Peran Dan Fungsi (02.09.22)
Peran Dan Fungsi (02.09.22)
Peran dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam jejaring eksternal TBC adalah
sebagai berikut:
a. Kepala Daerah
Berperan sebagai penanggung jawab terhadap intervensi program kesehatan
secara keseluruhan, termasuk program TBC sebagai salah satu indikator dalam
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
c. Tim DPPM
1) Mengembangkan rencana aksi PPM;
2) Mengorganisasikan intervensi/kegiatan PPM;
3) Memastikan jejaring DPPM berfungsi dengan baik;
4) Mengembangkan mekanisme koordinasi di tingkat kabupaten/kota;
5) Berperan sebagai advokator untuk mendorong peran dan kontribusi dari
pemangkukebijakan terkait;
6) Melakukan pembinaan, pendampingan dan evaluasi jejaring DPPM;
7) Mendukung Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
peningkatankapasitas terkait layanan TBC dan DPPM TBC.
Dalam pelaksanaannya, ada 3 (tiga) peran dan fungsi dari koalisi organisasi
profesi untuk mendukung penanggulangan TBC, yaitu:
1) Sebagai praktisi ahli di tempat praktik masing-masing menjadi bagian dari
PPM dalam pelayanan langsung pada pasien dan melaporkan langsung
ke dalam sistem informasi di kabupaten/kota sesuai pedoman;
2) Di Rumah Sakit berfungsi sebagai tenaga ahli yang menjadi motivator,
fasilitator, pelaksana pelayanan kesehatan dan mendorong terbentuknya
jejaring internal layananTBC yang sinergis.
3) Di dalam jejaring DPPM sebagai fasilitator untuk meningkatkan kapasitas
petugas kesehatan fasyankes melalui pelatihan, pembinaan, supervisi dan
mentoring.
h. Laboratorium
Laboratorium mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut:
1) Melakukan pemeriksaan spesimen terduga TBC;
2) Memastikan pelayanan terkait TBC dilakukan sesuai standar;
3) Berkoordinasi dengan fasyankes dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
i. Apotek
Apotek mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut:
1) Menyediakan OAT sesuai pedoman nasional program pengendalian TBC;
2) Melayani resep OAT dari fasyankes dalam program pengendalian TBC;
3) Membantu memberikan penyuluhan tentang OAT pada pasien (cara
minum, efek samping dan bahaya pengobatan apabila tidak
menyelesaikan dengan tuntas);
4) Monitoring pasien TBC dalam pengambilan obat di apoteknya;
5) Mendorong dan memastikan orang dengan gejala TBC yang datang ke
apotek untukmemeriksakan diri ke fasyankes;
6) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan fasyankes difasilitasi oleh
Dinas KesehatanKabupaten/Kota;
7) Melakukan komunikasi dengan dokter yang mengirimkan resep apabila
ada hal-hal yangmeragukan atau memberikan resep OAT tidak sesuai
standar.
j. Masyarakat/Komunitas
Komponen masyarakat dapat dibagi menjadi organisasi kemasyarakatan dan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Organisasi
kemasyarakatan mempunyaiperan dan fungsi sebagai berikut:
1) Berkoordinasi dengan puskesmas terkait investigasi kontak dan penemuan
kasus TBC;
2) Mengedukasi masyarakat terkait TBC;
3) Melakukan penemuan terduga TBC secara aktif;
4) Melakukan pendampingan pasien TBC;
5) Melakukan pelacakan pasien mangkir;
6) Membantu advokasi terkait penanggulangan TBC kepada pemerintah
daerah;
7) Mobilisasi sumber daya.