(26.04.2024) - Dokumen Tahapan KPBU Unsolicited
(26.04.2024) - Dokumen Tahapan KPBU Unsolicited
Tahap Pra-Transaksi
2. Memastikan bahwa Dokumen Pendukung akan memenuhi ketentuan yang berlaku, antara lain
memuat hal sebagai berikut:
a. Konfirmasi kesesuaian dengan rencana induk sektor yang bersangkutan, dokumen perencanaan
pemerintah, rencana tata ruang wilayah, dan rencana detail tata ruang;
b. Konfirmasi adanya indikasi kebutuhan Penyediaan Infrastruktur;
c. Tinjauan awal rencana proyek;
d. Konfirmasi kemampuan finansial dan pengalaman tenis yang memadai; dan
e. identifikasi awal kelembagaan PJPK.
B. Tahap Pra-Transaksi 2:
1. Dalam hal LoI dan Dokumen Pendukung disetujui oleh pihak PJPK, maka Konsultan akan membuat
Dokumen FS dengan memutakhirkan informasi – informasi yang telah disebutkan dalam Dokumen
Pendukung.
a. Kajian Strategis
Dalam hal ini, konteks kajian strategis memuat:
a) Tinjauan terhadap Kebijakan dan Rencana Strategis Sektor dengan memastikan kebijakan
pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (“RPJMN”), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (“RPJMD”), Rencana Kerja Pemerintah, Rencana
Kerja Daerah, Rencana Strategis, dan/atau Rencana Kerja Kementerian/Lembaga.
b) Tinjauan terhadap aspek kepatuhan yang memastikan aspek kepatuhan dalam memastikan
lokasi proyek dengan perencanaan tata ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(“RTRW”) /Rencana Detail Tata Ruang (“RDTR”) serta meninjau keterkaitan antar sektor
Infrastruktur.
c) memastikan bahwa Proyek dengan mekanisme KPBU unsolicited dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan aspek-aspek: a) pendirian Badan
Usaha; b) penanaman modal; c) persaingan usaha; d) lingkungan; e) keselamatan kerja; f)
pengadaan tanah; g) pembiayaan KPBU, termasuk mekanisme pembiayaan dan pendapatan;
h) perizinan KPBU; i) perpajakan; dan j) peraturan-peraturan terkait lainnya.
d) menentukan risiko hukum dan strategi mitigasinya;
e) mengkaji kemungkinan penyempurnaan peraturan perundang-undangan, atau penerbitan
peraturan perundangundangan yang baru;
f) menentukan jenis-jenis perizinan/persetujuan yang diperlukan; dan
g) menyiapkan rencana dan jadwal untuk memenuhi persyaratan peraturan dan hukum
berdasarkan studi yang telah dilakukan
h) analisis kelembagaan dilaksanakan untuk memastikan kewenangan Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Direksi Badan Usaha Milik Negara/Direksi Badan Usaha Milik
Daerah sebagai PJPK dalam melaksanakan KPBU termasuk penentuan PJPK dalam proyek
multi infrastuktur;
i) melakukan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping) dengan menentukan
peran dan tanggung jawab lembaga-lembaga yang berkaitan dalam pelaksanaan KPBU;
j) menentukan peran dan tanggung jawab Tim KPBU berkaitan dengan kegiatan penyiapan
kajian awal Prastudi Kelayakan, dan penyelesaian kajian akhir Prastudi Kelayakan, serta
menentukan sistem pelaporan Tim KPBU kepada PJPK;
k) menentukan dan menyiapkan perangkat regulasi kelembagaan; dan
l) menentukan kerangka acuan pengambilan keputusan.
b. Kajian ekonomi
Dalam hal ini konteks kajian meliputi:
a) Analisis Biaya Manfaat Sosial (“ABMS”), yang bertujuan untuk memastikan manfaat sosial
dan ekonomi serta keberlanjutan KPBU yang berkaitan dengan efektivitas, ketepatan waktu,
penggunaan dana, dan sumber daya publik selama masa KPBU, selain itu ABMS juga
dimaksudkan untuk memberikan batasan maksimal besarnya Dukungan Pemerintah,
sehingga manfaat bersih KPBU lebih besar dari Dukungan Pemerintah yang diberikan. ABMS
ini dilakukan dengan memuat paling kurang:
1. perbandingan biaya dan manfaat dengan ada atau tanpa adanya KPBU;
2. biaya yang dimaksud dalam angka 1 didasarkan pada harga konstan, yang meliputi:
1) biaya penyiapan KPBU;
2) biaya modal;
3) biaya operasional;
4) biaya pemeliharaan; dan
5) biaya-biaya lain akibat dari adanya proyek;
3. penilaian/pengukuran manfaat proyek bagi masyarakat dan negara dengan
mempertimbangkan paling kurang:
1) penghematan oleh masyarakat; dan
2) penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah yang diperoleh;
4. penentuan biaya ekonomi yang dilakukan dengan mengubah harga finansial menjadi
harga ekonomi (shadow price) untuk setiap masukan dan keluaran berdasarkan faktor
konversi ekonomi yang sesuai;
5. penentuan manfaat ekonomi dilakukan dengan mengkonversikan manfaat tersebut
menjadi kuantitatif;
6. parameter penilaian kelayakan ekonomi dilakukan melalui pendekatan EIRR dan ENPV
dengan menggunakan tingkat diskonto ekonomi atau sosial (economic atau social
discount rate); dan
7. analisis sensitivitas untuk mengkaji pengaruh ketidakpastian pelaksanaan KPBU
terhadap tingkat kelayakan ekonomi proyek.
b) melakukan penilaian kuantitatif Nilai Manfaat Uang, yang dapat dilakukan dengan
melakukan penyusunan pembanding sektor publik jika proyek dilaksanakan oleh pemerintah
sendiri melalui pengadaan barang dan jasa tradisional sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait dengan pengadaan barang dan jasa, dan dengan model
perbandingan jika proyek diselenggarakan melalui KPBU.
c) kajian risiko yang meliputi:
analisis risiko yang terdiri atas:
1) melakukan identifikasi risiko;
2) mengukur besaran risiko;
3) menentukan alokasi risiko; dan
4) menyusun mitigasi risiko.
d) pelaksanaan analisis risiko dapat dilakukan dalam penilaian kuantitatif Nilai Manfaat Uang
c. Kajian komersial
Dalam hal ini konteks kajian meliputi:
a) Kajian penyiapan teknis yang tersusun atas tinjauan penyiapan teknis proyek, penentuan
spesifikasi keluaran, dan penentuan bentuk KPBU. Tinjauan penyiapan tersebut dipastikan
memenuhi aspek-aspek sebagai berikut:
1) menetapkan standar kinerja teknis operasional yang diperlukan;
2) mempertimbangkan berbagai alternatif tapak, besaran proyek, kualitas, teknologi dan
waktu pelaksanaan;
3) menetapkan kapasitas keluaran dan standar operasional yang dibutuhkan, serta
menyiapkan rancangan awal yang layak secara teknis;
4) mengidentifikasi dan menilai Barang Milik Negara dan/atau Daerah yang dibutuhkan
dan menyiapkan daftar Barang Milik Negara dan/atau Daerah yang akan digunakan
untuk pelaksanaan KPBU;
5) mengidentifikasi ketersediaan pasokan sumber daya untuk keberlangsungan KPBU,
apabila diperlukan;
6) mengidentifikasi persyaratan dan ketersediaan input sekurang-kurangnya meliputi
sumber daya manusia, bahan baku, pelayanan jasa, akses menuju tapak;
7) menentukan perkiraan biaya KPBU dan asumsi perhitungan biaya KPBU;
8) memperkirakan dan menentukan pendapatan (revenue), biaya modal, biaya operasional
dan biaya pemeliharaan dengan berbagai pilihan;
9) menyiapkan rencana pembiayaan yang sesuai denga jadwal konstruksi, perkiraan biaya
operasional, perkiraan biaya pemeliharaan,
10) estimasi biaya siklus kesinambungan KPBU;
11) mengidentifikasi standar pelayanan minimum;
12) kesesuaian RTRW;
13) kesesuaian tapak dengan kebutuhan operasional dan bahan baku;
14) ketersediaan pelayanan jasa dan bahan baku;
15) kondisi tapak yang diusulkan dan kesesuaian dengan kebutuhan KPBU;
16) konfirmasi kepemilikan tanah dan hambatan-hambatan yang timbul;
17) perkiraan biaya pengadaan tanah dengan berbagai pilihan;
18) rencana dan jadwal pelaksanaan program pengadaan tanah dan pemukiman kembali;
19) rancang bangun awal, yang memuat rancangan teknis dasar proyek WTE Bekasi
termasuk lingkup Proyek yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik dari
masing-masing sektor;
20) standar pelayanan minimum yang meliputi kuantitas, kualitas dan ketersediaan
(availibility);
21) jadwal indikatif untuk pekerjaan konstruksi dan penyediaan peralatan;
22) kepatuhan atas masalah lingkungan, sosial dan keselamatan;
23) persyaratan pengalihan aset sesuai perjanjian KPBU;
24) pengaturan pemantauan pada setiap tahapan konstruksi, operasi komersial; dan
berakhirnya perjanjian KPBU;
25) tinjauan aspek sosial yang memuat rencana pemukiman kembali, yang merupakan
bagian dari perencanaan pengadaan tanah, mempertimbangkan ketentuan peraturan
perundangundangan dan penggunaan produk dalam negeri, pemberdayaan usaha mikro
dan kecil, dan/atau koperasi serta penerapan kesetaraan gender, penyandang disabilitas
dan/atau kelompok sosial tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Kajian penyiapan komersial yang tersusun atas:
e. Kajian manajemen
Kajian manajemen akan dilakukan dengan melakukan penyusunan rancangan dokumen
manajemen yang antara lain memuat:
a) indikasi struktur proyek;
b) profil proyek KPBU;
c) tugas dan wewenang simpul KPBU dalam melakukan pengendalian pelaksanaan Perjanjian
KPBU;
d) kewajiban yang harus dilakukan para pihak dalam Perjanjian KPBU;
e) persyaratan teknis dan administrasi;
f) indikasi bagan alir pelaksanaan pengendalian;
g) indikasi jadwal pelaksanaan pengendalian proyek;
h) rencana dan metode verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi, dan pengujian dan
kriteria penerimaannya;
i) indikasi jadwal kriteria penerimaan;
j) rencana daftar induk dokumen; dan
k) rencana daftar induk rekaman/bukti kerja.
4. usulan bentuk kompensasi jika pengadaan yang diusulkan menggunakan metode pelelangan;
Untuk disusun sesuai dengan kebutuhan dan pengaturan pada bidang dan sektor KPBU yang
dikerjasamakan
6. Membantu menyiapkan dokumen Kualifikasi yang akan diserahkan beserta dengan membantu
meyiapkan atau merancang dokumen lainnya seperti: Dokumen Lelang, Dokumen Perjanjian KPBU,
Dokumen Perjanjian Penjaminan dan Dokumen Perjanjian Regres (jika diperlukan).
4. Melakukan rapat – rapat dan pertemuan – pertemuan dengan stakeholders terkait untuk
membahas isu – isu yang akan muncul dalam proses perencanaan Proyek.
5. Melaksanakan tugas lainnya yang akan diberikan oleh Klien dan/atau diminta oleh pihak Walikota
Bekasi
f. Tahap Transaksi:
1. Membantu mempersiapkan dokumen penawaran;
2. Menghadiri rapat – rapat yang diperlukan;
3. Membantu melakukan negosiasi dengan pihak PJPK;
4. Membantu melakukan tugas legalitas lain yang diperlukan termasuk membentuk Special Purpose
Vehicle (SPV) atau PT khusus Proyek;
5. Melaksanakan tugas lainnya dari Klien dan atau PJPK bila diminta untuk melaksanakan tugas antara
lain:
a. Membantu melakukan koordinasi dengan institusi pemerintahan terkait..
b. Membantu melakukan penjelasan kepada stakeholders lain terkait termasuk namun LSM, Pers dan
Masyarakat sekitar.
c. Melaksanakan survey kualitas dan kuantitas sampah yang akan menjadi feed-stock dalam proyek
WTE.
d. Membantu melaksanakan assessment teknologi yang akan di usulkan oleh pemrakarsa.
e. Membantu pembentukan Tim dan/atau simpul KPBU.
f. Membantu tim/Simpul KPBU untuk menjalankan fungsi nya.
g. Membantu melaksanakan Konsultasi Publik.
h. Memastikan keberadaan Penetapan Lokasi
i. Melaksanakan finalisasi dokumen – dokumen transaksi termasuk namun tidak terbatas pada:
Penetapan – penetapan yang akan dikeluarkan oleh PJPK seperti penetapan pemrakarsa,
persetujuan FS, Dokumen Lelang (RFP), Dokumen Perjanjian Kerjasama, Dokumen Perjanjian
Penjaminan dan Dokumen Perjanjian Regress (jika diperlukan), komitmen dukungan BLPS, Perda
Tipping Fee, dsb.
j. Melaksanakan tugas lainnya yang relevan yang diminta oleh tim Walikota.
2. PERSONIL
Pemberian Jasa Advisory akan dilaksanakan oleh para tenaga ahli sebagaimana berikut:
a. Team Leader
b. Ahli Hukum KPBU
c. Ahli Teknis Ketenagalistrikan
d. Ahli Finansial
a. Jangka waktu pemberian Jasa Advisory sebagaimana dimaksud adalah sampai dengan...... 2024
atau sampai dengan ditandatanganinya Perjanjian KPBU antara PJPK dan Klien yang mana terlebih
dahulu. Detail dari kegiatan dan jangka waktu sebagaimana terlampir.
b. Dalam hal biaya Jasa Advisory, total biaya yang kami dpaat tawarkan adalah:
(1) Pembayaran uang muka sebesar XXXXX diatas dibayarkan segera setelah proposal ini dapat di
setujui.
(2) Pembayaran kedua sebesar XXXXXX dilakukan segera setelah dokumen FS disetujui dan
proses lelang segera dilaksanakan.
(3) Pembayaran ketiga sebesar XXXXX dilakukan segera setelah Perjanjian Kerjasama antara
MHE/Perusahaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) menandatangani kerjasama dengan
Pemerintah Kota Bekasi.
(4) Dalam hal Proyek berhasil atau segera setelah Perjanjian KPBU ditandatangani antara BUP dan
PJPK maka, Klien membayarkan sukses fee sebesar 0.75 % dari total Capex Proyek ini.
4. PERJALANAN DINAS
Dalam hal diperlukan untuk melakukan perjalanan dinas ke luar daerah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi, maka perjalanan dinas ini wajib atas persetujuan Klien terlebih dahulu dan
biaya yang menjadi tanggungan Klien adalah:
1. Biaya tiket pesawat pulang pergi (Garuda Indonesia atau yang setara, untuk perjalanan
melalui udara) akan diadakan oleh Klien untuk setiap personil yang akan diberangkatkan.
2. Biaya Transportasi dari dan ke airport di jakarta.
3. Biaya Transportasi di tempat tujuan.
4. Akomodasi dengan standard minimal bintang 2 atau yang setara.
5. Uang harian (Daily Support Allowance) sebesar Rp. 400.000 (Empat Ratus Ribu Rupiah).
5. ASUMSI-ASUMSI
Klien memiliki hak untuk menghentikan Jasa Advisory ini sewaktu – waktu dan begitu juga dengan PT
ICS. Suatu penghentian wajib di informasikan dalam jangka waktu 3 (tiga) minggu, dan dimana seluruh
kewajiban setiap pihak harus diselesaikan.
Dalam hal penghentian Pekerjaan PT ICS dan Klien sepakat untuk mengesampingkan pasal 1266 dan
1267 dari KUHPerdata.
Demikian surat penawaran ini kami sampaikan yang akan berlaku sebagai kontrak antara MHE dan kami.
Sekiranya Bapak berkenan dengan ketentuan sebagaimana termaksud di atas, kami persilahkan untuk
menandatanganinya dalam kolom yang telah tersedia, dan menyerahkan salinannya kepada kami.
Hormat kami,
PT INTRATIF CIPTA SOLUSI
Direktur Utama
******************************************************************************************
Kami menyetujui syarat dan ketentuan dari surat penawaran ini.
Lampiran
Daftar Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan