Anda di halaman 1dari 2

HKUM4208-5

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Genap (2024.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4208/Hukum dan Hak Asasi Manusia
Tugas 2

No. Soal
1. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota Tim Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Evi
Laila Kholis mengungkapkan, sebanyak 33 persen saksi yang dilindungi KPK, mengalami kriminalisasi.
Oleh karenanya, KPK selalu menjaga kerahasiaan identitas para saksi yang dilindungi.

Evi menjabarkan, berdasarkan hasil pemantauan tim KPK selama dua tahun, dari 27 saksi yang dilindungi
KPK, terdapat 33 persen atau sembilan saksi yang dikriminalisasi, seperti dilaporkan balik oleh pelaku
korupsi. Sementara 67 persen saksi lainnya yang dilindungi KPK diintimidasi.

Evi melanjutkan, dari 33 persen saksi yang dikriminalisasi terdapat satu persen saksi yang dijatuhi
hukuman atas pelaporan dari pihak yang terkait dengan perkara yang diungkapnya. Selain itu, terdapat
tiga ahli yang membantu KPK di persidangan justru digugat secara perdata oleh pihak yang berperkara
dengan gugatan yang mencapai miliaran rupiah.

Salah satu saksi KPK yang dikriminalisasi yakni Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) I Nyoman
Wara yang digugat secara perdata oleh pemegang saham BDNI Sjamsul Nursalim atas perhitungan
kerugian keuangan negara diperkara SKL BLBI yang menjerat Sjamsul. KPK pun langsung menjadi pihak
ketiga untuk mendampingi

Berdasarkan kasus di atas:

1. Berikan argumentasi saudara mengapa saksi secara khusus perlu dilindungi haknya!

2. Jelaskan bagaimana perlindungan saksi yang diatur dalam KUHAP dan dalam UU No 13 Tahun
2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban!
1. Saksi secara khusus perlu dilindungi haknya karena peran mereka dalam membantu proses
penyelidikan dan penegakan hukum sangat penting. Saksi sering kali memiliki informasi
sensitif atau rahasia yang dapat membantu mengungkap tindak pidana korupsi atau
kejahatan lainnya. Namun, memberikan kesaksian atau informasi tersebut seringkali
berisiko bagi keselamatan mereka sendiri dan keluarga mereka. Oleh karena itu,
perlindungan hak saksi diperlukan untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan
kesaksian tanpa takut akan balasan atau ancaman dari pihak-pihak yang terlibat dalam
tindak pidana yang diungkap.
2. Perlindungan saksi diatur dalam KUHAP (Kode Undang-Undang Hukum Acara Pidana) dan
UU No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Dalam KUHAP,
perlindungan saksi diatur dalam Bab VII tentang "Pemeriksaan Saksi" dan Bab VIII tentang
"Perlindungan Saksi". Sedangkan dalam UU No 13 Tahun 2006, diatur secara khusus
mengenai perlindungan terhadap saksi dan korban yang menghadapi ancaman, gangguan,
atau perlakuan tidak wajar sebagai akibat dari pengungkapan informasi penting terkait
dengan tindak pidana.
• KUHAP memberikan ketentuan mengenai prosedur pengaturan perlindungan saksi
selama proses pemeriksaan di persidangan, termasuk tindakan-tindakan yang dapat
diambil untuk melindungi identitas dan keselamatan saksi.
• UU No 13 Tahun 2006 menegaskan hak-hak saksi yang dilindungi, seperti hak atas
rahasia identitas, hak untuk tidak diintimidasi atau dianiaya, serta hak untuk
mendapatkan perlindungan fisik dan psikologis. Undang-undang ini juga
menetapkan pembentukan lembaga perlindungan saksi yang bertanggung jawab
untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada saksi yang membutuhkannya.

Perlindungan saksi adalah bagian integral dari sistem peradilan yang adil dan penting untuk
memastikan keberhasilan proses penyelidikan dan penegakan hukum dalam mengungkap dan
menghukum pelaku tindak pidana.

Anda mungkin juga menyukai