Analisis Kedisiplinan Siswa
Analisis Kedisiplinan Siswa
net/publication/356432050
CITATIONS READS
6 154
3 authors:
Okta Hadi
Universitas Sebelas Maret
26 PUBLICATIONS 77 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Nurhadi Nurhadi on 23 August 2022.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini menganalisis bagaimana berjalannya tata tertib sekolah yang
menghasilkan kedisiplinan siswa SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar Jawa Tengah. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan data berupa angka yang
dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi etnografi pendidikan. Subjek penelitian-
nya yaitu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang hubungan masya-
rakat, dan siswa kelas 10, 11 dan 12. Pemilihan subjek penelitian melalui teknik random sampling.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengungkap bentuk dari tata tertib sekolah beserta sanksi
yang diberikan atas pelanggaran yang dilakukan, analisis terhadap kedisiplinan siswa melalui banyak
atau sedikitnya pelanggaran terhadap beberapa kriteria tata tertib, dan analisis terhadap pemahaman
serta harapan siswa terhadap kedisiplinan sekolah. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa telah
berisiplin dalam menaati tata tertib sekolah, yang dibuktikan dengan rendahnya persentase pelang-
garan yang dilakukan siswa, sekolah telah menerapkan sistem poin dalam pelaksanaan tata tertib
sekolah, diberikannya sosialisasi mengenai tata tertib sekolah, hanya sedikit siswa yang melakukan
pelanggaran cukup berat, dan siswa memahami makna disiplin sehingga dapat menerapkan tata ter-
tib sekolah dengan baik.
Abstract : The purpose of this study is to analyze how the school’s rules and regulations result in the
discipline of the students of State High School of Kebakkramat, Karanganyar, Central Java. The study
was conducted using quantitative approach to obtain the data in the form of numbers which were
analyzed using qualitative approach with educational ethnography study. The research subjects were
vice-principals of student affairs, vice-principals in public relations, and students in grades 10, 11 and
12. The research subjects were selected using random sampling techniques. The research instruments
is used to reveal the form of school rules and regulations along with sanctions given for commiting
violations, the analysis of student discipline through many or less violations towards some criteria of
school regulations and the analysis of students' understanding and expectations of school discipline.
The results showed that students have ever been disciplined in obeying school rules, as evidenced by
the low percentage of violations committed by students, the schools had implemented a point system
in the implementation of school rules, the students had been given socialization about school regula-
tions, only a few students who committed serious violations, and students understood the meaning of
discipline so that they can apply it well.
209
210
hari siswa begadang dengan bermain ber- yang sudah menjadi tempat “langganannya”
sama teman-temannya bahkan hingga dini untuk membolos, seperti di kos teman; di
hari, sehingga siswa sulit untuk bangun pagi warung dekat sekolah atau di kafe-kafe yang
(Wawancara dengan ZD). Siswa sengaja ter- jauh dari sekolah, membolos untuk sebagian
lambat tanpa alasan apa pun, hanya ingin siswa sudah direncanakan dengan membawa
terlambat saja (wawancara dengan LS). Hal baju ganti di dalam tas (wawancara dengan
ini terjadi kepada siswa yang hanya ingin ZD). Bahkan ada siswa yang sengaja mem-
mencapai kepuasan batin dengan sengaja bolos karena sebenarnya terpaksa bersekolah
tidak disiplin di sekolah. di SMA Negeri Kebakkramat (wawancara
Terlambat menjadi pelanggaran paling dengan IL), yang merupakan sekolah pilihan
banyak, karena hukumannya sekedar melalui orang tua.
