02.01.3-T4-7 Koneksi Antar Materi (LK 4.4)
02.01.3-T4-7 Koneksi Antar Materi (LK 4.4)
Disusun oleh :
L. Hendra Fatoni
Empat siklus pada Experiental Learning menurut Kolb (1984) dapat membentuk
empat tipe gaya belajar yaitu :
Gaya belajar Diverger. Gaya belajar diverger merupakan kombinasi dari
perasaan dan pengamatan (feeling and watching), yaitu gaya belajar individu
yang membentuk pengalaman belajar melalui menghayati sendiri secara
konkret, kemudian mentransformasikan kedalam pengamatan reflektif. Siswa
yang memiliki gaya belajar diverger biasanya lebih banyak bertanya Mengapa
(Why). Guru dalam pembelajaran berperan dan berfungsi sebagai motivator.
Gaya belajar Assimilator. Gaya belajar assimilator merupakan kombinasi dari
berpikir dan mengamati (thinking and watching), yaitu gaya belajar individu yang
menangani pengalaman melalui konseptualisasi secara abstrak dan
mentransformasi ke dalam pengamatan reflektif. Tipe siswa dengan gaya
belajar assimilator biasanya lebih banyak bertanya Apa/apakah (What). Guru
dalam pembelajaran berperan dan berfungsi sebagai expert.
Pada mata kuliah ini, mahasiswa belajar tentang cara merancang dan
mengimpementasikan perangkat pembelajaran yang telah disusun dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran diferensiasi. Hal yang melatarbelakangi
pembelajaran diferensiasi yaitu setiap individu unik dan memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru perlu melaksanakan
asessmen diagnostik untuk memetakan peserta didik berdasarkan kesiapan belajar,
minat, maupun profil gaya belajar peserta didik. Dengan memahami gaya belajar
peserta didik yang berbeda-beda, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang
tepat untuk mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda.
REFERENSI
Dewey, John. (2002). Pengalaman & Pendidikan. Yogyakarta: Kepel Press.
Idris, G. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Experiential Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Materi Ungkapan Pemaparan Jati. Jurnal Pembelajaran Prospektif. 3(3): 134
Moon, A. Jennifer. (2004). A Handbook of Reflevtive and Experiential Learning: Theory and Practice. London:
Routledgefalmer.
Contoh Penerapan Experiental Learning
untuk Pembelajaran Sosio Emosional dalam
Pembelajaran Kimia
a. Pengalaman Nyata
Peserta didik belajar alat dan bahan di laboratorium secara langsung
di laboratorium sehingga peserta didik lebih mudah dalam mengenali
alat dan bahan beserta simbol bahayanya.
b. Observasi Refleksi
Berdasarkan pembelajaran pada siklus pengalaman nyata, peserta
didik mengobservasi kegiatan yang dilakukan di laboratorium dan
mempelajari mengapa bahan-bahan di laboratorium diberi label-label
bahaya dan memiliki penyimpanan yang berbeda.
c. Konseptualisasi
Berdasarkan pengalaman nyata dan refleksi yang dilakukan, peserta
didik menyadari bahwa ada potensi bahaya yang terjadi di laboratorium
baik dari kesalahan penyimpanan bahan maupun kesalahan praktikan
sehingga harus mematuhi protokol keselamatan kerja untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan.
d. Implementasi (Eksperimen)
Melalui 3 siklus yang telah dilakukan sebelumnya, peserta didik harus
fokus selama bekerja di laboratorium dan memlikiki kesadaran untuk
menerapkan Keamanan dan Keselamatan Kerja di laboratorium.