Anda di halaman 1dari 11

A.

Tahap Pra-Transaksi

1. Melakukan perancangan LoI dan Dokumen Pendukung;

2. Memastikan bahwa Dokumen Pendukung akan memenuhi ketentuan yang berlaku, antara lain
memuat hal sebagai berikut:
a. Konfirmasi kesesuaian dengan rencana induk sektor yang bersangkutan, dokumen perencanaan
pemerintah, rencana tata ruang wilayah, dan rencana detail tata ruang;
b. Konfirmasi adanya indikasi kebutuhan Penyediaan Infrastruktur;
c. Tinjauan awal rencana proyek;
d. Konfirmasi kemampuan finansial dan pengalaman tenis yang memadai; dan
e. identifikasi awal kelembagaan PJPK.

3. Memastikan bahwa Proyek yang diusulkan memenuhi ketentuan berikut:


a. Terintegrasi secara teknis dengan rencana induk pada sektor yang bersangkutan;
b. Layak secara ekonomi dan finansial; dan
c. Badan Usaha yang mengajukan prakarsa memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk
membiayai pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur

B. Tahap Pra-Transaksi 2:

1. Dalam hal LoI dan Dokumen Pendukung disetujui oleh pihak PJPK, maka Konsultan akan membuat
Dokumen FS dengan memutakhirkan informasi – informasi yang telah disebutkan dalam Dokumen
Pendukung.

2. Dokumen FS antara lain memuat hal sebagai berikut:

a. Kajian Strategis
Dalam hal ini, konteks kajian strategis memuat:
a) Tinjauan terhadap Kebijakan dan Rencana Strategis Sektor dengan memastikan kebijakan
pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (“RPJMN”), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (“RPJMD”), Rencana Kerja Pemerintah, Rencana
Kerja Daerah, Rencana Strategis, dan/atau Rencana Kerja Kementerian/Lembaga.
b) Tinjauan terhadap aspek kepatuhan yang memastikan aspek kepatuhan dalam memastikan
lokasi proyek dengan perencanaan tata ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(“RTRW”) /Rencana Detail Tata Ruang (“RDTR”) serta meninjau keterkaitan antar sektor
Infrastruktur.
c) memastikan bahwa Proyek dengan mekanisme KPBU unsolicited dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan aspek-aspek: a) pendirian Badan
Usaha; b) penanaman modal; c) persaingan usaha; d) lingkungan; e) keselamatan kerja; f)
pengadaan tanah; g) pembiayaan KPBU, termasuk mekanisme pembiayaan dan pendapatan;
h) perizinan KPBU; i) perpajakan; dan j) peraturan-peraturan terkait lainnya.
d) menentukan risiko hukum dan strategi mitigasinya;
e) mengkaji kemungkinan penyempurnaan peraturan perundang-undangan, atau penerbitan
peraturan perundangundangan yang baru;
f) menentukan jenis-jenis perizinan/persetujuan yang diperlukan; dan
g) menyiapkan rencana dan jadwal untuk memenuhi persyaratan peraturan dan hukum
berdasarkan studi yang telah dilakukan
h) analisis kelembagaan dilaksanakan untuk memastikan kewenangan Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Direksi Badan Usaha Milik Negara/Direksi Badan Usaha Milik
Daerah sebagai PJPK dalam melaksanakan KPBU termasuk penentuan PJPK dalam proyek
multi infrastuktur;
i) melakukan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping) dengan menentukan
peran dan tanggung jawab lembaga-lembaga yang berkaitan dalam pelaksanaan KPBU;
j) menentukan peran dan tanggung jawab Tim KPBU berkaitan dengan kegiatan penyiapan
kajian awal Prastudi Kelayakan, dan penyelesaian kajian akhir Prastudi Kelayakan, serta
menentukan sistem pelaporan Tim KPBU kepada PJPK;
k) menentukan dan menyiapkan perangkat regulasi kelembagaan; dan
l) menentukan kerangka acuan pengambilan keputusan.

b. Kajian ekonomi
Dalam hal ini konteks kajian meliputi:

a) Analisis Biaya Manfaat Sosial (“ABMS”), yang bertujuan untuk memastikan manfaat sosial
dan ekonomi serta keberlanjutan KPBU yang berkaitan dengan efektivitas, ketepatan waktu,
penggunaan dana, dan sumber daya publik selama masa KPBU, selain itu ABMS juga
dimaksudkan untuk memberikan batasan maksimal besarnya Dukungan Pemerintah,
sehingga manfaat bersih KPBU lebih besar dari Dukungan Pemerintah yang diberikan. ABMS
ini dilakukan dengan memuat paling kurang:
1. perbandingan biaya dan manfaat dengan ada atau tanpa adanya KPBU;
2. biaya yang dimaksud dalam angka 1 didasarkan pada harga konstan, yang meliputi:
1) biaya penyiapan KPBU;
2) biaya modal;
3) biaya operasional;
4) biaya pemeliharaan; dan
5) biaya-biaya lain akibat dari adanya proyek;
3. penilaian/pengukuran manfaat proyek bagi masyarakat dan negara dengan
mempertimbangkan paling kurang:
1) penghematan oleh masyarakat; dan
2) penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah yang diperoleh;
4. penentuan biaya ekonomi yang dilakukan dengan mengubah harga finansial menjadi
harga ekonomi (shadow price) untuk setiap masukan dan keluaran berdasarkan faktor
konversi ekonomi yang sesuai;
5. penentuan manfaat ekonomi dilakukan dengan mengkonversikan manfaat tersebut
menjadi kuantitatif;
6. parameter penilaian kelayakan ekonomi dilakukan melalui pendekatan EIRR dan ENPV
dengan menggunakan tingkat diskonto ekonomi atau sosial (economic atau social
discount rate); dan
7. analisis sensitivitas untuk mengkaji pengaruh ketidakpastian pelaksanaan KPBU
terhadap tingkat kelayakan ekonomi proyek.
b) melakukan penilaian kuantitatif Nilai Manfaat Uang, yang dapat dilakukan dengan
melakukan penyusunan pembanding sektor publik jika proyek dilaksanakan oleh pemerintah
sendiri melalui pengadaan barang dan jasa tradisional sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku terkait dengan pengadaan barang dan jasa, dan dengan model
perbandingan jika proyek diselenggarakan melalui KPBU.
c) kajian risiko yang meliputi:
analisis risiko yang terdiri atas:
1) melakukan identifikasi risiko;
2) mengukur besaran risiko;
3) menentukan alokasi risiko; dan
4) menyusun mitigasi risiko.
d) pelaksanaan analisis risiko dapat dilakukan dalam penilaian kuantitatif Nilai Manfaat Uang
c. Kajian komersial
Dalam hal ini konteks kajian meliputi:
a) Kajian penyiapan teknis yang tersusun atas tinjauan penyiapan teknis proyek, penentuan
spesifikasi keluaran, dan penentuan bentuk KPBU. Tinjauan penyiapan tersebut dipastikan
memenuhi aspek-aspek sebagai berikut:
1) menetapkan standar kinerja teknis operasional yang diperlukan;
2) mempertimbangkan berbagai alternatif tapak, besaran proyek, kualitas, teknologi dan
waktu pelaksanaan;
3) menetapkan kapasitas keluaran dan standar operasional yang dibutuhkan, serta
menyiapkan rancangan awal yang layak secara teknis;
4) mengidentifikasi dan menilai Barang Milik Negara dan/atau Daerah yang dibutuhkan
dan menyiapkan daftar Barang Milik Negara dan/atau Daerah yang akan digunakan
untuk pelaksanaan KPBU;
5) mengidentifikasi ketersediaan pasokan sumber daya untuk keberlangsungan KPBU,
apabila diperlukan;
6) mengidentifikasi persyaratan dan ketersediaan input sekurang-kurangnya meliputi
sumber daya manusia, bahan baku, pelayanan jasa, akses menuju tapak;
7) menentukan perkiraan biaya KPBU dan asumsi perhitungan biaya KPBU;
8) memperkirakan dan menentukan pendapatan (revenue), biaya modal, biaya operasional
dan biaya pemeliharaan dengan berbagai pilihan;
9) menyiapkan rencana pembiayaan yang sesuai denga jadwal konstruksi, perkiraan biaya
operasional, perkiraan biaya pemeliharaan,
10) estimasi biaya siklus kesinambungan KPBU;
11) mengidentifikasi standar pelayanan minimum;
12) kesesuaian RTRW;
13) kesesuaian tapak dengan kebutuhan operasional dan bahan baku;
14) ketersediaan pelayanan jasa dan bahan baku;
15) kondisi tapak yang diusulkan dan kesesuaian dengan kebutuhan KPBU;
16) konfirmasi kepemilikan tanah dan hambatan-hambatan yang timbul;
17) perkiraan biaya pengadaan tanah dengan berbagai pilihan;
18) rencana dan jadwal pelaksanaan program pengadaan tanah dan pemukiman kembali;
19) rancang bangun awal, yang memuat rancangan teknis dasar proyek WTE Bekasi
termasuk lingkup Proyek yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik dari
masing-masing sektor;
20) standar pelayanan minimum yang meliputi kuantitas, kualitas dan ketersediaan
(availibility);
21) jadwal indikatif untuk pekerjaan konstruksi dan penyediaan peralatan;
22) kepatuhan atas masalah lingkungan, sosial dan keselamatan;
23) persyaratan pengalihan aset sesuai perjanjian KPBU;
24) pengaturan pemantauan pada setiap tahapan konstruksi, operasi komersial; dan
berakhirnya perjanjian KPBU;
25) tinjauan aspek sosial yang memuat rencana pemukiman kembali, yang merupakan
bagian dari perencanaan pengadaan tanah, mempertimbangkan ketentuan peraturan
perundangundangan dan penggunaan produk dalam negeri, pemberdayaan usaha mikro
dan kecil, dan/atau koperasi serta penerapan kesetaraan gender, penyandang disabilitas
dan/atau kelompok sosial tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Kajian penyiapan komersial yang tersusun atas:

1) analisis permintaan (demand), yang bertujuan untuk memahami kondisi pengguna


layanan yang paling kurang memuat: survei kebutuhan nyata (real demand survey)
untuk mendapatkan gambaran yang akurat seperti mengenai perkiraan kebutuhan,
ketertarikan, kemauan dan kemampuan pengguna untuk membayar, kinerja
pembayaran, serta tingkat pelayanan yang diharapkan dan penentuan sumber dan
tingkat pertumbuhan permintaan dengan berbagai skenario (uji elastisitas permintaan);
2) analisis pasar (market), yang bertujuan untuk mengetahui tingkat ketertarikan industri
dan kompetisi. Analisis pasar ini dilakukan dengan paling kurang memuat penyampaian
rencana KPBU kepada publik dalam rangka penjajakan minat calon investor terhadap
KPBU, pengumpulan tanggapan dan penilaian calon investor terhadap kelayakan, risiko
serta kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah untuk KPBU, dan
pengumpulan tanggapan dan penilaian lembaga keuangan nasional dan internasional
dan/atau institusi lainnya mengenai potensi pemberian dan indikasi besaran pinjaman
yang bisa dialokasikan dalam KPBU; dan
3) Analisis struktur pendapatan KPBU, yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-
sumber pendapatan yang optimal bagi KPBU dengan mempertimbangkan hasil analisis
permintaan, kemampuan pembiayaan Kementerian/Lembaga/Daerah yang
bersangkutan, serta tingkat kelayakan KPBU selama masa KPBU. analisis struktur
pendapatan KPBU ini paling kurang memuat:
1. perhitungan keseimbangan antara biaya dan pendapatan KPBU selama masa
kerjasama;
2. Identifikasi pembayaran/tarif awal, mekanisme penyesuaian, indeks acuan untuk
membuat penyesuaian atas parameter yang digunakan selama jangka waktu
perjanjian KPBU yang dapat dilakukan melalui survei kebutuhan nyata (real
demand survey);
3. identifikasi pembayaran ketersediaan layanan (Availibility Payment), yang dapat
dilakukan melalui survei kebutuhan nyata (real demand survey); dan
4. identifikasi dampak terhadap pendapatan dalam hal:
1. terjadi kenaikan biaya KPBU (cost overrun);
2. pembangunan KPBU selesai lebih awal;
3. pengembalian KPBU melebihi tingkat maksimum yang ditentukan, sehingga
dimungkinkan pemberlakuan mekanisme penambahan pembagian
keuntungan (clawback mechanism); dan
4. terjadinya pemberian insentif atau pemotongan pembayaran dalam hal
pemenuhan kewajiban.
c) Penetuan bentuk KPBU yang mencakup sekurang-kurangnya:
1) lingkup KPBU, mencakup sebagian atau seluruh proses kegiatan KPBU, seperti
membiayai, merancang, membangun, merehabilitasi, mengoperasikan, memelihara, dan
lainnya;
2) jangka waktu dan penahapan KPBU;
3) identifikasi keterlibatan pihak ketiga, seperti off-taker, penyedia bahan baku, dan
lainnya;
4) skema pemanfaatan Barang Milik Negara dan/atau Barang Milik Daerah selama
perjanjian KPBU;
5) status kepemilikan aset KPBU selama jangka waktu perjanjian KPBU dan pengalihan aset
setelah berakhirnya perjanjian KPBU; dan
6) bentuk partisipasi pemerintah dalam Badan Usaha Pelaksana KPBU, seperti penyertaan
modal atau bentuk lainnya.
Bentuk KPBU mencakup sebagian atau seluruh proses KPBU yang mencakup:
1) pembiayaan;
2) perancangan;
3) konstruksi untuk membangun;
4) pengoperasian;
5) pengembangan;
6) revitalisasi;
7) pemeliharaan/perawatan;
8) penyerahan aset Infrastruktur; dan/atau
9) penyerahan pengelolaan aset sesuai Perjanjian KPBU.
d. Kajian finansial
analisis keuangan yang akan dilakukan dengan bertujuan untuk:
1) menentukan kelayakan finansial KPBU dengan menggunakan asumsi yang didasarkan
pada:
a) informasi ekonomi makro (nilai tukar, inflasi, dan suku bunga) yang dikeluarkan oleh
otoritas lembaga resmi seperti Bank Indonesia dan BPS;
b) analisis biaya modal yang terdiri dari biaya proyek, asumsi bunga dan eskalasi biaya
dari KPBU;
c) biaya operasional dan pemeliharaan;
d) biaya penyusutan dan nilai buku pada akhir masa konsesi;
e) perhitungan biaya-biaya lain terkait KPBU termasuk biaya pemukiman kembali,
pemeliharaan lingkungan, perijinan, dan biaya tidak langsung (management
overhead cost);
f) biaya mitigasi risiko; dan
g) perhitungan pendapatan yang didasarkan pada hasil analisis kebutuhan dan analisis
struktur pendapatan.
2) analisis keuangan dilakukan dengan cara:
a) menetapkan rasio ekuitas dan pinjaman yang akan digunakan dalam KPBU, sesuai
dengan rasio yang umum digunakan di Indonesia;
b) menentukan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang/WACC sesuai dengan rasio
ekuitas dan pinjaman yang akan digunakan, tingkat suku bunga pinjaman, serta
biaya ekuitas;
c) menentukan ingkat imbal hasil keuangan/FIRR pada KPBU;
d) menentukan rasio cakupan pembayaran hutang (Debt Service Coverage Ratio -
DSCR) dengan menghitung besarnya kas yang tersedia untuk membayar kewajiban
(pokok pinjaman dan bunga) yang akan jatuh tempo pada tahun berjalan;
e) menentukan besaran imbal hasil ekuitas (Return On Equity - ROE);
f) menentukan besaran FNPV dan metode pengembalian investasi (payback period);
g) menyajikan proyeksi arus kas KPBU;
h) menyajikan proyeksi arus kas dan laporan laba rugi Badan Usaha Pelaksana;
i) menyajikan sensitivitas KPBU dalam berbagai pilihan analisis keuangan dalam nilai
rupiah dan/atau mata uang asing yang nilainya disetarakan dengan rupiah;
j) menentukan bentuk dan nilai Dukungan Pemerintah; dan
k) menentukan besaran premi Jaminan Pemerintah.

e. Kajian manajemen
Kajian manajemen akan dilakukan dengan melakukan penyusunan rancangan dokumen
manajemen yang antara lain memuat:
a) indikasi struktur proyek;
b) profil proyek KPBU;
c) tugas dan wewenang simpul KPBU dalam melakukan pengendalian pelaksanaan Perjanjian
KPBU;
d) kewajiban yang harus dilakukan para pihak dalam Perjanjian KPBU;
e) persyaratan teknis dan administrasi;
f) indikasi bagan alir pelaksanaan pengendalian;
g) indikasi jadwal pelaksanaan pengendalian proyek;
h) rencana dan metode verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi, dan pengujian dan
kriteria penerimaannya;
i) indikasi jadwal kriteria penerimaan;
j) rencana daftar induk dokumen; dan
k) rencana daftar induk rekaman/bukti kerja.

3. membuat rencana dokumen Pengadaan Badan Usaha Pelaksana;

4. usulan bentuk kompensasi jika pengadaan yang diusulkan menggunakan metode pelelangan;

5. membuat rancangan bangun rinci, yang paling sedikit memuat:


1) hasil perhitungan material dasar;
2) rumus dasar perhitungan;
3) perhitungan;
4) gambar detail yang meliputi dimensi;
5) penjabaran metode pekerjaan;
6) analisis harga satuan pekerjaan;
7) rencana waktu pelaksanaan; dan
8) rencana anggaran biaya.

Untuk disusun sesuai dengan kebutuhan dan pengaturan pada bidang dan sektor KPBU yang
dikerjasamakan
6. Membantu menyiapkan dokumen Kualifikasi yang akan diserahkan beserta dengan membantu
meyiapkan atau merancang dokumen lainnya seperti: Dokumen Lelang, Dokumen Perjanjian KPBU,
Dokumen Perjanjian Penjaminan dan Dokumen Perjanjian Regres (jika diperlukan).

7. Dokumen lelang terdiri dari:


a. Dokumen Pra-kualifikasi
b. Dokumen RFP
c. Template Evaluasi

8. Membuat Rancangan Perjanjian – perjanjian yang dibutuhkan seperti:


a. Perjanjian KPBU
b. Perjanjian Stok Sampah
c. Perjanjian Penjaminan
d. Perjanjian Regress

4. Melakukan rapat – rapat dan pertemuan – pertemuan dengan stakeholders terkait untuk
membahas isu – isu yang akan muncul dalam proses perencanaan Proyek.

5. Melaksanakan tugas lainnya yang akan diberikan oleh Klien dan/atau diminta oleh pihak Walikota
Bekasi

f. Tahap Transaksi:
1. Membantu mempersiapkan dokumen penawaran;
2. Menghadiri rapat – rapat yang diperlukan;
3. Membantu melakukan negosiasi dengan pihak PJPK;
4. Membantu melakukan tugas legalitas lain yang diperlukan termasuk membentuk Special Purpose
Vehicle (SPV) atau PT khusus Proyek;
5. Melaksanakan tugas lainnya dari Klien dan atau PJPK bila diminta untuk melaksanakan tugas antara
lain:
a. Membantu melakukan koordinasi dengan institusi pemerintahan terkait..
b. Membantu melakukan penjelasan kepada stakeholders lain terkait termasuk namun LSM, Pers dan
Masyarakat sekitar.
c. Melaksanakan survey kualitas dan kuantitas sampah yang akan menjadi feed-stock dalam proyek
WTE.
d. Membantu melaksanakan assessment teknologi yang akan di usulkan oleh pemrakarsa.
e. Membantu pembentukan Tim dan/atau simpul KPBU.
f. Membantu tim/Simpul KPBU untuk menjalankan fungsi nya.
g. Membantu melaksanakan Konsultasi Publik.
h. Memastikan keberadaan Penetapan Lokasi
i. Melaksanakan finalisasi dokumen – dokumen transaksi termasuk namun tidak terbatas pada:
Penetapan – penetapan yang akan dikeluarkan oleh PJPK seperti penetapan pemrakarsa,
persetujuan FS, Dokumen Lelang (RFP), Dokumen Perjanjian Kerjasama, Dokumen Perjanjian
Penjaminan dan Dokumen Perjanjian Regress (jika diperlukan), komitmen dukungan BLPS, Perda
Tipping Fee, dsb.
j. Melaksanakan tugas lainnya yang relevan yang diminta oleh tim Walikota.

2. PERSONIL
Pemberian Jasa Advisory akan dilaksanakan oleh para tenaga ahli sebagaimana berikut:
a. Team Leader
b. Ahli Hukum KPBU
c. Ahli Teknis Ketenagalistrikan
d. Ahli Finansial

3. JANGKA WAKTU DAN STRUKTUR BIAYA JASA

a. Jangka waktu pemberian Jasa Advisory sebagaimana dimaksud adalah sampai dengan...... 2024
atau sampai dengan ditandatanganinya Perjanjian KPBU antara PJPK dan Klien yang mana terlebih
dahulu. Detail dari kegiatan dan jangka waktu sebagaimana terlampir.

b. Dalam hal biaya Jasa Advisory, total biaya yang kami dpaat tawarkan adalah:

(1) Pembayaran uang muka sebesar XXXXX diatas dibayarkan segera setelah proposal ini dapat di
setujui.

(2) Pembayaran kedua sebesar XXXXXX dilakukan segera setelah dokumen FS disetujui dan
proses lelang segera dilaksanakan.

(3) Pembayaran ketiga sebesar XXXXX dilakukan segera setelah Perjanjian Kerjasama antara
MHE/Perusahaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) menandatangani kerjasama dengan
Pemerintah Kota Bekasi.

(4) Dalam hal Proyek berhasil atau segera setelah Perjanjian KPBU ditandatangani antara BUP dan
PJPK maka, Klien membayarkan sukses fee sebesar 0.75 % dari total Capex Proyek ini.

4. PERJALANAN DINAS

Dalam hal diperlukan untuk melakukan perjalanan dinas ke luar daerah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi, maka perjalanan dinas ini wajib atas persetujuan Klien terlebih dahulu dan
biaya yang menjadi tanggungan Klien adalah:

1. Biaya tiket pesawat pulang pergi (Garuda Indonesia atau yang setara, untuk perjalanan
melalui udara) akan diadakan oleh Klien untuk setiap personil yang akan diberangkatkan.
2. Biaya Transportasi dari dan ke airport di jakarta.
3. Biaya Transportasi di tempat tujuan.
4. Akomodasi dengan standard minimal bintang 2 atau yang setara.
5. Uang harian (Daily Support Allowance) sebesar Rp. 400.000 (Empat Ratus Ribu Rupiah).

5. ASUMSI-ASUMSI

Pekerjaan di atas dibuat berdasarkan asumsi-asumsi di bawah ini. Apabila asumsi-asumsi di


bawah ini tidak benar atau di kemudian hari menjadi tidak benar selama masa Pekerjaan, maka
mohon untuk diberitahukan kepada kami untuk dapat disesuaikan.

a. Seluruh pemberian Jasa Advisory akan dilaksanakan di wilayah Kota....;


b. Advisory Pendapat/saran yang akan kami berikan didasarkan pada hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;
c. Jasa Pendampingan yang akan kami berikan hanya sebatas pada ruang lingkup sebagaimana yang
telah diuraikan diatas dan tidak termasuk biaya-biaya untuk pihak ketiga;
d. Resiko dalam pelaksanaan proyek sangat tinggi, dalam hal terjadi hal – hal diluar dugaan, kami
dibebaskan dari tanggung jawab dari segi apapun.

6. PENGHENTIAN JASA ADVISORY

Klien memiliki hak untuk menghentikan Jasa Advisory ini sewaktu – waktu dan begitu juga dengan PT
ICS. Suatu penghentian wajib di informasikan dalam jangka waktu 3 (tiga) minggu, dan dimana seluruh
kewajiban setiap pihak harus diselesaikan.

Dalam hal penghentian Pekerjaan PT ICS dan Klien sepakat untuk mengesampingkan pasal 1266 dan
1267 dari KUHPerdata.

Demikian surat penawaran ini kami sampaikan yang akan berlaku sebagai kontrak antara MHE dan kami.
Sekiranya Bapak berkenan dengan ketentuan sebagaimana termaksud di atas, kami persilahkan untuk
menandatanganinya dalam kolom yang telah tersedia, dan menyerahkan salinannya kepada kami.

Hormat kami,
PT INTRATIF CIPTA SOLUSI

Direktur Utama

******************************************************************************************
Kami menyetujui syarat dan ketentuan dari surat penawaran ini.

___________________________ (Tanda Tangan)


Nama :
Jabatan :
Tanggal :

Lampiran
Daftar Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai