Anda di halaman 1dari 3

HKUM4207-5

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Genap (2024.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4207/Hukum Dagang Dan Kepailitan
Tugas 2

No. Soal
1. Pertengahan tahun 2016 lalu tengah bergulir kasus dugaan monopoli dan produsen Aqua yaitu PT Tirta
Investama dan PT Balina Agung Perkasa dengan tuduhan bahwa Aqua melarang outlet di Jabodetabek
untuk menjual produk Le Minerale. PT Tirta Investama dan PT Balina Agung Perkasa pada awalnya
menyampaikan himbauan lisan kepada pedagang Star Outlet (SO) dari akhir 2015 hingga pertengahan
2016. Dalam kasus ini terdapat pula perjanjian tertulis yang memerintahkan bahwa penjual yang menjadi
Star Outlet (SO) dari produk PT. Tirta Investama bersedia untuk tidak menjual produk air minum dalam
kemasan (AMDK) dengan merek Le Minerale, dan bersedia menjadi konsekuensi sanski dari PT. Tirta
Investama berupa penurunan harga ke Wholeseller apabila menjual produk kompetitor sejenis dengan
merek Le Minerale. Selain itu, terdapat bukti komunikasi email antara PT Tirta Investama dan PT Balina
Agung Perkasa mengenai tindakan degradasi toko Star Outlet dengan pertimbangan toko Star Outlet
tersebut masih menjual produk kompetitor, dan dalam hal tersebut adalah tindakan nyata bahwa terlapor
melakukan tindakan anti persaingan dengan tujuan untuk menghambat laju kompetitor
a. Berdasarkan kasus di atas, apakah perbuatan yang dilakukan oleh PT Tirta Investama memenuhi
unsur-unsur perbuatan melanggar hukum dalam kegiatan perdagangan? Berikan analisis
pendapat saudara!
b. Berdasarkan kasus di atas, apakah akibat hukum dari perbuatan melanggar hukum dalam
kegiatan perdagangan? Berikan analisa saudara!

2. PT Mahakarya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang desain grafis. Setiap karya yang
dihasilkan oleh PT Mahakarya, didaftarkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) guna
mendapat perlindungan hukum. Perusahaan ini memasarkan dan memperdagangkan karya dan jasanya
secara nasional maupun internsional, melalui pemasaran secara langsung maupun melalui media internet.
Kemudian pada tanggal 13 Februari 2020 PT Mahakarya mengetahui dari salah seorang pegawainya,
bahwa salah satu karya desain grafis mereka telah digunakan seseorang dalam web-pages di website
tertentu dan diakui sebagai ciptaan dari seseorang bernama Haidan. Karya desain grafis tersebut
didapatkan dengan cara didownload dari website perusahaan PT Mahakarya tanpa izin.
a. Berdasarkan kasus di atas, apakah perbuatan yang dilakukan Haidan kepada PT Mahakarya
termasuk pelanggaran hak cipta? Berikan dasar hukumnya.
b. Apakah bentuk pelanggaran hak cipta yang lainnya? Sebut dan jelaskan setidaknya 3 jenis bentuk
pelanggaran hak cipta!
1.
a. Dalam kasus tersebut, perbuatan yang dilakukan oleh PT Tirta Investama dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran hukum dalam kegiatan perdagangan. Terdapat beberapa unsur perbuatan melanggar hukum
yang terjadi:

1. Monopoli: PT Tirta Investama diduga melakukan praktik monopoli dengan melarang outlet di
Jabodetabek untuk menjual produk Le Minerale. Dengan melakukan larangan ini, PT Tirta
Investama berusaha untuk mendominasi pasar air minum dalam kemasan (AMDK) di wilayah
tersebut, menghambat akses pasar bagi produk pesaing, dan merugikan konsumen dengan
membatasi pilihan mereka.
2. Tindakan Anti-Persaingan: Melalui himbauan lisan dan perjanjian tertulis, PT Tirta Investama
memaksa pedagang Star Outlet untuk tidak menjual produk Le Minerale, serta memberikan
ancaman sanksi berupa penurunan harga kepada wholeseller jika menjual produk kompetitor sejenis.
Tindakan ini bertujuan untuk menghambat laju kompetitor dan meniadakan persaingan yang sehat di
pasar, yang dapat merugikan konsumen dan pesaing.
3. Degradasi Toko Star Outlet: Bukti komunikasi email antara PT Tirta Investama dan PT Balina
Agung Perkasa mengenai tindakan degradasi toko Star Outlet yang masih menjual produk
kompetitor menunjukkan adanya upaya untuk mengintimidasi dan merugikan pesaing dengan cara
yang tidak sah.

Dengan demikian, perbuatan yang dilakukan oleh PT Tirta Investama memenuhi unsur-unsur perbuatan
melanggar hukum dalam kegiatan perdagangan.

b. Akibat hukum dari perbuatan melanggar hukum dalam kegiatan perdagangan dapat mencakup:

1. Sanksi Administratif: PT Tirta Investama dapat dikenai sanksi administratif oleh otoritas yang
berwenang, seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), yang bisa berupa denda atau
pembatalan izin usaha.
2. Gugatan Hukum: Pihak yang merasa dirugikan oleh praktik pelanggaran hukum tersebut dapat
mengajukan gugatan hukum untuk mendapatkan ganti rugi atas kerugian yang diderita akibat
praktik monopoli dan tindakan anti-persaingan.
3. Reputasi Perusahaan: Pelanggaran hukum dapat merusak reputasi perusahaan di mata konsumen dan
masyarakat luas, yang dapat berdampak pada penurunan penjualan dan kepercayaan pelanggan.

Dengan demikian, PT Tirta Investama dapat menghadapi konsekuensi serius secara hukum dan bisnis
akibat perbuatan melanggar hukum dalam kegiatan perdagangan tersebut.
2.
a. Perbuatan yang dilakukan oleh Haidan terhadap PT Mahakarya termasuk pelanggaran hak cipta.
Dasar hukumnya dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta (UU Hak Cipta). Pasal 15 ayat (1) UU Hak Cipta menyatakan bahwa hak cipta merupakan hak
eksklusif bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya untuk pertama
kalinya dengan persetujuannya sendiri, dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun. Dengan
demikian, menggunakan karya desain grafis tanpa izin dari pemilik hak cipta, dalam hal ini PT
Mahakarya, termasuk dalam pelanggaran hak cipta.

b. Bentuk pelanggaran hak cipta lainnya adalah sebagai berikut:

1. Pelanggaran Hak Reproduksi: Ini terjadi ketika seseorang memperbanyak karya cipta tanpa
izin dari pemilik hak cipta. Contohnya adalah menyalin, menduplikasi, atau mendownload
karya tanpa izin pemilik hak cipta, seperti yang dilakukan oleh Haidan terhadap PT
Mahakarya.
2. Pelanggaran Hak Penyebaran: Ini terjadi ketika seseorang menyebarkan karya cipta tanpa
izin dari pemilik hak cipta, misalnya dengan mempublikasikan karya tersebut di media
sosial, website, atau platform lainnya tanpa izin.
3. Pelanggaran Hak Pemajakan: Ini terjadi ketika seseorang menggunakan karya cipta untuk
kepentingan komersial tanpa izin dari pemilik hak cipta, seperti menjual karya tersebut atau
menggunakan untuk keperluan bisnis tanpa membayar royalti kepada pemilik hak cipta.

Pelanggaran hak cipta merupakan tindakan yang melanggar hak eksklusif pencipta atas karyanya
dan dapat dikenai sanksi perdata dan pidana sesuai dengan ketentuan dalam UU Hak Cipta.

Anda mungkin juga menyukai