Otk He
Otk He
I. TUJUAN
Untuk dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas pipa ganda (double
pipe HE)
Untuk mengetahui karakteristik alat penukar panas dengan menghitung:
LMTD pada aliran searah ataupun berlawanan arah
Neraca panas
Koefisien perpindahan panas keseluruhan
(Sumber: https://kumparan.com/berita-update/konduksi-adalah-salah-satu-
perpindahan-kalor-1uqHCPp83dL)
Aliran kalor konduksi perpindahan kalornya terjadi karena hubungan molekul
secara langsung. Konduksi merupakan satu-satunya mekanisme perpindahan kalor yang
mampu melewati zat padat yang tidak tembus cahaya. Konduksi juga dapat terjadi pada
fluida, tetapi dalam media bukan zat padat biasanya tergabung dengan konveksi dan
dalam beberapa hal juga dengan radiasi. (Gamma Ajiyantono, 2014)
B. Perpindahan kalor secara konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dengan kerja gabungan dari konduktor
kalor, penyimpanan kalor dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting sebagai
mekanisme perpindahan kalor antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.
Perpindahan kalor dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di atas
fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, kalor akan mengalir
dengan cara konduksi dari partikel-partikel fluida yang berbatasan.
(Sumber: https://fendranugroho.wordpress.com/2021/01/13/perpindahan-panas-
atau-kalor/)
C. Perpidahan kalor secara radiasi
Radiasi adalah proses yang melibatkan perpindahan energi melalui
fenomena gelombang elektromagnetik. Perambatan (propagasi) gelombang
elektromagnetik menyebabkan radiasi, yang dapat terjadi baik di dalam vakum
total maupun di dalam medium. (Gamma Ajiyantono,2014)
(Sumber : https://roboguru.ruangguru.com/forum/apa-maksudnya-perpindahan-
kalor-secara-radiasi-_FRM-G1M92TCO)
(Sumber : https://www.filsonfilters.com/regenerative-heat-exchangers/)
(Sumber: https://rakhman.net/power-plants-id/heat-exchanger/)
c. Heat Exchanger tipe tertutup (Close Type Heat Exchanger)
Yaitu Heat Exchanger dimana fluida panas dan dingin tidak terjadi kontak
secara langsung tetapi terpisahkan oleh dinding pipa atau suatu permukaan baik
berupa dinding datar atau lengkung. Sedangkan untuk tipe Heat Exchanger
berdasarkan aliran fluidanya dapat dikelompokkan menjadi parallel-flow, counter-
flow, dan cross-flow. Parallel-flow atau aliran searah adalah apabila fluida-fluida
dalam pipa Heat Exchanger mengalir secara searah, sedang counter-flow atau
sering disebut dengan aliran yang berlawanan adalah apabila fluida-fluida dalam
pipa Heat Exchanger mengalir secara berlawanan. Cross-flow atau sering disebut
dengan aliran silang adalah apabila fluida-fluida yag mengalir sepanjang
permukaan bergerak dalam arah saling tegak lurus.
(Sumber: http://chemicalengineeringnow.blogspot.com/2015/03/heat-exchanger-
alat-penukar-panas.html)
(Sumber: https://homework.study.com/explanation/parallel-flow-and-
counterflow-heat-exchangers-are-often-compared-can-you-remove-transfer-the-
same-amount-of-heat-from-both-heat-exchangers-if-not-explain-why-not-if-so-
explain-how.html)
3. Cross flow (silang)
Cross-flow atau sering disebut dengan aliran silang adalah apabila
fluidafluida yang mengalir sepanjang permukaan bergerak dalam arah saling tegak
lurus.
(Sumber: https://www.researchgate.net/figure/Gambar-24-Tipe-aliran-cross-flow-
silang_fig1_355213057)
10
4
1
5
2
3 6
7
9
11
Keterangan:
1. Pipa fluida panas (katup T1 dan menjadi katup T2 (Co-Current).
2. Pipa fluida dingin.
3. Thermo bath panas.
4. Blower fluida dingin.
5. Control panel.
6. Tangki fluida dingin.
7. Kabel penyambung listrik pada alat.
8. Pipa fluida panas (katup T1 dan menjadi katup T2 (Counter Current).
9. Aliran pipa dingin (Katup t1).
10. Aliran pipa dingin (Katup t2).
11. Pipa bypass aliran fluida dingin (katup bypass).
◦F K
32 0,33
86 0,356
140 0,381
176 0,398
Persamaan Kd Kp
y =0,0005x + 0,3151 0,36278 0,36899
y =0,0005x + 0,3151 0,36166 0,36643
y =0,0005x + 0,3151 0,36224 0,36737
y =0,0005x + 0,3151 0,36053 0,36503
y =0,0005x + 0,3151 0,3613 0,36409
y =0,0005x + 0,3151 0,36301 0,3689
y =0,0005x + 0,3151 0,36332 0,36796
VIII. PERHITUNGAN
Laju 150 L/H (Berlawanan arah)
a) LMTD (◦F)
LMTD = (T2-t1)-(T1-t2)
ln(T2-t1)/(T1-t2)
LMTD = (98,6-87,08)-(106,7-99,14) = 11,1108
ln(98,6-87,08)/(106,7-99,14)
k) Mencari nilai Qd
Qd = Wd x Cpd x ∆tav
Qd = 330,39 lb/h x 0,9981 x 93,11◦F
Qd = 30704,16 lb/h (◦F)
l) Mencari nilai Wp
Wp = Qd
Cpp x ∆Tav
Wp = 30704,16
1,0007 x 102,65
Wp = 3149577,7
m) Mencari nilai Qp
Qd = Qp
n) Mencari nilai Ga
Ga = Wd
aa
Ga = 330,39
0,00069
Ga = 478826
o) Mencari nilai Gp
Gp = Wp
ap
Gp = 330,39
0,000697
Gp = 493119
p) Mencari Rea
Rea = De x Ga
ηd
Rea = 0,0393 x 478826
0,77
Rea = 24438,786
q) Mencari Rep
Rep = di x Gp
ηp
Rep = 0,0518 x 493119
0,85
Rep = 30051,27656
r) Mencari nilai ho
ho = (Jhd x Kd) x (Cpd x η d)0,33
De Kd
ho = (90 x 0,36166) x (0,9981 x 0,77)0,33
0,0393 0,36166
ho = 890,381361
s) Mencari nilai hi
hi = (Jhp x Kp) x (Cpp x η p)0,33
di Kp
hi = (29 x 0,36643) x (0,0007 x 0,85)0,33
0,0518 0,36643
hi = 243,032889
u) Mencari nilai UC
UC = hio x ho
hio + ho
UC = 303,7911107 x 890,381361
303,7911107 + 890,381361
UC = 226,508272
v) Mencari Nilai Rd
Rd = 1 - 1
UD UC
Rd = 1 – 1
250 226,508272
Rd = -0,00041485
IX. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan praktikum Heat Exchanger. Heat
Exchanger merupakan alat penukar panas antara fluida yang berbeda temperatur
dengan melewati dua bidang batas. Pada percobaan ini digunakan alat Heat
Exchanger Double Pipe. Jenis pipa ganda digunakan karena lebih efektif
mempertukarkan kalor pada skala kecil dibanding dengan Heat Exchanger lain
seperti jenis shell and tube. Heat Exchanger ini hanya membutuhkan area
perpindahan kalor yang kecil dan mudah diamati suhu masuk dan keluarnya.
Pada percobaan digunakan dua aliran yaitu aliran searah (co-current) dan
aliran berlawanan arah yaitu (counter-current). Pada aliran berlawanan arah,
masing-masing di set variasi aliran yaitu 100, 150, 200, 250, dan 300 L/jam, serta
untuk aliran searah di set variasi aliran yaitu 200 dan 300 L/jam. Untuk aliran
berlawanan arah, praktikan mengatur bukaan kran dan menutup kran tertentu agar
aliran fluida menjadi berlawanan arah begitupun pada aliran searah. Adapun suhu
yang digunakan adalah 50◦C, ketika kedua aliran dimasukkan secara berlawanan
arah ataupun searah maka perpindahan panas akan terjadi. Temperatur fluida
panas akan berpindah ke temperatur fluida dingin, sebab prinsip dari perpindahan
panas yaitu, temperatur fluida yang tinggi akan berpindah ke temperatur fluida
yang lebih rendah. Data yang diambil berupa data fluida panas dan dingin yang
masuk dan keluar yang terbaca pada sensor alat.
Dapat dilihat pada data yang telah diperoleh bahwa semakin besar laju alir
maka semakin tinggi pula reynold number yang didapatkan, Nre sangat
mempengaruhi nilai hi dan ho sehingga semakin besar laju alirnya maka nilai hi
dan ho yang didapatkan juga akan berbanding dengan laju alir yang terus
meningkat seiring bertambahnya laju alir. Adapun nilai UC berbanding terbalik
dengan nilai hi dan ho yang didapatkan. Teori dan praktikum berbanding terbalik
sebab nilai UC pada teori harus berbanding lurus dengan nilai hi dan ho
sedangkan data yang diperoleh nilai UC yang didapatkan mengalami penaikan
dan penurunan. Jika nilai Rd yang diperoleh lebih besar dari 0,003 maka terdapat
pengotor dalam pipa sehingga menghambat perpindahan panas yang terjadi.
Faktor yang mempengaruhi nilai UC yang didapatkan berbanding terbalik sebab
alat yang digunakan pada menara pendinginnya sudah tidak berfungsi dengan baik
sehingga mengakibatkan terjadi nya faktor kesalahan sebab fluida dinginnya tidak
bekerja secara maksimal.
X. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat kami simpulkan
bahwa:
1. Prinsip kerja HE Plate adalah melakukan transfer panas antar fluida
melalui plate yang terdapat dalam alat HE Plate. Selain itu transfer
panas juga terjadi antara plate dan plate ke udara.
2. Setelah melakukan perhitungan dan percobaan, maka didapatkan hasil;
Diperoleh nilai LMDT, pada aliran berlawanan dengan laju alir 100
l/jam diperoleh 14,93341°F, laju alir 150 l/jam diperoleh
11,11085°F, laju alir 200 l/jam diperoleh 10,74546°F, laju alir 250
l/jam diperoleh 8,54488°F dan laju alir 300 l/jam diperoleh
4,807021°F. Serta pada aliran searah dengan laju alir 200 l/jam
diperoleh 20,91276°F dan laju alir 300 /jam diperoleh 16,56646°F.
Diperoleh neraca massa dan panas (Qp), pada aliran berlawanan
dengan laju alir 100 l/jam diperoleh 20951,484; laju alir 150 l/jam
diperoleh 30704,164; laju alir 200 l/jam diperoleh 41469,927; laju
alir 250 l/jam diperoleh 49982,935 dan laju alir 300 l/jam diperoleh
60971,023. Serta pada aliran searah dengan laju alir 200 l/jam
diperoleh 42134,471 dan laju alir 300 /jam diperoleh 63669,234.
Diperoleh Koefisien perpindahan panas (Uc), pada aliran berlawanan
dengan laju alir 100 l/jam diperoleh 460,91578; laju alir 150 l/jam
diperoleh 226,50827; laju alir 200 l/jam diperoleh 260,448; laju alir
250 l/jam diperoleh 311,80427 dan laju alir 300 l/jam diperoleh
355,2086. Serta pada aliran searah dengan laju alir 200 l/jam
diperoleh 251,26799 dan laju alir 300 /jam diperoleh 37389544.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Wafi et al. 2011. Rancangan Bangun Heat Exchanger Shell and Tube Single
Phase. Tugas akhir. Semarang (ID) : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro.