Buku Pegangan Siswa (Pemeliharaan Dan Perbaikan Ac Untuk Rumah Tinggal) Cover Terbaru

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 167

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 1 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB I
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN HIDUP (K3-LH)

Teknisi refrigerasi dan AC melakukan pekerjaan dengan berbagai macam


situasi dengan potensi bahaya yang selalu melekat, antara lain : cairan dan
gas bertekanan, energi listrik, panas, dingin, bahan kimia, mesin berputar,
pergerakan mekanis, pemindahan benda berat, dan gas berbahaya. Pekerjaan
harus diselesaikan dengan cara yang aman bagi teknisi sendiri dan orang lain
serta lingkungan salah satunya adalah dengan memperhatikan aturan yang
melarang pelepasan refrigerant ke udara bebas/ atmosfer karena merupakan
salah satu penyebab rusaknya O3 (ozone)

Unit ini menjelaskan beberapa praktek keselamatan umum dan


prosedur yang harus dipahami oleh semua teknisi. Ketika Anda berada di tempat
kerja, harus memperhatikan bagaimana anda akan keluar apabila keadaan
terjadi darurat. Mengetahui lokasi peralatan P3K. Banyak praktek keselamatan
dan tips yang lebih spesifik yang diberikan di unit yang lain sesuai dengan
konteks pekerjaannya. Selalu bekerja dengan Kesehatan jasmani dan rohani
dan kompetensi yang baik.

Semua peralatan memiliki keterbatasan. Teknisi harus mempelajari


untuk mengetahui keterbatasan tersebut dengan membaca literatur
produsen. Jika anda memiliki perasaan bahwa anda akan melampaui
keterbatasan produsen, Anda mungkin dan tidak boleh melanjutkan.
Penyalahgunaan alat dapat menyebabkan kerusakan properti dan cedera.

Kacamata keselamatan adalah salah satu perangkat keselamatan yang


sering diabaikan dalam industri. Serpihan benda terbang
dapatmenyebabkan cedera mata sebelum seseorang dapat bereaksi, sehingga
sebaiknya memakai kacamata dimanapun terdapat kemungkinan cedera.
Bahkan ketika bekerja dengan baikpun, kecelakaan bisa terjadi. Merupakan hal
yang bagus bagi setiap teknisi untuk mengetahui teknik cardiopulmonary
resuscitation (CPR).

Teknisi harus selalu bekerja profesional dan tidak bermain main pada saat
bekerja, kesalahan seringkali terjadi akibat bermain-main. Hal Ini mungkin
terlihat menyenangkan, sampai akhirnya ada yang terluka. Ingat, Anda mungkin
melibatkan orang lain dalam masalah, ketika kecelakaan terjadi

TEKANAN DALAM TANGKI/ TABUNG DAN PIPA


Tabung/ bejana bertekanan dan pipa merupakan bagian sistem yang
ditangani oleh teknisi refrigerasi dan AC.

Sebagai contoh, sebuah silinder R-22 dibawah sinar matahari mungkin


memiliki suhu tabung 110 ° F (39° C). Grafik suhu / tekanan menunjukkan
bahwa tekanan di dalam silinder pada suhu tersebut adalah 226 psig.
Pembacaan tekanan ini berarti bahwa silinder memiliki tekanan dari 226
pound/113 kg pada setiap inchi persegi dari luas permukaan tabung.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 2 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Sebuah silinder besar mungkin memiliki total luas 1500 in2. Hal ini akan
terdapat total tekanan (dorongan keluar) sebagai berikut:

1500 in2 x 226 psi = 339,000 lb


Ini sama dengan
339,000 lb : 2000 lb/ton = 169.5 tons

Lihat Gambar Tekanan ini termuat dengan baik dan akan aman jika
silinder dilindungi. Jangan menjatuhkannya.

PERINGATAN KESELAMATAN:
Pindahkan silinder hanya ketika tutup pengaman terpasang, Gambar 2

Silinder yang besar harus dipindahkan dengan cara diikat ke wadah


khusus, Gambar 3 Jika silinder terjatuh, tutup pengaman akan melindungi
katup apabila patah dan menjadi seperti roket/proyektil. Silinder akan
memiliki kecenderungan untuk bergerak mengayun ketika jatuh karena
momentum dari cairan solid yang terkandung di dalamnya. Ayunan tersebut
dapat menyebabkan katup patah. Jika silinder jatuh, tutup pengaman juga akan
mencegah penguapan cairan dalam silinder, yang akan mencemari udara yang
kita hirup dan dapat berakibat fatal atau cedera. Udara tergeser karena uap
refrigeran lebih padat daripada udara. Tutup pengaman harus diamankan.
Tekanan dalam silinder dapat dianggap sebagai potensi bahaya. Ini tidak akan
menjadi berbahaya jika tidak terlepas secara tidak terkendali. Silinder memiliki
katup di atasnya dalam ruang uap, Gambar 4.4 (A). Jika tekanan menumpuk ke
pengaturan katup buang (relief valve), katup akan mulai menghilangkan uap.
Sebagai tekanan uap yang bebas, cairan dalam silinder akan mulai menguap
dan menyerap panas dari lingkungan sekitarnya, menghasilkan efek
pendinginan. Hal ini akan mengurangi tekanan di dalam silinder, Gambar 4.4
(B). Pengaturan katup ditetapkan pada nilai-nilai di atas kondisi operasi terburuk
yang khas dan biasanya lebih dari 400 psig.

Gambar 1.
Tekanan yang diberikan di seluruh permukaan dari silinder pendingin.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 3 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 2.
Sebuah silinder refrigeran dengan topi pengaman.

Gambar 3.
silinder bertekanan harus diikat agar dapat aman dipindah di wadah
khusus.

Silinder refrigeran memiliki pengaman yang dapat melebur, terbuat dari


bahan dengan suhu leleh rendah. Pengaman (Steker) akan meleleh jika silinder
terlalu panas. Hal ini untuk mencegah silinder meledak dan melukai dan
merusak benda lain di sekitarnya.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 4 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 4.
(A) katup pressure relief silinder. (B) Katup pressure relief akan mengurangi
tekanan di dalam silinder ketika overpressure terjadi. (A) Courtesy Ferris
State University. Photo by John Tomczyk

PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): silinder Refrigerant harus


disimpan dan diangkut dalam posisi tegak untuk menjaga
tekanan relief valve tetap berada dalam area uap, bukan cairan dalam
silinder. Beberapa teknisi mungkin memanaskan silinder
refrigeran saat pengisian sistem untuk menjaga tekanan silinder agar
tidak turun. Ini merupakan praktek yang sangat berbahaya. Disarankan
apabila ini harus dilakukan letakkan silinder refrigeran dalam wadah
air hangat dengan suhu tidak lebih tinggi dari 32° C, Gambar 5.

Gambar 5 Sebuah silinder refrigeran dalam air hangat (tidak lebih


hangat dari 32°C).

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 5 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Cairan R-22 ketika terlepas ke atmosfer dan mengenai kulit atau mata
Anda, akan menyebabkan radang dingin. Jaga kulit dan mata Anda dari
terpapar refrigeran cair. Saat Anda memasang alat pengukur dan membaca
tekanan refrigerant atau melakukan pemindahan refrigerant masuk atau keluar
dari sistem, kenakan sarung tangan dan kacamata.

PETUNJUK PENCEGAHAN (KEAMANAN): Jika kebocoran terjadi dan


refrigerant tersebut keluar, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah
mundur dan mencari letak katup mematikannya. Jangan mencoba
untuk menghentikannya dengan tangan Anda.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KEAMANAN): silinder recovery adalah silinder


khusus yang. Gambar 7 menunjukkan silinder dengan kode warna
yang menunjukkan silinder recovery yang terstandard. Jangan pernah
menggunakan tabung refrigerant untuk melakukan recovery.

Gambar 7 kode Warna silinder recovery refrigerant. bodi silinder berwarna


abu-abu, bagian atas berwarna kuning. Courtesy white
Industries

Selain potensi tekanan di dalam silinder refrigeran, ada potensi


tekanan luar biasa dalam silinder nitrogen dan oksigen. Tabung tersebut
memiliki tekanan 2500 psig dan jangan memindahkan tanpa pengaman
terpasang. Harus diikat dan dipindah dalam alat angkut yang dirancang
khusus, Menjatuhkan silinder tanpa tutup pelindung dapat memecahkan katup
silinder, dan tekanan di dalam dapat mendorong silinder seperti balon yang
penuh dengan udara yang dilepaskan, Gambar 8.

Tekanan nitrogen harus diatur sebelum digunakan, karena tekanan


dalam silinder terlalu besar untuk dihubungkan ke sistem. Jika nitrogen

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 6 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

dimasukkan kedalam sistem pendinginan tanpa membatasi tekanan, maka


sistem bisa meledak, yang bisa sangat berbahaya jika berada di cangkang
kompresor. Gambar 9 tekanan tangki nitrogen sekitar 2.200 psi yang diatur
menjadi sekitar 130 psi.

Oksigen juga harus diatur karena tekanan yang tinggi. Selain itu, jalur
oksigen harus dijaga benar-benar bebas minyak. Tumpukan oli/ minyak pada
sambungan regulator oksigen dapat menyebabkan ledakan, yang akibatnya
mampu memutuskan tangan Anda.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Oksigenbiasanya


bertekanan tinggi, tetapi tidak boleh digunakan pressure test sistem.
Jika ada minyak atau residu minyak dalam sistem, oksigen dan residu oli
dalam sistem akan menyebabkan ledakan.

Oksigen sering digunakan bersamaan dengan asetilin. Walaupun


tekanan Silinder Acetylene tidak seperti nitrogen dan oksigen tetapi juga harus
diperlakukan secara hati hati, karena asetilena sangat eksplosif. Regulator
penurun tekanan harus dipasang, Gambar 10. Selalu gunakan gerobak yang
memadai, ikat silinder pada tempatnya, dan amankan tutup pelindung,

Gambar 8 Ketika katup silinder patah, silinder menjadi seperti proyektil hingga tekanan
habis.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 7 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 9 silinder nitrogen dengan regulator tekanan dan safety downstream


katup pelepas tekanan (pressure relief valve). Courtesy Ferris State University. Photo
by John Tomczyk

Gambar 10 regulator Tekanan pada silinder oksigen dan asetilena. Courtesy


Ferris State University. Photo by John Tomczyk

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 8 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 11 (A) silinder bertekanan harus diikat bila disimpan. Jarak aman
minimum antara tabung gas bahan bakar dengan bahan-bahan yang
mudah terbakar adalah 6 m atau dinding setinggi 1,5 m. (B) silinder
Refrigerant diikat ke dinding untuk keamanan. (B) Courtesy
Ferris State University. Photo by John Tomczyk

BAHAYA LISTRIK

Sengatan listrik dan luka bakar merupakan bahaya yang selalu ada.
Tidak mungkin untuk menangani semua peralatan dalam keadaan power off,
sehingga Anda harus belajar metode yang aman untuk mengatasi masalah
pada saat rangkaian "hidup". Selama listrik dalam konduktor dan peralatan
berfungsi dengan baik, tidak ada yang perlu ditakutkan. Anda sangat
mungkin terluka Ketika aliran listrik yang tidak terkendali terjadi (misalnya,
jika Anda menyentuh dua kabel fasa).
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Daya listrik harus selalu
dimatikan pada panel distribusi terkunci dengan cara yang tepat

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 9 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

ketika memasang peralatan. Persyaratan khusus dilengkapi oleh


Administrasi Keselamatan dan Kesehatan kerja / Occupational Safety
and Health Administration (OSHA) memberikan rincian untuk kondisi
keselamatan kerja, termasuk penguncian listrik dan prosedur
label (LOTO). Panel listrik memiliki tempat untuk gembok untuk
tujuan penguncian, Gambar 12 (A). Untuk menghindari seseorang
menyalakan daya, Anda harus menjaga panel terkunci ketika
Anda tidak dapat mengawasi dan menjaga dan pastikan hanya
Anda yang memegang kunci. Kontrol emergency Stop dapat dipasang di
jalur listrik untuk menambah keamanan, Gambar 12 (B). Jangan pernah
berpikir bahwa Anda cukup cerdas bekerja dengan sumber listrik aktif
bila tidak diperlukan.

Gambar 12 (A) pemutus Listrik "terkunci" dengan gembok. (B) putuskan


Emergency stop untuk keamanan. Courtesy Ferris State University.
Foto oleh John Tomczyk

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 10 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Namun, pada waktu tertentu pengukuran harus dilakukan pada saat


power on. Sikap hati-hati harus dilakukan saat melakukan tes ini. Pastikan
bahwa tangan Anda hanya menyentuh probe meter dan lengan dan seluruh
tubuh Anda menjauhi semua terminal listrik dan sambungan. Anda harus
tahu tegangan di sirkuit yang akan anda ukur. Pastikan bahwa range selector
pada alat ukur diatur dengan benar sebelum menggunakannya.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Jangan berdiri di area basah


atau lembab saat melakukan pengukuran/pemeriksaan. Gunakan alat
uji yang tepat, dan pastikan dalam kondisi baik. Memakai sepatu
safety standar. Teknisi cerdas dan kompeten akan selalu melakukan
tindakan pencegahan. Banyak area dengan tanda peringatan bahaya
yang memperingatkan bahwa kacamata dan alas kaki yang
tepat perlu digunakan di area tersebut, Gambar 13.

Gambar 13 tanda peringatan untuk menggunakan kacamata


keselamatan dan alas kaki. Courtesy Ferris State University. Photo by
John Tomczyk

KEJUT LISTRIK

Sengatan listrik terjadi ketika Anda menjadi bagian dari rangkaian.


Arus Listrik mengalir melalui tubuh ke ground dan dapat mengakibatkan
luka, jantung Anda dapat berhenti bekerja, mengakibatkan kematian
jika tidak ditangani dengan cepat. Pengetahuan dan keterampilan
pertolongan pertama yang meliputi metode CPR untuk menyelamatkan
nyawa penting untuk dipelajari.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Untuk mencegah sengatan


listrik, jangan menjadi konduktor antara dua kabel yaitu L-L atau L-N
atau L-Ground

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 11 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 14 teknisi dapat menjadi bagian dari sirkuit listrik dan menerima
kejutan listrik.

Arus Listrik membutuhkan jalur untuk mengalir. Semakin tinggi


tegangan, semakin besar potensi bahayanya. Di industri, biasanya kita
bekerja dengan tegangan 380 V. Selalu kenali sumber tegangan ditempat
anda bekerja dan ambil sikap yang sesuai. Jangan biarkan tubuh anda
menjadi jalur listrik. Gambar 14 adalah diagram pengkabelan yang
menunjukkan situasi di mana teknisi merupakan bagian dari rangkaian.

Gambar 15 (A) Sebuah rangkaian listrik ke tanah dari rangka bor logam. (B)
bor Metal frame digroundkan dengan benar.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 12 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Gunakan alat-alat listrik


yang dilengkapi kawat ground dan terhubung dengan benar ke ground.

Sikap waspada harus selalu diterapkan ketika menggunakan alat-alat


listrik portabel, yang merupakan perangkat genggam yang menggunakan
energi listrik. Beberapa alat-alat listrik portabel dibuat dari logam. Jenis ini
harus memiliki kabel ground yang akan melindungi pengguna. Alat ini tetap
dapat bekerja tanpa ground, tetapi tidak aman, Gambar 15.

Alternatif untuk model lama dari alat-alat listrik logam portabel adalah
plastik-cased dan alat yang dioperasikan dengan baterai. Dalam alat plastik-
cased sambungan motor dan listrik terisolasi dalam perangkat. Ini disebut
peralatan dengan isolasi ganda dan dianggap aman, Gambar 16 (A). Alat
dioperasikan dengan baterai menggunakan baterai yang dapat diisi ulang dan
sangat nyaman dan aman, Gambar 16 (B).

Gambar 16 (A) Sebuah bor listrik terisolasi ganda. (B) Sebuah bor listrik
dioperasikan dengan baterai. Foto oleh Bill Johnson

Luka bakar akibat listrik

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 13 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Jangan memakai perhiasan (cincin dan jam tangan) saat bekerja pada
rangkaian listrik hidup karena dapat menyebabkan sengatan listrik
dan kemungkinan luka bakar. Jangan gunakan obeng atau alat lain dalam
panel listrik ketika listrik menyala. Luka bakar listrik bisa berasal dari busur
listrik,

Gambar 17 Ilustrasi ini menunjukkan short circuit yang diakibatkan


oleh obeng.

Misalnya pada saat korsleting. Sebagai contoh, saat obeng terjatuh


ketika Anda sedang bekerja di panel dan mengalirkan arus ke ground, akan
terjadi aliran arus listrik yang sangat besar dan dapat menimbulkan bususr
api listrik (arching). Ketika sirkuit memiliki resistansi 10 Ω dan dioperasikan
pada 120 V saja, dengan menggunakan hukum Ohm, secara perhitungan,
memiliki arus :

Jika contoh ini dihitung lagi dengan resistensi lebih kecil, arus akan lebih
besar karena tegangan dibagi dengan nilai arus yang lebih kecil.

Jika resistance tersebut dikurangi menjadi 0,1 Ω, aliran arus


akan

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 14 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

1200 A. Pada saat ini pemutus sirkuit akan trip, tetapi Anda mungkin sudah
mengalami luka bakar atau sengatan listrik, Gambar 17. Arus dari 0,015
ampere atau kurang yang mengalir melalui tubuh dapat berakibat
fatal.

Sebaiknya menyediakan perlengkapan P3K di tempat yang permanen untuk


semua jenis cedera, Gambar 18 (A) dan (B).

Gambar 18 (A) kit pertolongan pertama dipasang di dinding. (B) Isi


sebuah kotak P3K umum. Courtesy Ferris State University. Foto oleh
John Tomczyk

PRINSIP KEAMANAN PENGGUNAAN TANGGA

Tangga nonconducting direkomendasikan digunakan pada semua


pekerjaan. Dua jenis bahan tangga nonconducting adalah kayu dan fiberglass.
Tangga nonconducting jauh lebih aman untuk digunakan.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Seorang teknisi dapat saja tanpa sadar


memasang tangga bersentuhan kabel listrik atau menempatkannya di daerah bahaya listrik

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 15 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

tanpa menyadarinya. Ketika teknisi berdiri di tangga nonconducting, ia akan terlindung


dari sengatan listrik. Namun, tidak akan memberikan perlindungan antara dua atau lebih
konduktor listrik.

Tips keselamatan penggunaan tangga selain yang melibatkan potensi bahaya


listrik. Misalnya, Ketika tangga digunakan sebagai alat akses ke atas atap,
harus terdapat sisa Panjang setidaknya 3 kaki/ kurang lebih 90 cm di atas
permukaan atap. Selain itu, jarak horizontal dari tumpuan atas ke kaki tangga
harus sekitar seperempat panjang kerja tangga itu, Gambar 19.
Pastikan bahwa tangga ditempatkan pada permukaan yang stabil,
rata, bukan pada permukaan yang licin, dan memiliki kaki anti selip.

Gambar 19 Rel sisi tangga portabel harus diperpanjang 3 kaki di atas


permukaan pendaratan atas. Sudut tangga itu harus sedemikian rupa
sehingga ruang horisontal di bagian bawah adalah sekitar seperempat jarak
panjang kerja tangga itu.

Tangga tidak boleh dibebani dengan berat yang melebihi


kemampuannya. Gunakan cara lain untuk mengangkat beban ke atas saat
berat dirasa berlebihan. Tangga harus dipelihara bebas dari minyak, lemak,
dan setiap hal yang menimbulkan potensi bahaya tergelincir lainnya.

Bekerja di ketinggian, di atas atap atau dengan tangga sangat


berbahaya. Atap memiliki pijakan yang biasanya miring. Ketika sudut terlalu
curam, teknisi harus menggunakan sabuk pengaman dan harus diikat
sedemikian rupa sehingga mencegah insiden terjatuh. Teknisi harus selalu
bekerja berpasangan ketika melakukan pekerjaan di atas atap atau ketika
bekerja pada sebuah tangga yang tinggi. Dalam banyak
kasus, mengharuskan tangga diberi pengaman/ diikat di bagian atas.
Pada saat membawa peralatan dan perlengkapan ke atas menggunakan
tangga, harus menggunakan teknik, metode, atau alat yang tepat.
TEMPERATUR PANAS

Torches/ blander las memiliki konsentrasi panas yang tinggi. Alat ini
digunakan untuk banyak hal, termasuk brazing, mematri, atau pengelasan.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 16 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Banyak bahan yang mudah terbakar mungkin berada di area di mana


pekerjaan brazing lakukan. Sebagai contoh, sistem pendinginan di sebuah
restoran yang memerlukan perbaikan. Lapisan furniture restaurant, minyak,
dan bahan mudah terbakar lainnya harus perhatikan secermat mungkin.

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Ketika melakukan brazing,


Anda harus memiliki alat pemadam kebakaran didekatnya, dan Anda
harus tahu persis di mana letaknya dan bagaimana menggunakannya,
Gambar 20 (A, B).

Pelajari cara menggunakan alat pemadam kebakaran sebelum


kebakaran terjadi. APAR harus selalu disiapkan,

Jenis APAR dirancang khusus untuk jenis kebakaran. Tipe A adalah


untuk kebakaran sampah, kayu, dan kertas. Tipe B adalah untuk cairan dan
Type C adalah untuk kebakaran peralatan listrik. Namun, beberapa APAR ada
yang dibuat untuk semua jenis kebakaran tersebut, Gambar 20 (B). Biasanya,
alat pemadam ini adalah tipe kimia kering-. Pastikan Anda tahu jenis
pemadam api apa yang Anda gunakan pada kebakaran atau api justru
menyebar dan mengakibatkan kemungkinan cedera yang serius
dan kerusakan properti.

Gambar 20 (A) APAR. (B) rincian APAR menunjukkan harus digunakan pada
jenis kebakaran.
(A) Foto oleh Bill Johnson. (B) Courtesy Ferris State University. Photo by
John Tomczyk

PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): Bila sambungan solder


harus dilakukan di dekat bahan mudah terbakar atau permukaan
yang sudah rapih, gunakan perisai bahan noncombustible untuk

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 17 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

isolasi, Gambar 21. Sebuah perisai juga sering diperlukan saat


menyolder dalam kompartemen peralatan, perisai harus
digunakan untuk melindungi setiap kabel yang mungkin dapat terkena
pengaruh panas.

PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): Jangan brazing jalur


pipa yang tertutup. Service port atau Schrader valve harus terbuka
sebelum penyolderan dilakukan. Ketika panas dari torch masuk ke
saluran pipa tertutup, tekanan akan meningkat di dalam ruang
dan kemungkinan akan terjadi gelembung melalui bahan tambah cair
panas/ filler. Hal ini akan menyebabkan kebocoran pada sambungan.
PETUNJUK PENCEGAHAN (KESELAMATAN): jalur pipa high pressure gas
line, high pressure liquid line, dan motor kompresor yang panas dapat
membakar kulit dan meninggalkan bekas luka permanen.

