Anda di halaman 1dari 4

HKUM4405-5

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Genap (2024.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4405/Hukum Acara Perdata
Tugas 2

No. Soal
1. Pandemi Covid 19 yang terjadi di Indonesia sejak 2 Maret 2020 membawa dampak buruk di berbagai
sektor kehidupan. Sektor Ekonomi, Pariwisata, Manufaktur, Transportasi, Pangan, bahkan sektor Sosial
mendapat pukulan yang paling telak pada saat pandemi covid 19 ini. Banyak pengusaha “gulung tikar”,
salah satunya Kelompok Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) banyak yang tidak mampu bertahan.
Mereka mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini yang mendasari beberapa perwakilan UMKM
mengajukan gugatan kepada Pemerintah. Dasar gugatan yang digunakan adalah Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata dan Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Pertanyaan :
1. Apakah gugatan tersebut masuk pada kategori gugatan perwakilan kelompok (Class Action) berikan
penjelasannya berdasarkan teori yang Anda ketahui ?
2. Di Indonesia, class action diperkenalkan melalui PERMA No.1 Tahun 2002. Konsiderans PERMA
tersebut salah satunya menyebutkan tujuan dan manfaat Class Action. Coba Anda uraikan secara rinci
tujuan dan manfaat Class Action tersebut ?
3. Apabila perwakilan UMKM akan mengajukan gugatan, apa yang sebaiknya mereka persiapkan agar
gugatan mereka diterima oleh Pengadilan?

2. Apabila gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan didaftarkan ke Pengadilan, maka
Ketua Majelis Hakim yang telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan hari
persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat agar dapat hadir pada persidangan.
Saksi-saksi juga dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala surat keterangan
yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1) HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan :
1. Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses permulaan sidang gugatan perdata
berdasarkan tiga tahapan ?
2. Berikan analisis Anda tentang Putusan Gugur dan Putusan Verstek ? dan adakah persamaan dari
Putusan tersebut ?
3. Terhadap Putusan Verstek yang telah diputus oleh Hakim apakah ada upaya hukum yang dapat
dilakukan oleh Tergugat ? bila ada, uraikan secara rinci bagaimanakah prosedur yang harus dilakukan
oleh tergugat?

3. Menurut ketentuan dalam Pasal 130 ayat (1) HIR/Pasal 154 ayat (1) Rbg, Hakim diwajibkan untuk
mengusahakan perdamaian antar para pihak yang berperkara. Ini memberikan makna bahwa Hakim
harus aktif mengusahakan penyelesaian perdamaian terhadap setiap perkara perdata yang diperiksanya.
Hakim selalu mengusahakan perdamaian mulai dari sidang pertama dan terus dilakukan sebelum ada
putusan. Maka dari itu, pada hari sidang pertama yang dihadiri kedua belah pihak, hakim mewajibkan
para pihak yang berperkara agar lebih dahulu menempuh mediasi, yang untuk ini hakim wajib menunda
proses persidangan itu untuk memberi kesempatan kepada para pihak menempuh proses mediasi. Dan
hakim wajib memberi penjelasan tentang prosedur dan biaya mediasi.

Pertanyaan :
1. Berikan analisis Anda berkaitan dengan empat model mediasi ? dan manakah yang lebih baik
diterapkan pada setiap perkara perdata yang sedang diperiksa oleh Hakim?
2. Jelaskan secara rinci tahapan mediasi yang didasarkan dari pendapat Gary Goodpaster?
Jawaban
1.
1. Gugatan tersebut dapat masuk dalam kategori gugatan perwakilan kelompok (Class Action)
jika beberapa UMKM yang mengalami kerugian akibat pandemi Covid-19 bersatu untuk
mengajukan gugatan secara bersama-sama melalui satu perwakilan atau kuasa hukum.
Dalam hal ini, gugatan tersebut tidak hanya mewakili kepentingan individu, tetapi juga
kepentingan bersama dari sekelompok UMKM yang mengalami kerugian serupa. Ini bisa
menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kekuatan dan efisiensi dalam menuntut hak
mereka.
2. Tujuan dan manfaat Class Action yang diperkenalkan melalui PERMA No.1 Tahun 2002
antara lain:
• Efisiensi Peradilan: Menghindari terjadinya duplikasi gugatan yang serupa dengan
menggabungkan banyak tuntutan yang serupa dalam satu proses hukum.
• Perlindungan Konsumen: Memberikan kesempatan kepada konsumen atau pihak
yang dirugikan untuk mengajukan gugatan secara kolektif, sehingga meningkatkan
keadilan bagi mereka yang tidak memiliki sumber daya atau akses untuk
mengajukan gugatan secara individu.
• Kepentingan Publik: Memberikan forum bagi individu atau kelompok untuk
menghadirkan tuntutan yang memiliki dampak sosial atau lingkungan yang luas.
• Efektivitas Penegakan Hukum: Mendorong para pelaku hukum untuk bertanggung
jawab atas tindakan mereka dengan memfasilitasi akses terhadap sistem peradilan.
3. Agar gugatan perwakilan UMKM diterima oleh Pengadilan, mereka perlu mempersiapkan
beberapa hal, antara lain:
• Mempersiapkan bukti yang kuat dan mendokumentasikan kerugian yang mereka
alami akibat pandemi Covid-19, termasuk laporan keuangan, bukti-bukti transaksi,
dan dokumen-dokumen lain yang relevan.
• Mengidentifikasi dasar hukum yang kuat untuk gugatan mereka, baik berdasarkan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maupun Undang-Undang Kekarantinaan
Kesehatan, dan menyusun argumen hukum yang solid untuk mendukung tuntutan
mereka.
• Mengumpulkan informasi dan data mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap
UMKM secara umum, termasuk data statistik dan laporan yang mendukung klaim
mereka.
• Mengajukan gugatan melalui kuasa hukum atau perwakilan yang kompeten dan
berpengalaman dalam kasus-kasus serupa, untuk memastikan bahwa gugatan
mereka diajukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
2.

1. Proses permulaan sidang gugatan perdata dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: a.
Pendaftaran Gugatan: Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan dengan mengisi
formulir gugatan dan menyertakan semua dokumen yang diperlukan. Gugatan kemudian
didaftarkan oleh petugas Pengadilan. b. Penetapan Jadwal Persidangan: Setelah gugatan
didaftarkan, Ketua Majelis Hakim yang ditunjuk akan menetapkan jadwal persidangan dan
memberitahukan kepada Penggugat dan Tergugat melalui panggilan atau surat
permintaan kehadiran (summons). c. Persiapan Sidang: Penggugat dan Tergugat, beserta
saksi-saksi, mempersiapkan diri untuk hadir pada persidangan. Mereka juga menyiapkan
semua bukti dan surat keterangan yang akan digunakan dalam persidangan.
2. Putusan Gugur dan Putusan Verstek adalah dua jenis putusan yang dikeluarkan oleh
Pengadilan dalam proses peradilan perdata:
• Putusan Gugur: Putusan ini dikeluarkan jika gugatan tidak memenuhi syarat-syarat
formil atau materil yang ditentukan oleh hukum. Misalnya, gugatan diajukan oleh
pihak yang tidak berwenang atau gugatan tidak memuat tuntutan yang jelas.
Putusan gugur mengakibatkan gugatan tidak dapat dilanjutkan.
• Putusan Verstek: Putusan ini dikeluarkan jika Tergugat tidak hadir atau tidak
mengajukan pembelaan dalam persidangan meskipun sudah dipanggil secara sah
dan diumumkan. Dalam putusan verstek, Pengadilan akan memutuskan perkara
berdasarkan gugatan yang diajukan oleh Penggugat saja.
Persamaan dari kedua putusan tersebut adalah keduanya mengakibatkan berakhirnya
proses peradilan perdata. Namun, putusan gugur terjadi karena gugatan tidak memenuhi
syarat-syarat hukum, sementara putusan verstek terjadi karena Tergugat tidak hadir atau
tidak mengajukan pembelaan.
3. Terhadap Putusan Verstek yang telah diputus oleh Hakim, tergugat memiliki hak untuk
melakukan upaya hukum. Salah satu upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Tergugat
adalah mengajukan permohonan pembatalan putusan verstek (verzet) ke Pengadilan yang
mengeluarkan putusan tersebut. Prosedur yang harus dilakukan oleh Tergugat untuk
mengajukan verzet antara lain:
• Mengajukan permohonan verzet secara tertulis ke Pengadilan yang memutus
perkara dalam waktu 14 hari sejak diketahuinya putusan verstek.
• Membayar biaya perkara yang telah ditetapkan oleh Pengadilan.
• Melampirkan alasan-alasan yang mendukung permohonan pembatalan putusan
verstek.
• Menghadiri persidangan verzet yang ditetapkan oleh Pengadilan dan memberikan
pembelaan atas gugatan yang diajukan oleh Penggugat.
3.

1. Empat model mediasi yang umumnya diterapkan adalah: a. Mediasi Fasilitatif: Dalam
mediasi fasilitatif, mediator bertindak sebagai fasilitator yang membantu pihak-pihak yang
berkonflik untuk berkomunikasi dan mencapai kesepakatan. Mediator membantu pihak-
pihak untuk mengidentifikasi masalah, berkomunikasi secara terbuka, dan menciptakan
solusi yang memuaskan kedua belah pihak. Model ini lebih fokus pada mendukung proses
komunikasi yang efektif antara pihak-pihak yang berkonflik. b. Mediasi Evaluatif: Mediasi
evaluatif melibatkan mediator yang memberikan evaluasi atau penilaian terhadap argumen
dan posisi masing-masing pihak. Mediator memberikan informasi tentang kekuatan dan
kelemahan kasus masing-masing pihak, serta memberikan perkiraan tentang hasil yang
mungkin jika perkara tersebut dilanjutkan ke pengadilan. Model ini lebih cocok untuk
perkara yang kompleks atau membutuhkan bimbingan hukum yang lebih konkret. c.
Mediasi Transformasional: Dalam mediasi transformasional, mediator bertujuan untuk
mengubah dinamika hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik. Mediator membantu
pihak-pihak untuk memahami perspektif dan kebutuhan satu sama lain, serta menciptakan
kesempatan untuk meresolusi konflik secara damai dan memperkuat hubungan mereka di
masa depan. Model ini lebih fokus pada mengubah paradigma dan pola perilaku yang
mendasari konflik. d. Mediasi Naratif: Mediasi naratif menggunakan teknik storytelling atau
bercerita untuk membantu pihak-pihak yang berkonflik memahami perasaan dan
perspektif satu sama lain. Mediator membantu pihak-pihak untuk merangkul narasi
bersama tentang konflik dan mencari solusi yang sesuai dengan narasi tersebut. Model ini
lebih fokus pada membangun pemahaman dan empati antara pihak-pihak yang berkonflik.
Model mediasi yang lebih baik diterapkan pada setiap perkara perdata tergantung pada
sifat dan kompleksitas perkara, serta preferensi pihak-pihak yang terlibat. Pada umumnya,
mediasi fasilitatif sering menjadi pilihan yang baik karena mendukung proses komunikasi
yang terbuka dan kolaboratif antara pihak-pihak yang berkonflik.
2. Tahapan mediasi yang didasarkan pada pendapat Gary Goodpaster adalah sebagai berikut:
a. Persiapan: Mediator mempersiapkan diri dengan mengumpulkan informasi tentang
perkara, bertemu dengan pihak-pihak yang terlibat, dan memahami kepentingan serta
kebutuhan masing-masing pihak. b. Pendekatan: Mediator membuka sesi mediasi dengan
menjelaskan aturan, membangun kepercayaan, dan membantu pihak-pihak untuk merasa
nyaman dalam berkomunikasi. c. Pengungkapan: Pihak-pihak diberi kesempatan untuk
menyampaikan pandangan, kebutuhan, dan kepentingan mereka terkait perkara. d.
Identifikasi Masalah: Mediator membantu pihak-pihak untuk mengidentifikasi masalah inti
yang perlu diselesaikan dan menentukan agenda untuk mediasi. e. Pencarian Solusi: Pihak-
pihak bersama-sama mencari solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masing-masing. Mediator membantu dalam merancang opsi solusi yang kreatif dan saling
menguntungkan. f. Kesepakatan: Jika ada kesepakatan, mediasi menghasilkan perjanjian
tertulis yang berisi solusi yang disepakati oleh pihak-pihak. g. Penyelesaian: Perjanjian
disahkan dan disetujui oleh pihak-pihak, dan mediasi dianggap selesai. Mediator
membantu pihak-pihak untuk memahami konsekuensi hukum dari perjanjian yang mereka
capai.

Anda mungkin juga menyukai