peringatan lisan dan menuliskan di buku tata Siswa memilih untuk membolos dan
tertib sekolah, lalu siswa dipersilahkan lang- melakukan kenakalan yang lain agar orang
sung untuk kembali ke kelas (wawancara tua dipanggil ke sekolah sehingga siswa
dengan PA, PI, GT). Namun. bentuk keter- dapat mengajukan pengunduran diri dari
lambatan siswa tidak hanya itu. Ada juga sekolah. Sebab lainnya yaitu sikap guru yang
bentuk keterlambatan lain, yaitu setelah isti- suka memojokkann beberapa siswa. Hal ini
rahat, kantin yang ramai menyebabkan siswa dikarenakan siswa yang sering mengikuti
lama mendapatkan makanan atau karena perlombaan khususnya di bidang olahraga
siswa membutuhkan waktu yang lama ketika sering tidak mengikuti pembelajaran yang
makan (Wawancara dengan IL). menyebabkan hubungan siswa dengan be-
Terdapat 29,50% siswa yang membolos berapa guru tidak baik sehingga siswa me-
dengan berbagai alasan. Sebagian besar siswa milih untuk menghindar ketika harus ber-
yang membolos dilakukan bersama-sama temu atau mengikuti pembelajaran guru ter-
bahkan hingga beberapa kelas membolos ber- sebut (wawancara dengan BA, ZD). Mem-
sama-sama (wawancara dengan PT). Paling bolos pernah dilakukan oleh para siswa dari
sedikit siswa pernah membolos adalah 1 kali beberapa kelas dalam waktu bersamaan,
dan paling banyak hingga 11 kali dalam 1 yaitu pada saat keesokan harinya para siswa
semester (wawancara dengan ZD). Alasan akan ada kegiatan keluar sekolah (wawan-
siswa memilih membolos karena keinginan- cara dengan AL, PT, GT, AJ, DI). Para siswa
nya sendiri (wawancara dengan ZD); malas pada beberapa kelas tersebut memilih untuk
untuk mengikuti pelajaran di kelas (Wawan- membolos karena pada jam terakhir tidak
cara dengan LS); tidak menyukai cara guru akan ada pelajaran kembali.
menyampaikan pelajaran (wawancara de- Terdapat 17,30% siswa yang merusak
ngan BR); lupa mengirimkan surat ijin (wa- sarana dan prasarana sekolah. Sebagian besar
wancara dengan DK, IL); dan mengikuti te- siswa yang merusak sarana dan prasarana
man untuk membolos (wawancara dengan sekolah melakukannya tanpa sengaja. Meru-
PT, GT, AJ, DI). sak sarana dan prasarana yang dilakukan di
Membolos juga dipilih siswa karena antaranya adalah merusak buku pinjaman
ingin mencari penghasilan sendiri dengan dari sekolah (wawancara dengan FA); meng-
menjadi tukang ojek online (wawancara de- hilangkan buku dari sekolah (wawancara
ngan ZD). Hal tersebut tidak sepenuhnya dengan FA); mencoret kursi dan meja meng-
diketahui oleh orang tua siswa (wawancara gunakan tip-ex (wawancara dengan IS, AN,
dengan ZD). Siswa membolos di lokasi-lokasi SA, JA); merusak alat kebersihan (wawancara
dengan TA); merusak papan tulis atau be- Kebiasaan ini dilakukan oleh siswa karena
berapa barang yang ada di kelas (wawancara siswa bosan di dalam kelas atau karena jam
dengan ZD); merusak buku yang dimaksud kosong (wawancara dengan SA, SL). Siswa
tidak dilakukan secara sengaja oleh siswa memilih untuk berada di kantin, perpusta-
(wawancara dengan FA); siswa hanya men- kaan atau masjid untuk melakukan kegiatan
coret beberapa halaman ketika menggunakan yang tidak bisa dilakukan di kelas, misalnya
buku tersebut namun ternyata tidak dapat makan, bermain game, atau tidur (wawan-
dihapus oleh siswa, kerusakan lain yaitu cara dengan SA, SL). Sebagian besar siswa
beberapa halaman buku terlepas (wawancara melakukannya saat ada jam kosong, namun
dengan FA). Menghilangkan buku pinjaman diberikan tugas oleh guru. Siswa meninggal-
sekolah ini dilakukan beberapa siswa karena kan kelas tanpa menghiraukan tugas yang
kebiasaan meninggalkan buku di loker meja diberikan. Sebagian besar siswa juga me-
siswa, saling meminjamkan buku dengan lakukannya saat guru berada di kelas. Bosan
siswa lain atau menyimpan buku sembarang- menjadi alasan siswa meninggalkan pelajaran
an ketika di rumah (wawancara dengan FA). dari guru tersebut (wawancara dengan LS).
Mencoret kursi dan meja kelas menggunakan Kebiasaan meninggalkan kelas saat
tip-ex dilakukan sebagian besar siswa dengan pelajaran juga dilakukan dengan alasan ke-
alasan karena siswa bosan ketika jam kosong, giatan organisasi atau ekstrakurikuler seko-
siswa bosan dengan pembelajaran di kelas lah (wawancara dengan PT, BA). Alasan ini
atau hanya ingin meninggalkan jejak saat sering kali bisa menimbulkan permasalahan
menjadi siswa di kelas tersebut (wawancara antara beberapa guru dan para siswa yang
dengan IS, AN, SA, JA). Merusak alat keber- ikut organisasi atau siswa yang ikut kegiatan
sihan dilakukan tidak sengaja oleh siswa ekstrakurikuler, khususnya perlombaan ter-
karena beberapa alat tersebut sebelumnya tentu (wawancara dengan PT, BA).
sudah rusak sehingga ketika digunakan oleh Beberapa guru kurang menyukai ke-
siswa menjadi lebih parah (wawancara de- giatan yang dilakukan saat pembelajaran ber-
ngan TA). Merusak sarana dan prasarana langsung, sehingga sering kali guru melam-
kelas yang paling parah seperti siswa menon- piaskan perasaannya dengan memojokkan
jok papan tulis kelas hingga rusak (wawan- beberapa siswa yang sering keluar kelas saat
cara dengan ZD); siswa memecahkan figura pelajaran berlangsung. Kebiasaan keluar ke-
untuk memasang tata tertib sekolah hingga las yang paling parah dilakukan siswa saat
merusak layar LCD sampai terlepas (wawan- jeda semester. Sebenarnya kegiatan yang di-
cara dengan JA). lakukan siswa yaitu perlombaan antarkelas,
Yang menjadi perhatian yaitu bahwa namun siswa tidak diijinkan keluar karena
beberapa kesalahan tersebut kurang dihirau- sekolah menganggap kegiatan tersebut me-
kan oleh sekolah. Sekolah hanya memberi rupakan bagian dari kegiatan pembelajaran.
sanksi untuk mengganti buku yang rusak Siswa keluar kelas dengan melompat pagar
dan hilang atau peringatan kepada seluruh sekolah lalu pergi menuju tempat biasanya
siswa untuk tidak melakukan pelanggaran siswa nongkrong, namun perilaku tersebut
tersebut tanpa adanya sanksi yang membuat diketahui oleh Polisi Keamanan Sekolah dan
siswa jera. langsung dilaporkan kepada guru BP/BK
Terdapat 27,30% siswa yang mening- dan mendapatkan tindakan langsung dari
galkan kelas ketika pelajaran berlangsung staf wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
tanpa ijin guru pengajar, guru BP/BK.
lalu orang tua siswa dipanggil ke sekolah tersebut adalah ketika perjalanan ke sekolah
(Wawancara dengan ZD). ban motor yang dikendarai siswa bocor; sis-
Beberapa bentuk pelanggaran yang ada wa merasa karena rumahnya dekat dengan
juga mendapatkan sanksi yang berbeda-beda. sekolah sehingga tidak memperhitungkan
Bentuk pemberian sanksi di antaranya yaitu waktu perjalanan ke sekolah; atau jalan me-
diberikan poin sesuai pelanggaran yang di- nuju sekolah pada pagi hari macet. Selanjut-
lakukan (wawancara dengan IL); diberikan nya yang kedua, siswa sengaja terlambat
peringatan berupa pembinaan (wawancara karena suatu alasan, yaitu bangun kesiangan
dengan IL); diminta untuk mengganti buku karena pada malam hari siswa begadang
yang rusah atau hilang (wawancara dengan dengan bermain bersama teman-temannya.
FA); dan adanya ancaman drop out (wawan- Selain itu, yang ketiga siswa sengaja terlam-
cara dengan ZD). bat tanpa alasan apa pun. Dalam hal ini siswa
Disiplin hadir bukan karena paksaan merasa hanya ingin terlambat saja Hal ini
dari orang lain atau pelaksanaan atas kehen- yang terjadi kepada siswa yang hanya ingin
dak orang lain. Hal ini dikarenakan tubuh mencapai kepuasan batin dengan sengaja
bukanlah relasi dominasi. Disiplin dapat tidak disiplin di sekolah. Terlambat menjadi
diartikan sebagai kekuasaan individu terha- pelanggaran yang paling banyak dilakukan
dap tubuhnya sendiri, yang dikaitkan de- karena hukuman untuk siswa yang terlambat
ngan seni melatih tubuh manusia, yaitu ma- hanya berupa peringatan lisan dan menulis
nusia melatih, mengembangkan, dan mem- di buku tata tertib sekolah, lalu siswa diper-
buat tubuhnya sendiri menjadi terampil. silahkan langsung untuk kembali ke kelas.
Disiplin diartikan sebagai proses mengubah Berdasarkan penelitian sebelumnya,
diri individu agar berperilaku sesuai yang yang dilakukan oleh Fazry, Asrori, & Astuti
diharapkan masyarakat. Disiplin tidak hanya (2017) terlambat tidak hanya dilakukan ke-
perihal sesuatu yang diluruskan dengan hu- tika memasuki jam pertama saja, akan tetapi
kuman. Norma digunakan sebagai tolok juga pada jam pelajaran tertentu atau setelah
ukur kedisiplinan seseorang (Martono, 2014). jam istirahat, penyebab siswa terlambat ma-
Berdasarkan penelitian yang dilakukan suk kelas setelah jam istirahat atau jam pe-
oleh Faharuddin & Khusumadewi (2017) lajaran tertentu antara lain karena siswa
terlambat menjadi pelanggaran yang banyak merasa tidak nyaman di dalam kelas, tidak
dilakukan siswa. Alasan terlambat tersebut menyukai beberapa guru, malas belajar,
dikarenakan siswa tidak menyukai beberapa hubungan dengan keluarga, dan kurangnya
mata pelajaran disekolah terlebih mata pe- komunikasi dengan guru mata pelajaran.
lajaran itu jatuh di jam pertama, saling me- Ada beberapa hal lain yang menjadi penye-
nunggu teman dengan berkumpul di suatu bab siswa terlambat masuk kelas di jam pe-
tempat yang dijanjikan, dan siswa sengaja lajaran atau setelah istirahat yaitu kantin se-
terlambat agar mendapat hukuman sehingga kolah yang sedikit, dengan jumlah siswa
memotong jam pelajaran di kelas. Namun, yang mencapai 1000 orang menyebabkan sis-
setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, wa harus mengantri untuk mendapatkan ma-
dapat diketahui secara lebih luas bahwa pada kanan yang menyebabkan siswa harus meng-
dasarnya alasan siswa terlambat bukan ha- antri untuk mendapatkan jatah makannya di
nya itu saja. Alasan lain antara lain, yang per- jam akhir istirahat menuju masuk kelas, se-
tama siswa terlambat juga dilatarbelakangi hingga menyebabkan siswa terlambat setelah
karena unsur ketidaksengajaan, beberapa hal jam istirahat, siswa makan terlalu lama ketika
jam istirahat, siswa berkumpul bersama keadaan keluarga yang kurang harmonis
teman-teman kelas yang lain, atau bolak- yang menjadikan anak kurang nyaman de-
balik toilet menjelang masuk kelas. ngan keadaan di rumah, sehingga anak me-
Disampaikan oleh Izazakia & Sari milih pergi dari rumah bahkan hingga larut
(2017) bahwa perilaku membolos di antara- malam yang keesokan harinya membuat sis-
nya berupa tidak hadir ke sekolah dengan wa tidak ingin hadir ke sekolah. Hubungan
tidak memberikan surat ijin, keluar kelas anak dengan situasi sekolah juga menjadi
tanpa ijin guru saat pelajaran berlangsung, penyebab siswa membolos, karena beberapa
atau meninggalkan sekolah dengan alasan- hal di antaranya ada guru yang tidak di-
alasan yang sengaja dibuat-buat. Berbeda senangi. Teman sebaya memberikan penga-
dengan pendapat yang disampaikan oleh ruh siswa membolos sekolah, karena teman
Izazakia, pada penelitian ini disampaikan sebaya menjadi seseorang mampu dijadikan
bahwa beberapa bentuk tipe membolos ter- contoh atau panutan bagi temannya yang
sebut tidak sepenuhnya dilakukan dengan lain. Hal ini menimbulkan trend untuk ka-
sengaja oleh siswa. Terdapat alasan siswa ter- langan tertentu yang menyebabkan sese-
paksa harus membolos yaitu karena surat ijin orang akan diterima di kelompok tertentu
siswa di bawanya ketika keesokan harinya ketika mampu menyesuikan dengan kebiasa-
siswa sudah kembali masuk sekolah, se- an di kelompok tersebut (Yuniarti & Rahma-
hingga pada hari saat siswa tidak hadir di- wati, 2014). Hal ini sejalan dengan hal me-
anggap membolos. milih teman, yang pasti akan disesuaikan de-
Suwanda mengemukakan faktor-faktor ngan kebiasaan siswa. Interaksi dengan siswa
yang menyebabkan siswa membolos, di an- yang memiliki kebiasaan sama menyebabkan
taranya keinginan dari siswa sendiri, sikap siswa sering memilih untuk membolos de-
dan hubungan siswa dengan orang tua, hu- ngan teman-teman yang memiliki kebiasaan
bungan anak dengan situasi di sekolah, dan sama.
pengaruh teman (Suwanda, 2016). Faktor Berbagai pihak akan mengalami ke-
yang lahir dari keinginan siswa sendiri di rugian dan harus bertanggung jawab atas
antaranya siswa ingin memenuhi kepuasan perilaku membolos siswa ini, karena akan
batin. Keinginan tersebut muncul dengan merugikan dan menjadi masalah baru (Des-
sendirinya bahkan tanpa alasan tertentu. tiana, Basar, & Humaedi, 2016). Ketika siswa
Orang tua memiliki pengaruh yang besar sudah sering membolos, maka hal ini juga
terhadap pilihan siswa dalam menentukan menjadi masalah bagi orang tua, sebab orang
pendidikan lanjutannya. Pola asuh orang tua tua yang harus mempertanggungjawabkan
salah satunya yaitu pola asuh yang otoriter dengan cara orang tua dipanggil ke sekolah
yang menyebabkan anak kurang bebas untuk atau ketika hal tersebut sudah mencapai
berpendapat dan menentukan pilihannya batas kredit poin siswa yang semakin banyak
(Yuniarti & Rahmawati, 2014). Pilihan orang maka siswa akan terancam dikeluarkan dari
tua yang dipaksakan menyebabkan siswa sekolah. Sudah ada beberapa siswa yang ha-
merasa tidak nyaman dengan pilihan ter- rus menanggung ancaman tersebut. Selain
sebut sehingga siswa sering membolos ka- itu, siswa yang sering membuat masalah me-
rena tidak ingin melanjutkan pendidikan milih untuk mengundurkan diri dan memilih
yang dipilihkan orang tua dengan melaku- pindah ke sekolah pilihannya.
kan berbagai pelanggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Bobby
Sebab lain dari siswa membolos yaitu Laventus (2015) menemukan bahwa kerusak-
an pada sarana pembelajaran dapat meng- berpengaruh ketika siswa merasa jera ter-
ganggu pembelajaran siswa di sekolah. Ke- hadap sanksi yang diberikan karena sebagian
rusakan tersebut disebabkan karena sarana besar hanya berubah setelah mendapatkan
dan prasarana yang tidak terpelihara dengan sanksi saja, selebihnya siswa akan meng-
baik. Sejalan dengan penelitian ini, sekolah ulangi perbuatan yang sama (Sholeh, H, & P,
telah mengupayakan sarana dan prasarana 2019). Pemberian sanksi ini hendaknya di-
pembelajaran siswa secara maksimal dengan berikan dengan tegas sehingga siswa akan
pengadaan yang memadai, misalnya meja merasa diberikan jera dan tidak mengulangi
kursi yang dicat rapi, layar LCD yang baik, perbuatannya kembali. Sanksi juga diberikan
pajangan di kelas yang menarik siswa, dan tidak dalam bentuk ancaman yang menye-
alat tulis guru. Pengadaan tersebut dilakukan babkan siswa akan terbiasa dengan ancaman
untuk mendukung pembelajaran yang mak- dan akan merasa hal tersebut bukan sesuatu
simal di kelas, meskipun masih ada beberapa yang penting. Terlebih lagi, jika sanksi di-
siswa yang tidak memperhatikan dan men- anggap terlalu ringan siswa memilih untuk
jaga sarana dan prasarana yang ada. Bentuk melakukan pelanggaran.
pengrusakan yang lain yaitu siswa mencoret Pembinaan kedisiplinan di sekolah di-
meja tempat belajar dengan tip-ex yang akan lakukan melalui berbagai bentuk, di antara-
sulit dihilangkan, siswa memukul papan tu- nya melalui guru dengan memberikan te-
lis, menghilangkan atau merusak buku pin- ladan kepada siswa, guru memberi motivasi
jaman dari sekolah, dan merusak layar LCD untuk siswa, guru mengawasi perilaku siswa
pembelajaran siswa. Bosan dan tidak sengaja di sekolah, dan pemberian sanksi untuk sis-
menjadi alasan utama siswa melakukan ke- wa (Rosesti, 2014). Sejalan dengan ini, SMA
giatan yang akhirnnya merusak sarana dan Negeri Kebakkramat sudah melakukan pem-
prasarana sekolah. Namun, sekolah dengan binaan kedisiplinan siswa dengan baik. Guru,
maksimal tetap mengupayakan agar seluruh karyawan, dan kepala sekolah selalu mem-
sarana dan prasarana yang ada dapat tetap berikan teladan yang baik kepada siswa de-
baik melalui perbaikan secara berkala. ngan tidak terlambat, menggunakan pakaian
Cara memberikan sanksi kepada siswa yang rapi dan sesuai jadwal, mengajar tepat
yang tidak disiplin yaitu dengan memberikan waktu, dan teladan baik lainnya untuk siswa.
teguran secara lisan langsung pada saat siswa Motivasi cukup baik diberikan kepada siswa
melakukan kesalahan, memberikan peng- melalui wakil kepala sekolah bidang kesis-
arahan, membuat surat atau perjanjian, me- waan dengan memberikan dukungan untuk
manggil siswa beserta orang tua, dan pem- kegiatan siswa baik akademik maupun non-
berian sanksi berupa skors atau dropout akademik sehingga siswa harus disiplin un-
(Arsaf, 2016). Ada beberapa bentuk pem- tuk memperlancar kegiatannya. Pihak seko-
berian sanksi yang bisa digunakan untuk lah juga memberikan pengawasan kepada
mendisiplinkan siswa yaitu pemberian kredit setiap perilaku siswa melalui sosialisasi yang
poin yang telah disampaikan pada sosialisasi dilakukan setiap ajaran baru, guru yang
dan dicantumkan dalam buku tata tertib sis- mengajar dikelas juga menjadi media peng-
wa. Hukuman berupa bimbingan oleh staf awas siswa, selain itu tim kesiswaan dan
kesiswaan sekolah juga dilakukan ketika guru BP/BK juga melakukan pengawasan
selesai upacara bendera dilakukan. terhadap siswa terutama yang namanya ter-
Sanksi merupakan hal yang mem- catat memiliki banyak kredit poin di sekolah.
pengaruhi kedisiplinan siswa. Sanksi akan Selanjutnya sekolah juga memberikan sanksi
berupa pemberian kredit poin, apabila kredit masi khususnya keluarga besar SMA Ne-
poin mencapai jumlah tertentu maka akan geri Kebakkramat, Dr. rer. nat. Nurhadi,
diberi sanksi sesuai jumlah kredit poin ter- S.Ant., M.Hum. dan Bapak Okta Hadi Nur-
sebut. cahyono, S.Pd., M.Si., M.A., selaku pem-
bimbing penulisan artikel serta berbagai
SIMPULAN pihak yang telah membantu.
Kedisiplinan yang diterapkan di
SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar DAFTAR PUSTAKA
melahirkan siswa yang mematuhi tata ter-
tib sekolah. Hanya sebagian kecil dari tata Aini, D. D. N. (2019) "Gerakan disiplin
tertib yang tidak ditaati siswa, khususnya sekolah" (Analisis praktik pendisiplinan
peraturan yang bersifat ringan, misalnya siswa di SMP Negeri 11 Madiun dalam
perspektif disiplin tubuh dan hukuman
membolos, terlambat masuk, merusak sa-
Michel Foucault). Undergraduate (S1)
rana dan prasarana sekolah, atau keluar
thesis, IAIN Ponorogo. Retrieved
kelas tanpa ijin. Hal ini hanya sedikit pe-
from http://etheses.iainponorogo.-
ngaruhnya terhadap proses akademik sis-
ac.id/7276/.
wa. Ada beberapa tata tertib yang sifatnya
berat dan tidak ditaati oleh beberapa siswa
Arsaf, N.A. (2016). Faktor penyebab pe-
saja, misalnya merokok dan memodifikasi
langgaran tata tertib (Studi pada sis-
kendaraannya.
wa di SMA Negeri 18 Makassar). Jur-
Beberapa alasan tindakan indisipliner
nal Sosialisasi, 3(1), 1–5. DOI: https:-
yang dilakukan siswa secara tidak sengaja
//doi.org/10.26858/sosialisasi.v3i1.2
maupun disengaja membuktikan bahwa
347.
siswa memahami makna disiplin dan ber-
usaha mengikuti alur kedisiplinan yang Azhar, I. (2018). Pengaruh penggunaan
diterapkan sekolah dengan baik. Melalui absensi sidik jari (fingerprint) dan
adanya staf khusus dari bidang kesiswaan, pemberian hukuman (punishment)
siswa diajarkan untuk berperilaku disiplin. terhadap kedisiplinan siswa. Darajat:
Sekolah senantiasa memberikan motivasi Jurnal PAI, 1(2), 120–132.
untuk mencapai prestasi yang baik yang
salah satunya adalah dengan menjadi sis- Destiana, N., Basar, G. G. K., & Humaedi,
wa yang disiplin dan taat akan adanya S. (2016). Hubungan Cara mengasuh
peraturan sekolah. Dengan cara ini pada oleh orang tua terhadap perilaku
akhirnya siswa dengan sendirinya menik- membolos pelajar SMA. Prosiding Pe-
mati dengan adanya tata tertib sekolah. nelitian dan Pengabdian Kepada Masya-
Pemberian sanksi kepada siswa tanpa ada- rakat, 3(1), 72–74. DOI: https://-
nya kekerasan telah diterapkan sekolah. doi.org/10.24198/jppm.v3i1.13630.
Sanksi yang diberikan berupa peringatan
langsung, pembinaan, dan pemberian poin. detikhealt. (2011). Perilaku pelajar di Je-
pang paling tertib, Indonesia urutan
UCAPAN TERIMA KASIH ke-19. Retrieved May 17, 2020, from
Ucapan terima kasih disampaikan ke- https://health.detik.com/berita-de-
pada seluruh responden penelitian, nara- tikhealth/d-1646306/perilaku-pela-
sumber yang bersedia memberikan infor- jar-di-jepang-paling-tertib-indonesia-
urutan-ke-19.