Anda di halaman 1dari 46

Pengenalan

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


BIDANG MIKROBIOLOGI

D4 TLM UHAMKA

Hurip Budi Riyanti


2021
Kompetensi yang dicapai :
• Mahasiswa mampu melakukan pengendalian
mutu laboratorium medik secara, internal, eksternal, aspek-aspek
penting proses pemeriksaan, dan kesalahan-kesalahan proses
pemeriksaan bidang mikrobiologi.
• Mahasiswa dapat melakukan pemantapan mutu internal mikrobiolog
dengan baik.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


• Pengendalian Mutu Mikrobiologi Klinik terdiri dari tiga tahapan
kegiatan yang mempengaruhi hasil uji laboratorium.
1) Tahapan Preanalitik kegiatan:
- Permintaan pemeriksaan,
- Penulisan permintaan pemeriksaan,
- Persiapan pasien,
- Pengambilan spesimen ,
- Identifikasi spesimen,
- Transportasi specimen.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


2) Tahap Analitik:
- Pemeriksaan spesimen

3) Tahap Pasca Analitik:


- Penulisan hasil,
- Interpretasi hasil,
- Penyampaian hasil,
- Tindakan yang diambil berdasarkan hasil.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


KEGIATAN PMI MIKROBIOLOGI TERDIRI DARI LANGKAH-
LANGKAH BERIKUT:
A. PEMANTAPAN MUTU ALAT
Autoclave :
a. Suhu dan tekanan setiapkali runing dicatat
b. Indikator warna digunakan dengan baik setiap kali running
c. Termometer suhu puncak tiap minggu digunakan
d. Strip spora atau suspensi spora digunakan tiap bulan
e. Jika kontaminasi, buat contoh kultur tiap hari/tiap minggu
sampai penyebabnya bisa diketahui dan dihilangkan

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


2. Incubator - Catat suhu incubator tiap hari dan sebelum dibuka
3. pH Meter - Harus distandarisasi sebelum running dengan buffer
standar pH 7,0
4. Sentrifus - Dievaluasi sesering mungkin untuk memastikan fungsinya
masih baik
5. Pipet - Pipet manual, semiotomatik,otomatik harus dicek secara
berkala.
6. Timer.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


7. Alat-alat yang memerlukan pemantauan suhu harian ( Waterbaths,
Refrigator, Hot air ovens, Freezer) WHO,2007.

8. Incubation Systems. Anaerobic Jar/container, gunakan indicator


(kimia) O2 dalam kontainer setiap kali digunakan, gunakan indicator
biologis (kuman anaerob yang dikenal) sekali seminggu

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID
Lanjutan…

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID
B. PENGENDALIAN MUTU REAGENSIA
• Reagen komersial harus diberi label .. (Tanggal dibuka).
• Reagen yang dibuat di lab harus diberi label/identitas …
(Isi, Konsentrasi, Tgl disiapkan dan tgl kadaluarsa, Kondisi
penyimpanan, ditempatkan di pelayanan tgl, disiapkan oleh).

1) Pengendalian Mutu Pewarnaan


Pewarna Gram (Gunakan Bakteri gram Positif dan Gram Negatif
sebagai kontrol, setiap hari- minggu ).
Pewarna lain/(e.g. ZN (Gunakan bakteri dg reaksi positif dan
negative sebagai kontrol)

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


2) Pengendalian Mutu Serologi
• Gunakan kontrol positif dan negatif setiap batch pemeriksaan atau kontrol yang
disiapkan oleh pabrik ( Hasil tes tidak berlaku tanpa hasil kontrol yang adekuat).

C. PENGENDALIAN MUTU MEDIA


1. Karakteristik fisik (warna, kejernihan, pH, uji kekuatan gel)
2. Uji sterilitas (ink. 35oC – 48 jam)
3. Kemampuan untuk mendukung pertumbuhan (Inokulasi dengan kuman
kontrol positif yang dikenal )
4. Media Selektif (Inokulasi dengan kuman kontrol positif dan negatif yang dikenal )
5. Dilakukan per batch
6. Strain kuman : American Type Culture Collection (ATCC) #
7. Pencatatan/dokumentasi

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


D. PENGENDALIAN MUTU SISTEM IDENTIFIKASI
Sistem identifikasi Home-made
- Set (5-10) media biokimia
- QC untuk setiap media biokimia :
* Uji sterilitas ;
* Uji kemampuan tumbuh dengan kuman kontrol;
* Kontrol positif dan negatif untuk setiap reaksi biokimia;
* Pencatatan/dokumentasi).

Commercial Identification Systems (Ikuti petunjuk pengendalian mutu (QC)


yang direkomendasikan pabrikan ) misalnya CLSI M50-A : Microbial
Identification System

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


E. QC TESTING FREQUENCY
- Minimal : Setiap batch baru , Lot # baru , Pengiriman/penerimaan .
- Bila ada perubahan : (Penerima kit (kartu) baru , MedTech baru pakai
alat,
- Setelah maintenance/perbaikan alat, -Update software ).
- Jumlah kuman kontrol yang dipakai adalah “streamlined-QC”, jika
kriteria ditentukan dapat penuhi dan terdokumentasi.

Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi


antara lain :
Pemantapan mutu media, Pemantapan mutu cat, Uji Sensitivitas Antibiotik,
Strain Standart, Pemantapan mutu Alat.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


1. Pemantapan Mutu Media
Media kultur digunakan untuk membantu pertumbuhan mikroorganisme, menampilkan bentuk
koloni, morfologi, sifat sifat organisme misalnya penghasil H2S atau gas pada media fermentasi
karbohidrat atau hemolisis pada agar darah (WHO,2007)
a. Sumber media
1) Media kering hanya menambahkan aquades sebelum digunakan. Kualitas
harus diuji karena bisa terjadi kesalahan pada saat pembuatan dan
sterilisasi.

2) Media kering sebagai bahan tambahan untuk isolasi organisme.Misalnya darah


atau serum atau faktor pertumbuhan lain, karena harus selalu dilakukan
pemantapan mutu

3) Media komersial, media jadi yang sering dipakai, pemantapan mutu dilakukan
sesuai petunjuk pabrik.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


b. Sumber Kesalahan Media
1) Inappropriate media, kesalahan memilih media
kering/kesalahan penambahan bahan tambahan membuat
media tidak bisa digunakan
2) Air, volume air yang dibutuhkan saat pembuatan media.
Aquades/ deionized water yang digunakan
3) Penimbangan media kering. Penimbangan ini harus cermat
karena bisa mengganggu komposisi media

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Lanjutan…
4) Penuangan media harus akurat dan aseptis dalam tabung atau cawan
petri.
Kesalahan volume mengakibatkan media terlalu tipis atau terlalu tebal
sehingga media tidak layak pakai
5) Sterilisasi media. Suhu yang terlalu tinggi saat sterilisasi atau terlalu lama
dipanaskan akan memperburuuk/merusak komposisi beberapa zat dalam
media, sehingga media tidak bisa digunakan
6) Alat alat gelas yang digunakan harus diperhatikn kesterilannya, karena
sisa kotoran pada gelas dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme .

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


C. Penampilan Fisik Media

Jika media disimpan dalam jangka waktu yang lama dalam kondisi tidak layak
atau penyiapan yang tidak sempurna, beberapa tanda dibawah akan terjadi :
1) Timbulnya kekeruhan /presipitasi menunjukkan bahwa
beberapa unsur keluar dari cairan.

2) Warna lebih gelap dari normal mengindikasikan pemasakan media


terlalu lama, pH salah atau kesalahan pencampuran

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Lanjutan…
3) Warna lebih terang dari normal mengindikasikan kesalahan
pencampuran bahan- bahan atau kesalahan pH

4) Penyimpanan media yang terlalu lama setelah dituang


kedalam cawan petri menyebabkan dehidrasi dan tidak layak
digunakan. Dehidrasi media bisa dihindari dengan membuat
media sesuai kebutuhan atau menyimpan dalam plastik yang
tertutup rapat.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


d. Pemesanan dan penyimpanan media yang dikeringkan

1) Pesanlah media dengan jumlah yang akan habis terpakai dalam 6


bulan, atau paling lama 1 tahun.

2) Semua bahan harus dikemas dalam wadah yang akan habis dipakai
dalam 1-2 bulan.
3) Pada saat diterima, kencangkan tutup semua wadah. Media yang
dikeringkan menyerap air dari udara. Pada iklim yang lembab, segel
tutup wadah media yang dikeringkan dengan lilin parafin (isi rongga
antara tutup dan wadah dengan lilin cair, dan biarkan mengeras).

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Lanjutan…
4) Tuliskan tanggal penerimaan pada tiap wadah.
5) Simpan di tempat yang gelap, sejuk, dengan aliran udara yang
baik.
6) Rotasikan persedialan sehingga bahan yang lebih lama lebih
dahulu dipakai.
7) Pada saat membuka suatu wadah, tuliskan tanggal dibukanya pada
wadah tersebut.
8) Buang semua media kering yang sudah menggumpal atau bembah
wama menjadi gelap.
9) Buatlah catatan tertulis tentang media yang tersedia.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


e. Persiapan media
1) Ikuti petunjuk pabrik untuk persiapan dengan seksama.
2) Siapkan media dalam jumlah yang habis dipakai sebelum
waktu penyimpanan kadaluarsa (lihat di bawah).

f. Penyimpanan media yang sudah dibuat

1) Lindungi dari cahaya matahari


2) Lindungi dari panas. Media yang mengandung darah, bahan aditif
organik lain atau antibiotik harus disimpan dalam lemari pendingin.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Lanjutan…
• Bila disimpan di tempat yang sejuk dan gelap umur penyimpanan
media-jadi akan bergantung pada jenis wadah yang digunakan. Waktu
simpan yang umum adalah:

a) tabung dengan sumbat kapas, 3 minggu;


b) tabung dengan tutup kendur, 2 minggu;
c) tabung dengan tutup ulir, 3 bulan;
d) cawan Petri, bila disegel dalam kantung plastik, 4 minggu.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


g. Kendali-mutu media-jadi

1) Pengujian pH.
pH media yang dipersiapkan tidak perlu diperiksa secara rutin
bila dibuat secara benar dari bubuk kering. Jika media dibuat dari
bahan dasar, media tersebut harus dibiarkan mendingin terlebih
dahulu sebelum pH-nya diuji. Media padat harus diuji dengan
elektroda permukaan atau setelah maserasi dalam air suling. Jika pH
nya berbeda lebih dari 0,2 unit dari spesifikasinya, sesuaikan dengan
asam atau basa atau buat batch baru.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


2) Sterilitas Media
Media harus steril ketika akan digunakan untuk inokulasi. Tiap
batch media harus dilakukan uji sterilitas. Sisihkan 1-5 % dari batch dan
letakkan didalam inkubator dengan suhu 35oC selama 48 jam. Sisanya
disimpan dalam lemari pendingin. Jika tumbuh kontaminan dalam
media karena sterilisasi tidak baik, maka harus dibuat media baru.
Wadah yang digunakan untuk uji sterilitas harus dibuang karena
terjadinya dehidrasi setelah inkubasi 48 jam dalam inkubator. Jika
didapatkan lebih dari dua koloni pada setiap plat, buang seluruh batch
tersebut.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


3) Pertumbuhan Media
Kemampuan media untuk mendukung pertumbuhan organisme
dilihat dari inokulasi media dengan isolat stock kultur. Kesalahan
pemantapan mutu yang sering terjadi adalah penggunaan inoculum
yang padat akan menyesatkan. Dalam spesies organisme
mungkin lebih fastidious/rewel atau dalam jumlah yang sangat sedikit,
sehingga media tidak bisa mendukung pertumbuhannya. Untuk
melakukan tes sebaiknya digunakan suspensi inokulum yang
diencerkan.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


4) Respon Biokimia Media
Tujuan menginokulasi media untuk melihat reaksi spesifik, missal
fermentasi atau produksi H2S atau gas digunakan satu spesies saja
yang akan memproduksi reaksi yang diharapkan.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


5) Media Selektif

Media Selektif tidak hanya digunakan untuk mendukung


pertumbuhan organisme tetapi juga untuk menghambat pertumbuhan
organisme lain. Sebaiknya inokulasi tmedia dengan kedua kelompok
organisme. Untuk melihat efek hambatan digunakan inoculum
yang padat. Jika media dapat menghambat pertumbuhan inoculum
yang padat berarti akan dapat menghambat pertumbuhan organisme
dalam spesimen yang hanya sedikit (WHO,2007)

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID
Lanjutan…

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Lanjutan…

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Lanjutan…

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Lanjutan…

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


2. Pemantapan Mutu Cat

Cat yang digunakan semuanya harus dilakukan pemantapan


mutu, untuk melihat kemampuannya membedakan organisme positip
dan negatip, semua data dicatat.
Pemantapan mutu ini dilakukan tiap minggu juga tiap
menggunakan/membuat/mencampur cat baru.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID
3. Uji Sensitivitas Antibiotik
Uji Sensitivitas Antibiotik telah menjadi langkah yang penting
untuk menangani penyakit infeksi dan memantau resistensi
antimikroba pada berbagai jenis patogen. Pemilihan antibiotik harus
mempertimbangkan profil sensitivitas patogen, farmakologi antibiotik,
kepentingan terapi dan harganya (WHO,2007; CLSI, 2010)

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


a. Uji Sensitivitas Antibiotik Rutin
• Uji Sensitivitas harus dilakukan untuk dua tujuan utama , yaitu :
1) Membantu klinisi memilih antimikroba terbaik untuk masing
-masing pasien
2) Mengumpulkan informasi epidemiologi tentang mikroorganisme
yang resisten dalam komunitas, untuk kepentingn kesehatan
masyarakat.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


b. Uji Sensitivitas sebagai Pedoman Terapi
• Uji Sensitivitas tidak boleh dilakukan terhadap kontaminan atau
komensal dari flora normal, atau organisme lain yang tidak
berhubungan dengan penyebab proses infeksi.
• Uji Sensitivitas dilakukan hanya pada organisme dari kultur yang
benar-benar dipertimbangkan sebagai penyebab infeksi. Organisme
harus diidentifikasi karena tidak semua mikroorganisme dari pasien
dengan infeksi memerlukan antibiogram.
• Uji Sensitivitas Antibiotik Rutin tidak dinjurkan jika organisme
penyebab merupakan spesies yang diperrkirakan sensitip terhadap

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


c. Uji Sensitivitas sebagai alat epidemiologi
• Uji Sensitivitas Rutin pada patogen-patogen utama (mis: Salmonella
typhi, shigella) sangat berguna sebagai bagian program surveilans
infeksi saluran cerna. Hal ini penting untuk memberi informasi kepada
klinisi adanya strain resisten ( S.typhi resisten pada chloramphenicol,
shigella resisten terhadap co.trimoxazole dan ampicillin dan
mengindikasi perlunya ada perubahan standar terapi

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


d. Pemilihan Obat
• Pemilihan obat untuk antibiogram rutin didasarkan atas pertimbangan spektrum
• antibakterial dari obat, farmakokinetik, toksisitas, efikasi dan ketersediaannya dan
juga harganya.
e. Prinsip Umum Uji Sensitivitas Antimikroba

1) Metode Dilusi
Untuk memperkirakan secara kuantitatif aktivitas antibiotik, pengenceran
antibiotic dalam broth atau media agar dan kemudian di inokulasi dengan
organisme yang akan diuji. Konsentrasi terendah yang mencegah pertumbuhan
setelah inkubasi semalam disebut minimum inhibitory concentration (MIC).

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


2) Metode Difusi
Cakram kertas yang akan diisi antimikroba dosis tertentu diletakkan
pada media agar yang sudah dinokulasi dengan organisme yang akan
diuji. Metode yang direkomendasi oleh NCCLS/CLSI adalah modifikasi
metode Kirby-Bauer.

f. Cakram Antibiotik
g. Standar Turbiditas
h. Perlunya pemantapan mutu dalam uji sensitivitas

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


4. Strain standart
Program pemantapan mutu harus menggunakan standard reference
strain bakteri yang diuji bersama kultur klinis, yang dilakukan tiap
minggu atau 5 batch dari tes, atau tiap batch baru dari agar Mueler
Hinton atau batch baru dari cakram.
Strain standar minimal :
a. Staphylococcus aureus (ATCC 25923)
b. Escherichia coli (ATCC 25922)
c. Pseudomonas auruginosa (ATCC 27853)

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


• Untuk kultur harian tumbuhkan dalam nutrient agar miring dan
simpan dalam refrigator, subkultur kedalam agar miring 2 minggu
sekali
F. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


G. CORRECTIVE ACTION (CA)
• QC gagal karena alasan yang diketahui. Ex : bahan kedaluarsa ( catat
alasan dan lakukan tes ulang.) Jika hasil ada dalam range, tidak
diperlukan tindakan CA.
• QC gagal karena alasan yang tidak diketahui ( Lakukan tes ulang ). Jika
hasil tetap gagal, lakukan investigasi dan Corrective Action (CA)

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


Referensi :
• Kemenkes RI. 2018, Bahan Ajar Teknologi Laboratorium , PPSDM.

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID


www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.id (021)73944451 uhamkaid Uhamka @UhamkaID

Anda mungkin juga menyukai