Gambar 21 Sebuah perisai digunakan ketika mematri atau solder. Courtesy


of Thermadyne Industries, Inc

PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Bekerja di cuaca yang


sangat panas atau di loteng yang panas bisa sangat berbahaya untuk
tubuh. Teknisi harus menyadari bagaimana tubuh mereka dan tubuh
orang di sekitar mereka bereaksi terhadap kondisi kerja. Perhatikan
tanda-tanda overheating, seperti wajah seseorang berubah menjadi
sangat merah atau seseorang yang telah berhenti berkeringat.
Keluarkan mereka dari panas dan mendinginkan mereka. Overheating
dapat mengancam jiwa, panggil bantuan darurat.
SUHU DINGIN
Dingin dapat menjadi berbahaya seperti halnya panas. Refrigeran cair
dapat membekukan kulit atau mata anda secara instan. Tapi paparan hawa
dingin dalam waktu yang lama juga berbahaya. Bekerja di cuaca dingin dapat
menyebabkan radang dingin.
Kenakan pakaian yang tepat dan sepatu bot tahan air, yang juga
membantu melindungi terhadap kejutan listrik. Kondisi Dingin, basah bisa
membuat teknisi hilang konsentrasi.
PETUNJUK PENCEGAHAN(KESELAMATAN): Waspadai udara dingin
ketika bekerja di luar. Angin dapat dengan cepat mengambil

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 18 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

panas dari tubuh Anda, dan radang dingin akan terjadi. Sepatu tahan
air tidak hanya melindungi kaki Anda dari air dan dingin
tetapi membantu melindungi Anda dari bahaya sengatan listrik ketika
Anda bekerja dalam cuaca basah. Namun, tidak bergantung pada sepatu
bot ini untuk perlindungan terhadap bahaya listrik.
Sebagai contoh, setting/pengaturan katup ekspansi perlu dilakukan
didalam freezer/ cold storage selama lebih dari satu jam. Hal ini
akan mengakibatkan efek kejutan terhadap sistem tubuh kita Ketika kita
keluar dari ruang kerja yang dingin tersebut. Jika Anda sedang menangani
peralatan dengan suhu rendah, bawalah mantel dan sarung tangan dan
memakainya dalam ruang kerja yang dingin.

Bahaya lingkungan

Dibalik dari penggunaan AC yang membuat rasa nyaman bagi


manusia, tahu kah bahwa AC juga memberikan kontribusi dalam merusak
lingkungan ketika tidak dilakukan perawatan yang baik dan benar?
Bahan pendingin AC pada awalnya menggunakan CFC
(Chlorofluorocarbon), yang memiliki unsur klorin (Chlor), florin (Fluoro) dan
karbon (Carbon) dan bersifat sangat stabil sehingga dapat mencapai lapisan
stratosfer. Di lapisan stratosfer terdapat ozon (O3) yang memiliki
peranan penting karena mampu menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet-B
(UV-B) dari matahari, sehingga hanya sejumlah kecil yang lolos dan sampai ke
permukaan Bumi. Dengan keberadaan senyawa kimia buatan manusia yang
mengandung berbagai kombinasi elemen kimia klorin, florin, bromin, karbon,
dan hidrogen yang sering disebut halokarbon di lapisan stratosfer, maka
terjadilah reaksi dengan ozon yang kemudian menyebabkan penguraian
sehingga jumlah ozon mengalami penurunan.

Proses Kerusakan Ozon oleh CFC

Menilik pada sejarah, Mario Molina ilmuwan yang tergabung dalam tim
Departemen Kimia Universitas California - Irvine (UCI) bersama dengan
Sherwood Rowland, sekitar tahun 1973 melakukan penelitian pada
CFC. Molina mengetahui bahwa jumlah CFC yang ada di lapisan troposfer
dengan ketinggian antara 6 s/d 10 mil di atas permukaan bumi, kurang lebih
sama dengan jumlah CFC yang diproduksi oleh manusia. Berbeda dengan
senyawa kimia lainnya yang keberadaanya di atmosfer akan tercuci oleh air
hujan, jumlah CFC relatif tetap karena CFC tidak larut dalam air.
Setelah mengetahui tidak ada proses lain yang dapat melarutkan CFC di
troposfer,
maka Rowland dan Molina berasumsi bahwa CFC akan terus naik
dan akhirnya mencapai lapisan stratosfer diatasnya. Mereka juga menduga
bahwa proses perjalanan CFC ke stratosfer sangat lamban.
Menurut perhitungan mereka, dibutuhkan waktu antara 40 hingga 150 tahun
bagi senyawa-senyawa kimia yang dilepaskan di bumi untuk mencapai
“kematiannya”.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 19 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Lapisan atmosfer

Dampak Kerusakan Ozon Stratosfer

Kemudian apa dampaknya jika sinar UV-B intensitas tinggi mencapai


bumi? Menurut para ahli, setiap 10% penipisan lapisan ozon
dapat meningkatkan 20% radiasi UV-B. Bila radiasi UV-B terlalu banyak sampai
ke Bumi maka kasus-kasus yang terjadi antara lain memicu terjadinya penyakit
kanker kulit, katarak mata dan menurunkan tingkat kekebalan tubuh
terhadap penyakit infeksi. Selain itu Menghambat pertumbuhan tanaman
sehingga menjadi kerdil, menyebabkan kepunahan plankton yang
merupakan sumber makanan utama bagi ikan dan organisme air lainnya.
Radiasi UV-B juga dapat mengurangi kemampuan sejumlah organisme dalam
penyerapan gas karbondioksida (CO2) yang merupakan salah satu gas rumah
kaca, sehingga konsentrasi gas tersebut di atmosfer meningkat dan
menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Kesepakatan Internasional dalam Menanggulangi Kerusakan Ozon


Kerusakan lapisan ozon memberikan dampak negatif terhadap
kehidupan di bumi, sebaran dampak yang diakibatkan, serta pihak
yang menderita tidak mengenal batas yuridis wilayah suatu negara. Melalui
koordinasi oleh United Nations Environment Programme (UNEP), terwujud
kesepakatan yang memperhitungkan prinsip universal mengenai masalah
kerusakan lapisan ozon yang dituangkan dalam Konvensi Wina untuk
perlindungan lapisan ozon pada tahun 1985. Konvensi ini kemudian
ditindaklanjuti dengan Protokol Montreal tahun 1987 yang mengatur tentang
zat-zat yang dapat menipiskan lapisan ozon. Kewajiban-kewajiban yang
digariskan dalam Konvensi Wina 1985 menekankan masalah kerjasama
internasional. Isi perjanjian dalam Protokol Montreal lebih konkrit karena
memuat larangan-larangan yang harus dilaksanakan oleh negara anggota,
seperti keharusan mengganti BPO dengan bahan-bahan yang tidak merusak
lingkungan.

Pada awalnya Protokol Montreal menetapkan langkah-langkah


pengurangan, produksi dan konsumsi beberapa zat yang dapat merusak ozon
yaitu 5 jenis CFC dan 3 jenis Halon. Ketetapan Protokol Montreal didesain

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 20 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

berdasarkan hasil kajian ilmiah dan teknologi secara periodik,


sehingga jadwal penghapusan BPO dapat direvisi. Berdasarkan hasil
kajian, dilakukan adjustment untuk pengaturan penghapusan BPO lainnya
pada tahun 1990 di London, 1992 di Kopenhagen, 1995 di Wina, 1997 di
Montreal,
1999 di Beijing dan tahun 2007 di Montreal.

Penghapusan BPO jenis CFC, Halon, TCA dan CTC, dan Methyl
Bromide untuk keperluan non karantina dan pra pengapalan dapat tercapai
sebagaimana disepakati bersama di Protokol Montreal. Saat ini BPO
jenis HCFC menjadi target percepatan penghapusan sebagaimana
diputuskan pada Meeting of Parties (MOP) ke-19. Jadwal penghapusan HCFC
untuk negara Artikel 5 (termasuk negara Indonesia)
dihitung berdasarkan baseline yang diambil dari rata-rata perkiraan konsumsi
tahun 2009-2010. Target penghapusan HCFC yang telah ditetapkan adalah;
Tahun 2013: freeze; tahun 2015: penurunan sebesar 10% dari angka
baseline; tahun 2020: penurunan sebesar 35%; tahun 2025: penurunan
sebesar 67,5%; dan tahun 2030: penurunan sebesar 100%, dimana antara
tahun 2030-2040 HCFC hanya diperbolehkan untuk kegunaan
pemeliharaan (servicing) peralatan pendingin.
Konvensi Wina dan Protokol Montreal saat ini telah ditandatangani oleh
197 negara, merupakan contoh penting kerjasama global dalam merespon
masalah lingkungan global yang serius. Apabila negara-negara
mengikuti perjanjian ini, tingkat ozon seharusnya kembali ke tingkat tahun
1980 pada tahun 2068 dan ke level 1950 pada tahun 2100. Keberhasilan
kerjasama ini dapat terlihat sebagaimana kutipan dari
berita di website
https://www.nasa.gov/feature/Goddard/2016/antarcti... pada tanggal 25
Oktober 2016, yang berjudul “2016 Antarctic Ozone Hole Attains Moderate
Size, Consistent With Scientific Expectations”, Paul A. Newman seorang
pimpinan ilmuwan Earth Sciences at NASA's Goddard Space Flight Center di
Greenbelt, Maryland mengatakan: “Tahun ini kami melihat lubang ozon berada
di bawah ukuran rata-rata. Apa yang kita lihat konsisten dengan harapan dan
pemahaman kita tentang bahan kimia yang menipiskan ozon dan cuaca
stratosfer."

Peran dan Capaian Indonesia Dalam Menanggulangi Kerusakan


Lapisan Ozon

Di tingkat nasional, kebijakan perlindungan lapisan ozon di Indonesia


telah disusun sejak adanya ratifikasi Konvensi Wina yang merupakan payung
hukum dalam melaksanakan upaya pengendalian BPO. Pernyataan ratifikasi
konvensi Wina secara formal diwujudkan dalam bentuk Keputusan Presiden
Nomor 23 tahun 1992 tentang Pengesahan Vienna Convention for the
Protection of the Ozone Layer and Montreal Protocol on Substances
that Deplete the Ozone layer as adjusted and amended by second meeting of
the Parties London, 27 – 29 June 1990. Langkah tersebut menunjukkan
ketegasan Indonesia untuk mengikatkan diri, mematuhi hak dan kewajiban
yang timbul dengan ratifikasi tersebut. Pada tahun 1998, Pemerintah

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 21 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Indonesia menerbitkan Keputusan Presiden No.92 tahun 1998 tentang


Pengesahan Montreal Protocol on Substances that Deplete the
Ozone Layer, dan Copenhagen Amandment 1992.
Program penghapusan BPO sangat dinamis sehingga diperlukan
peraturan yang dapat mendukung kebijakan yang telah disepakati di tingkat
internasional maupun nasional. Penyusunan peraturan dilaksanakan
dengan koordinasi antar kementerian terkait, asosiasi industri,dan pihak
pemangku kepentingan lainnya.
Secara ringkas, capaian Indonesia dalam upaya penghapusan
BPO antara lain dapat terlihat dengan adanya larangan impor beberapa jenis
BPO sejak 1 Januari 2008, kecuali BPO jenis Methyl bromideuntuk
keperluan fumigasi karantina dan pra-pengapalan serta HCFC.
Kebutuhan nasional BPO dan penetapan volume impor BPO untuk masing-
masing importir BPO setiap tahun ditentukan dan disepakati dalam rapat
koordinasi kementerian terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Perdagangan No. 83/M- DAG/PER/10/2015 tahun 2015 tentang
Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon. Selain itu, impor barang
berbasis sistem pendingin yang menggunakan refrigerant HCFC-22 baik
dalam keadaan terisi maupun kosong dilarang mulai 1 Januari 2015
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 55/M/-
DAG/PER/9/2014 tentang Ketentuan Impor Barang Berbasis Sistem
Pendingin.

Di tingkat penggunaan, sejak 1 Juli 2008 BPO jenis CFC, R-500, R-502
dan Halon telah dilarang digunakan pada produksi AC yang digunakan dalam
ruangan dan kendaraan bermotor, lemari es tipe rumah tangga, mesin
pendingin, aerosol dan alat pemadam api. CFC dan Halon dapat didaur ulang
dan hasil daur ulang hanya dapat digunakan untuk pemeliharaan barang
yang sistem kerjanya masih menggunakan CFC atau Halon. Ketentuan ini
diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND-/PER/4/2007
Tahun 2007 tentang Larangan Memproduksi BPO Serta Barang Yang
Menggunakan BPO.

Selanjutnya, penggunaan BPO jenis HCFC diatur melalui Peraturan Menteri


Perindustrian No. 41/M-IND/PER/5/2014 tentang Larangan
Penggunaan Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) di Bidang Perindustrian.
Disebutkan bahwa mulai 1 Januari 2015, HCFC jenis HCFC-22 dan HCFC-
141b dilarang digunakan pada pengisian dalam proses produksi AC ruangan,
mesin pengatur suhu udara, dan alat/mesin refrigerasi, proses produksi rigid
foam untuk barang freezer, domestic refrigerator, boardstock laminated,
refrigerated truck dan proses produksi integral skin untuk penggunaan
di sektor automotive dan furniture. HCFC yang digunakan untuk
pemeliharaan barang dilarang digunakan mulai 31 Desember 2030.
Pengendalian resiko ditempat kerja

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa pekerjaan sebagai


teknisi bidang pendingin dan tata udara mengharuskan bekerja dalam situasi
yang berbahaya. Potensi bahaya selalu menciptakan peluang/ kejadian dan

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 22 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

berbagai macam tingkat resiko mulai dari resiko rendah hingga fatal atau
bahkan bencana. Merupakan tugas kita semua untuk mengendalikan resiko.
Pengendalian resiko adalah Tindakan yang dilakukan untuk
menurunkan tingkat resiko dengan cara mengurangi kemungkinan dan
menekan peluang keparahan dampak yang dihasilkan. Pengendalian resiko ini
secara praktis dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :

1. Eliminasi = menghilangkan sumber bahaya.


2. Substitusi = mengganti sumber bahaya
3. Engineering control/ rekayasa Teknik = memodifikasi sumber bahaya
sehingga sudah tidak menjadi sumber bahaya.
4. Administration control/ pengendalian administrasi = membuat SOP untuk
mencegah terjadinya insiden akibat kesalahan operasi dll.
5. APD = Alat pelindung diri.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 23 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB II
MENERAPKAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

1. Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui
bahasa, baik verbal maupun non verbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh dan
ungkapan emosi.
Komunikasi adalah pertukaran informasi antara pengirim dan penerima, dan
kesimpulan (persepsi) makna antara individu-individu yang terlibat.

2. Tujuan
• Berhubungan dengan orang lain
• Mempelajari/mengajarkan sesuatu
• Mempengaruhi motivasi & perilaku seseorang
• Mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri/orang lain
• Menyelesaikan sebuah masalah, ketegangan atau konflik
• Mencapai sebuah tujuan

3. 5 Komponen penting dalam Komunikasi


• Pengirim pesan (sender / Communicator)
• Pesan yang dikirim (message)
• Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (channel / media)
• Penerima pesan (reciever)
• Umpan balik (feedback)

+ 4 ketrampilan dasar komunikasi :


(1) mendengar; (2) membaca; (3) menulis; (4) berbicara

4. MODEL PERSEPTUAL KOMUNIKASI (Perceptual Model of


Communication)

Pengkodean Dikirim Penerima


Pesan
(encoding) Melalui menguraikan
Kode

Pengirim Gangguan Penerima


(noise) menciptakan
makna

Sumber Dikirim Pesan Pengkodean


menguraikan Melalui
kode

Lingkar Umpan Balik

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 24 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

5. Karakteristik dan Kekayaan Informasi dari Media Komunikasi

Media Umpan Saluran Tipe Sumber


Kekayaa
Balik komuni Bahasa
n

Tingg Tatap Muka Segera Visual, Pribadi Tubuh,


Langsung Cepat Audio Pribadi alami
Telepon Lambat Audio Pribadi Alami
Tertulis Sangat Visual Imperso Alami
Perorangan Lambat Terbatas nal Alami
Rend Tertulis Formal Sangat Audio Imperso Numerik
Numerik Lambat Terbatas nal
Formal Audio
Sumber : Di adopsi dari R. L. Daft & R. H. Lengel, “Information Richness : A new
Approach /toperlengkapan
6. Peralatan Managerial Behavior and Organization
sesuai metode dan Desaign”.
media 1984
yang dtetapkan
Contoh 1: Komunikasi telepon
Telepon (HP)
Alat tulis
Laporan/bahan diskusi
Contoh 2: Komunikasi tertulis
Menggunakan WA
Menggunakan Email
7. Komunikasi Internal
 Komunikasi internal berarti komunikasi antar sesama anggota dalam
suatu organisasi bisnis.
 Metode komunikasi internal mencakup komunikasi face to face dan
komunikasi tertulis. Contohnya: memo, laporan, faksimile, konferensi
video, dan rapat.
 Komunikasi internal dapat bersifat formal dan informal
 Komunikasi formal mengenal 3 jenis arah komunikasi, yaitu vertikal,
horizontal, dan diagonal
8. Fungsi komunikasi internal organisasi:
 Untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi
 Untuk mengoordinasikan semua aktivitas yang direncanakan oleh
organisasi
 Untuk meyakinkan manajemen dengan gambaran yang merefleksikan
proses internal organisasi
 Untuk memperkenalkan para pekerja dengan budaya internal organisasi

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 25 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

9. Komunikasi Internal

a. Komunikasi dari atas ke


bawah (top- down/
downward)
Saluran b. Komunikasi
Umumnya dari bawah
terkait ke
dengan
atas (bottom- up /upward)
Komunikasi tanggung jawab dan wewenang
Partisipasi bawahan dlm proses
seseorang dalamkeputusan
suatu organisasi.
Formal pengambilan
c. Komunikasi horizontal akan
sangat
Komunikasimembantu
yang pencapaian
terjadi antara
tujuan organisasi.
bagian-bagian yg memiliki posisi
d. Komunikasi
sejajar /sederajatdiagonal
dalam suatu
Melibatkan komunikasi antara
organisasi.
dua tingkat (level) organisasi yang
berbeda.
10. Komunikasi Top-Down / Bottom-Up
Top-Down

Bottom-
11. Komunikasi Horisontal

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 26 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Horiso Horiso

12. Komunikasi Diagonal

13. Komunikasi Eksternal


Yaitu komunikasi yang terjadi saat orang-orang dalam organisasi
berkomunikasi dengan orang di luar organisasi.
Contoh : komunikasi dengan klien atau pelanggan, dealer atau distributor,
media, pemerintah, dan sebagainya.

14. Tujuan Komunikasi Eksternal:


 Menjaga hubungan dengan masyarakat untuk mencapai tujuan
organisasi.
 Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan diluar organisasi.
 Mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai oleh pelanggan untuk
meningkatkan angka penjualan.
 Menjalin hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 27 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

 Menjaga hubungan baik dengan bank, asuransi, dan lembaga finansial


lainnya.

15. Dokumentasi/pencatatan hasil komunikasi sebagai bahan tindak


lanjut.
 Dokumentasi bentuk komunikasi dapat berupa:
 Berita Acara
 Nota Dinas / Surat Perintah
 Laporan kerja
 Surat keputusan
 PO
 Disposisi
 Hasil audit
 Dll.

16. Pengiriman Pesan Secara Efektif


 3 syarat ;
 Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah
dipahami
 Pengirim harus memiliki kredibilitas di mata penerima
 Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal ttg
pengaruh pesan terhadap diri penerima
17. Faktor Komunikan
Kondisi pesan dapat diterima komunikan :
 Komunikan benar-benar mengerti pesan
 Saat mengambil keputusan, sadar bahwa keputusannya sesuai dengan
tujuannya
 Saat mengambil keputusan, sadar bahwa keputusannya sesuai dengan
kepentingan pribadinya
 Ia mampu memenuhinya baik secara fisik maupun mental
18. Faktor pada komunikan yang perlu diingat komunikator :
 Komunikan orang-orang yang hidup, bekerja, beraktivitas dalam jaringan
sosial
 Komunikan membaca, mendengarkan dan menonton komunikasi yang
menyajikan “hubungan pribadi yang mendalam”
 Tanggapan yang diinginkan komunikator harus menguntungkan bagi
komunikan
19. “know your audience”
 Timing yang tepat untuk suatu pesan
 Bahasa dimengerti komunikan/audience
 Sikap dan nilai yang ditampilkan efektif
 Jenis kelompok dimana komunikasi dilaksanakan

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 28 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

20. Faktor Komunikator


 Kepercayaan kepada komunikator (source credibility)
 Daya tarik komunikator (source attractiveness)
21. Kendala-kendala dalam komunikasi

Pilihan Penyimp
Penga saluran
ruh angan
komunikasi persepsi
perbe yg buruk
daan
Peng Tak ada Pengi
status
irim umpan- rim
balik
Perbe Pilihan Gangg
daan saluran uan yg
buday komunikasi bersifa
a yg buruk t fisik
22. Hambatan dalam Komunikasi
1. Gangguan
 Gangguan mekanik (mechanical, channel noise)
 Gangguan semantik (semantic noise)
o Semantik : pengetahuan mengenai pengertian kata-kata
o Makna denotatif, makna konotatif
2. Kepentingan (interest)
3. Motivasi
4. Prasangka
5. Sumber hambatan bersifat emosional dan sosial atau kultural
6. Sadar/tdk memberikan penilaian dan menghakimi pembicara
7. Gagal menangkap maksud konotatif suatu perkataan
8. Kesalahpahaman atau distorsi karena tidak saling mempercayai

23. Hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi efektif


 Komunikasi satu arah dan dua arah
 Mendengarkan sambil memahami
 Persepsi yang selektif dalam mendengarkan dan menanggapi
 Memahami sudut pandang orang lain

24. Kiat sukses berkomunikasi


 Kenali dengan baik lawan bicara

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 29 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

 Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar.


