudah menerima pelajaran. Cacat
tubuh juga termasuk berpengaruh dalam proses belajar.

16
b) Faktor Psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan. Sebagai berikut:
a. Intelegensi/kecerdasan; jika kecerdasan seseorang rendah
bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegaiatan belajar,
disinilah perlunya orangtua untuk membantu atau mendidik anak
dalam usaha belajar.
b. Minat dan bakat; minat dan bakat yang ada pada diri siswa akan
timbul melalui pendidikan dalam kelas, sekolah dan minat subyek
itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi
bahkan lama kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat
kesempatan untuk berkembang.
c. Perhatian; perhatian yang dimakud yaitu memberikan motivasi
terhadap anak sehingga anak akan lebih bersemangat untuk belajar.
d. Kematangan dan kesiapan dalam belajar juga sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar.
b. Faktor Eksternal
a. Keadaan keluarga; keadaan yang ada dalam keluarga mempunyai
pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar karena
keluarga adalah pendidikan yang pertama dalam proses belajar. Hal
ini meliputi cara orangtua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan perhatian orangtua.
b. Keadaan sekolah; sekolah merupakan lingkungan bagi siswa belajar
secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, relasi guru
dengan siswa, kurikulum, disiplin sekolah, alat dan fasilitas yang
mendukung lainnya.
c. Keadaan masyarakat, akan pengaruh karena keberadaannya atau
tinggal di masyarakat. Hal ini meliputi teman bergaul, lingkngan
tetangga merupakan hal-hal yang berpengaruh terhadap siswa dalam
belajar, sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk
mendukung belajar siswa.

17
B. Definisi Konsep Operasional

Hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut “ada pengaruh yang


signifikan antara lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas
III,IV,V di MI Torikussaadah Islamiyah Desa Sukadamai Kecamatan Tambusai
Utara Kabupaten Rokanhulu Provinsi Riau tahun pelajaran 2023/2024 yang
diadakan pada Tanggal 1 Oktober 2023 sampai 20 Desember 2023 di Desa Suka
Damai.

C. Penelitian Relevan

a. Penelitian ini dilakukan oleh Maria Rista Sartika dengan judul penelitian
pengaruh lingkungan keluarga, fasilitas belajar dan cara belajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangud Luhur Yogjakarta pada
tahun 2016. Pada penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara
lingkungan keluarga terhahap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
pada hasil kolmogorov-smirnov diperoleh signifikansi 73,048 dengan
signifikan 0,000. karena signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
positif lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar. Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh Maria Rista Sartika dengan peneliti adalah sama-sama
melihat ada atau tidaknya pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi
belajar siswa. Sedangkan perbedaannya, penelitian Maria Rista Sartika
melihat pengaruh lingkungan keluarga, fasilitas belajar dan disiplin belajar
terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA sebagai sampel,
Sedangkan peneliti mengamati lingkungan keluarga terhadap prestasi
belajar siswa di kelas III,IV,V di MI sebagai sampel.
b. Penelitian ini dilakukan oleh Ismail, tentang pengaruh lingkungan
keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI program keahlian tehnik
elektronika SMK Muhammadiyah 1 Bantul tahun pelajaran 2015/2016.
Hasil dari penelitian tersebut adanya pengaruh yang signifikan antara
pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa X. Hal ini
dibuktikan tidak terdapat tanda negatif pada harga koefisien korelasi (rx,y)

18
sebesar 0,258 yang berarti bahwa pengaruh lingkungan keluarga terhadap
prestasi siswa tersebut positif. Persamaan penelitian ini yang dilakukan
oleh Ismail dengan peneliti ialah sama-sama menggunakan 2 variabel,
melihat ada atau tidak adanya pengaruh lingkungan keluarga terhadap
prestasi belajar siswa.sedangkan perbedaannya yaitu sampel yang peneliti
ambil itu kelas III,IV,V MI sedangkan Mizan Ibnu mengambil sampel
kelas X SMKN.
c. Penelitian ini dilakukan oleh Araimi, tentang pengaruh lingkungan
keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 3 Peusangan pada
tahun 2015. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh yang
signifikan antara pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi yang didapatkan adalah
0,56 dan besarnya kontribusi lingkungan keluarga yaitu sebesar 99,8%.
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan
keluarga terhadap prestasi siswa. Persamaan penelitian yang dilakukan
oleh Araimi dengan peneliti yaitu sama-sama menggunakan 2 variabel,
melihat ada atau tidaknya pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi
belajar siswa. Sedangkan perbedaan antara penelitian Araimi dengan
peneliti sampel yang diambil oleh peneliti yaitu kelas III,IV,V MI,
sedangkan Araimi pengambil sampel kelas XI SMA.

