Anda di halaman 1dari 9

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH

BAHAN SEMINAR PROPOSAL

Judul : Dinamika Serangan Hama Kutu Putih (Paracoccus marginatus:


Hemiptera: Aleyrodidae) pada Tanaman Pepaya Varietas
Argocalifornia di Lapangan
Pemrasaran : Rahmad Faizin/1705109010040
Pembimbing : 1. Dr. Nur Pramayudi, S.P., M.Si
2. Dr. Muhammad Sayuthi, S.P., M.P
Penguji : 1. Ir. Hasnah, M.P
2. Dr. Ir. Husni, M.Agric,Sc
3. Dr. Hartati Oktarina, S.P., M.Sc
Jadwal : Kamis 10 Maret 2022/ 10.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Ruang Seminar Proteksi Tanaman

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blang Pidie merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya
menempati luas wilayah sekitar 25,18% (473,65 km2) dari seluruh total Kabupaten
Aceh Barat Daya dengan tinggi wilayang kurang lebih 20 mdpl. Sebagian besar
wilayah merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser. Keunggulan
geografis tersebut menjadikan Blang Pidie sebagai daerah salah satu penghasil buah
dan sayur terbesar di Kabupaten Aceh Barat Daya. Komoditas terbesar yang
dihasilkan petani Blang pidie adalah padi, cabai, pepaya dan lainnya (Badan Pusat
Statistik Aceh Barat Daya, 2019).
Pepaya merupakan salah satu komoditi yang sering dibudidaya oleh petani
dimana pepaya adalah tanaman buah herba dari Famili Caracecae yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi, banyak digemari masyarakat dan dapat dibudidayakan di
daerah (Ardiansyah, 2020). Komoditi pepaya dipilih oleh petani Desa Alue Dama
untuk dibudidayakan di ladang karena papaya relatif mudah ditanam, harga bibit yang

1
murah, modal tidak terlalu besar, masa panen pepayacukup singkat yaitu sekitar 7
bulan dan dapat berbuah selama 3 tahun serta dapat memanfaatkan lahan
kosongyangtakterpakai sehingga tanaman ini tergolong sebagai tanaman non musim
(Junaidin et al., 2017).
Jenis pepaya yang dibudidayakan adalah pepaya Argocalifornia, jenis pepaya
ini dipilih karenaukuran buahnya tidak terlalu besar, berbentuk lonjong, buah yang
matangnya berwarna kuning, rasanya manis dan daging buahnya kenyal sehingga
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Nilai ekonomis yang tinggi dari pepaya
membuat kebutuhan pepaya di Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya
meningkat. Hal itu dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara produsen
buah pepaya selain Brazil, Meksiko, India, dan Zaire. Luas lahan panen pepaya di
Indonesia pada tahun 2020 mencapai 7.984 ha dengan hasil produksi mencapai
621.524 ton, sementara untuk ProvinsiAceh sendiri produksinya mencapai 24.323 ton
(Badan Pusat Statiktik, 2020).
Salah satu kendala dalam penanaman pepaya di daerah tropis adalah tingginya
serangan hama dan penyakit. Curah hujan dan kelembaban yang tinggi sepanjang
tahun mengakibatkan perkembangan hama yang sangat cepat. Fluktuasi suhu yang
ekstrem juga berperan dalam penyebaran hama. Akhir-akhir ini terdapat hama baru
yang menyerang tanaman pepaya, yaitu kutu putih pepaya (Paracoccus marginatus).
Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas buah (Pramayudi and
Oktarina, 2012)
Hama kutu putih papaya (P. marginatus) (Hemiptera: Pseudococcidae)
merupakan hama invasi yang berasal dari luar Indonesia. Hama pendatang baru ini
berasal dari Benua Amerika dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 2008
(Rauf, 2009). Serangga hama ini awalnya ditemukan merusak buah, batang, dan daun
pepaya di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat hingga menyebabkan ribuan pohon pepaya
menurun produktivitasnya, bahkan banyak menyebabkan kematian pada tanaman
muda (Friamsa, 2009). Kutu putih pepaya merupakan serangga polifag yang dapat
menyerang banyak spesies tanaman tropika (Muniappan et al., 2008). Selain

