Anda di halaman 1dari 3

HKUM4406-5

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Genap (2024.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4406/Hukum Acara Pidana
Tugas 2

No. Soal
1. A adalah seorang driver online, pada suatu hari saat sedang membawa penumpangnya X ,mobil A
dihentikan oleh penyidik dan dilakukan penggeledahan tanpa surat penggeledahan serta ditemukan 2
senjata api rakitan. Menurut keterangan A dan X barang tersebut bukan milik mereka, akan tetapi polisi
melakukan pemeriksaan dan penangkapan terhadap A.
Pertanyaannya
a. Siapakah yang dapat mengajukan permohonan Praperadilan dalam kasus tersebut dan bagaimana
proses pemeriksaan Praperadilan?
b. Apakah putusan praperadilan dapat diajukan banding?

2. Satgas covid-19 menindak warga yang melanggar aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat (PPKM) karena tidak menggunakan masker. Penindakan berupa sanksi agar memberikan
efek jera bagi para pelanggar dan mereka patuh terhadap kebijakan PPKM sekaligus meminimalisir
potensi penyebaran virus korona.

Pertanyaan
Apakah pelanggaran terhadap ketentuan PPKM merupakan tindak pidana ringan jelaskan? Kemudian
berikan gambaran mekanisme pemeriksaannya ?

3. Alex Noerdin, Anggota DPR RI menjadi tersangka kasus dugaan korupsi yang diselidiki Kejaksaan Agung.
menjadi tersangka dalam dua kasus korupsi dalam kurun waktu satu minggu. Awalnya, Alex Noerdin
dijerat terkait kasus pembelian gas bumi oleh Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE)
tahun 2010-2019. Kemudian, Alex Noerdin dijerat sebagai tersangka dalam kasus pembangunan Masjid
Sriwijaya Dan kini alex pun harus menjadi tahanan dirutan Kejaksaan Agung. Sampai menunggu proses
persidangan.

Pertanyaannya :
Pemeriksaan sidang acara biasa terdiri dari beberapa tahapan, coba saudara gambarkan tahapan-
tahapan persidangan acara biasa hingga putusan beserta dasar hukumnya?
Jawaban
1.
a. Dalam kasus tersebut, A sebagai tersangka yang merasa bahwa penangkapan dan
penggeledahan dilakukan secara melawan hukum dapat mengajukan permohonan Praperadilan.
Prosedur pemeriksaan Praperadilan dimulai dengan mengajukan permohonan secara tertulis ke
Pengadilan Negeri setempat yang memiliki yurisdiksi atas tempat penangkapan atau tempat
penggeledahan. Permohonan Praperadilan harus memuat identitas pemohon, alasan
permohonan, dan bukti-bukti yang mendukung bahwa penangkapan atau penggeledahan
dilakukan secara melawan hukum. Setelah permohonan diajukan, Pengadilan akan mengadakan
sidang untuk memeriksa dan memutuskan apakah penangkapan atau penggeledahan tersebut
sah atau tidak.

b. Putusan Praperadilan dapat diajukan banding ke Pengadilan Tinggi. Jika pemohon tidak puas
dengan putusan Praperadilan, mereka dapat mengajukan banding dalam waktu 7 hari sejak
diterimanya salinan putusan tersebut. Pengadilan Tinggi kemudian akan mengadakan sidang
banding untuk memeriksa kembali kasus tersebut dan memutuskan apakah putusan Praperadilan
tersebut layak dipertahankan atau dibatalkan. Setelah itu, putusan Pengadilan Tinggi dapat
diajukan kasasi ke Mahkamah Agung jika masih ada pihak yang merasa dirugikan atau tidak puas
dengan putusan tersebut.

2.

Pelanggaran terhadap ketentuan PPKM bukan termasuk dalam kategori tindak pidana, namun
lebih kepada pelanggaran administratif atau pelanggaran peraturan pemerintah dalam rangka
penanggulangan pandemi COVID-19. Hal ini dapat disebut sebagai pelanggaran administratif
atau pelanggaran peraturan pemerintah yang tidak termasuk dalam ranah pidana.

Mekanisme pemeriksaannya biasanya dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh Satgas COVID-
19 atau aparat keamanan setempat. Mereka melakukan patroli atau pemantauan di tempat-
tempat umum seperti jalan-jalan, pasar, atau pusat keramaian lainnya. Ketika mereka menemukan
warga yang melanggar aturan PPKM, seperti tidak menggunakan masker, mereka akan
memberikan sanksi berupa teguran, denda, atau tindakan lain sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Dalam beberapa kasus, petugas juga dapat melakukan penindakan langsung terhadap pelanggar,
seperti memberikan sanksi berupa penutupan tempat usaha atau penahanan sementara. Namun,
hal ini bergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.
3.

Persidangan dalam acara biasa terdiri dari beberapa tahapan, yang meliputi:

1. Pemeriksaan Identitas: Tahap awal persidangan di mana identitas para pihak yang
terlibat, yaitu penggugat, tergugat, dan penasihat hukumnya, diperiksa oleh majelis hakim.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam persidangan
hadir dan sesuai dengan yang tercantum dalam surat-surat yang diajukan.
2. Pembacaan Gugatan: Penggugat membacakan gugatannya, yang berisi permohonan
kepada pengadilan untuk memberikan putusan yang menguntungkan sesuai dengan
tuntutannya. Setelah itu, tergugat memberikan tanggapannya terhadap gugatan tersebut.
3. Pemeriksaan Bukti: Para pihak memperkenalkan bukti-bukti yang dimilikinya untuk
mendukung argumen mereka. Bukti-bukti ini dapat berupa dokumen, saksi, ahli, atau
barang bukti lainnya. Majelis hakim memeriksa bukti-bukti yang diajukan untuk menilai
kebenarannya.
4. Pemeriksaan Saksi: Jika diperlukan, saksi-saksi yang dihadirkan oleh masing-masing pihak
akan diperiksa oleh majelis hakim. Saksi memberikan kesaksian mereka sesuai dengan apa
yang mereka ketahui atau alami terkait dengan kasus yang sedang dibahas.
5. Pemeriksaan Ahli: Ahli yang dihadirkan oleh masing-masing pihak juga diperiksa oleh
majelis hakim. Ahli memberikan pendapat atau penjelasan yang berdasarkan pengetahuan
dan keahliannya terhadap masalah yang menjadi pokok perselisihan.
6. Penutupan Persidangan: Setelah semua bukti dan keterangan telah diajukan dan
diperiksa, persidangan ditutup. Para pihak diberi kesempatan untuk menyampaikan
kesimpulan atau pleidoi mereka.
7. Pembacaan Putusan: Majelis hakim memberikan putusan atas kasus yang telah diperiksa.
Putusan tersebut berisi keputusan pengadilan terhadap gugatan yang diajukan oleh
penggugat dan tanggapan tergugat. Putusan tersebut didasarkan pada hukum dan bukti-
bukti yang diajukan dalam persidangan.

Dasar hukum untuk proses persidangan acara biasa diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Perdata (KUHAP), terutama Pasal-pasal yang mengatur prosedur persidangan, pemeriksaan
bukti, saksi, ahli, dan pembacaan putusan. Selain itu, putusan pengadilan juga harus
mempertimbangkan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang atau peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan pokok sengketa yang dipersoalkan.

Anda mungkin juga menyukai