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian Ex-postfacto karena data yang diperoleh adalah data hasil
dari peristiwa yang sudah berlangsung dan tanpa ada perlakuan. Variabel
lingkungan keluarga ini sudah terjadi ketika peneliti melakukan penelitian,
sehingga tidak ada rekayasa maupun pemberian perlakukan tertentu.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma


kualitatif, karenanya metode penelitian menggunakan metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Menurut Lexy J. Moleong, metode penelitian kualitatif salah satunya
dimanfaatkan untuk keperluan peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu
latar belakang, misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap dan persepsi.
Berdasarkan judul penelitian, maka penggunaan metode kualitatif untuk
menemukan ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga terhadap
prestasi belajar siswa kelas III,IV,V di MI Torikussaadah Islamiyah Desa
Sukadamai Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokanhulu Provinsi Riau
tahun pelajaran 2023/2024.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Adapun yang menjadi sumber data primer penelitian ini adalah siswa kelas
III, IV dan V MI Torikussaadah Islamiyah Desa Suka Damai, dalam pelaksanaan
Sumber data primer diperoleh dari Siswa kelas III, IV, dan V baik dalam bentuk

20
hasil wawancara maupun dalam bentuk sikap dan perilaku siswa ketika mengikuti
proses pembelajaran yang dapat diobervasi atau diamati.

2. Sumber Data Sekunder

Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang


diperlukan dalam memperkuat data primer. Sumber data sekunder penelitian ini
diperoleh dari berbagai arsif, dokumen yang mendukung data primer seperti arsif
kegiatan rapat, notulen rapat atau musyawarah dan sebagainya.

C. Prosedur Pengumpulan dan Perekaman Data

Adapun prosedur pengumpulan dan perekaman data yang digunakan


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan (observasi)

Observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap objek-objek yang dapat


dijadikan sumber masalah. Instrumen peneliti akan dapat mengetahui ada
pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas III,IV,V di MI
Torikussaadah Islamiyah Desa Sukadamai Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten
Rokanhulu Provinsi Riau tahun pelajaran 2023/2024..

2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan tanya jawab peneliti dengan orang-orang yang


relevan untuk dijadikan sumber data” dan merupakan instrument pengumpulan
data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan atau informasi melalui
percakapan secara langsung atau tatap muka mengadakan wawancara secara
lengkap tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa
kelas III,IV,V di MI Torikussaadah Islamiyah Desa Sukadamai Kecamatan
Tambusai Utara Kabupaten Rokanhulu Provinsi Riau tahun pelajaran 2023/2024

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.159

Stefanus M. Marbun, Psikologi Pendidikan, (Sidoharjo: Uwats Inspirasi


Indonesia, 2018), hlm. 66-67.

Bahrudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,


2017), hlm. 132-133

Muhammad Muslih, ”Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah


terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 SDN Limbangan”, Jurnal
Ilmiah Indonesia, Vol.1,No.4 Desember 2016, hlm 43

Maria Rista “ Pengaruh Lingkungan Keluarga, Fasilitas Belajar, dan Disiplin


Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Pangdi
Luhur Yogjakarta” , (Skripsi,Program Studi Pendidikan Ekonomi USDY,
Yogjakarta, 2016), hlm 7.

Ismail, “ Pengaruh Lingkunagn Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas


X Program Keahlian Tehnik Elektronika SMK Muhammadiyah 1 Bantul
Tahun Pelajaran 2015/2016, (Skripsi,Pendidikan Keahlian Tehnik
Elektronika, UNY, 2016), hlm 7.

Araimi, Mira “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Siswa


Kelas XI SMA Negeri 3 Peusangan”, Sains Ekonomi dan Edukasi,
vol.III, No.2 November 2015, hlm 1. 11

Kusno, “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Siswa di SDN


2 Roko-Roko Kabupaten Konawe Kepulauan”, (Skripsi, FTIK IAIN
Kendari, Kendari, 2015), hlm. 32.

Salman, “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Konsep Diri, Dan Iklim Sosial Kelas
Terhadap Kemandirian Siswa Kelas XI Prpgram Keahlian Instalasi

22
Tenaga Listrik SMKN 3 Yogjakarta,” (Skripsi, Program Studi Pendidikan
Teknik Mekarronika UNY, Yogjakarta, 2013), hlm 10. 13

Umar, dan Sulo, Penghantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm
156.

Jhon w, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm 90

Umar Tirtarahardja, La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,


2005), hlm169 .

Salman, Pengaruh Lingkungan Keluarga, Konsep Diri, Dan Iklim Sosial Kelas
Terhadap Kemandirian Siswa Kelas XI Prpgram Keahlian Instalasi
Tenaga Listrik SMKN 3 Yogjakarta, (Skripsi, Program Studi Pendidikan
Teknik Mekarronika, UNY, 2013), hlm. 13

Rahmah, “Peran Keluarga dalam Pendidikan Akhlak” Albiwar Jurnal, Ilmu dan
Teknik Dakwah, Vol 04, No. 07, Januari-Juni 2016

Mulyadi, Seto, dkk, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,


2016), hlm 86

Kristika Nilan, “Hubungan Lingkungan Keluarga dan Minat Belajar terhadap


Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD di Gugus Kresna dan Shinta
Kecamatan Semarang Barat:” (Skripsi, PGSD, Universitas Negeri
Semarang, 2016), hlm. 30. 21

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),


hlm 144.

Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2015),


hlm 91-92

Syamsul Bachri, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,


(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2010) , hlm. 71

23

Anda mungkin juga menyukai