2
menyerang tanaman pepaya, kutu putih P. marginatus ini dapat menyerang tanaman
hias, tumbuhan liar (gulma), dan tanaman hutan (Amarasekare et al., 2008).
Semakin berkembagnya budidaya pepaya menyebabkan keberadaan hama P.
marginatus menjadi kendala serius dalam budidaya pepaya. Sebagai upaya untuk
memudahkan usaha-usaha pengendalian pada hama ini yang tepat sasaran, maka
perlu di kaji tentang dinamika serangan hama P. marginatus pada pertanman pepaya
di Kecamatan Blang Pidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika serangan hama kutu putih (P.
marginatus) pada tanaman pepaya varietas Argocalifornia di lapangan (Kecamatan
Blang Pidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

1.2 Manfaat
Penelitian ini sebagai informasi utama untuk melakukan usaha pengendalian
hama kutu putih pada pertanaman pepaya.

1.3 Rumusan Masalah


Apakah terdapat dinamika serangan hama kutu putih (Paracoccus marginatus)
pada tanaman pepaya varietas argocalifornia di kecamatan Blang Pidie Kabupaten
Aceh Barat Daya ?

1.4 Hipotesis
H0: Tidak ada dinamika serangan hama kutu putih (P. marginatus) pada tanaman
pepaya varietas Argocalifornia pada lahan budidaya di Kecamatan Blang
Pidie.
H1: Terdapat dinamika serangan hama kutu putih (P. marginatus) pada tanaman
pepaya varietas Argocalifornia di lapangan Kecamatan Blang Pidie

3
BAB II. METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan pertanaman pepaya Desa Seunaloh,
Kecamatan Blang Pidie, Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini dimulai dari
bulan Maret 2022 sampai dengan selesai.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu kamera digital, meteran,
alat tulis, kuas, cangkul, polybag. Adapun bahan yang akan digunakan yaitu tanaman
pepaya varietas Argocalifornia.

2.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
melakukan survei langsung di lapangan. Areal budidaya tanaman pepaya yang
dijadikan lokasi penelitian adalah seluas 0,5 ha.

2.4 Prosedur Penelitian


2.4.1 Penentuan Lokasi Dan persemaian pepaya varietas Argocalifornia
Survei terlebih dahulu dilakukan untuk menentukan lokasi yang akan dipilih
untuk menjadi lokasi penelitian. Survei dilakukan di areal pertanaman yang berada di
Desa Seunaloh Kecamatan Blang Pidie Kabupaten Aceh Barat Daya.
Persemaian dilakukan dengan menyemai biji pepaya varietas california
sedalam 0,5 – 1 cm sampai 15 hari sampai biji pepaya tumbuh. Biji pepaya yg sudah
tumbuh menjadi bibit dipindahkan ke polibag yang berukuran 12 x 7 cm yg telah di
isi dengan tanah sekam arang, pupuk kandang, pada perbandingan 2:1:1 pada setiap
polibag. Bibit pepaya varietas Agocalifornia yang sudah ada di dalam polibag

4
dibibitkan selama 2 minggu, kemudian dipindahkan ke lapangan dan ditanam dengan
jarak tanam 2,5 x 2,5 m.
Lahan pertanaman dibentuk menjadi bedengan dengan menggunakan cangkul
pada setiap bedengan dibuat parit sebagai drainase dengan kedalaman 40 – 50 cm,
dan lebar parit 40 cm. kemudian pada setiap bedengan ditanam bibit pepaya yang
sudah di semai.

2.4.2 Pembuatan Plot Tanaman


Lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan seluas 50 x 100 m
atau 0,5 ha. Terdapat total 320 tanaman pepaya dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m pada
areal pertanaman pepaya. Plot pengamatan ditentukan pada areal pertanaman pepaya
sejumlah 5 plot pengamatan, pada masing-masing plot memiliki luas 12,5 x 15 m
yang ditanami 20 tanaman pepaya. Tanaman sampel di ambil dari 10 tanaman pepaya
pada masing-masing plot sehingga memiliki 50 total tanaman sampel yang akan
diamati. Pengamatan dilakukan sebanyak 7 kali dengan interval waktu 7 hari sekali.

2.4.3 Pemeliharaan
Pada penelitian ini dalam proses pemeliharaan tanaman dilakukan tanpa
pengaplikasian pestisida, tanaman hanya dilakukan penyiraman pada pagi hari dan
apabila kondisi cuaca sedang hujan maka proses penyiraman tidak dilakukan. Proses
penanaman dilakukan secara konvensional. Pemeliharaan lainnya adalah penyiangan
gulma dengan mencabut secara lansung gulma yang tumbuh di sekitar tanaman
pepaya.

2.5 Peubah yang diamati


2.5.1 Intensitas serangan hama Paracoccus marginatus
Kerusakan bagian tanaman akibat serangan hama ditandai dengan adanya
kerusakan pada permukaan bagian tanaman. Pengamatan terhadap intensitas serangan
hama dilakukan dengan interval waktu 7 hari. Untuk menghitung besarnya intensitas
serangan yang menyebabkan kerusakan relatif. Intensitas serangan hama P.
marginatus pada pertanaman pepaya, dihitung dengan rumus:

5
I = ∑n i = 0 ni x vi N x V x 100%

Keterangan:
I : Intensitas serangan hama
N : Jumlah daun total
V : Nilai skor tertinggi (Tabel 1)
ni : Jumlah daun dalam setiap kategori skor
v : Kategori skor (skor 0=daun tidak terserang (sehat); 1= daun terserang 1 – 20%;
2= daun terserang 21 – 40%; 3= daun terserang 41 – 60%; 4= daun terserang 61
–80%.

Tabel 1. Nilai kategori yang digunakan untuk mengitung intensitas serangan hama
pada tanaman pepaya adalah :
Skor Intensitas Serangan Kriteria
Bagian tanaman yang terserang mencapai
Ringan/mild
1 0 < v ≤ 20%
Bagian tanaman yang terserang mencapai
Sedang/medium
2 20 < v ≤ 40%
Bagian tanaman yang terserang
mencapai Berat/severse
3 40< v ≤ 60%
Bagian tanaman yang terserang
Sangat
mencapai
berat/advance
4 60< v ≤ 80%
Bagian tanaman yang terserang mencapai Sangat-sangat
5 80< v ≤ 100% berat

2.5.2 Tinggi tanaman


Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran mulai dari pangkal batang
hingga pucuk daun. Pengukuran dilakukan pada awal pengamatan hama sebanyak 7
kali dengan interval 7 hari

2.5.3 Gejala serangan


Pengamatan dilakukan dengan mengamati tanaman sampel secara langsung
dengan melihat gejala serangan yang diakibatkan oleh serangan P. marginatus.

6
DAFTAR PUSTAKA

Amarasekare, K, G., Mannion, C, M., Osborne, L, S and Epsky, N, D., 2008. Life
history of Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) on four host
plant species under laboratory conditions. Environ. Entomol.37 (3). pp. 630 –
635.

Anggraeni, I., Lelana, N, E., and Darwiati, D., 2010. Hama penyakit dan gulma hutan
tanaman.Sintesa Hasil Penelitian Hama Penyakit dan Gulma Hutan Tanaman,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan.

Ardiansyah, M., 2020.Keuntungan Usaha Budidaya Pepaya Calina Ipb 9 Di


Kecamatan Panyabungan Barat Kabupaten Mandailing Natal Provinsi
Sumatera Utara. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(4). pp.799 – 812.
Bakar, A. B. and Ratnawati.,Petunjuk Teknis Budidaya Pepaya dalam Membangun
Pertanian Berkelanjutan. Banda Aceh, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Aceh.
Dina,W, M and Santoso, S., 2017. Identifikasi Tungau Hama Pada Tanaman Pepaya
Di Pulau Lombok. Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. pp.37-38.

Erica, D., 2012. Pengaruh CaCl2 terhadap Warna dan Cita Rasa Buah Pepaya Kupas
Menggunakan Edible Coating Pada Penyimpanan Suhu Kamar.Artikel
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang. Sumatera
Barat.

Farisi, K, A., 2011. Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California. Artikel


Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

7
Friamsa, N., 2009. Biologi dan Statistik Demografi Kutu Putih Pepaya, Paracoccus
marginatus pada Tanaman Pepaya (Carica papaya l).JUR.HPT Tropika
19(2).pp.136 -141.
Gangwar, R, K., 2017. Role of Biological Control Agents In Integrated Pest
Management Approaches. Acta Sci. Agric. 1(2).pp.9-11.

Indriati, G dan Khaerati., 2008. Pengendalian Serangga Vektor Ferrisia Virgata Pada
Tanaman Lada Dengan Pestisida Nabati. Buletin RISTRI 1(2). pp.101-104.

Jackson, G [Online]., 2017. Papaya Mealybug (328). Pacific Pest and Pathogens Fact
Sheet.Australian Centre for International Agricultural Research.

Junaidin.,2017. Pemanfaatan Tanah Perkebunan Sebagai Bentuk Budidaya Tanaman


Pepaya California Di Desa Malaka Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok
Utara. International Journal of Natural Science and Engineering, 1(1). pp. 8-
15.
Kusumah, Y, M [Online]., 2014. Hama Dan Penyakit Penting Pada Tanaman Pepaya
(Bagian 1). Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB.

Lolong, R., 2014. Padat Populasi dan Persentase Serangan Paracoccus marginatus
Williams and Grnara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae) pada
Pertanaman Pepaya Monokultur dan Polikultur di Kecamatan Dimembe
Kabupaten Minahasa Utara. Artikel Tesis. Fakultas Pertanian. Universitas
Sam Ratulangi. Manado.
Muniappan, R., Shepard, B, M., Watson G, W., Carner, G, R., Sartiami, D., Rauf, A
and Hammig, M, D., 2008. First Report Of The Papaya Mealybug,
paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae), in Indonesia and India.
Journal of Agricultural and Urban Entomology 25(1).pp.37 – 40.
Pramayudi, N and Oktarina, H., 2012. Biologi Hama Kutu Putih Pepaya (Paracoccus
marginatus) Pada Tanaman Pepaya. J. Floratek, 7(2). pp. 32 – 44.
Prijono and Triwidodo, H., 1993. Pemanfaatan insektisida nabati di tingkat petani.
Prosiding Seminar hasil penelitian dalam rangka pemanfaatan pestisida
nabati.Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu Institut Pertanian Bogor,
8(12).pp.76 – 85.
Pujari, S [Online]., 2014. Major Insect Pests that attack Papaya Trees in India and its
Control (with diagram). http://www.yourarticlelibrary.com/plants/major-
insect-peststhat-attack-papaya-trees-in-india-and-its-control-with-diagram/
24163/.

8
Rauf, A., 2008. Hama Kutu Putih Paracoccus marginatus. Pusat Penelitian Ilmu
Hama Tanaman.Institut Pertanian Bogor, 10(2). pp. 26 – 27.
Sembel, D, T., Meray, E, M., Rante, C, S., Kandowangko, D,Sand Dien, M, F., 2012.
Penyebaran Hama Baru Pada Tanaman Pepaya Dan Pakis Haji Di Sulawesi
Utara. Eugenia. 18(2).pp.109-119.

Setiaty, E, D., 2011. Produksi Buah Pepaya Varietas Callina (Carica papaya L.) Pada
Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik di Tanah Ultisol. Artikel Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Negeri Sriwijaya. Palembang.

Walker, A., Hoy, M and Meyerdirk, D., 2003. Papaya Mealybug


(Paracoccusmarginatus Williams and Granada de Willink (Insecta:
Hemiptera: Pseudococcidae). Featured creatures.Institut of Food and
Agricultural Sciences, University of Florida, Gainesville.

Anda mungkin juga menyukai