Anda di halaman 1dari 4

Masa Paskah 2024 – Bangkit untuk Menata Kehidupan

BAHAN
PA Remaja People Pleaser
Menghayati Peristiwa Yesus
0
Bacaan:
Markus 15:1-15

Pengantar
Pernah ga sih, kita memberi contekan kepada teman.
Eh, ternyata nilai teman itu lebih tinggi dari kita? Dalam
kehidupan remaja contek-mencontek suka menjadi dilema. Kita
tahu itu salah, namun jika tidak memberi contekan kita bisa
dimusuhi.
Pernah ga sih, kita ada dalam kesulitan mengerjakan
tugas kelompok tapi kita enggan meminta tolong ke teman lain
karena segan, takut mengganggu kesibukan sekalipun ini juga
tanggungjawab mereka?
Pernah ga sih, kita mengorbankan rencana kita pribadi
seperti istirahat, mengerjakan PR, belajar, dan les demi bisa
jalan-jalan dengan teman-teman hingga akhirnya jadwal kita
berantakan?
Terakhir, pernah ga sih, kamu melakukan tindakan yang
jahat, keliru, dan berdosa namun kamu melakukannya demi
orang lain merasa senang?
Jika pernah, mungkin kita seorang people pleaser,
orang yang membuat orang lain senang, namun sering
mengorbankan diri sendiri. People pleaser kelihatannya positif
karena rela berkorban. Tetapi, bisa jadi lho people pleaser
menjebak kita pada masalah dan dosa.
Ketika merasa punya tanggungjawab membahagiakan
orang lain sehingga mengorbankan diri sendiri. Padahal rasa
bahagia mereka adalah tanggung jawab mereka sendiri. Dan
kita bertanggungjawab atas kebahagiaan kita.

377
LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng

Sebagai remaja, penting bagi kita untuk mengambil


keputusan sehat sehingga tidak terjebak sebagai seorang people
pleaser.
(Sebagai alat peraga, PF bisa memberi contoh dengan
seplastik permen yang bertuliskan kebaikan-kebaikan. Saat satu
kebaikan diberikan, rasanya manis dan bisa dinikmati. Namun
jika permen dimakan terus menerus tanpa henti rasa manisnya
memuakkan dan bisa menyebabkan penyakit ringan seperti
diare, gigi berlubang, sampai diabetes. Seperti itulah sikap
seorang people pleaser, walau terlihat baik dan manis namun
sebenarnya tidak sehat bagi kita dan maupun teman kita.)

Pemahaman Singkat Markus 15:1-15


Dalam bahan PA hari ini, contoh seorang people pleaser
adalah Pilatus. Ada beberapa sikap Pilatus yang bisa disoroti.
Pertama, Pilatus tahu kebenaran bahwa persidangan Tuhan
Yesus berdasarkan kebencian semata. Namun Pilatus tidak
bertahan pada kebenaran itu, sehingga ia melanjutkan sidang
karena takut.
Dari Pilatus kita jadi belajar bahwa remaja perlu banyak
tahu dan menggali informasi sebelum mengambil keputusan.
Galilah informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan!
Kita perlu bergaul seluas mungkin supaya tidak hanya
mengetahui satu sisi. Kita perlu membaca buku, Alkitab,
browsing, mendengarkan podcast yang terkait keputusan
supaya menjadi remaja bermutu dan mempersempit
kemungkinan mengambil keputusan yang salah. Di tahap ini
Pilatus sudah benar. Tapi jangan lupa, jika tahu yang benar,
setialah pada kebenaran itu. Percuma tahu dan berilmu jika
takut mengamalkan.
Kedua, sikap Pilatus didasarkan pada rasa takut. Ia
ingin menyenangkan banyak orang dengan keputusannya. Jika
orang Yahudi tidak disenangkan, akan terjadi kericuhan. Belum
lagi jabatan Pilatus bisa terancam dicopot karena dinilai tidak
bisa menjaga perdamaian. Daripada repot menanggung resiko,
Pilatus memilih jalan sederhana yang gampang. Ini
membuktikan Pilatus seorang penakut dan tidak punya kuasa.

378
Masa Paskah 2024 – Bangkit untuk Menata Kehidupan

Jadilah remaja yang tidak sekadar menyenangkan hati


banyak orang! Kerapkali, kebenaran dan kebaikan bisa jadi
terasa pahit bagi kebanyakan orang. Tapi, jangan sampai kita
menjadi mudah terhasut dan meninggalkan kebenaran! Kita
harus taat pada kebenaran di dalam Tuhan, sekalipun ada
konsekuensinya. Mungkin kita dibenci, dijauhi, bahkan dibully.
Memang tidak semua orang berani dan siap menanggung hal
ini. Maka dari itu, berserahlah hanya pada pertolongan Tuhan
Yesus untuk memberikan keberanian. Kebiasaan-kebiasaan
yang buruk perlu kita kurangi. Berubahlah dan pilihlah sikap
yang kreatif dalam pertemanan.
Ketiga, Pilatus tidak sungguh-sungguh mengenal Tuhan
Yesus sehingga ia tega menyalibkan-Nya. Ia mengabaikan suara
Tuhan, melalui mimpi istrinya. Jika Pilatus mengenal Yesus
tentu ia sangat menyesal telah menghakimi Mesias. Baginya
Yesus hanyalah manusia biasa sama dengan manusia lainnya.
Jadi, kenalilah Tuhan Yesus sedalam-dalamnya.
Penderitaan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus adalah
inspirasi dan motivasi terkuat kita untuk mengambil keputusan
dengan penuh pengetahuan, bijak, kreatif, dan berani. Tanpa
melibatkan Yesus dalam hidup kita akan menuruti dunia.
Caranya? Bacalah Alkitab, bersaat teduhlah setiap hari, dan
jalinlah relasi dengan Tuhan Yesus dalam segala situasi.
Di masa Paskah kita perlu menata kehidupan menjadi
lebih baik dengan bijak bersikap dalam mengambil keputusan,
supaya tidak terjebak menjadi people pleaser, apalagi jika
keputusan itu penting. Daripada menjadi people pleaser yuk
menjadi God pleaser. Yuk, bisa yuk…

Pendalaman Materi:
1. Coba ceritakan pengalamanmu jika pernah menjadi seorang
people pleaser. Jika belum pernah, coba ceritakan apakah
kamu memiliki seorang teman yang punya sifat people
pleaser!
2. Menurutmu apakah sikap tersebut menguntungkan atau
merugikan? Jelaskan!

379
LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng

3. Sebagai anak Tuhan bagaimana sikap kita menghadapi


people pleaser saat terjadi pada diri kita maupun pada
orang lain? (memberi contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari dari poin penafsiran.)

(GESH)

380

Anda mungkin juga menyukai