 Jangan merasa (dan memperlihatkan) bahwa kita lebih tahu daripada
lawan bicara kita.
 Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 30 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB III
MEMPERSIAPKAN PERALATAN DAN MATERIAL

A. Bahan (Pipa)

Gambar. Pipa Refrigerasi


Pipa sebagai media sirkulasi bahan pendingin menuju berbagai
komponen merupaan bagian penting dari sistem pendingin. Jika kita lihat
secara langsung sistem pendingin terdiri dari susunan pipa-pipa yang
desain dan dirancang melalui aturan dan teknik pemipaan.
Adapun yang perlu dipertimbangkan didalam memilih bahan pipa
adalah:
– Memiliki daya hantar panas (konduktifitas) yang baik
– Tidak terpengaruh atau bereaksi dengan bahan pendingin
(refrigeran)
– Tahan bocor
– Mudah untuk dikerjaan
– Harganya relatif murah

Sedangkan untuk memilih ukuran pipa yang digunakan harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
– Drop tekanan harus sekecil mungkin
– Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanaan
atau kecepatan sirkulasi refrigerannya sesuai.

JENIS PIPA
1. Pipa Tembaga
a. Pipa Tembaga Lunak

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 31 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar. Pipa Tembaga Lunak


 Pipa tembaga ini bisa juga disebut “Annealed Copper Tubing”
karena memiliki tingkat kekerasan tertentu.
 Hal ini membuat pipa tembaga menjadi lunak dan mudah
dibentuk namun jika pipa dibengkokan berulang kali maka pipa
tersebut akan menjadi keras dan kaku, sehingga mudah rusak,
retak atau patah
 Penyambungan pipa tembaga ini dapat dilakukan dengan dua
cara , yaitu (1) pengelasan (brasing), (2) menggunakan flare fitting
 Pipa tembaga lunak ini biasanya diperjualbelikan di pasaran
dalam bentuk rol dengan panjang yang bervariasi mulai dari 25
feet, 50 feet dan 100 feet dengan diameter luar (OD) dalam satuan
inchi.
 Ukuran yang tersedia di pasaran adalah 3/16, ¼, 5/16, 3/8,
7/16, ½, 9/16, 5/8 dan ¾ inchi.
b. Pipa Tembaga Keras

Gambar. Pipa Tembaga Keras


 Biasa juga disebut Drawn temper tube karena pipa ini bersifat
keras.
 Pipa tembaga keras tidak dapat dibengkokkan, jadi harus
menggunakan elbow bila diperlukan bengkokan.
 Penyambungan pipa hanya hanya dilakukan dengan sistem
pengelasan dengan las perak (silver brazing) atau menggunakan
flare fitting.
 Pipa tembaga keras ini diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk
batangan
c. Keuntungan penggunaan Pipa Tembaga

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 32 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA


Ekonomis. Pipa tembaga mudah untuk diperlakukan, dibentuk,
dan disambung sehingga akan mengurangi biaya instalasi,
material dan waktu.
 Ringan. Untuk diameter dalam yang sama, pipa tembaga lebih
ringan dibandingkan pipa ferros karena itu mudah untuk
dipindahkan dan menghemat tempat.
 Mudah dibentuk. Pipa tembaga mudah diarahkan dan dibentuk,
sehingga bisa mengurangi sambungan pipa dan elbow.
 Mudah disambung. Penyambungan pipa bisa menggunakan
adapter, soldering, brazing ataupun welding.
 Aman. Pipa tembaga tidak terbakar atau pemicu terbakar, dan
tidak bereaksi menjadi gas beracun kecuali untuk campuran
organik yang mudah menguap, seperti amoniak (NH3), tidak
diperbolehkan memakai pipa tembaga.
 Resistansi korosi. Pipa tembaga memiliki angka resistansi
korosi yang cukup tinggi.
2. Pipa Alluminium

Gambar. Pipa Alluminium


 Pipa Alluminium banyak dipergunakan sebagai bahan
evaporator.
 Daya hantar panas pipa alluminium ini tidak lebih baik jika
dibandingkan dengan daya hantar panas pipa tembaga, dan
harganya pun relatif lebih mahal.
 Penyambungan atau pengelasan pipa alluminium menggunakan
las khusus yang disebut las MIG, atau bisa juga dengan
menggunakan kawat las Platinum 52 dengan campuran boraks
atau fluks 52 dengan nyala api yang teratur
3. Pipa Baja

Gambar. Pipa Baja


 Pipa baja biasanya digunakan pada kondensor lemari es.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 33 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

 Penyambungan pipa baja dengan sistem brasing dan ada pula


yang menggunakan ulir.
 Pipa tembaga atau kuningan tidak dapat digunakan pada sistem
pendingin yang menggunakan bahan refrigeran amoniak (R.717),
dimana sifat pipa tembaga ini mudah bereaksi jika terkena
amoniak, jadi untuk mesin pendingin yang menggunakan bahan
refrigerannya amoniak harus menggunakan pipa baja.

4. Pipa Stainles Stell

Gambar. Pipa Stainles Stell


 Pipa Baja stainless sangat kuat terhadap korosi dan sangat
mudah dalam melakukan penyambungannya, dimana bisa
menggunakan brasing maupun menggunakan ulir.
 Pipa baja stainless sering sekali digunakan pada mesin pendingin
untuk Food Processing, Manufacture Ice Cream, Milk Cool
Storage dan yang lainnya.
 Pipa baja stainless ini mempunyai kadar karbon (C), Nickel (Ni),
dan Chronium (Cr) yang sangat rendah sekali.

5. Pipa Fleksibel

Gambar. Pipa Fleksibel


 Fungsi pipa fleksibel untuk meredam getaran yang diakibatkan
oleh kompresor yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
sambungan pipa, khususnya sambungan pipa ke kompresor.
 Bahan konstruksi dari pipa fleksibel terbuat dari selang
perunggu fleksibel yang dilapisi dengan anyaman pita rambut
perunggu dan disambungkan dengan pipa tembaga sebagai
ujung-ujungnya.
 Pipa fleksibel ini dapat digunakan pada mesin pendingin yang
menggunakan bahan refrigerant R12, R13, R22, R24, R114,
R502 atau yang sejenisnya kecuali untuk NH3 (Amoniak).

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 34 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

 Pipa fleksibel ini di desain untuk nominal tekanan 25 atg, dan


temperatur pada kisaran -700C sampai dengan + 2000C.

6. Pipa Kapiler

Gambar. Pipa Kapiler


 Nama lain dari pipa kapiler adalah Impedance tube, restrictor
tube, atau Choke Tube.
 Pipa kapiler dbuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang
sangat kecil.
 Panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengatur jumlah
refrigeran yang mengalir ke evaporator.
 Fungsi pipa kapiler dalam sistem refrigerasi :
1. Menurunkan tekanan refrigeran cair yang mengalir di
dalamnya.
2. Mengatur jumlah refrigeran cair yang akan masuk ke dalam
evaporator.
3. Menaikkan tekanan refrigeran di condenser.

B. Alat Pengerjaan Pipa


1. Tubing Cutting

Gambar. Tubing Cutter


Tubeng Cutter berfungsi untuk memotong pipa dengan hasil potongan
yang rapi.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 35 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Roller
Cutting Wheel

Knop

Gambar. Bagian-bagian Tubing Cutter

Prosedur Penggunaan Tubing Cutter


1. Siapkan alat pemotong (tubing cutter)
dan pipa yang akan dipotong.
2. Ukurlah panjang pipa yang akan
dipotong dan beri tanda yang jelas.
3. Letakan pipa yang akan dipotong
tersebut pada rol beraturan yang ada
pada tubing cutter, putarlah knop
pengatur tekanan pisau sehingga pisau
pemotong menyentuh pipa dan tepat
pada tanda ukuran yang telah dibuat.
4. Putarlah pemotong pipa ini secara
mengelilingi pipa sampai putaran terasa
ringan, setelah itu putarlah knop
pengatur tekanan pisau ¼ atau ½
putaran, setelah itu putarlah pemotong
pipa.
5. Ulangi langkah 4 tadi sampai pipa
selesai dipotong, setelah pipa terpotong
selanjutnya bersihkan kedua ujung
pipa tadi dari serbuk-serbuk pipa atau
permukaan tidak rata atau tajam
dengan menggunakan reamer dan
amplas/kikir.
6. Proses pemotongan pipa selesai.

2. Reamer

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 36 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar. Reamer
- Reamer berfungsi untuk meratakan dan membersihkan ujung pipa
yang telah dipotong agar rata dan bersih kembali.
- Pada waktu membersihkan pipa ujungnya harus menghadap
kebawah, agar potongan logamnya (beram) tidak masuk ke dalam
sistem.

3. Flaring Tool

Gambar. Flaring Tool


- Flaring tool fungsinya untuk mengembangkan ujung pipa agar dapat
disambung dengan sambungan berulir (flare fitting).
Prosedur Penggunaan Flaring Tool
1. Masukkan pipa tembaga ke dalam lubang
cetakan pada block flare. (sesuaikan
ukurannya) dengan panjang ujung pipa
tembaga sesuai dengan tabel di atas block
flare.
Size of
Ø6.4 Ø9.5 Ø12.7 Ø15.9 Ø19.1
cooper
(1/4“) (3/8“) (1/2“) (5/8“) (3/4“)
tube

A 0.5mm 1.0mm

2. Kencangkan clamp yang terdapat pada block


katrol.
3. Putar secara perlahan flare handle pada yoke
sampai posisi flaring cone (kerucut) masuk ke
dalam lubang pipa tembaga.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 37 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

4. Ketika pekerjaan flaring telah selesai, putar


ulang flare handle pada yoke dan lepaskan
pipa tembaga yang sudah di flare dari block
katrol.
5. Periksa hasilnya.

Contoh hasil flaring


yang jelak Terlalu besar

Kekecilan

Patah
bergerigi

Terlalu tipis Tidak


seimbang
Gambar Hasil Flaring Tool yg salah
4. Sweaging Tool

Gambar. Swaging Tool


- Swaging tool fungsinya untuk membesarkan ujung pipa, agar 2
pipa yang sama diameternya dapat disambung dengan soldir timah
atau las perak.
Prosedur Penggunaan Swaging Tools

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 38 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

1. Tempatkan pipa tembaga pada block


flare dan atur tinggi dari ujung pipa
tembaga yang akan di Swaging.
2. Tinggi ujung pipa tembaga di atas
block flare sama dengan satu kali
diameternya ditambah 3 mm.
3. Kencangkan clamp yang terdapat
pada block katrol.
4. Ganti flare cone pada yoke dengan
Swaging punch, sesuaikan
ukurannya dengan diameter pipa
tembaga.
5. Beri sedikit minyak pelumas pada
Swaging punch, lalu putar secara
perlahan flare handle sampai Swaging
punch masuk ke dalam pipa.
6. Setelah pekerjaan Swaging selesai,
putar ulang flare handle pada yoke
dan lepaskan pipa tembaga yang
sudah di Swaging dari block katrol.
7. Periksa hasilnya.

5. Bending Tool

Gambar Hasil penggunaan Bending Tool


- Bending Tools berfungsi untuk untuk membengkokan pipa denyan
diameter yang tertentu.
- Jenis-Jenis Bending Tools
a) Spring Bender

Gambar Spring Bender

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 39 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Bending
menggunakan
spring

Gambar Penggunaan Spring Bender


b) Lever Bender
Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan pipa
dengan ukuran tertentu.
Prosedur Penggunaan Bending Tools (Lever Bender)
1. Siapkan pipa dan lever
bender.
2. Pilihlah pembengkok
pipa yang sesuai dengan
ukuran pipa yang akan
dibengkokan.
3. Letakan pipa yang akan
dibengkokan pada alur
yang telah tersedia pada
pembengkok pipa.

4. Aturlah posisi pipa


sehingga tanda tadi
benar-benar tepat pada
tanda penyidik (skala),
dimana jika ukuran
yang ditentukan
disebelah kiri maka
tanda tanda ukuran
tadi harus tepat pada
garis bertanda L pada
hendle pembengkok
Posisi
tersebut, jika
sebaliknya maka/
Kiri (L)
ukuran yang ditentukan
sebelah kanan maka
ukran harus
ditempatkan pada garis
bertanda R.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 40 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Posisi
Kanan
(R)

5. Putarkan hendle
pembengkok secara
perlahan-lahan sambil
memperhatikan skala
tanda sudut
pembengkokan.
6. Jika skala tanda sudut
bengkokan telah
mencapai sudut
bengkokan yang
diminta, maka hentikan
menekan hendle, lalu
dengan perlahan
angkatlah hendle tadi.
7. Ambilah pipa yang telah
dibengkokan tadi dari
pembengkok pipa
tersebut.
8. Proses pembengkokan
pipa telah sesuai.

6. Tang pembuntu pipa


Untuk membuntukan pipa tembaga sampai tidak bocor, tetapi tidak
sampai merusak atau mematahkan. Pembuntu pipa dibuat oleh
beberapa pabrik dengan bermacam-macammacam: model, bentuk dan
sifat.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 41 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar Pinch off tool (alat pembuntu pipa).


Vese-grip, Bentuknya seperti tang yang penjepitnya bebrbentuk
setengah bulatan memanjang, maka bekas jepitannya pada kedua sisi
atas dan bawah pipa sama. Sangat praktis dan mudah dipakai untuk
membuntukan pipa kapiler dan pipa tembaga sampai dengan ½ inci.
Setelah pipa dijepit sampai tidak bocor, pembuntu pipa tersebut akan
terus menjepit dan melekat pada pipa. Setelah pekerjaan selesai dan
tidak diperlukan lagi, barulah tang penjepit tersebut dilepas dari pipa.
Imperial, Direncanakan untuk membuntukan sementara, setelah
itu pipa dapat dibulatkan kembali. Pipa dijepit seperti pada flaring tool
yang kekerasan jepitannya dapat diatur dengan memutar mur kupu-
kupu sampai tidak bocor.
Alat tersebut juga dilengkapi lubang-lubang untuk membuka dan
membulatkan kembali pipa yang gepeng. Dapat dipakai untuk pipa
tembaga ukuran : ¼, 5/16, 3/8, dan ½ inci.
Robinair, Pipa ditekan sampai menjadi satau. Dibawah berbentuk
dua garis melintang dan dari aas diantara kedua garis tersebut terdapat
bulatan. Hasil jepitannya sangat kuat. Setelah dibulatkan pipa tidak
dapat dibulatkan kembali. Dapat dipakai untul membuntukan pipa
kapiler dan pipa tembaga sampai dengan 3/8 inci.

C. Alat Bantu Service dan Pengujian Pada Sistem Refrigerasi


1. Pompa Vakum
Pompa vakum diperklukan untuk mengosongkan refrigeran dari
sistem sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak terkondensasi
seperti udara dan uap air. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu
kerja mesin refrigerasi. Uap air yang berlebihan dalam sistem dapat
memperpendek umur operasi filter drier dan penyumbatan khusunya
pada bagian sisi tekanan rendah seperti di katup ekspansi. Adanya gas-
gas tak terkondensasi dalam sistem akan menghalangi perpindahan
panas di kondensor dan evaporator, dan menaikan tekanan keluaran
(discharge). Adanya air juga menyebabkan korosi, penimbuanan kerak
dan menyebabakanpelumas menjadi asam.
Untuk proses vakum yang baik, pompa vakum harus mampu
mengosongkan sampai dengan tekanan 20-50 mikron air raksa. Untuk

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 42 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

meliahat tekanan vakum diperlukan alat pengukur tekanan vakum


yang dapat mengukur tekanan dari 5 sampai 5000 mikron Hg. Apabila
tidak memiliki alat pengukur vakum, maka sistem harus dipompa
selama paling tidak setengah jam setelah penunjuk tekanan di
gaugemanifold menunjukan – 30 inci/-760 mmHg/0 milibar.

Gambar Pompa vakum


Keterangan:

2. Tang Ampere
Berfungsi untuk mengukur besarnya arus (A), tegangan (V) dan
tahanan (Ω) pada aliran arus bolak-balik maupun arus searah.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 43 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar Tang ampere dan multimeter digital


Keterangan:

3. Brander Portabel
Berfungsi untuk menyambung atau melepas sambungan pipa
(sambungan menggunakan timah atau perak). Brander tersebut dapat
dengan gas LPG, camping gas, kompor minyak tanah, juga dapat
memakai gas karbid (acetyline) dengan zat asam.

Gambar Brander

4. Leak Detektor

Mencari kebocoran harus dilakukan pada semua komponen dari


system yang dialiri bahan pendingin, terutama pada bagian
sambungannya. Untuk mencari kebocoran dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu:
1) Dengan air sabun
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk
mendeteksi kebocoran pada sistem, alat dan bahan yang digunakan :
a) Air ditambah sabun secukupnya
b) Tempat air sabun

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 44 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

c) Kain
Cara untuk metode air sabun, sebagai berikut :
a) Pastikan sistem dalam keadaan tidak vacuum [tekanan sistem
harus di atas 1 atm]
b) Sistem boleh dalam keadaan beroperasi ataupun tidak
c) Basahi kain dengan air sabun
d) Tempelkan pada bagian-bagian yang rentan terhadap kebocoran,
biasanya dibagian sambungan pipa dengan pipa, pipa dengan
komponen, baik di sekitar nut maupun hasil lasan, bagian-bagian
yang biasa bocor bukan hanya dibagian sambungan saja,
perhatikan pada komponen-komponen lain pun berpotensi terhadap
kebocoran
e) Perhatikan permukaan yang terkena air sabun, jika ada gelembung-
gelembung seperti ada udara yang meniup gelembung udara, maka
dapat dipastikan di bagian tersebut ada kebocoran, baik karena
lubang, atau penutupan nut yang kurang kencang
2) Leak detector elektronik

Gambar Leak detector elektronik


Electronic Leak Detector cara penggunaannya sama dengan
halida torch, namun berbeda reaksi ketika mendeteksi saja, biasanya
electronic leak detector akan berbunyi jika mendeteksi kebocoran.
3) Dengan nyala api

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 45 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar Detektor kebocoran dengan nyala api


Keterangan:

Halida torch akan menyalakan api jika ada bagian sistem yang
bocor, caranya hanya mendekatkan sensor halida torch ke bagian-
bagian sistem.
4) Dengan zat pewarna
Dengan memasukan gas atau zat berwarna kedalam sistem,
tentunya zat yang tidak bereaksi dengan bahan-bahan yang
digunakan dalam sistem, hal ini dilakukan agar saat terjadi
kebocoran, gas yang keluar terlihat karena berwarna.

5. Mesin Recovery, Recycle dan Recharging (mesin 3R)


Mesin Recovery, Recycle,dan Recharging biasa juga disebut sebagai
mesin 3R , mempunyai tiga fungsi yaitu mengeluarakn dan menangkap
refrigeran (recovery), mendaur ulang refrigeran yang ditangkap (recycle)
dengan cara memisahkannya dari pelumas dan menyaring kotoran
padat, dan mengisikan kembali refrigeran yang ditampung dalam satu
mesin adalah agar tidak ada refrigeran yang terlepas ke atmosfer ke
atmosfer sebagai akibat adanya pergantian selang pada setiap proses.
Refrigeran yang terdapat dalam selang penghubung dapat terlepas ke
atmosfer dan merusak ozon.

Gambar Mesin 3R

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 46 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB IV
MENGGUNAKAN ALAT UKUR REFRIGERASI DAN TATA UDARA

A. Mistar

Gambar Mistar Baja


Mistar baja digunakan untuk pengukuran dimensi panjang, lebar
dan tebal ketelitian  0,5 mm

B. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak,
kedalaman, maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi
dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga
fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.
Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring
(teknik), mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan,
hingga pengecekan akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki
tingkat akurasi dan presisi yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah
dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Karena alasan
inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (enjinir) dibandingkan alat
ukur konvensional seperti penggaris.
1. Bagian-bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak
pada badan alat ini (sama seperti skala baca/angka-angka di penggaris)
yang dapat diatur berdasarkan letak “rahang” jangka sorong; terdapat dua
pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk
mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang dalam (atau
rahang atas) untuk mengukur ‘diameter dalam’ (contohnya mengukur
diameter dalam pada cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat
digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua pasang
rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula,
terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara
menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong
tersebut saling bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut
pengukurannya dibaca/dihitung dengan cara yang sama.
Untuk lebih jelasnya, bagian-bagian jangka sorong dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 47 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

2. Cara Membaca Jangka Sorong

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong


untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah
pembacaan:
a. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm
(garis merah) merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol
pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama
yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.
b. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama,
terdapat satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan
satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus
tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier
yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua


nilai pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21
mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

C. Micrometer Scrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang
cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 48 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur diameter


benda melingkar yang kecil seperti kawat atau kabel.

1. Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

a. Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak


b. Poros Geser, poros yang bisa digerakkan ke depan dan ke
belakang
c. Skala utama (salam satuan mm)
d. Skala Nonius atau Skala Putar
e. Pemutar, menggerakkan poros geser
f. Pengunci
g. Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil
h. Frame berbentuk U
2. Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
a. Pastikan pengunci
dalam keadaan
terbuka.
b. Lakukan pengecekan
ketika apakah poros
tetap dan poros geser
bertemu skala dan
skala nonius utama
menunjukkan angka
nol.
c. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai
benda/koin dapat masuk ke dalam rahang.
d. Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup
kembali rahang hingga tepat menjepit benda.
e. Putarlah Pengunci agar
pemutar tidak bisa bergerak
lagi. Dengarkan bunyi “klik”
yang muncul.
f. Pada skala utama (garis
berdiri), kami mendapatkan
angka 0,3 atau 0,3 mm.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 49 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Sementara pada skala nonius/skala putar (garis mendatar),


kami mendapat 0,01 mm.
g. Dari kedua angka ini dijumlah maka akan mendapat ketebalan
dari koin, yaitu 0,31 mm.

D. Pressure Geuge
Pressure gauge adalah sebuah alat pengukur yang berfungsi untuk
mengukur sebuah tekanan fluida yang bisa berupa gas atau cair, dalam
sebuah tabung tertutup. Untuk satuan pengukurannya sendiri dikenal
dengan istilah psi atau pound per square inch, ada juga psf atau pound
per square foot, mmHg atau millimeter of mercury, inHg atau inch of
mercury, bar, hingga atm atau atmosphere

Gambar. Preassure Gauge

Keterangan:

Terdapat tiga jenis pressure Gauge, yaitu:


1. Pressure Gauge tekanan rendah
2. Pressure Gauge tekanan tinggi
3. Pressure Gauge vakum

Gambar. Pressure Gauge tekanan rendah, tinggi dan vakum

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 50 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

E. Manifold Geuge
Juga disebut sistem analyzer, charging and testing unit, test gauge
set, gauge manifold atau manifold saja. Servie manifold terdiri dari:
meter tekan dan meter ganda, dua buah keran yang disatukan dan tiga
buah slang isi dengan tiga warna yang berlainan.

Gambar Manifold Gauge

Gambar Bagian-bagian manifold Gauge


Dengan menghubungkan service manifold kepada sistem, kita dapat
lebih cepat mengetahui kesalahan dari sistem. Tekanan kedua meter
dari service manifold dapat menunjukan kepada kita apa yang sedang
terjadi di dalam sistem. Selain itu alat tersebut dapat dipakai untuk:
menunjukan vakum, mengisi bahan pendingin, menambah minyak
pelumas mesin pendingin, memeriksa tekanan dari sistem dan
kompresor.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 51 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar Posisi pemasangan manifold Gauge ke sistem

1 2
Gambar Posisi pengisian refrigerant 1) Liquit Refrigerant
2) Gas refrigerant

Gambar Posisi pengukuran tekanan

Gambar Posisi pemvakuman

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 52 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

F. Thermometer
Berfungsinya untuk mengukur suhu. Kerja dari thermometer
berdasarkan efek pemuaian dan penyusutan dari air raksa. Ada 2 macam
ythermometer yang sering digunakan dalam mesin pendingin yaitu
Fahrenheit dan celcius. Untuk mengukur suhu di dalam lemari es dan
freezer, dipakai thermometer yang mempunyai bulb dengan pipa kapiler
yang panjang. Hanya bulb saja yang diletakan di dalam lemari es,
sedangkan suhunya dapat dibaca dari luar.

Gambar Thermometer analog dan digital

G. RH/ Humidity Meter

Gambar. RH Meter

Humidity meter adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk


mengukur jumlah air dan kelembaban dalam sebuah objek tertentu. Alat
ini dapat mengukur kelembaban, aliran udara, dan tingkat suhu suatu
zat. Humidity Meterjuga dapat menentukan apakah suatu zat layak untuk
digunakan dalam suatu lingkungan tertentu atau kondisi perindustrian.
Alat ini biasanya dilengkapi dengan layar LCD untuk menampilkna hasil
pengukuran
H. Anemometer

Gambar. Anemometer

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 53 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

1. Pengertian :
Anemometer ialah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang biasanya
digunakan dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun
prakiraan cuaca.

2. Kegunaan/Fungsi :
Anemometer Berfungsi untuk mengukur atau menentukan kecepatan
angin. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur
besarnya tekanan angin, cuaca, dan tinggi gelombang laut.

3. Cara Menggunakan/Mengukur :
Pengukuran dapat dilakukan dengan cara memegang Anemometer
secara vertikal atau menaruhnya di atas penyangga. Angka kecepatan
angin akan ditampilkan secara otomatis pada speedometer.

4. Tingkat Ketelitian :
Anemometer memiliki tingkat ketelitian hingga 0.5 m/s.

5. Cara Membaca Skala dan Hasil :


a. Tekan tombol ON/OFF .
b. Akan tampil semua item pengukuran pada layar.
c. Untuk mode pengukuran yang diperlukan.
d. Tekan tombol HOLD untuk melihat hasil pengukuran.
e. Catat hasil pengukuran.

6. Bagian-bagian :
 Anemometer Cup dan Vane (velocity anemometer).
 Pressure Tube Anemometer.
 Pressure Plate Anemometer.

I. Tang Ampere

Gambar. Tang Ampere


Biasa digunakan untuk mengukur arus, sama seperti ampere meter,
namun perbedaannya adalah sobat dapat membawa tang ampere ini
kemapun
Penggunaan tang ampere yang lebih mudah membuat tang ampere
sangat digemari oleh para teknisi, karena hanya dengan memasukan kabel

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 54 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

berarus listrik kedalam lingkupan tang ampere dan hasilnya dapat terlihat,
mudah bukan.
Cara menggunakan Tang Ampere atau Clamp Meter ini sebenarnya
cukup mudah, yaitu dengan menjepitkan rahang penjepitnya ke kabel
listrik yang diinginkan. Berikut ini adalah langkah-langkah selengkapnya
untuk Mengukur Arus Listrik AC atau Ampere AC dengan menggunakan
Clamp Meter (Tang Ampere).

1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter


(biasanya tertulis huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau
Tang Ampere.
3. Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik
AC (Kabel Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian
lepaskan Trigger Clamp Meter.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan
kabel tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus
listriknya.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere)
Untuk mengukur Tegangan dan Resistansi, cara pengukurannya
hampir sama dengan Multimeter yaitu dengan menggunakan Probe yang
dicolokan di Terminal COM yang berwarna Hitam dan Terminal Positif
yang berwarna Merah.
Dibawah ini adalah perbedaan Multimeter dan Clamp Meter dalam
mengukur Arus listrik :

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 55 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

J. Multimeter

Gambar. Multimeter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur: 1) Tegangan Listrik
DC/AC 2) Arus Listrik DC/AC dan 3) Tahanan/ Hambatan Listrik

1. Prosedur Pengukuran Tegangan Listrik DC/ AC

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 56 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

2. Pengukuran tegangan
dilakukan secara paralel

1. Atur pada posisi


skala Tegangan
DC/AC

4. Nilai Tegangan 3. Perhatikan angka yang


ditunjukan oleh skala5
terukur = jarum

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 57 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

2. Prosedur Pengukuran Arus Listrik DC/AC

2. Pengukuran
1. Atur pada posisi tegangan
skala Arus dilakukan secara
DC/AC seri

6
3. Perhatikan angka
yang ditunjukan
4. Nilai Arus terukur
oleh skala jarum
=

3. Prosedur Pengukuran Tahanan/ Hambatan Listrik

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 58 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

1. Atur pada posisi


skala Tahanan

2. Lakukan kalibrasi dengan cara:


a. Tempelkan Probe Positif dan
Negatif
3. Lakukan b. Atur tombol pengatur Ohm
pengukuran meter sehingga angka 7
tahanan menunjukan 0 (nol)

5. Nilai hambatan = angka 4. Perhatikan angka yang


ditunjukan oleh skala
yang ditunjukan jarum x
jarum
skala tahan

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 59 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB V
MERANGKAI SISTEM KELISTRIKAN SEDERHANA

Dengan semakin kompleknya sistem refrigerasi dan tata udara dewasa ini,
para teknisi/mekanik harus mampu membaca dan menginterprestasi seluruh
jenis diagram listrik. Diagram listrik memuat informasi berharga tentang
instalasi listrik dan operasi peralatan listrik. Para mekanik yang memasang
suatu peralatan listrik misalnya peralatan tata udara sangat tergantung pada
diagram pengawatan yang dikeluarkan oleh pabrikannya agar dia dapat
memasang peralatan tersebut dengan semestinya.
Para teknisi menggunakan diagram listrik sebagai acuan atau rujukan
untuk melakukan pelacakan gangguan sistem kelistrikan dari suatu unit
peralatan listrik. Ada tiga jenis diagram yang lazim digunakan di industri, yaitu
diagram skematik, diagram ladder, dan diagram pengawatan atau diagram
koneksi. Dalam dunia refrigerasi dan tata udara, diagram listrik yang sering
digunakan juga bervariasi tergantung pabrikan pembuatnya.
Satu hal yang tidak mungkin dalam membangun diagram listrik adalah,
memuat seluruh komponen yang digunakan pada suatu unit peralatan
refrigerasi dan tata udara di dalam diagram listrik, karena akan terlalu
memakan tempat dan menjadi terlalu rumit bila disertai dengan cara
penyambungan antar komponen. Oleh karena itu, mengapa diagram listrik
menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasikan komponen-komponen
listrik yang digunakan pada suatu unit peralatan refrigerasi dan tata udara.
Komponen listrik yang digunakan pada system refrigerasi dan tata udara
dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu (1) beban listrik, (2) sensor, yang
terdiri dari piranti kontrol, dan piranti pengaman atau proteksi. Beban listrik
yang digunakan pada peralatan refrigerasi dan tata udara dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu beban listrik yang digunakan sebagai penggerak dan beban
listrik yang digunakan untuk keperluan lainnya. Beban listrik yang
digunakan sebagai penggerak dibedakan menjadi dua, yaitu yang
menghasilkan gerakan rotari dan yang menghasilkan gerakan translasi.
Beban listrik yang menghasilkan gerakan rotari lazim disebut sebagai
motor. Bila tenaga penggeraknya energi listrik disebut motor listrik. Beban

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 60 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

listrik yang menghasilkan gerakan translasi adalah koil solenoid. Dan beban
listrik untuk keperluan lainnya adalah elemen pemanas (heater) dan lampu.
Para teknisi/mekanik harus mampu mengidentifikasi sebagian besar simbol
yang digunakan dan mengetahui di mana melihat posisinya dalam suatu
peralatan listrik.
Sebagian besar pabrikan menggunakan simbol-simbol yang sama pada
diagram listrik yang digunakannya, walaupun begitu sering dijumpai masih
adanya beberapa perbedaan yang bersifat minor. Jadi pemahaman dasar
tentang simbol dasar kelistrikan merupakan hal yang paling penting bila ingin
berhasil di dunia industri. Kita mulai pembelajaran kita dengan diskusi
berbagai jenis beban listrik yang digunakan di dunia refrigerasi dan tata
udara dan simbol dasar yang digunakan oleh setiap komponen. Selanjutnya
akan didiskusikan pula berbagai piranti kontrol otomatik dan piranti
pengaman.
Unit refrigerasi dan tata udara menggunakan motor listrik untuk
mengoperasikan kompresor, fan kondensor, fan evaporator, dan defrost timer.
Unit refrigerasi menggunakan berbagai jenis rele dan kontaktor untuk
membangun sistem kontrol. Unit refrigerasi dan tata udara menggunakan
elemen pemanas (heater) untuk keperluan pencairan bunga es di evaporator,
dan menggunakan lampu untuk penerangan dan sebagai tanda. Yang masuk
dalam kategori sensor adalah berbagai sakelar otomatik seperti room
thermostat, pressure switch, rele beban lebih (overload protector), defrost
terminator thermostat, dll.

I. Besaran, satuan dan rumus dalam kelistrikan

1. Pengertian Besaran dan Satuan


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung,
dinyatakan dengan Angka atau nilai dan setiap Besaran pasti memiliki
satuan. Contoh-contoh besaran dalam Ilmu kelistrikan dan Elektronika
seperti Tegangan, Arus listrik, Hambatan, Frekuensi dan Daya Listrik.
Sedangkan yang dimaksud dengan satuan adalah acuan yang
digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 61 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Satuan ini dalam bahasa


Inggris sering disebut dengan Unit. Contoh-contoh satuan dalam ilmu
kelistrikan dan Elektronika seperti Ampere, Volt, Ohm, Joule, Watt, Farad
dan Henry.

2. Standar Besaran dan Satuan Listrik


Berikut ini adalah Besaran-besaran Listrik dan Elektronika serta
Satuan- satuan Listrik dan Elektronika yang sering digunakan dalam ilmu
kelistrikan dan Elektronika. Standar yang digunakan pada umumnya
adalah SI yaitu Standard Internasional.

No Besaran Satuan Simbol


1 Tegangan Volt V
2 Arus Listrik Ampere A
3 Hambatan Ohm Ω
4 Konduktansi Siemens G
5 Kapasitansi Farad F
6 Muatan Listrik Coulomb C
7 Induktansi Henry H
8 Daya Listrik Watt W
9 Impendansi Ohm Ω
10 Frekuensi Hertz Hz
11 Energi Joule J

No Satuan Simbol Desimal 10n


1 Terra T 1.000.000.000.000 1012
2 Giga G 1.000.000.000 109
3 Mega M 1.000.000 106
4 Kilo K 1.000 103
5 (Tidak Ada) (Tidak Ada) 1 100
6 Centi c 1/100 10-2
7 Mili m 1/1.000 10-3

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 62 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

8 Micro µ 1/1.000.000 10-6


9 Nano n 1/1.000.000.000 10-9
10 Pico p 1/1.000.000.000.000 10-12

Contoh-contoh Penulisan Satuan SI


Contoh-contoh penulisan satuan-satuan tersebut diantaranya
seperti berikut ini :
1kV = 1 kilo Volt = 1.000 Volt
1mA = 1 mili Ampere = 1/1000 Ampere atau 0,001 Ampere
1MΩ = 1 Mega Ohm = 1.000.000 Ohm
1µF = 1 micro Farad = 1/1.000.000 Farad

3. Besaran Listrik pada Teknik Pendingin


a. Tegangan listrik (voltage)

Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik
adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik.
Tegangan listrik merupakan ukuran beda potensial yang mampu
membangkitkan medan listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik
dalam sebuak konduktor listrik.
Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki
empat tingkatan:
Tegangan ekstra rendah (extra low Voltage)
Tegangan rendah (low Voltage)
Tegangan tinggi (high Voltage)
Tegangan ekstra tinggi (extra high Voltage)

Berdasarkan penerapannya, beda potensial ada pada arus listrik searah


(DC) dan arus listrik bolak- balik (AC).

Untuk Rumus Mencari Tegangan Listrik jika diketahui Kuat Arus Listrik
dan Hambatan Listriknya, bisa kalian lihat dibawah ini:
V=IxR
V adalah Tegangan Listrik dlm Satuan Volt
I adalah Kuat Arus Listrik dlm Satuan Ampere
R adalah Hambatan Listrik dlm Satuan Ohm

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 63 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Untuk Rumus Menghitung Tegangan Listrik jika diketahui Daya


Listriknya dan bisa kalian lihat rumusnya dibawah ini :
V=P/I
V adalah Tegangan Listrik dlm Satuan Volt
P adalah Daya Listrik dlm Satuan Watt
I adalah Kuat Arus Listrik dlm Satuan Ampere

b. Arus listrik (electric current)


Arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Aliran ini berupa aliran
elektron atau aliran ion. Aliran ini harus melalui media penghantar listrik
yang biasa disebut sebagai konduktor. Konduktor yang paling banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah kabel logam. Ketika dua
ujung kabel disambungkan pada sumber tegangan, misalnya baterai, maka
elektron akan mengalir melalui kabel penghantar dari kutub negatif menuju
kutub positif baterai. Aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran listrik.
Rumus Arus Listrik
Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan
banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik merupakan
kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan
kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu
penghantar setiap satuan waktu. Bila jumlah muatan Q melalui penampang
penghantar dalam waktu t, maka kuat arus I secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut :
I = Q/t
Dimana :
I = Kuat Arus Listrik
Q = Muatan Listrik
t = Waktu

Untuk Rumus Mencari Tegangan Listrik jika diketahui Kuat Arus Listrik
dan Hambatan Listriknya, bisa kalian lihat dibawah ini :
I=V/R
V adalah Tegangan Listrik dlm Satuan Volt

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 64 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

I adalah Kuat Arus Listrik dlm Satuan Ampere


R adalah Hambatan Listrik dlm Satuan Ohm
Untuk Rumus Menghitung Tegangan Listrik jika diketahui Daya
Listriknya dan bisa kalian lihat rumusnya dibawah ini :

I=P/V

V adalah Tegangan Listrik dlm Satuan Volt


P adalah Daya Listrik dlm Satuan Watt
I adalah Kuat Arus Listrik dlm Satuan Ampere

c. Daya listrik (electric power)


Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian
listrik tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah
oleh alat-alat pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya
energi gerak, energi panas, energi suara, dan energi cahaya. Selain itu, daya
listrik ini juga mampu disimpan dalam bentuk energi kimia. Baik itu dalam
bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk basah (aki).
Daya merupakan jumlah energi listrik yang mengalir dalam setiap
satuan waktu (detik). Sehingga formula daya listrik bisa dituliskan sebagai
berikut:
P=W/t
Dimana
P = daya (Watt atau
Joule/sekon); W = energi listrik
(Joule);
t = waktu (sekon).

Karena W=V×I×t atau W=I^2×R×t atau W=V^2/R×t, jika W


disubstitusi, maka persamaan daya listrik akan menjadi:
P=V×I atau
P=I^2×R atau

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 65 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

P=V^2/R

dimana P = daya (Watt), V = tegangan (Volt), I = kuat arus


(Ampere), dan R = hambatan (Ohm).

Satuan (unit)
Satuan dari daya dalam SI adalah Joule/sekon atau Watt.

Konfersi PK

Konversi satuan daya :


1 hp = 745,7 watt = 746 W.
1 hp (Inggris) = 1,014 PK (Belanda)
NB : Kita di Indonesia sudah biasa menyamakan 1 hp =
1 PK. Untuk single phase 220 V :
1 hp = 745,7 watt : 220 V = 3,39 Ampere.

Untuk 3 phase 380 V :


1 hp = 745,7 watt : (380×1,73) = 1,13 Amp.

Dengan catatan semua perhitungan dengan menganggap Cos phi nya


= 1 (satu).

II. Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik sederhana terdiri dari rangkaian seri, paralel, dan


campuran. Rangkaian listrik sendiri merupakan gabungan komponen-
komponen listrik yang dihubungkan pada sebuah sumber tegangan, sehingga
memiliki fungsi tertentu. Tiap jenis rangkaian listrik memiliki bentuk serta
karakteristik yang berbeda, dan susunannya sangat berpengaruh terhadap
kuatnya arus.

1. Rangkaian Listrik Seri


Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik yang komponennya
disusun secara berderetan tanpa cabang. Dengan ini, listrik mengalir
hanya melalui satu jalur.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 66 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Memutus rangkaian seri di titik manapun akan menyebabkan


seluruh rangkaian berhenti beroperasi. Gambar di bawah merupakan
contoh rangkaian listrik seri.

Rangkaian listrik seri

Sifat-Sifat Rangkaian Seri


 Arus yang mengalir pada tiap-tiap komponen pada rangkaian adalah
sama besar (Itotal=I1=I2=I3=dan seterusnya)
 Tegangan merupakan penjumlahan antara tegangan pada tiap-
tiap komponen pada rangkaian kelistrikan tersebut (Vtot= V1+V2+V3+
dan seterusnya)
 Tahanan total merupakan penjumlahan tahanan pada tiap-tiap
komponen pada rangkaian kelistrikan tersebut (Rtot=R1+R2+R3+ dan
seterusnya)

Terdapat tiga hambatan listrik (resistor) berlabel R1, R2, dan R3 yang
dihubungkan dalam untaian panjang dari satu terminal sumber ke terminal
lainnya.
Contoh penerapan rangkaian seri dalam kehidupan sehari-hari adalah
lampu senter. Pada rangkaian seri, arus listrik yang mengalir
besarnya sama tiap elemen dan dirumuskan dengan:
I masuk = I1 = I2 = I3 = … = In = I keluar
Total hambatan resistor pada rangkaian seri
merupakan penjumlahan masing-masing hambatannya.
Rumusanya adalah:
Rtotal = R1 + R2 + …+ Rn

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 67 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

2. Rangkaian Listrik Paralel


Berbeda dengan rangkaian seri, susunan rangkaian paralel mempunyai
cabang. Komponennya disusun sejajar di mana terdapat lebih dari satu jalur
listrik secara paralel.

Rangkaian listrik parallel

Akibatnya, terdapat lebih dari satu jalur yang dapat dilewati oleh arus.
Rangkaian masih dapat berfungsi jika satu jalur terputus atau dimatikan.
Rangkaian listrik paralel bisa digunakan untuk memasang lampu-lampu di
rumah.
Total hambatan resistor pada rangkaian parallel adalah :
1/R = 1/R1 + 1/R2 +
1/R3…

Sifat-Sifat Rangkaian Paralel

 Besar arus yang mengalir tiap komponen berbeda tergantung besarnya


tahanan yang dilalui. Arus total merupakan penjumlahan arus yang
mengalir pada tiap-tiap cabang. (Itot=I1+I2+I3+ dan seterusnya)
 Tegangan yang mengalir pada tiap-tiap cabang sama seperti tegangan
sumber (Vtot=V1=V2=V3= dan sterusnya)
 Tahanan total merupakan jumlah kebalikan dari semua tahanan pada
masing-masing cabang (1/Rtot=1/R1+1/R2+1/R3+1/R seterusnya)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 68 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

3. Rangkaian Listrik Gabungan


Rangkaian gabungan merupakaan gabungan dari rangkaian seri dan
paralel. Sehingga hukum yang berlaku pada rangkaian gabungan mengikuti
dua jenis rangkaian tersebut.

Rangkaian listrik gabungan

Rumus rangkaian gabungan adalah:


I = I1 + I2
1/Rp = 1/R2 + 1/R3
Rtotal = R1 + 1/Rp
III. Hukum Ohm
Hukum Ohm mengatakan bahwa besar arus listrik berbanding lurus
dengan nilai tegangannya dan berbanding terbalik dengan nilai tahanannya

IV. Pengukuran Tahanan, Pengukuran tegangan, dan Pengukuran Arus

a. Rangkaian Pengukuran Tahanan b. Rangkaian Pengukuran Tegangaan.


c. Rangkaian Pengukuran Arus

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 69 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Rangkaian Pengukuran Tahanan, Tegangan dan Arus


 Tahanan listrik (R) diukur dengan Ohm meter dan cara mengukurnya
Ohm meter dipasang paralel dengan tahanannya (rangkaian bebas
dari tegangan listrik).
 Tegangan listrik pada beban (R) diukur dengan Volt meter yang
dipasang paralel dengan beban (beban R dihubung pada sumber
tegangan)

V. Komponen Listrik
1. MCB

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi


listrik rumah yang mempunyai peran sangat penting. Komponen ini
berfungsi sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban
lebih dan hubung singkat arus listrik (short circuit atau korsleting).
Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan seperti timbulnya percikan api karena hubung singkat yang
akhirnya bisa menimbulkan kebakaran.
Pada instalasi listrik rumah, MCB terpasang di kWh meter listrik
PLN dan juga di MCB Box.
2. Saklar

Saklar merupakan suatu nama yang di berikan untuk menyebut alat


yang dapat berhubungan dengan arus listrik. Saklar merupakan suatu
pemutusan dan juga penyambungan arus listrik atau aliran listrik. Saklar
memiliki dua keadaan yaitu keadaan membuka dan keadaan menutup

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 70 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Keadaan Membuka
Ketika keadaan membuka ini dapat membuat tegangan arus listrik
atau aliran dari arus listrik ini dapat tidak tersambung yang membuat arus
listrik tidak dapat mengalir karena saklar membuka.

Keadaan Tertutup
Ketika keadaan tertutup maka akan terjadi tersambungnya aliran
listrik atau arus listrik yang tersambung dan dapat memberikan arus
listrik.

Fungsi Saklar
Saklar sendiri memiliki fungsi yang utama yaitu sebagai alat yang
dapat memutuskan dan juga menyambungkan arus listrik yang ada di
dalam rangkaian. Saklar ini sangat berguna ketika kita ingin mengatur
arus listrik yang masuk dan keluar. Dan dapat juga di gunakan utnuk
memberikan kenyamanan ketika ada hal yang tidak di inginkan.

3. Kabel atau Penghantar

Macam - macam tipe Kabel Listrik


1. Kabel Tipe NYA
2. Kabel Tipe NYM
3. Kabel Tipe NYAF
4. Jenis Kabel NYYHY
5. Kabel NYMHY
6. Kabel BC
7. Kabel ACSR

Ukuran Kabel
Berikut kapasitas yang disediakan PLN untuk konsumen rumah tangga
dengan tegangan 220Vac:

1. 450 VA = 2A
Ketika rumah anda memiliki kapasitas kWh meternya 450 VA yang setara
dengan 2 Ampere, maka kabel dengan ukuran 1.5mm2 sudah sangat
cukup karena kapasitas kabel tersebut berkapasitas 17 Ampere.

2. 900 VA = 4A
Sama halnya dengan kWh kapasitas 450 VA menggunakan ukuran kabel
1.5mm sudah sangat cukup menurut saya.
3. 1300 VA = 6A
Untuk kabel 1.5mm2 masih cukup untuk kWh meter kapasitar 1300 VA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 71 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

yang setara dengan 6A, tetapi bisa dinaikin ke 2.5mm2 agar kabel semakin
awet.

4. 2200 VA = 10A
Ini saya sarankan menggunakan kabel 2.5mm2 meskipun 1.5mm2 sudah
mencukupi arus dalam kapasitas 2200 VA, tetap saya anjurkan
menggunakan 2.5mm2 agar kabel tidak terlalu panas.

Warna kabel
a. Merah, Hitam dan Kuning untuk Fasa b. Biru untuk kabel netral
c. Kuning garis hijau atau hijau garis kuning untuk kabel grounding.

VI. Pengawatan Rangkaian Listrik


Hubungan Macam-Macam Sakelar, Kotak Sekering dan KWH Meter
1) Hubungan Sakelar Tunggal dan Kotak-kontak

2) Hubungan Sakelar Seri

Gambar Diagram

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 72 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

3) Rangkaian Stop kotak ( Kotak kontak)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 73 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar Komponen Kelistrikan

VII. Keselamatan Kerja Saat Merangkai Sistem Kelistrikan

Potensi bahaya listrik dalam pekerjaan refrigerasi dan tata udara juga perlu
diperhatikan dengan seksama. Oleh karena itulah seorang teknisi refrigerasi
dan tata udara perlu menerapkan prosedur keamanan dalam melakukan
pekerjaan pada peralatan listrik yang bertegangan. Meskipun banyak prosedur
pengecekan gangguan dapat dilakukan pada kondisi tanpa tegangan.
Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan
penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan
instalasi.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 74 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan


bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa penyebab terjadinya
kecelakaan listrik diantaranya :
1. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila
tersentuh akan menimbulkan bahaya kejut
2. Jaringan dengan hantaran telanjang
3. Peralatan listrik yang rusak
4. Kebocoran listrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam,
apabila terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada
rangka atau body
5. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
6. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan
kapasitasnya sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran

Langkah-langkah keselamatan kerja berhubungan dengan peralatan listrik,


tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan
instalasi listrik dapat diikuti pentunjuk berikut :
1. Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk
peralatan rumah tangga seperti sakelar, fiting, kotak -kontak,
setrika listrik, pompa listrik yang dapat mengakibatkan kecelakaan
listrik.
2. Tidak diperbolehkan : Mengganti pengaman arus lebih dengan
kapasitas yang lebih besar, Mengganti kawat pengaman lebur dengan
kawat yang kapasitasnya lebih besar, Memasang kawat tambahan pada
pengaman lebur untuk menambah daya.
3. Bagian yang bertegangan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti
terminal-terminal sambungan kabel, dan lain -lain

4. Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan

5. Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan listrik terbuka, harus


diberi tanda peringatan “ AWAS BERBAHAYA
6. Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 75 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

7. Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan


bahaya listrik
8. Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju
pengaman (lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan
terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
9. Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harus
sesuai dengan PUIL.
10. Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
11. Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
12. Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi
dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 76 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB VI
MEMBACA GAMBAR TEKNIK

A. Simbol Pemipaan pada Sistem Refrijerasi


1. Simbol Komponen Utama Sistem Refrijerasi
Pada sistem refrijerasi kompresi uap terdapat empat komponen utama, yaitu: kompresor,
kondenser, katup ekspansi dan evaporator. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan fungsi
yang berbeda, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Untuk simbol
komponen utama sistem refrijerasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel Simbol komponen utama sistem refrijerasi
No Nama Komponen Simbol
Kompresor

1
Kompresor dengan katup
servis

Kondenser

Kondenser menggunakan
kipas
2

Kondenser berpendingin
air

Katup ekspansi

3 Katup ekspansi dengan


sensor temperatur

Evaporator

2. Simbol Komponen Tambahan pada Sistem refrijerasi


Di dalam sistem refrigrasi selain terdapat empat komponen utama yang telah diuraikan di
atas, juga terdapat pula komponen-komponen tambahan yang berfungsi sebagai pengontrol dan

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 77 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

pengaman komponen utama. Komponen tambahan atau aksesoris ini biasana dipasang diantara
komponen utama, sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Untuk simbol komponen tambahan atau aksesoris dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel simbol komponen tambahan/aksesoris


No Nama Komponen Simbol

1 Filter dryer

2 Sight glass

3 Liquid receiver

4 Oil separator

5 akumulator

3. Simbol Komponen Kontrol pada Sistem Refrijerasi


Alat kontrol pada sistem refrijerasi berfungsi untuk mengatur kerja dari sistem refrijerasi.
Alat kontrol tersebut dihubungkan dengan komponen utama seperti compressor, serta komponen
kelistrikan lainnya. Alat kontrol tersebut berfungsi untuk menghentikan kerja sistem jika temperatur
telah tercapai, atau jika pada temperatur tersebut ada masalah pada tekanan atau temperatur.
Untuk simbol komponen kontrol sistem refrijerasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 78 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Tabel simbol komponen kontrol sistem refrijerasi


No Nama Komponen Simbol

Thermostat, Security
1
Thermostat

2 Pressurestat

3 Oil Pressurestat

4. Simbol Jalur Pemipaan pada Sistem Refrijerasi


Pada menggambar sistem pemipaan refrijerasi, setiap jalur pimipaan harus dibedakan agar
teknisi atau operator mudah memahami gambar tersebut. Selain itu, ukuran, ketebalan dan bentuk
dari jalur pipa harus berbeda.
Simbol jalur pemipaan pada sistem refrijerasi dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 1.4 simbol jalur pemipaan pada sistem refrijerasi
No Nama Komponen Simbol

1 Discharge, liquid line

2 Suction line

3 Pipa kapiler

B. Simbol Kelistrikan pada Sistem Refrijerasi.


Selain simbol pemipaan, pada sistem refrijerasi dan tata udara terdapat simbol kelistrikan.
Gambar sistem pemipaan selalu berkaitan dengan gambar sistem kelistrikan, karena pada sistem
pemipaan selalu terdapat komponen yang memerlukan sumber listrik seperti kompresor, motor
kondenser dan evaporator, serta komponen kontrol kelistrikan. Komponen kelistrikan terbagi
menjadi dua bagian, yaitu komponen kontrol dan komponen rangkaian utama. Komponen kontrol

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 79 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

berfungsi untuk mengatur kerja dari komponen utama, sedangkan komponen utama biasanya terdiri
dari motor listrik dan electric heater.
Untuk simbol kelistrikan pada sistem refrijerasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.6 simbol kelistrikan rangkaian utama pada sistem refrijerasi
No Nama Komponen Simbol

1 Kompresor 1 phasa

2 Motor 3 phasa

3 Electric heater

4 Lampu

5 Solenoid valve

Tabel 1.7 simbol kelistrikan rangkaian kontrol pada sistem refrijerasi


No Nama Komponen Simbol

1 Current starting relay

2 Voltage starting relay

3 Thermal starting relay

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 80 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

No Nama Komponen Simbol

4 PTC starting relay

5 Relay

6 Time delay relay

7 Kontaktor

Kontaktor dengan
8
bimetal

9 Saklar otomatis

10 Saklar

11 Overload

12 DTFD

13 Defrost timer

Defrost timer dengan


14
kumparan reset

15 Oil Pressurestat

C. Menggambar Instalasi Pemipaan Primer

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 81 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Pada saat hendak menggambar instalasi pemipaan sistem refrijerasi, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan diantaranya:
1. Ketebalan setiap saluran (suction, discharge dan liquid line) harus berbeda
2. Jarak antar komponen harus agak renggang supaya tidak terkesan sempit pada saat memberi
penamaan pada komponen
3. Ukuran besar komponen harus sesuai, tidak boleh menggambar komponen yang kecil melebihi
ukuran yang besar
4. Ukuran huruf pada penamaan komponen harus konsisten dengan ukuran yang sama.
5. Jika menggunakann tinta warna untuk saluran pada saluran tekanan tinggi dan saluran tekanan
rendah harus berbeda. Untuk saluran tekanan tinggi menggunakan warna merah dan untuk
saluran tekanan rendah menggunakan warna biru.
Untuk lebih keterangan lebih lanjut, penggambaran saluran pemipaan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 82 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar penggambaran sistem pemipaan

D. Menggambar Kelistrikan Sistem Refrijerasi


Pada saat hendak menggambar instalasi pemipaan sistem refrijerasi, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan diantaranya:
1. Jenis garis yang digunakan untuk fasa dan netral harus berbeda (untuk netral menggunakan
garis putus-putus)
2. Jarak antar komponen harus agak renggang supaya tidak terkesan sempit pada saat memberi
penamaan pada komponen
3. Ukuran besar komponen harus sesuai, tidak boleh menggambar komponen yang kecil melebihi
ukuran yang besar
4. Ukuran huruf pada penamaan komponen harus konsisten dengan ukuran yang sama.
5. Jika menggunakan tinta berwarna, warna untuk setiap hantaran harus berbeda. Untuk fasa
menggunakan warna merah-biru-kuning sedangkan untuk netral menggunakan warna hitam
dan untuk hantaran pembumian/grounding menggunakan warna hijau.
6. Untuk komponen yang menjadi kesatuan, garis yang menghubungkan antar komponen
menggunakan warna hitam (tidak terpengaruh jenis warna tiap hantaran)
7. Berilah keterangan sumber tegangan yang dipakai

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 83 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar gambar kelistrikan menggunakan satu warna

Gambar gambar kelistrikan secara berwarna

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 84 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB VII
MENYOLDER DENGAN KUNINGAN DAN/ATAU PERAK
(BRAZING/ LAS ASETELIN)

Brazing adalah adalah proses penyambungan dua atau lebih logam dengan melumerkan dan
mengalirkan filler metal (logam pengisi) diantara sendi sambungan menggunakan capillary action,
dimana filler metal memiliki titik lumer yang lebih rendah dari pada logam yang akan disambung.
Proses brazing biasanya disertai dengan pemberian flux pada sambungan untuk menghindari
oksidasi pada sambungan. Titik lumer filler metal pada brazing berada diatas temperatur 450°C.

Gambar Proses Brazing


1. Kelengkapan Brazing (Las Asetelin)
a. Silinder Asetilin
Tabung acetylene adalah tabung yang terbuat dari logam baja yang didalamnya selain berisi
gas acetylene juga berisi bahan berpori seperti kapas, sutra tiruan, atau asbes yang berfungsi sebagai
penyerap aseton yang merupakan bahan dimana acetylene dapat larut dengan baik dan aman
dibawah pengaruh tekanan.
Tabung ini dapat berisi antara 40-60 liter gas acetylene. Bentuk tabung pendek gemuk.
Tekanan isinya mencapai 15 kg/cm. Untuk membuka katupnya digunakan kunci sok. Baut dan mur
pengikatnya menggunakan sistem ulir kiri. Warna tabung merah, coklat, kuning.

Gambar Tabung asetilin


Petunjuk keamanan dalam praktek:
1) Hindari tabung asetilin dari tabung oksigen.
2) Lindungi tabung asetlilin dari terik matahari dan panas.
3) Usahakan jangan sampai jatuh/ kejatuhan benda lain.
4) Hindarkan dari tempat-tempat yang berminyak.
5) Pemakaian gas harus selalu melalui regulator.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 85 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

6) Bukalah regulatornya bila tidak digunakan.


7) Jangan merubah tanda-tanda yang ada pada rgulator.
8) Tempatkan tabung ini berdiri tegak.
9) Bila silnder sitilin tiba-tiba menjadi panas, segera tutup katup silindernya kemudian siram
dengan air sampai dingin.
10) Dilarang merokok selama berdekatan dengan asetilin.
b. Silinder Oksigen
Tabung oksigen terbuat dari bahan baja. Bentuknya tinggi ramping. Mempunyai tekanan
isi maksimum 150 kg/cm. Baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan. Botol ini berisi zat asam
(O2) sekitar 40 – 60 liter. Warna botol biru, hijau, abu-abu dan hitam.

Gambar Silinder oksigen


Petunjuk dalam praktek:
1) Jauhkan silinder oksigen dengan silinder asetelin.
2) Tutuplah katup silinder oksigen ni, buang gasnya hingga manometer tekanan kerja
menunjukan angka nol, bila pengelasan telah selesai atau istirahat.
3) Ikatlah silinder oksigen ini dengan kokoh pada kereta dorong waktu dipindah-pindahkan.
4) Bukalah dahulu regulatornya dari silinder oksigen, bila terpaksa memindahkan oksigen tanpa
kereta.
5) Bersihkanlah tempat kerja pada radius 8 meter sebelum memulai kegiatan mengelas.
6) Tempatkan alat pemadam kebakaran pada tempat yang mudah dicapai.

c. Regulator Silinder Gas


Regulator adalah alat pengatur tekanan yang digunakan untuk menurunkan tekanan isi dari
gas yang keluar dari tabung oksigen ataupun acetylene menjadi tekanan kerja dan menjaga tekanan
kerja tetap konstan/stabil sewaktu dilakukan pengelasan.
Regulator terdapat 2 (dua) buah alat pengukur tekanan yaitu manometer tekanan isi dan
manometer tekanan kerja. Dimana :
1. Tekanan isi sampai 30 kg/cm
2. Tekanan kerja sampai 3 kg/cm

Gambar Regulator sulinder gas


Petunjuk dalam praktek:
1) Jangan memegang ragulator dengan sarung tangan berminyak .

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 86 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

2) Pegang regulator pada badanya jangan pada manometernya.


3) Sebelum membuka katup silinder, tutuplah dahulu katup regulator dengan memutar baut
pengatur berlawanan jarum jam hingga terasa longgar.
4) Putarlah baut pengatur perlahan-lahan searah putaran jarum jam ketika mengatur tekanan kerja.
5) Berdirilah disamping, jangan dimuka manometer ketika mengatur tekanan kerja.
6) Apabila regulator rusak segera diganti dengan yang baik.

d. Brander Las
Brander las adalah alat untuk mencampur gas oksigen dan gas acetylene yang juga
digunakan untuk menginjeksi gas campuran yang keluar untuk dibakar sehingga membuat busur
nyala las.

Gambar Brander las


Petunjuk dalam praktek:
1) Jangan memegang pembakar dengan sarung tangan berminyak
2) Mulut pembakaran jangan digunakan untuk memukul-mukul atau mencungkil sesuatu.
3) Bila lubang mulut tersumbat, tusukan dengan alat penusuk khusus yang pas ukuranya.
4) Untuk membersihkan bibir mulut pembakar, gosokanlah pada balok kayu yang bersih sambil
katup zat asam dibuka agar tidak tersumbat.
5) Matikan pembakar bila tidak dipakai.
6) Jangan membiasakan menggantungkan pembakara pada silinder las.

e. Nyala Api Las


Memilih atau menentukan nyala api las yang dipergunakan merupakan bagian yang penting
pada pengelasan dengan acetylene. Pembakaran yang telah terjadi dapat menimbulkan nyala api
yang berbeda beda bentuk dan warnanya.
1) Nyala Karburasi
Nyala karburasi adalah nyala api las yang berlebihan acetylene. Nyala api ini dipergunakan
pada proses pengelasan batang- batang permukaan yang keras.

Gambar Nyala karburasi


2) Nyala Netral
Nyala api dimana pengaturan pengeluaran oksigen dan acetylene seimbang. Nyala api ini
sering dipergunakan pada pengelasan : baja, baja tahan karat, aluminium dan tembaga.

Gambar Nyala netral

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 87 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

3) Nyala Oksidasi
Nyala api las yang berlebihan oksigen nya. Nyala oksidasi ini dapat terjadi dengan
mengurangi pengeluaran acetylene setelah nyala netral. Nyala api ini biasa dipergunakan untuk
pengelasan kuningan atau perunggu

Gambar Nyala Oksidasi


f. Perlengkapa Las
Perlengkapan las Oxy – Acetylene tekanan tinggi yang terdiri dari:
1) Tabung asetelin
2) Tabung oksigen
3) Pipa hembus dengan pipa pancarnya
4) Regulator tekanan asetelin
5) Regulator tekanan oksigen
6) Pipa karet atau selang (house)
7) Satu set kunci ring / kunci sok
8) Kaca mata las
9) Pematik/ penyulut api
10) Batang kawat las
11) Fluk (borak)
12) Trolly (roda dorong)
2. Keselamatan Kerja dalam Brazing (Las Asetelin)
Pekerjan welding melibatkan gas yang mudah terbakar, logam yang sangat panas dan faktor
lain yang mana diperlukan pengkajian/pemahaman aturan dasar keselamatan dan karenanya hal
yang berbahaya lagi seseorang harus kita hindari yang dapata menimbulkan kerugian dan kerusakan
pada peralatan.
Prosedur yang harus dilakukan saat mengelas adalah sebagai berikut:
a. Gunakan kacamata las.

Gambar Kacamata las


b. Nyalakan mulut brender menggunakan penyulut api/ batu api secara hati-hati dengan tidak
bersentuhan langsung.
c. Jangan meneteskan minyak pelumas di atas silinder atau regulator, ini dapat menyebabkan
ledakan.
d. Selalu memelihara peralatan dalam keadaan baik. Gantilah pipa karet yang sudah rusak,
memakai peralatan yang dalam keadaan rusak sangat berbahaya.
e. Meyakini semua komponen adalah baik dan melihat kemungkinan kebocoran gas. Jangan
menggunakan nyala api untuk menguji kebocoran gas.
f. Tidak menggunakan tekanan gas oksigen untuk membersihkan debu yang menempel pada
pakaian atau benda kerja.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 88 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

g. Memastikan daerah kerja cukup berfentilasi, meskipun demikian tidak diperlukan sirkulasi
udara berlebihan.
h. Jika mungkin lindungilah material lain di sekitar dengan menggunakan asbes atau kain basah.
3. Prosedur Brazing (Las Asetelin)
a. Siapkan pipa tembaga, kemudian potong dengan prosedur pemotongan pipa.

Gambar Prosedur pemotongan pipa


b. Bersihkan ujung-ujung pipa yang telah dipotong pada bagian dalam dan luarnya dengan
menggunakan reamer atau kikir segitiga.

Gambar Prosedur reamer


c. Untuk menyambung pipa yang sama diameternya, salah satu ujung pipa tersebut harus
dibesarkan diameternya dengan menggunakan Swaging tool.
d. Permukaan pipa yang akan disambung harus bersih dari minyak, karat, cat dan lain-lain
kotoran.

Gambar Membersihkan minyak, kotoran dan debu


e. Sambungkan ujung pipa yang sudah di Swaging dengan ujung pipa yang lain dan letakkan pada
posisi vertical, kemudian panaskan sambungan tersebut dengan menggunakan brazzing tool
untuk beberapa saat.

Gambar Memanaskan pipa


f. Pada saat memanaskan sambungan pipa, jarak antara api dengan pipa kira-kira 3 cm.
g. Ayunkan torch secara perlahan ketika melakukan pemanasan. Hal ini berguna untuk
menghindari panas yang berlebihan pada suatu tempat yang sama.
h. Pada saat pipa sudah cukup panas (berwarna merah), oleskan silver brazzing pada sambungan
hingga mencair dan menutupi seluruh celah diantara sambungan pipa.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 89 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar Bahan tambah pengelasan


i. Setelah proses penyambungan selesai, tunggu hingga dingin kemudian periksa hasilnya.
j. Hasil yang baik akan nampak jika tidak terdapat celah diantara sambungan kedua pipa tersebut.

Gambar Hasil pengelasan

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 90 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB VIII
MENGEVAKUASI SISTEM REFRIGERASI DAN TATA UDARA
MEMERIKSA KEBOCORAN REFRIGERAN
MELAKUKAN PROSES PENGISIAN REFRIGERAN

A. Menilai Operasi (Kerja) Sistem Pendingin


1. Istilah-istilah dalam Sistem Pendingin/ Refrigerasi
a. Pressure/ Tekanan
1) Pengertian
Pressure (tekanan) adalah gaya yang diberikan pada per unit area.
𝐹
𝑃=
𝐴
p = tekanan dalam F per satuan A
F = total gaya dalam satuan gaya
A = total area dalam satuan area
Dalam persamaan A-1 diatas, tekanan ditetapkan dengan satuan gaya
per unit area, atau bisa juga disebut pounds per square inch (psi).
• Dalam sistem refrigerasi dan tata udara satuan yang sering dipakai
untuk mengukur tekanan adalah (bar), (kPa), (Psi), (Kgf/cm2) dan
(In.Hg).
• berikut adalah tabel konversi tekanan

Tabel 1. Tabel konversi Tekanan


Contoh: 3 kPa = ........ Psi
Jawab: Psi = 6,89 x 3
= 20,67 Psi
2) Alat Ukur Tekanan
a) Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
atmosfer.
Barometer yang sederhana biasanya menggunakan air raksa dalam
gelas tabung beserta mistar dalam satuan inchi.

Gambar 1. Alat Ukur Barometer

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 91 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

b) Pressure Geuge
Pressure gauges adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan fluida (gas atau liquid) dalam tabung tertutup.
Pressure geuge dalam sistem pendingin dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu:
- High Pressure Geuge
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur tekanan fluida pada sisi
tekanan tinggi.

Gambar 2. High Pressure Geuge


- Low Pressure Geuge
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur tekanan fluida pada sisi
tekanan tinggi.

Gambar 3. Low Pressure Geuge


- Vakum Pressure Geuge
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur tingkat kevakuman
sistem tertutup.

Gambar 4. Vakum Pressure Geuge


3) Tekanan Atmosfir
Tekanan Atmosfir adalah tekanan yang bekerja pada seluruh
permukaan bumi dan nilainya Pressure tidaklah selalu konstan, bisa
bervariasi bergantung temperatur, kelembapan, dan kondisi lainnya.
Selain itu juga bervariasi pada posisi ketinggiannya.
Ukuran 1 atm atau 1 atmosphere adalah 14,7 psi, dimana 1 in2 kolom
suatu udara berada pada gaya gravitasi bumi pada ketinggian permukaan
air laut sebesar 14,7 pounds (lb).
4) Tekanan Terukur dan Tekanan Mutlak
- Tekanan terukur adalah tekanan yang terbaca pada alat ukur.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 92 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

- Tekanan mutlak atau Absolute pressure atau tekanan yang sebenarnya


adalah hasil penjumlahan dari tekanan terukur dengan tekanan atmosfir

P absolut = P terukur + P atmosfir


P absolut = P terukur + 14,7 Psi (Permukaan Air Laut)
Contoh : Diketahui sebuah AC Spit memiliki tekanan disisi tekanan
rendah 70 Psi, berapa tekanan mutlak nya? (P atmsofir = permukaan
air laut)
Jawab : P mutlak = P terukur + P atmosfir
= 70 Psi + 14,7 Psi
= 84,7 Psi
5) Tekanan Vakum
Tekanan Vacum adalah Tekanan rendah dari tekanan atmosfir.
Vakum sempurna adalah sebuah tekanan yang tidak dapat dikurangi lagi.
Sempurna vakum = 0 kgf/cm2
= 0 mmHg
= 0 PA
= 0 psi
= 0 in.Hg
b. Temperatur/ Suhu
Suhu atau temperatur adalah derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur disebut
thermometer.

Gambar 5. Thermometer
Skala yang sangat umum digunakan untuk mengukur temperatur
adalah celcius, reamur, fahrenheit, dan kelvin.

Perbandingan
C : R : F : K
100 : 80 : 180 : 100
5 : 4 : 9 : 5
Gambar 6. Skala temperatur
Dari tabel di atas dapat dibuat perbandingan antara dua skala
termometer ini seperti rumus berikut :
Tf = 9/5 tc + 32
Tc = 5/9 (tf – 32)
Dimana :

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 93 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Tf = skala fahrenheit
Tc = skala celcius

Contoh 1. Di daerah pegunungan di pagi hari suhu mencapai 20°R ,


berapakah suhu tersebut jika dirubah menjadi celcius dan fahrenheit?
Penyelesaian :
Diketahui: T reamur : 20°R
Ditanya: T celcius dan T fahrenheit ?
Jawab: Tc = Tc/TR x TR
= 5/4 x 20°
= 25°C
TF = TF/TR x TR + 32°
= 9/4 x 20° + 32°
= 45° + 32°
= 77° F

Contoh 2. Berapa derajat celcius 60oF


Tc = 5/9 (Tf – 32) = 5/9 (60 – 32) = 15,550 C

c. Kalor/ Panas
1) Pengertian
Kalor tidak sama dengan temperatur (suhu). Kalor adalah energi
yang diterima oleh benda, sehingga suhu benda atau wujudnya berubah.
Jika kalor dilepaskan suhu benda akan turun.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat dipindahkan, tetapi
tidak dapat dihilangkan. Kalor dapat diukur, meskipun kita tidak dapat
melihatnya.
Satuan kalor : Joule (J), Kalori atau Btu.
- 1 Kilo Kalori (kkal) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk
memanaskan/ mendinginkan 1 kg air sampai suhunya naik/ turun 1
drajat Celcius. (Satuan Internasional - SI)
- 1 British thermal unit (Btu) adalah jumlah kalor yang diperlukan
untuk memanaskan/ mendinginkan 1 pound air sampai suhunya
naik/ turun 1 drajat fahrenheid. (Satuan British)
- 1 Btu = 0,252 kkal = 1,055kJ
2) Kalor Jenis
- Kalor jenis suatu zat ialah jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu 1 kilogram zat sebesar 10 celcius (Satuan
Internasional) satuan: kkal/kg °C
- Kalor jenis suatu zat ialah jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu 1 pound zat sebesar 10 fahrenheid (Satuan British)
satuan: Btu/lb °F
Jenis Benda Kalor Jenis (c)
J/kg0C kkal/kg0C Btu/lb0F
Air 4180 1,00 1,00
Alkohol (ethyl) 2400 0,57 0,57
Es 2100 0,50 0,50
Kayu 1700 0,40 0,40
Aluminium 900 0,22 0,22

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 94 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Marmer 860 0,20 0,20


Kaca 840 0,20 0,20
Besi / baja 450 0,11 0,11
Tembaga 390 0,093 0,093
Perak 230 0,056 0,056
Raksa 140 0,034 0,034
Timah hitam 130 0,031 0,031
Emas 126 0,030 0,030
Tabel 2. Kalor Jenis Zat

3) Kalor Sensibel
Kalor sensibel adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan
atau menurunkan suhu suatu benda.

Gambar 7. Kalor sensibel


Persamaan Kalor Sensibel
Q = m.C. (T2 – T1)
Dimana :
Q = Jumlah panas (sinsible heat) dalam joule
m = Massa zat dalam kg
C = Panas jenis dalam j/kg0C
(T2-T1) = Perubahan suhu dalam 0C
4) Kalor Laten
Kalor laten adalah kalor yang diperlukan untuk merubah wujud zat
apakah dari padat menajdi cair, dari cair menjadi gas atau sebaliknya,
tanpa menyebabkan perubahan temperatur.

Gambar 8. Kalor Laten

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 95 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 9. Nilai kalor Laten dan Sensibel

2. Prinsip Kerja Sistem Pendingin/ AC


Refrigerasi adalah suatu proses untuk memindahkan energi panas
dari satu zat ke zat lain.
Sistem Refrigerasi kompresi uap adalah suatu siklus tertutup yang
berfungsi untuk memindahkan panas dari satu zat ke zat yang lain dengan
menggunakan 4 komponen utama yaitu kompresor, kondensor, katup
expansi dan evaporator denngan menggunakan media zat pendingin/
Refrigerant melalui perantara pipa penghubung.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 96 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 97 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 10. Sistem Refrigerasi Kompresi Uap


a. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mengalirkan refrigerant kedalam sistem
refrigerasi selain itu kompresor juga berfungsi untuk mengkompresikan
refrigerant sehingga refrigerant yang tadinya bertekanan rendah dan bersuhu
rendah berubah setelah dikompresikan berubah menjadi refrigerant yang
bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi.

Gambar 11. Kompresor


b. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan refrigerant dengan cara
membuang panas ke lingkungan sehingga refrigerant yang tadinya berphasa
gas berubah menjadi cair.

Gambar 12. Kondensor

c. Katup Ekspansi
Katup Ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigerant
sehingga refrigerant setelah melewati katup ekspansi akan bertekanan yang
rendah dan bersuhu rendah. Wujud refrigerant setelah melewatu katup
ekspansi berphasa campuran.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 98 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 13. Katup Ekspansi jenis Pipa Kapiler


d. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk mengevaporasikan atau menguapkan
refrigerant, sehingga refrigerant yang tadinya berphasa campuran akan
berubah menjadi gas. Kalor/panas yang diperlukan untuk proses
evaporasi/penguapan didapat dari produk yang disimpan disekitar
evaporator.

Gambar 14. Evaporator


e. Zat Pendingin/ Refrigerant
Refrigerant adalah zat pendingin yang digunakan dalam sistem refrigerasi
kompresi uap dan dapat berubah-ubah wujudnya tergantung dimana
refrigerant itu berada.
Untuk AC Split ada berbagai macam refrigerant yang digunakan
diantaranya R-22, R-32, R410a dll.

Gambar 15. Refrigerant

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 99 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Sistem refrigerasi kompresi uap dapat di gambar kan sebagai berikut:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 100 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

3. Komponen-komponen AC Split
a. Komponen Mekanik
1) Komponen Utama
Komponen utama pada AC Split adalah komponen utama pada sistem
refrigerasi kompresi uap yaitu Kompresor, Kondensor, Katup Ekspansi dan
Evaporator.

Gambar 16. Komponen Utama

++

AC Split
2) Komponen Tambahan
Dalam AC Split terdapat komponen tambahan berupa:
a) Firter Drier
Filter Drier berfungsi untuk menyaring kotoran dan dan
mengeringkan uap air yang masuk kedalam sistem refrigerasi dan
mencemari refrigerant.

Gambar 17. Filter drier

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 101 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

b) Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigerant
yang masih berbentuk cair yang akan menuju ke kompresor, sehingga
refrigerant yang masuk ke kompresor benar-benar berbentuk gas.

Gambar 18. Akumulator


c) Katup Servis
Katup servis berfungsi untuk menghubungka sistem refrigerasi
kompresi uap dengan manifold geuge sehingga dapat dilakukan
prosedur pengukuran tekanan refrigerant, penvakuman dan pengisian
refrigerant.

Gambar 19. Katup Service

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 102 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

b. Komponen Elektrik
Secara umum kelistrikan AC split dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
kelistrikan indoor dan outdoor. Dan berikut adalah wearing kelistrikannya.

Gambar 20. Kelistrikan AC Split

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 103 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

1) Kelistrikan Indoor

Gambar 21. Kelistrikan Indoor AC


Kelistrikan di indoor unit terdiri:
a) Blog modul AC : berfungsi sebagai tempat meletakkan komponen
kelistrikan indoor unit dan juga tempat dimana terdapat blog procesor
pengontrol AC.
b) Motor Blower: berfungsi untuk memutar Kipas sehingga udara dapat
bersirkulasi.
c) Swing Motor: berfungsi untuk menggerakan swing sehingga udara
dapat bersirkulasi secara merata ke atas dan kebawah.
d) Sersor temperatur/ thermistor : berfungsu sebagai sensor suhu.
e) Display LCD : berfungsi sebagai indikator displai suhu dan kerja AC.
f) Remot AC : berfungsi sebagai alat untuk mengontrol kerja AC.

2) Kelistrikan Outdoor

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 104 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 22. Kelistrikan outdoor


Kelistrikan di outdoor unit terdiri:
a) Motor Kompresor berfungsi untuk menggerakan kompresor.
b) Fun motor berfungsi untuk membantu mempercepat pembuangan
panas di kondensor
c) Kapasitor Motor Kompresor berfungsi untuk membantu putaran motor
kapasitor pada saat start.
d) Kapasitor Fun Motor berfungsi untuk membantu putaran fun motor
pada saat start.
e) Overload berfungsi untuk melindungi kompresor dari beban berlebebih.

Menentukan Terminal Motor Kompresor


Terminal yang ada pada kompresor ada tiga yaitu C (common / central), S (start),
dan R (run). Posisi ketiga terminal ini berbeda-beda tergantung merk kompresor
yang digunakan. Untuk mengetahui terminal C, S, atau R dapat dilakukan dengan
cara mengukur hambatan (resistansi) antara CS, CR, dan RS. Dimana hambatan
yang terukur dari CS + CR harus sama dengan RS.

CR + CS = RS
Keterangan: Untuk diingat bahwa hambatan CR lebih besar dari hambatan CS
(CR > CS) dan hambatan terbesar yaitu RS
Berikut akan di berikan contoh bagaimana cara mencari terminal pada
kompresor. Sebelum melakukan pengukuran, cabut komponen-komponen yang
ada diatasnya seperti overload, relay magnet, atau kabel-kabel yang menempel
pada kutub/terminal kompresor.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 105 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 23. Mencabut komponen dan kabel


yang menempel pada kutub/terminal

Untuk penaman awal anggap saja ketiga kutub pada kompresor adalah X, Y, dan
Z.

Untuk pengukuran nilai hambatannya langkah-langkahnya adalah sebagai


berikut:
a. Ukur hambatan Y-X. Terbaca 30 ohm

Gambar 24. Mengukur kutub/terminal Y-X

b. Ukur hambatan X-Z. Terbaca 40 ohm

Gambar 25. Mengukur kutub/terminal X-Z


c. Ukur hambatan Y-Z. Terbaca 10 ohm

Gambar 26. Mengukur kutub/terminal Y-Z

Diperoleh bahwa hambatan terbesar yaitu 40 pada terminal XZ. Menurut


rumusan di atas, maka terminal XZ adalah terminal RS (karena nilai
hambatannya paling tinggi). Dapat disimpulkan bahwa kutub lainnya yaitu Y
adalah saluran common (C). Sekarang kutub C sudah diketahui ada pada Y,
selanjutnya selidiki kutub lainnya dengan mengganti variabel Y jadi C. Didapat:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 106 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

C-Z lebih kecil dari C-X, maka kutub Z adalah S


C-X lebih besar dari C-Z, maka kutub X adalah R
Jadi kutub X, Y, dan Z di atas adalah X = S, Y = C, dan Z = R. Dari nilai resistansi
yang diperoleh kita juga dapat memperkirakan kondisi kompresor masih baik
atau tidak. Kondisi kompresor yang baik yaitu apabila hubungan nilai hambatan
(resistansi) lilitannya tidak jauh dari CR + CS = SR.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 107 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

4. Spesifikasi AC
Untuk menentukan spesifikasi AC dapat dilihat dari Name plate
yang tertera.

Gambar 27. Name plate AC


Dalam nameplate biasanya berisi informasi mengenai:
a. Merek dan Model Unit AC
b. Sumber Tegangan dan frekuensi listrik
c. Jenis Listrik 1 phasa/ 3 phasa
d. Daya Listrik
e. Arus
f. Kapasitas Pendinginan
g. Jenis dan Jumlah Refrigerant yang digunakan
h. Tekanan kerja ( high & low pressure )
i. Nomer seri produk

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 108 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

5. Macam-macam Jenis AC Ruangan


a. AC Windows

Gambar 28. AC Windows


AC Window merupakan AC yang memiliki bentuk fisik kota dan dalam
penggunaannya tidak memerlukan remote karena tombol control telah
terintegrasi dengan AC ini. Namun AC Window sudah tidak di produksi lagi
dikarenakan mungkin sudah di anggap ketinggalan zaman dan karena tidak
adanya unit outdoor yang membuat AC ini lebih praktis.

b. AC Split

Gambar 29. AC Split


AC Split Wall merupakan AC yang umum dipakai pada rumah, kantor
atau berbagai instansi di Indonesia. Banyak di gunakan karena mudah nya
dalam perawatan dan support.
AC seperti ini dibagi menjadi dua bagian yakni dalam ruangan (indoor)
dan luar ruangan (outdoor). Pada indoor merupakan bagian yang
mengeluarkan hawa dingin sedangkan outdoor merupakan bagian / tempat
dimana mesin berada.

c. AC Central

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 109 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 30. AC Central


AC central kerap digunakan untuk tempat tempat yang lebih besar
dengan area yang lebih besar seperti mall atau hotel. AC jenis ini
menggunakan kompresor besar dan satu bagian yang berfungsi
sebagai condensing unit diletakkan di luar gedung dan satu satu bagian yang
berfungsi sebagai internal evaporative unit diletakkan di dalam gedung.
Di dalam condensing unit terdapat condensing fan, compressor,
dan condensor coilsedangkan internal evaporative unit terdapat evaporator
coil dan expansion valve. Kedua bagian ini bekerja sama untuk
mendinginkan suhu udara dalam ruangan. Kapasitas AC Central mulai dari
10 PK hingga 20 PK.

d. AC Casette

Gambar 31. AC Casette


AC Cassette menempel pada plafon langit-langit. Pemasangan AC
Cassette memerlukan keahlian khusus dan tenaga lebih yang berbeda dengan
memasang ac lainnya. Jenis AC Cassette mempunyai berbagai ukuran mulai
dari 1,5 PK hingga 6 PK.

e. AC Standing Floor

Gambar 32. AC Standing Floor


AC standing floor mempunyai unit indoor yang berdiri dan bisa
dipindahkan. AC ini kerap digunakan dalam acara-acara besar. Tipe AC ini
mempunyai sistem pendingin yang terletak pada dasar bawah mesin yang

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 110 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

mengeluarkan panas melalui ventilasi yang terdapat di dinding terluar. AC ini


mempunyai kapasitas 1 PK hingga 5 PK.

f. AC Split Duct

Gambar 33. AC Spit Duct


AC Split Duct / Central adalah AC yang cara pendistribusian hawa
dinginnya memakai sistem Ducting. Ini artinya AC Split Duct tidak
mempunyai pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu
titik. Tipe AC Split Duct seperti ini biasanya dipakai di mall maupun gedung-
gedung yang mempunyai ruangan luas.
AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan
bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar yang telah
dikondisikan dari sumber dingin maupun panas ke ruang yang akan
dikondisikan.

g. AC VRV

Gambar 34. AC VRV


Dan yang terakhir adalah AC VRV. AC VRV merupakan AC yang bisa
dibilang canggih untuk saat ini. AC VRV Daikin mempunyai satu outdoor dan
beberapa unit Indoor dengan berbagai tipe seperti split wall, Cassete,
Standding Floor, dll.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 111 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

VRV singkatan dari Variable Refrigerant Volume merupakan sistem kerja


refrigerant yang berubah-ubah. VRV sistem ialah sebuah teknologi yang
sudah dilengkapi dengan CPU dan Computer Inverter serta sudah terbukti
menjadi handal, efisiensi energi, melampaui banyak aspek dari sistem AC
lama seperti AC Central, AC Split atau pun AC Split Duct. Jadi dengan VRV
sistem, 1 Outdoor bisa dipakai untuk lebih dari 2 Indoor AC dan bisa
mengatur jadwal dan temperatur AC yang di inginkan secara
tercomputerisasi.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 112 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

6. Prosedur Pengecekan kebocoran sistem pendingin


Kebocoran refrigerant yang terjadi pada unit AC dapat menyebabkan
hilangnya bahan pendingin/ refrigerant, sehingga menyebabkan AC tidak
dapat bekerja dengan normal dan pendinginan ruangan tidak terjadi.
Ada beberapa indikator kebocoran sebuah sistem refrigerasi
diantaranya:
1. AC tidak dingin pada saat dinyalakan.
2. Terjadinya frost (bunga es) pada pipa suction hal ini disebabkan
kurangnya tekanan refrigerant.
3. Tekanan pada Unit AC dibawah tekanan kerja normal yang tertera pada
name plate.
Untuk menentukan letak kebocoran refrigerant pada sistem
refrigerasi dapat menggunakan 2 alat yaitu:
1. Leak Detektor

Gambar 35. Leak Detektor


2. Air Sabun

Gambar 36. Pengecekan kebocoran dengan air sabun

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 113 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

B. PROSES PEMVAKUMAN, PENGISIAN DAN PENAMBAHAN REFRIGERANT

PROSES PENVAKUMAN INDOOR


1. Unit AC dalam kondisi Off
2. Pasang Manifold Geuge, Selang Biru ke Katup Service, Selang Kuning ke
Refrigerant dan Selang Merah ke Pompa Vakum
3. Buka Katup V1, V2 dan V3
4. Katup V4, V5 dan V6 dalam kondisi tertutup
5. Nyalakan Pompa Vakum dan tunggu selama 15 menit
6. Pastikan jarum pada manifold geuge menunjukan angka -30 inHg
7. Tutup secara berurutan Katup V1, V2 dan V3 lalu matikan Pompa Vakum
8. Tunggu selama 5 menit pastikan Jarum pada manifol tetap menunjuk pada
angka -30 inHg
9. Bila angka pada manifold geuge kembali ke angka 0 berarti pada sistem
terdapat kebocoran
10. Proses Pemfakuman selesai dilanjut dengan membuka Katup secara
berurutan V5 lalu V6

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 114 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

11. Unit AC siap dioperasikan.

PROSES PENVAKUMAN (INDOOR & OUTDOOR)


1. Unit AC dalam kondisi Off
2. Pasang Manifold Geuge, Selang Biru ke Katup Service, Selang Kuning ke
Refrigerant dan Selang Merah ke Pompa Vakum
3. Buka Katup V1, V2, V3, V5 dan V6
4. Katup V4 dalam kondisi tertutup
5. Nyalakan Pompa Vakum dan tunggu selama 30 menit ( ½ PK ) atau 1 Jam
( 1 PK )
6. Pastikan jarum pada manifold geuge menunjukan angka -30 inHg
7. Tutup secara berurutan Katup V1, V2 dan V3 lalu matikan Pompa Vakum
8. Tunggu selama 5 menit pastikan Jarum pada manifol tetap menunjuk pada
angka -30 inHg
9. Bila angka pada manifold geuge kembali ke angka 0 berarti pada sistem
terdapat kebocoran
10. Proses Pemfakuman selesai dilanjut dengan proses pengisian refrigerant

PROSES PENGISIAN REFRIGERANT


1. Setelah proses pemvakuman selesai dilanjut dengan proses pengisian
refrigerant.
2. V2, dalam kondisi tertutup lalu buka katup V4 secara penuh
3. Lalu dilanjut dengan Buka tutup katup V1 sehingga tekanan pada manifold
menunjukan nilai 70 Psi ( untuk R.22) atau 140 Psi ( untuk R 32 ) tutup
Katup V1
4. Nyalakan Unit AC lalu dilanjut dengan buka tutup kembali katup V1
sehingga tekanan menjadi konstan 70 Psi ( untuk R.22) atau 140 Psi (
untuk R 32 ) lalu tutup Katup V1
5. Tutup Katup V4
6. Lepaskan Selang manifold yang terhubung ke unit AC, tabung refrigerant
dan pompa vakum
7. Proses pengisian refrigerant selesai.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 115 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

PROSES PENAMBAHAN REFRIGERANT

1. Nyalakan Unit AC
2. Pasang Manifold Geuge, Selang Biru ke Katup Service dan Selang Kuning
ke Refrigerant
3. Buka Katup V2 selama 1 detik untuk membuang udara yang ada di selang
biru
4. Buka full katup V4 lalu buka katup V2 selama 1 detik untuk membuang
udara yang ada di selang kuning
5. buka tutup katup V1 sehingga tekanan menjadi konstan 70 Psi ( untuk
R.22) atau 140 Psi ( untuk R 32 ) lalu tutup Katup V1
6. Tutup Katup V4
7. Lepaskan Selang manifold yang terhubung ke unit AC dan tabung
refrigerant
8. Proses penambahan refrigerant selesai.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 116 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

C. PROSEDUR EVAKUASI REFRIGERANT.

LANGKAH 1 : Mendinginkan tangki penyimpan refrigerant (pre-cooling


storage tank)

Gambar 43. Proses pendinginan tengki penyimpanan


Mendinginkan Tangki Penyimpan Refrigeran untuk Proses Persiapan
Recovery
 Pasang power plug pada recovery ke jala2 listrik yg sesuai.
 Buka katup V5, V6, V8 dan V9
 Hidupkan power recovery
 Perlahan atur V6 sehingga didapat perbedaan tekanan sekitar 7 bar (102
psi)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 117 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

 Lakukan proses ini sekitar 5 sampai 10 menit sehingga temperatur


tangki menjadi turun dibawah temperatur udara sekitarnya.

LANGKAH 2 : Recovery refrigeran cair (liquid recovery)

Gambar 44. Proses memasukan refrigerant cair


Refrigeran dalam bentuk cair dari sistem dimasukkan dalam tangki
penyimpan tanpa perlu menghidupkan mesin recovery.
 Hubungkan flexibel hose seperti dalam gambar.
 Pasang power plug pada Pompa Vakum ke jala2 listrik yang sesuai.
 Pastikan V5 dan valve pada sistem yg akan di-recovery dalam keadaan
tertutup rapat.
 Buka V1, V2, V3, V4 dan V10.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 118 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

 Hidupkan pompa Vakum.


Langkah 1-4 berfungsi untuk membuang udara yang terperangkap dalam
flexible hose sehingga menjamin kebersihan proses recovery.
 Setelah proses Vakum selesai, tutup V1, V4 dan V10
 Matikan pompa Vakum.
 Buka katup liquid pada sistem (jika tersedia) jika tdk biasanya terdapat
access valve (schrader type).
 Buka V6 dan V8
 Buka V5 dan atur sehingga menunjuk posisi “LIQUID”
Pada saat V5 diposisikan ke “LIQUID” refrigeran cair dari sistem akan
mengalir ke tangki penyimpan (storage tank)
LANGKAH 3 : Recovery refrigeran gas (vapour recovery)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 119 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 45. Proses memasukan refrigerant gas


Setelah refrigeran cair berhasil di recovery, maka langkah selanjutnya
adalah menarik sisa refrigeran yang tertinggal dalam sistem yg sebagian
besar dalam bentuk gas /uap.
 Buka penuh V1.
 Buka penuh V5.
 Hidupkan mesin recovery.
 Setelah tekanan inlet pada recovery menunjukkan nilai dibawah nol
(vakum) segera tutup V5.
 Matikan mesin recovery.

D. PROSES PUMP DOWN

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 120 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB IX
MEMASANG MESIN PENDINGIN DAN AC SERTA PERLENGKAPANNYA

A. Masalah yang Sering Terjadi yang Berhubungan dengan Pekerjaan


Pemasangan
1. AC tidak dingin atau kurang dingin terjadi kebocoran refrigerant
2. Kerja AC kurang bagus
3. Terjadi kebocoran air
4. Kesalahan operasi
5. Bunyi
B. Prosedur Pemasangan

1. Periksa

2. Pemindahan AC

3. Penempatan
indoor unit

4. Buat
lubang
di
dinding

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 121 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

5. Pemasangan outdoor

6. Pemasangan indoor

7. Hubungan
pipa

8. Pemakuman

9. Test kebocoran

10. Penyambungan
listrik

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 122 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

11. Isolasi pipa

12. Pemipaan air

13.
Fin

14. Pengecekan
terakhir

15. Menerangkan cara


kerja ke customer

16. Test operation

C. Pemeriksaan Tempat Pemasangan


1. Pemasangan Outdoor Unit
a. Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 123 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

b. Hindari pemasangan pada ruang yang sempit seingga dapat


menghambat proses pembuangan panas
c. Jauhkan dari benda/ Zat yang mudah terbakar
d. Diposisikan sedimikian rupa agar mudah dalam proses perawatan

Gambar Penempatan Outdoor


2. Pemasangan Indoor Unit
a. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
b. Hindari kontak langsung antara Indoor dengan cahaya matahari
c. jangan menempatkan barang di depan unit inddor sehingga dapat
menghalangi sirkulasi udara
d. posisi indoor harus lurus/ tidak miring sehingga aliran air dapat
langsung menuju ke lubang pembuangan air.
e. Diposisikan sedimikian rupa agar mudah dalam proses perawatan

D. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pekerjaan Pemasangan


Penentuan posisi pemasangan fan coil unit
1. Sesuai kebutuhan pemakai
2. Ruang aliran udara (pendistribusian)
3. Ruang untuk perawatan
4. Panjang pipa
5. Kekuatan
6. Pengoperasian yang mudah
7. Pemipaan air

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 124 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 125 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB X
MEMBERSIHKAN AC INDOOR DAN OUTDOOR

Hal mendasar yang harus dilakukan untuk menjaga AC tetap awet adalah
dengan melakukan maintenance seperti membersihkan dengan mencuci AC
secara berkala. Pada saat ingin membersihkan AC, harap perhatikan bahan atau
cairan yang digunakan. Jangan menggunakan cairan kimia untuk mencuci AC
karena dapat mengikis lapisan pada pipa di bagian dalam AC sehingga pipa
menjadi tipis. Untuk mencuci AC, ketahui waktu ideal untuk melakukan
maintenance AC. Untuk AC ruang tamu atau ruang keluarga, lakukan perawatan
per 3 bulan, sementara untuk AC kamar tidur 4-5 bulan. Perkiraan waktu
tersebut dapat berbeda-beda pada setiap bangunan atau rumah, tergantung
lokasi dan tingkat polusi pada AC.

Alat-Alat Untuk Service AC:


1. Tangga

2. Steam atau Alat Cuci AC

3. Obeng dan Kunci Inggris

4. Manifold Geuge

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 126 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

5. Cover AC

6. Ember (1 atau 2 Buah)

Langkah-Langkah Cuci AC:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 127 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Langkah Pertama:
Nyalakan AC untuk di Tes lalu jangan lupa untuk mematikannya.

Langkah Selajutnya:
Mematikan MCB bisa dilakukan atau tidak, tetapi lebih baik atau jika
memungkinkan lebih baik di matikan MCB untuk mencegah arus pendek.

Setelah Itu:
Bongkar panel dan filter yang terdapat pada Indoor AC.

Selanjutnya:
Dengan memasang Box Elektrikal bisa membuat cipratan Air tidak mengenai
modul AC, jika tidak mempunyai Box Elektrikal sebaiknya beli terlebih dahulu
atau tidak menggunakannya juga tidak mengapa.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 128 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Lalu:
Persiapkan alat cuci ac atau steam yang akan digunakan untuk mencuci AC.

Langkah Selanjutnya:
Tutup Indoor dengan Plastik atau Cover AC Khsus untuk Mencuci AC, dan
jangan lupa untuk mengarahkan pembuangannya ke Ember yang sudah di
siapkan.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 129 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Langkah Berikutnya:
Cuci Filter AC dengan Air Bersih Terlebih Dahulu.

Lalu:
Mulai Lakukan Pencucian Dengan Teliti Menggunakan Alat Steam Yang Sudah
Di Siapkan Tadi.

Setelah Itu:
Pasang kembali panel indoor dengan teliti, jangan lupa untuk melepas box
elektrikal yang tadi kita pasang, dan jangan lupa untuk mengelap atau
membersihkan atau mengeringkan cover ac dengan lap atau kanebo, dan
jangan lupa untuk memasang filter AC yang sudah kita bersihkan pertama kali.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 130 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Dengan Itu:
Pencucian Indoor Telah Selesai.

Setelah selesai, kita pindah kebagian outdoor atau bagian luar AC.
Langkah yang harus dilakukan:
Cuci Unit Outdoor Terlebih Dahulu.

Lalu:
Periksa Tekanan Freon Dengan Analyzer, Jika Ternyata Kurang, Maka Silahkan
Tambahkan Freon atau Refrigerant Sesuai Dengan Jenis AC atau Outdoor.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 131 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Selesai, Jangan Lupa Untuk Menghidupkan dan Mematikan AC Kita.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 132 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BAB XI
MEMPERBAIKI UNIT DAN SISTEM REFRIGERASI DAN TATA UDARA
MENGGANTI KOMPONEN ELEKTRIK DAN MEKANIK PADA SISTEM
REFRIGERASI DAN TATA UDARA

Siklus Refrigerasi
Cara paling dasar untuk memahami siklus refrigerasi adalah sebuah sistem
yang dikenal sebagai sistem kompresi uap/gas (vapor compression). Sistem
ini terdiri dari sebuah kompresor, sebuah kondenser, sebuah “metering
device/expansion valve” dan sebuah evaporator. “output kompresor”,
“discharge line”, “kondenser” dan “cairan line” membentuk sisi jalur tekanan
tinggi (high-pressure side) dari sistem ini. “output metering device”,
“evaporator”, “suction line” dan “input kompresor” membentuk sisi jalur
tekanan rendah (low-pressure side) dari sistem ini.

Gambar 8 Skema sistem kompresi uap, B. Siklus kompresi uap


dalam diagram P-h

Gambar B menggambarkan diagram p-h dari siklus refrigerasi (refrigeration


cycle). Sumbu y menunjukkan tekanan dan sumbu x menunjukan
enthalpy. Diagram p-h ini adalah alat yang paling umum digunakan dalam
menganalisa dan melakukan perhitungan kalor, usaha dan perpindahan
energi dalam suatu siklus refrigerasi. Sebuah siklus refrigerasi tunggal
terdiri dari daerah bertekanan tinggi (high side) dan daerah bertekanan
rendah (low side). Perubahan dari tekanan dapat dilihat dengan jelas pada
diagram p-h ini. Juga kalor dan perpindahan energi dapat dihitung sebagai
perubahan “enthalpy” yang tergambar dengan jelas pada diagram
p-h tersebut.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 133 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Gambar 9 Siklus Refrigerasi


Penjelasan Siklus Refrigerasi:
1. A-B: Un-useful superheat (terjadi kenaikan temperatur yg menambah
beban kompresor)
2. B-C: proses kompresi (Kompressor mengkompresi gas refrigerant
bertekanan dan temperatur rendah mejadi bertekanan sehingga
temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin di kondenser. Pada
proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yg sangat tinggi.
3. C-D: Proses de-superheating (temperatur refrigeran mengalami
pemurunan, tetapi tdk mengalami perubahan wujud, refrigerant masih
dalam bentuk gas)
4. D-E: Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigeran dari gas
menjadi cair)
5. E-F: Proses sub-cooling di kondenser (refrigeran yg sudah dalam
bentuk cair masih membuang kalor ke udara sekitar sehingga
mengalami penurunan temperatur). Proses ini untuk memastikan

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 134 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

refrigerant dalam keadaan cair sempurna.

6. F-G: Proses sub-cooling di pipa liquid (Refrigerant cair masih


mengalami penurunan temperatur karena temperaturnya masih diatas
temperatur udara sekitar).
7. G-H: Proses ekspansi/penurunan tekanan (Refrigerant dalam bentuk cair
diturunkan tekanannya sehingga temperatur saturasinya berada
dibawah temperatur ruangan yg didinginkan, tujuannya agar
refrigerant cair mudah menguap di evaporator dgn cara menyerap kalor
dari udara yg dilewatkan ke evaporator)
8. H-I: Proses evaporasi (refrigerant yg bertemperatur rendah menyerap
kalor dari udara yg dilewatkan ke evaporator. Terjadi perubahan wujud
refrigerant dari cair menjadi gas. Terjadi juga penurunan temperatur
udara keluar dari evaporator karena kalor dari udara diserap oleh
refrigerant)
9. I-A: Proses superheat di evaporator: Gas refrigerant bertemperatur
rendah masih menyerap kalor dari udara karena temperaturnya yg masih
dibawah temperatur udara. Temperatur refrigerant mengalami
kenaikan). Superheat ini untuk memastikan refrigerant dalam bentuk
gas sempurna sebelum masuk ke Kompresor.

Menilai Operasi (kerja ) unit dan sistem


1. Melakukan Commisioning awal terhadap unit
Dalam melakukan commissioning/menguji kinerja unit,
hasilnya harus terdokumentasi dengan baik dan mudah dipahami.
Maka diperlukan formulir yang dilengkapi parameter sebagai bahan acuan
untuk menyimpulkan kinerja unit standar. Berikut contoh formulir
commissioning:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 135 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Tabel. Form Commisioning Unit Tata Udara Residential


Hasil
No Pengukuran Parameter pengukuran
± 10 % Standar
1 Tegangan ..………….. V
PLN

Max 115 % dari


name plate
3 Arus ..………….. A

R 22(60 – 83 Psi)
R 410 A (120 – 150 Psi)
4 Tekanan …………...Psi
R 32(130 – 160 Psi)

5 Temp. Saturasi 5 – 10 0C ..…………..

6 Temp. Return ..………….. 0C

7 Temp. suply ..………….. 0C

∆ Temperatur
8 Evaporator Min 8 – 12 K ..…………..

Temp. Air Outlet


9 condensor ..………….. 0C

10 Temp. Ambient ..………….. 0C

∆ Temperatur
11 Condensor Min 5 – 8 K ..…………..

Temp. Suction
12 line pipe ..………….. 0C

Temp. Superheat
13 system 8 – 13 K ..…………..

2. Mengidentifikasi kerusakan unit dan sistem.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 136 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Ketika terjadi hasil yang tidak sesuai dengan paramaeter maka


terindikasi kerusakan pada komponen. Melakukan identifikasi kerusakan unit
dan sistem sesuai fungsi komponen berdasarkan karakteristik operasi setiap
komponen. Secara garis besar cara mengidentifikasi secara mekanik (visual
dan audiotori).
Pemeriksaan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan indra
manusia yaitu dengan mata secara visual dan dengan telinga secara
audiotori.
Tabel. Identifikasi Komponen Sistem Pendingin

Gejala yang tampak dan bisa dirasakan


Komponen
Normal Tidak Normal
Evaporator Terdapat Kering, frost (uap air)
kondensat(kering)
tapi bukan frost
Kondensor Kering, hangat Tidak lebih panas dari
suhu lingkungan
Suction line (3 way Berembun Kering, Frost, tidak ada oli
service valve)
Suction line (2 way Berembun Kering, Frost, tidak ada oli
service valve)
Kompressor Suara Getaran di Tidak ada getaran di
bagian outdoor bagian outdoor, overload
bekerja ditandai dengan
adanya bunyi.

Jika terdepat bunyi desis dan adanya oli pada komponen maka
terindikasi terjadi kebocoran pada sistem. Alat Leak Detector digunakan untuk
melakukan pengetesan dimana terjadi kobocoran sedangkan air sabun
digunakan untuk mencari titik kebocoran. Cara memeriksa kebocoran dari
system refrigerant dapat dilakukan dengan menggunakan air sabun, alat
electronic leak detector, UV DYE dan alat Holide Torch. Umumnya
menggunakan metode air sabun karena lebih ekonomis (Penjelasan paling
detail pada unit modul F.43RAC01.010.1: Memeriksa Kebocoran Refrigeran)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 137 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Refrigerant
Refrigerant merupakan suatu fluida yang bersirkulasi didalam system
refrigerasi. Refrigeran atau disebut zat pendingin yang berfungsi untuk
menyerap kalor dari lingkungan/ruangan untuk melepaskan kalor ke
lingkungan. Refrigeran dapat menyerap kalor dari benda atau bahan lain
seperti air atau udara ruangan, sehingga refrigeran tersebut dapat dengan
mudah mengubah phasanya dari cair.
Refrigerant pada unit Tata Udara [5]

Sesuai dengan peraturan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan


Perdagangan bahwa pada tahun 2015 akan mulai diberlakukan
implementasi HPMP (HCFC atau Hidroklorofluorokarbon Phase-Out
Management Plan). Pada peraturan tersebut juga dituliskan untuk
penghapusan HCFC-22 atau lebih dikenal dengan Freon R22 pada sektor
refrigerasi, Air Conditioner. Sehingga pabrikan AC di Indonesia DILARANG
memproduksi, meng-import ataupun menjual produk AC yang masih
menggunakan Refrigerant atau Freon R22 mulai Januari 2015. Sedangkan
untuk keperluan service dan spare part Freon R22 masih boleh digunakan
sampai tahun 2030, dimana pada tahun tersebut pemerintah menetapkan
penghapusan R22 dari Indonesia.

Pada tahun 2015, pabrikan AC akan menggunakan 3 jenis freon yaitu Freon
R32, R410A dan R290. Freon R32 ditemukan oleh Daikin Jepang pada tahun
2012, dan mulai digunakan di line up AC mereka mulai tahun 2013. Jadi
semua pabrikan AC Jepang lain yang menggunakan Freon R32 hanya me-
lisensi dari Daikin. Untuk produk AC Panasonic dan Daikin mulai tahun 2018
menggunakan produk Freon R32 dan R410a untuk line up produk mereka.
Untuk brand Korea mereka akan menggunakan line up R410A dan R32, begitu
pula untuk merk pabrikan China mereka menggunakan Freon R410A dan R32.
Tabel. Perbandingan Tipe Freon di Indonesia

Jenis Cooling
ODP GWP Flammability
Freon Index
R22 0.05 1810 100 Tidak
R410A 0 2090 92 Tidak
R32 0 675 160 Rendah

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 138 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

R290 0 <3 83 Tinggi


Keterangan :
ODP adalah Ozone Depletion Potential alias Potensi Perusakan Ozone
GWP adalah Global Warming Potential alias Potensi Pemanasan Global
Cooling Index adalah Angka Index dingin
Flammability adalah Tingkat mudah terbakar Freonnya.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa R-22 Punya potensi
Perusakan Ozone paling tinggi. Sedangkan R32 memiliki angka index dingin
tertinggi dan potensi pemanasan global lebih rendah dari R32 dan R-
410A.R290 memiliki nilai GWP Paling kecil tetapi memiliki Tingkat mudah
terbakar freonnya paling tinggi. Sehingga penggunaan R-32 pada unit AC
yang paling banyak digunakan saat ini.

Peralatan untuk pemeriksaan kondisi sistem AC


Dalam Unit Kompetensi kita akan melakukan Analisa kinerja yang
diindikasikan oleh temperature, tekanan refrigerant, tegangan listrik dan arus
listrik. Untuk melakukan Analisa tersebut diperlukan beberapa alat ukur
diantara untuk parameter suhu digunakan thermometer Infrared, untuk
parameter tekanan refrigerant digunakan manifold gauge sedangkan untuk
tegangan listrik digunakan multimeter dan arus listrik digunakan Tang
Ampere.

1) Manifold gauge
Manifold gauge digunakan untuk mengukur tekanan refrigerant yang
terdapat dalam sistem refrigerasi:

Gambar. Manifold gauge dan konstruksinya[6]

Ada dua jenis gauge yang digunakan yaitu gauge berwarna biru yaitu low
pressure gauge (bertekanan rendah) dan gauge berwarna merah yaitu high

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 139 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

pressure gauge (Bertekanan tinggi). low pressure gauge disebut juga


compound gauge karena bisa digunakan untuk mengukur kondisi ruangan
vakum.

2) Multimeter/AVO Meter

Gambar. Multimeter [6]

Multimeter digunakan dalam bidang pendingin untuk melakukan pengukuran


tegangan sumber, tegangan pada peralatan listrik di bidang pendingin, nilai
hambatan gulungan kompresor dll. (Penjelasan secara detail di unit
F.43RAC01.008.1: Menggunakan Alat Ukur Refrigerasi dan Tata Udara).
3) Tang Ampere

Gambar. Tang ampere digital [6]


Peranan amperemeter sangat vital sebagai alat pengukur arus di sistem
pendingin. Digunakan untuk mengukur arus listrik pada system tata udara.
(Penjelasan secara detail di unit F.43RAC01.008.1: Menggunakan Alat Ukur
Refrigerasi dan Tata Udara)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 140 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

4) Thermometer
Termometer yang biasa digunakan yaitu thermometer infrared. Alat ini untuk
mengukur suhu pada sistem di bagian yang menjadi acuan analisa kinerja
sistem antara lain: suhu udara ruangan, suhu udara lingkungan, suhu
udara yang keluar dari evaporator, suhu udara yang keluar kondensor, suhu
refrigerant pada output evaporator, suhu refrigerant pada kondensor dan
suhu kompressor.

Gambar. Thermometer digital [6]

1. Menggunakan Manifold Gauge dalam mengukur Tekanan


Refrigeran.
Dalam menggunakan manifold gauge kita harus mengetahui prinsip kerja
dari alat tersebut. Untuk mempermudah pemahaman kita dapat dilihat dari
tabel berikut yang berkaitan dengan operasi low dan high pressure valve dan
kemungkinan akses jalur refrigerant di masing-masing host ke gauge:
Tabel. Posisi Valve dan Akses dari Manifold Gauge

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 141 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Secara umum terdapat dua macam skala pembacaan pada manifold


gauge yang penting untuk mengetahui kondisi sistem secara kualitatif,
antara lain :
a.) Skala tekanan
Berfungsi untuk mengetahui tekanan refrigerant di dalam sistem
dengan satuan kgf/cm²; psi; Kpa; Mpa (baca konversi tekanan) dan
inch Hg; cmHg; mmHg (untuk mengukur kondisi vakum)
b.) Skala saturasi
Untuk mengetahui titik didih refrigerant sehingga memudahkan
teknisi untuk menghitung nilai superheat yang digunakan untuk
analisa kinerja sistem.

Gambar. Skala Pada Manifold Gauge

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 142 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

2. Menggunakan alat ukur suhu baik analog atau infra red dengan
benar

Ada dua jenis karakteristik pengukuran suhu pada sistem pendingin


untuk mengetahui kinerja sistem normal atau tidak yaitu:
- Pengukuran permukaan cooling coil (pipa tembaga) untuk
membaca temperatur refrigerant di dalamnya. Lebih efektif
menggunakan thermometer infra red walaupun bisa juga
dilakukan dengan termometer analog dengan batang sensor ditempel
ke permukaan media yang di ukur.
- Pengukuran temperatur udara baik keluar evaporator atau
kondensor. Lebih efektif menggunakan jenis thermometer analog atau
dengan menggunakan dengan infra red thermometer tetapi fungsi
infra red off.

3. Menggunakan clamp amperemeter dengan benar


Pemasangan tang ampere adalah pada kabel sumber yang menuju ke sistem
seperti ditunjukkan gambar 16. Selector diposisikan pada pilihan pengukuran
arus AC (Alternating Current) bukan DC.

Gambar 16 Pemasangan tang amper diterminal sumber.

4. Meggunakan avometer dan insulation tester dengan benar


AVO meter atau multimeter dalam bidang pendingin / HVAC, biasanya
digunakan untuk mengukur tegangan sumber; nilai resistensi atau
hambatan kumparan motor kompresor, fan indoor atau outdoor; kontinuitas
sambungan fasa, neutral, ground.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 143 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Insulation tester untuk mengukur tahanan isolasi antara kumparan motor


dengan body kompressor atau body unit. Memastikan bahwa ketika
dioperasikan tidak ada arus bocor atau short circuit.

Melakukan Perbaikan Sistem Refrigerasi


Berikut adalah beberapa Langkah yang dilakukan saat melakukan
perbaikan system refrigerasi yang berkaitan dengan refrigerant:
a. Melakukan Recovery atau Pump Down Refrigeran
Recovery atau Pump down refrigeran merupakan Tindakan awal saat
melakukan perbaikan untuk menyimpan refrigeran agar tidak keluar ke
udara bebas. Pump Down adalah prosedur untuk menyimpan Refrigeran
dari system AC ke unit Outdoor AC sedangkan Recovery adalah prosedur
penyimpanan refrigerant dengan menggunakan mesin 3 R (Recovery,
Recycling dan Recharging). Prosedur ini dilakuakn sehingga refrigerant
bisa digunakan Kembali. (Penjelasan paling detail pada unit modul
F.43RAC01.014.1: Melakukan Recovery Refrigeran)

b. Memperbaiki Komponen Yang Rusak atau kebocoran pada


Sistem Refrigerasi.
Memperbaiki Komponen yang rusak baik yang utama atau pendukung
dengan menggantinya. Hal ini umumnya disebabkan umur yang lama
dari mesin pendingin tersebut. Hal ini diawali dengan melakukan
pemeriksaan komponen secara mekanik dan commissioning.

c. Melakukan Uji Tekan Sistem Refrigerasi.


Langkah selanjut kita melakukan uji tekan system refrigerasi, Hal ini
dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kebocoran. Gas
Nitrogen dan Refrigeran digunakan untuk uji tekan. (Penjelasan paling
detail pada unit modul F.43RAC01.011.1: Menguji Instalasi Pemipaan)

d. Melakukan Evakuasi.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 144 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

Setelah kita melakukan uji tekan selanjutnya kita melakukan evakuasi


untuk menvakumkan system refrigerasi dari udara, nitrogen atau
refrigean. (Penjelasan paling detail pada unit modul F.43RAC01.012.1:
Mengevakuasi Sistem Refrigerasi dan Tata Udara)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 145 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

BUKU KERJA

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)


TEKNISI PENDINGIN AC SPLIT

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 146 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: Pemasangan tusuk kontak 3 pin
JOB SHEET

I. TUJUAN :
Setelah selesai latihan siwa mampu :
 Memasang tusuk kontak 3 pin dengan baik dan benar.

II. ALAT :
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 TANG PENGUPAS KABEL STANDAR 1 BUAH
2 TANG POTONG STANDAR 1 BUAH
3 TANG LANCIP STANDAR 1 BUAH
4 OBENG MINUS STANDAR 1 BUAH
5 OBENG PLUS STANDAR 1 BUAH

III. BAHAN :
NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH
1 KABEL NYM 3 x 1,5 mm² 1 METER
2 TUSUK KONTAK 3 PIN 6 A / 220 V 1 BUAH

IV. GAMBAR PELAKSANAAN

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 147 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

V. LANGKAH KERJA

1. Buka baut sekrup untuk membuka


pembungkus tusuk kontak sehingga
bagian terminal di dalamnya dapat
terlihat dan mudah untuk melakukan
pemasangan kabel

2. Siapkan kabel yang akan di sambung,


kupas ketiga ujung kabel yaitu, Untuk
kabel hantaran fasa ( berisolasi warna
hitam ), kabel untuk hantaran netral (
berisolasi warna biru ) dan kabel untuk 45 º
hantaran ground (berisolasi warna
kuning strip hijau). Kupas ketiga ujung
kabel sampai terlihat kawat tembaga
kira-kira sepanjang 1 Cm

3. Lepaskan baut klem pengikat kabel

4. Longgarkan baut konektor yang


menempel pada ujung belakang tusuk
kontak dan baut yang terpasang pada
plat yang berada ditengah

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 148 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

5. Masukkan kawat tembaga untuk Fasa (


warna hitam ) dan kawat tembaga
untuk netral (warna biru ) ke konektor
yang berada pada kedua jari tusuk
kontak.

6. Sambungkan kabel untuk


pembumian/ground ( warna kuning
strip hijau ) ke konektor yang berada di
tengah lalu kencangkan sekrupnya.

7. Pasang pengunci kabel hingga


menekan kabel, kemudian kencangan
kedua sekrupnya, agar kabel yang
terpasang tidak tertarik saat digunakan
.

8. Pasang kembali dan kunci dengan baut


penutup yang ada.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 149 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: JOB PEMIPAAN 1
JOB SHEET

I. TUJUAN :
Setelah selesai latihan siswa mampu melaksanakan pekerjaan Pemipaan dengan
Menggunakan Tools sesuai prosedur.
II. ALAT :

NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH

1 SWAGING TOOLS STANDAR 1 BUAH


2 FLARING TOOLS STANDAR 1 BUAH
3 TUBING CUTER STANDAR 1 BUAH
4 REAMER STANDAR 1 BUAH
5 MISTAR/ PENGGARIS STANDAR 1 BUAH
6 TANG PEMBUNTU PIPA STANDAR 1 BUAH
7 Peralatan K3 Sarung Tangan, 1 set
pakaian Kerja

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH

1 PIPA TEMBAGA 3/8” Secukupnya


2 PIPA TEMBAGA 1/4 ” Secukupnya
3 PIPA KAPILER STANDAR Secukupnya
4 NUT 1/4 ” 1 BUAH

IV. LANGKAH KERJA


1. Pakai pakaian keselamatan kerja (buju praktek, sepatu safety dan sarung tangan praktek)
2. Pinjam alat dan bahan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
3. Hitung panjang pipa tembaga yang diperlukan sesuai gambar diatas.
4. Potong pipa dengan panjang sesuai perhitungan sesuai dengan prosedur pemotongan pipa.
5. Bentuk pipa sesuai dengan gambar kerja:
6. Setelah selesai ukurlah panjang pipa hasil pekerjaan dan bandingkan dengan ukuran pada
gambar.
7. Buat laporan dan serahkan hasilnya kepada guru pembimbing.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 150 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

V. GAMBAR KERJA
6 cm 15 cm
5 cm 5 cm
6 cm

NUT

Pipa Kapiler

Ukuran pipa ¼ in

Ukuran pipa 3/8 in

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 151 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: JOB PEMIPAAN 2
JOB SHEET

I. TUJUAN :
Setelah selesai latihan siswa mampu melaksanakan pekerjaan Pemipaan dengan
Menggunakan Tools sesuai prosedur.
II. ALAT :

NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH

1 SWAGING TOOLS STANDAR 1 BUAH


2 FLARING TOOLS STANDAR 1 BUAH
3 TUBING CUTER STANDAR 1 BUAH
4 BANDING TOOLS STANDAR 1 BUAH
5 REAMER STANDAR 1 BUAH
6 MISTAR/ PENGGARIS STANDAR 1 BUAH
7 TANG PEMBUNTU PIPA STANDAR 1 BUAH
8 Peralatan K3 Sarung Tangan, 1 set
pakaian Kerja

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH

1 PIPA TEMBAGA 3/8” Secukupnya


2 PIPA TEMBAGA 1/4 ” Secukupnya
3 PIPA KAPILER STANDAR Secukupnya
4 NUT 1/4 ” 1 BUAH
5 DOBEL NEPEL 1/4 ” 1 BUAH

IV. LANGKAH KERJA


1. Pakai pakaian keselamatan kerja (buju praktek, sepatu safety dan sarung tangan praktek)
2. Pinjam alat dan bahan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
3. Hitung panjang pipa tembaga yang diperlukan sesuai gambar diatas.
4. Potong pipa dengan panjang sesuai perhitungan sesuai dengan prosedur pemotongan pipa.
5. Bentuk pipa sesuai dengan gambar kerja:

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 152 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

6. Setelah selesai ukurlah panjang pipa hasil pekerjaan dan bandingkan dengan ukuran pada
gambar.
7. Buat laporan dan serahkan hasilnya kepada guru pembimbing.
V. GAMBAR KERJA

15 cm

5 cm
¼

3/8

6 cm

10 cm
5 cm

¼ ¼

5 cm 5 cm

14 cm

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 153 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: Menguji Kinerja Sistem Pendinginan
JOB SHEET

I. TUJUAN :
Setelah menyelesaikan tugas praktek ini peserta mampu
- Menerjemahkan informasi sebelum memulai pekerjaan
- mengecek komponen sistem pendingin sesuai dengan SOP
- menentukan dan mencatat tekanan dan temperatur
- Menentukan dan mengoreksi kesalah-an komponen sistem pendingin
- menentukan kebocoran pada sistem pendingin/AC
- menentukan sebuah sistem yang isi refrigerant terkontaminasi.
II. ALAT :
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 AC Splite 1 PK 1 unit

2 Tangga 2 Meter 1 buah

3 Set Obeng + Isi 4 berbagai ukuran 1 set

4 Set Obeng – Isi 4 berbagai ukuran 1 set

5 Set Kunci Pas 8 – 32 mm 1 set

6 Tespen 80 V – 500 V AC 1 buah

7 Manifold Geuge For R-32 1 set

8 Thermometer 3 indikator : 0C, 0F, 0R 1 buah

9 Tang Ampere Digital tang ampere 1 buah

10 Multimeter Analog 1 buah

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH


1 Perlengkapan K3 Sepatu sapety, 1 set
masker, sarung
tangan dan
kacamata

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 154 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

2 ATK Peserta Buku tulis, pena, 1 set


pensil, penghapus,
jangka dan
penggaris
3 Sabun -

IV. LANGKAH KERJA


Pemeriksaan data
a. Perhatikan data-data yang terdapat dalam nameplate
b. Catat semua data yang ada.

Pemeriksaan fisik unit AC


c. Perhatikan kondisi fisik unit AC apakah semua komponen lengkap atau tidak
d. Periksa kabel power AC dengan sumber tegangan dan ukur.
e. Yakinkan lingkungan aman dari mekanik maupun elektrik.
f. Jalankan AC sesuai dengan SOP.
g. Amati kondisi system tersebut dan catat kalau terdapat hal-hal yg mencurigakan
h. Perhatikan juga kondisi kebersihan terutama di kondensor dan evaporator
i. Catat semua data yang ada.
Pengukuran (Arus, tegangan, daya, temperatur dan tekanan kerja Unit)
j. Ukur arus yang mengalir dengan mempergunakan tang ampere
k. Ukur temperatur kondensor dan evaporator, catat
l. Pasang manifold Geuge pada katup service ( Dilarang memasang manifold pada saat Unit
dalam keadaan Off )
m. Catat nilai tekanan yang terdapat pada manifold gauge
Menentukan letak kebocoran sistem refrigerasi
n. Perhatikan nilai tekanan yang ditunjukan apakah masih kurang atau tidak dari tekanan
normalnya yang tertera pada name late.
o. Amati juga pipa suction apakah terjadi bunga es atau tidak.
p. Jika tekanan kurang dan terjadi bunga es pada pipa suction maka ada kemungkinan sistem
dalam keadaan bocor.
q. Selanjutnya matikan unit AC.
r. Cari kebocoran dengan menggunkan busa sabun terutama pada sambungan indoor dan
outdoor.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 155 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

s. Cari juga pada kondensor dan evaporator serta pipa penghubung kompresor.
t. Kebocoran akan terlihat jika ada gelembung-gelembung pada busa sabun.
u. Segera perbaiki dengan cara mengencangkan sambungan atau dengan cara dilas.

V. GAMBAR KERJA

Gambar. Contoh nameplate AC Gambar Pengecekan Ampere dan Tekanan

Gambar Cara pengecekan kebocoran AC

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 156 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

VI. Tabel. Form Commisioning Unit Tata Udara Residential


Hasil
No Pengukuran Parameter pengukuran
± 10 % Standar
1 Tegangan ..………….. V
PLN

Max 115 % dari


name plate
3 Arus ..………….. A

R 22(60 – 83 Psi)
R 410 A (120 – 150 Psi)
4 Tekanan …………...Psi
R 32(130 – 160 Psi)

5 Temp. Saturasi 5 – 10 0C ..…………..

6 Temp. Return ..………….. 0C

7 Temp. suply ..………….. 0C

∆ Temperatur
8 Evaporator Min 8 – 12 K ..…………..

Temp. Air Outlet


9 condensor ..………….. 0C

10 Temp. Ambient ..………….. 0C

∆ Temperatur
11 Condensor Min 5 – 8 K ..…………..

Temp. Suction
12 line pipe ..………….. 0C

Temp. Superheat
13 system 8 – 13 K ..…………..

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 157 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: PROSEDUR RECOVERY REFRIGERANT
JOB SHEET

I. TUJUAN :
Setelah menyelesaikan tugas praktek ini peserta mampu
- Melakukan evakuasi refrigerant menggunakan alat recovery sesuai SOP
- melakukan penyimpanan refrigerant hasil pengosongan sesuai peraturan yang berlaku
II. ALAT :
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 AC Splite 1 PK 1 unit

2 Tangga 2 Meter 1 buah

3 Set Obeng + Isi 4 berbagai ukuran 1 set

4 Set Obeng – Isi 4 berbagai ukuran 1 set

5 Set Kunci Pas 8 – 32 mm 1 set

6 Mesin Recovery 1 HP 1 unit


7 Manifold Geuge For R-32 1 set

8 Filter Drier Size inlet 1/2" dan 1 buah


outlet 1/2"

9 Tabung penyimpanan For R-32 1 buah

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH


1 Perlengkapan K3 Sepatu sapety, 1 set
masker, sarung
tangan dan
kacamata
2 ATK Peserta Buku tulis, pena, 1 set
pensil, penghapus,
jangka dan
penggaris

IV. LANGKAH KERJA


a. Siapkan peralatan dan bahan sesuai dengan spesifikasi

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 158 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

b. Dinginkan tabung refrigerant dengan menggunakan air dingin


c. Nyalakan unit AC lalu pasang selang manifold kuning ke katub service
d. Matikan unit AC
e. Siapkan mesin recovery dan pasang filter drier pada inlet mesin recovery
f. Sambungkan selang kuning manifold geuge ke filter drier
g. Sambungkan katup outlet mesin recofery dengan tabung refrigerant kosong
h. Buka full katup tabung refrigerant
i. Buka full katup manifold warna biru, biarkan refrigerant mengalir secara alami dari unit AC ke
tabung refrigerant
j. Setelah tidak ada lagi aliran nyalakan mesin recovery dan posisikan selector pada posisi
Recovery
k. Perhatikan jarum manifold geuge warna biru, apabila jarum sudah menunjukan angka 0 Psi
maka segera tutup katub biru manifold
l. Pindahkan selector mesin recovery pada posisi purge
m. Perhatikan jarum pressure geuge warna biru, apabila jarum sudah menunjukan angka 0 Psi
maka segera tutup katub tabung refrigerant
n. Matikan mesin recovery dan proses recover refrigerant telah selesai dilaksanakan
o. Lepaskan semua peralatan dan kembalikan ke tempat penyimpanan semula

V. GAMBAR KERJA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 159 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: Menvakum sistem refrigerasi
JOB SHEET
I. TUJUAN :
Setelah menyelesaikan tugas praktek ini peserta Mampu mengosongkan sistem pendingin/AC
sesuai standar

II. ALAT :
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 AC Splite 1 PK 1 unit

2 Tangga 2 Meter 1 buah

3 Set Obeng + Isi 4 berbagai ukuran 1 set

4 Set Obeng – Isi 4 berbagai ukuran 1 set

5 Set Kunci Pas 8 – 32 mm 1 set

6 Pompa Vakum ½ HP 1 unit


7 Manifold Geuge For R-32 1 set

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH


1 Perlengkapan K3 Sepatu sapety, 1 set
masker, sarung
tangan dan
kacamata
2 ATK Peserta Buku tulis, pena, 2 set
pensil, penghapus,
jangka dan
penggaris

IV. LANGKAH KERJA


a. Siapkan pompa vakum dan manivold geuge
b. Hubungkan selang biru manifold dengan katub service AC dan selang kuning dengan katup
pompa vakum
c. Nyalakan pompa vakum
d. Buka penuh katup biru manifold geuge tunggu selama 5 menit (pastikan jarum pada manifold
menunjukan angka -30 InHg)

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 160 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

e. Tutup katup biru manifold geuge lalu matikan pompa vakum (berurutan)
f. Tunggu selama 5 menit pastikan Jarum pada manifol tetap menunjuk pada angka -30 inHg,
Bila angka pada manifold geuge kembali ke angka 0 berarti pada sistem terdapat kebocoran
g. Kalau sudah dipastikan sistem tidak dalam keadaan bocor maka proses pemvakuman dapat
dilanjutkan
h. Nyalakan kembali pompa vakum lalu buka katup biru manifold geuge (berurutan)
i. Proses pemvakuman membutuhkan waktu 1 jam Setelah waktu tercapai dilanjutkan dengan
menutup katup biru manifold geuge dan mematikan pompa vakum (berurutan)
j. Proses pemvakuman selesai
k. Lepaskan semua peralatan dan kembalikan ke tempat penyimpanan semula

V. GAMBAR KERJA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 161 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: Pengisian Refrigerant (Kondisi Kosong) Kedalam Sistem Refrigerasi
JOB SHEET
I. TUJUAN :
Setelah menyelesaikan tugas praktek ini peserta mampu mengisi refrigerant kedalam sistem
refrigerasi dalam kondisi kosong sesuai dengan SOP

II. ALAT :
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 AC Splite 1 PK 1 unit

2 Tangga 2 Meter 1 buah

3 Set Obeng + Isi 4 berbagai ukuran 1 set

4 Set Obeng – Isi 4 berbagai ukuran 1 set

5 Set Kunci Pas 8 – 32 mm 1 set

6 Manifold Geuge For R-32 1 set

7 Tang Ampere Teganga AC ~220 V 1 buah

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH


1 Perlengkapan K3 Sepatu sapety, 1 set
masker, sarung
tangan dan
kacamata
2 ATK Peserta Buku tulis, pena, 1 set
pensil, penghapus,
jangka dan
penggaris
3 Tabung Refrigerant R-32 1 tabung

IV. LANGKAH KERJA


a. Proses pengisian refrigerant diawali dengan proses pemvakuman (selang warna kuning
manifold geuge setelah pemvakuman masih tetap terpasang ke katup service)
b. Katup manifold geuge warna biru dan merah dalam kondisi tertutup.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 162 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

c. Pasang selang kuning ke katup tabung refrigerant


d. Buka secara penuh katup tabung refrigerant
e. Buka katup merah manifold selama 1 detik untuk membuang sisa udara yang ada di selang
kuning.
f. Lalu dilanjut dengan Buka tutup katup biru manifold sehingga tekanan pada manifold
menunjukan nilai standar unit refrigerasi lalu tutup Katup biru manifold
g. Nyalakan Unit lalu dilanjut dengan buka tutup kembali katup biru manifold sehingga tekanan
sesuai dengan spesifikasi unit refrigerasi lalu tutup Katup biru manifold
h. Tutup Katup tabung refrigerant
i. Lepaskan Selang manifold yang terhubung ke unit, tabung refrigerant dan pompa vakum
j. Proses pengisian refrigerant selesai.

V. GAMBAR KERJA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 163 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: Penambahan Refrigerant kedalam Sistem Refrigerasi
JOB SHEET
I. TUJUAN :
Setelah menyelesaikan tugas praktek ini peserta mampu menambahkan refrigerant kedalam
sistem refrigerasi dalam kondisi kosong sesuai dengan SOP

II. ALAT :
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 AC Splite 1 PK 1 unit

2 Tangga 2 Meter 1 buah

3 Set Obeng + Isi 4 berbagai ukuran 1 set

4 Set Obeng – Isi 4 berbagai ukuran 1 set

5 Set Kunci Pas 8 – 32 mm 1 set

6 Manifold Geuge For R-32 1 set

7 Tang Ampere Teganga AC ~220 V 1 buah

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH


1 Perlengkapan K3 Sepatu sapety, 1 set
masker, sarung
tangan dan
kacamata
2 ATK Peserta Buku tulis, pena, 1 set
pensil, penghapus,
jangka dan
penggaris
3 Tabung Refrigerant R-32 1 tabung

IV. LANGKAH KERJA


a. Proses penambahan diawali dengan menyalakan unit refrigerasi selama 15 menit agar
refrigerant yang ada didalam sistem refrigerasi dapat bersirkulasi dengan normal
b. Pasang selang manifold warna biru ke katup service

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 164 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

c. Buka katup biru manifold selama 1 detik untuk membuang udara yang ada didalam selang
biru. (syarat tekanan refrigerant yang tertera di jarum manifold harus lebih tinggi dari 0 Psi,
kalau dibawah 0 Psi maka sistem harus di vakum dan diisi secara penuh)
d. Setelah itu sambungkan selang kuning manifold dengan tabung refrigerant
e. Buka full katup tabung refrigerant
f. Buka katup merah manifold geuge selama 1 detik untuk membuang udara yang ada didalam
selang kuning
g. buka tutup katup biru manifold sehingga tekanan sesuai dengan spesifikasi unit refrigerasi lalu
tutup Katup biru manifold
h. Tutup Katup tabung refrigerant
i. Lepaskan Selang manifold yang terhubung ke unit, tabung refrigerant dan pompa vakum
j. Proses penambahan refrigerant selesai.

V. GAMBAR KERJA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 165 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

JUDUL
: Penambahan minyak pelumas pada sistem refrigerasi
JOB SHEET
I. TUJUAN :
Setelah menyelesaikan tugas praktek ini peserta mampu mampu menambahan minyak pelumas
ke sistem penduingin sesuai SOP

II. ALAT :
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1 AC Splite 1 PK 1 unit

2 Tangga 2 Meter 1 buah

3 Set Obeng + Isi 4 berbagai ukuran 1 set

4 Set Obeng – Isi 4 berbagai ukuran 1 set

5 Set Kunci Pas 8 – 32 mm 1 set

6 Manifold Geuge For R-32 1 set

III. BAHAN :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH


1 Perlengkapan K3 Sepatu sapety, 1 set
masker, sarung
tangan dan
kacamata
2 ATK Peserta Buku tulis, pena, 1 set
pensil, penghapus,
jangka dan
penggaris
3 Minyak pelumas Kompresor Sintetis oil for R-32 1 botol

IV. LANGKAH KERJA


a. Siapkan manifold gauge, kunci L dan Pelumas Refrigerant
b. Nyalakan unit AC.
c. Pasang selang manifold warna biru ke katub service
d. Buka katup biru manifold selama 1 detik untuk membuang udara yang ada di selang biru
e. Masukan selang warna kuning ke tempat olie.

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 166 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi UPTD – BLK DISKOPUKMNAKERTRANS
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AC UNTUK RUMAH TANGGA KABUPATEN JEPARA

f. Buka tutup two way valve, buat tekanan menjadi vakum dengan menutup katup pipa kecil
dengan menggunakan kunci L.
g. Buka perlahan valve manifold gauge warna biru pastikan udara tidak ikut masuk ke sistem dan
juga pastikan oli tidak berlebihan karena bisa merusak valve discharge kompressor, tutup
kembali valve ketika sudah selesai megisi oli.
h. Setelah selesai pengisian selesai buka penuh two way valve dan cek temperatur kompressor
dan ampere kompresor serta suara dari kompresor, jika kurang oli, suara kompresor akan
terdengar lebih keras.
i. Lepas semua komponen dan kembalikan ke tempat penyimpanan semula

V. GAMBAR KERJA

Oleh : 1. Jimmy Ahmad, ST Halaman: 167 dari 167


2. Taufiq Nur, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai