Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agung Prayitno

NIM : 044131981

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Anggota Tim Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Evi Laila
Kholis mengungkapkan, sebanyak 33 persen saksi yang dilindungi KPK, mengalami kriminalisasi. Oleh
karenanya, KPK selalu menjaga kerahasiaan identitas para saksi yang dilindungi.

Evi menjabarkan, berdasarkan hasil pemantauan tim KPK selama dua tahun, dari 27 saksi yang
dilindungi KPK, terdapat 33 persen atau sembilan saksi yang dikriminalisasi, seperti dilaporkan balik
oleh pelaku korupsi. Sementara 67 persen saksi lainnya yang dilindungi KPK diintimidasi.

Evi melanjutkan, dari 33 persen saksi yang dikriminalisasi terdapat satu persen saksi yang dijatuhi
hukuman atas pelaporan dari pihak yang terkait dengan perkara yang diungkapnya. Selain itu,
terdapat tiga ahli yang membantu KPK di persidangan justru digugat secara perdata oleh pihak yang
berperkara dengan gugatan yang mencapai miliaran rupiah.

Salah satu saksi KPK yang dikriminalisasi yakni Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) I Nyoman
Wara yang digugat secara perdata oleh pemegang saham BDNI Sjamsul Nursalim atas perhitungan
kerugian keuangan negara diperkara SKL BLBI yang menjerat Sjamsul. KPK pun langsung menjadi
pihak ketiga untuk mendampingi

Berdasarkan kasus di atas:

1. Berikan argumentasi saudara mengapa saksi secara khusus perlu hak dilindungi!

2. Jelaskan bagaimana perlindungan saksi yang diatur dalam KUHAP dan dalam UU No 13 Tahun
2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban!

Jawaban:

1. Perlindungan hak saksi dalam sistem hukum sangat penting karena mereka memainkan peran
kunci dalam proses peradilan dan penegakan hukum. Berikut beberapa alasan mengapa saksi perlu
dilindungi haknya:

1) Kejujuran dan Kepentingan Publik: Saksi merupakan sumber informasi penting dalam proses
hukum, dan mereka diminta untuk memberikan kesaksian yang jujur dan akurat. Perlindungan hak
saksi membantu memastikan bahwa mereka merasa aman dan terlindungi sehingga mereka lebih
cenderung memberikan kesaksian yang benar, tanpa takut terhadap ancaman atau tekanan.

2) Deterrence: Dengan melindungi hak saksi, hukum dapat memberikan sanksi kepada mereka yang
mencoba mengintimidasi atau memaksa saksi untuk memberikan kesaksian palsu atau menarik
kesaksiannya. Ini dapat berfungsi sebagai efek jera bagi pihak-pihak yang ingin mengganggu proses
peradilan.

3) Keadilan dan Integritas Sistem Peradilan: Kesaksian yang akurat dan terjamin kejujurannya adalah
landasan dari sistem peradilan yang adil. Melindungi hak saksi membantu memastikan bahwa proses
peradilan berjalan dengan benar, sehingga memungkinkan hakim dan juri untuk membuat
keputusan yang adil
berdasarkan bukti yang sah. 4) Kesejahteraan Pribadi dan Psikologis: Saksi seringkali harus
menghadapi tekanan dan stres yang besar saat memberikan kesaksian di pengadilan. Perlindungan
hak saksi termasuk hak untuk tidak menjadi korban intimidasi, ancaman, atau pelecehan,serta hak
untuk diberikan dukungan psikologis jika diperlukan.

5) Kebebasan Berbicara: Hak saksi untuk memberikan kesaksian tanpa takut tekanan atau
pembalasan mendukung prinsip kebebasan berbicara dalam hukum. Saksi harus merasa bebas untuk
menceritakan apa yang mereka ketahui tanpa takut akan konsekuensi negatif.

6) Pembongkaran Kebenaran Perlindungan hak memungkinkan proses pembuktian yang lebih


akurat. Ini saksi memungkinkan pengacara untuk menguji kredibilitas dan keandalan kesaksian saksi
melalui pemeriksaan silang yang adil. Dalam banyak sistem hukum, ada peraturan dan undang-
undang yang menetapkan hak-hak saksi dan melarang tindakan-tindakan yang dapat merugikan
saksi. Melalui perlindungan ini, sistem peradilan berupaya memastikan bahwa saksi dapat
memberikan kesaksian yang benar dan terpercaya, yang pada gilirannya mendukung pencarian
keadilan yang sejati.

2. Perlindungan saksi diatur dalam KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) dan dalam
UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dalam kerangka hukum Indonesia.
Berikut adalah rangkuman dari perlindungan saksi yang diatur dalam kedua peraturan tersebut:

Perlindungan Saksi dalam KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana): 1) Hak untuk diperlakukan dengan adil: KUHAP mengatur bahwa saksi harus
diperlakukan dengan adil dan tidak boleh dianiaya, diintimidasi, atau diberi tekanan selama
pemeriksaan.

2) Identitas saksi: Identitas saksi dapat dilindungi jika pengadilan menganggapnya perlu. Ini bisa
dilakukan dengan merahasiakan identitas saksi atau menggunakan nama samaran.

3) Hak untuk konsultasi dengan penasihat hukum: Saksi memiliki hak untuk berkonsultasi dengan
penasihat hukumnya sebelum memberikan kesaksian. Ini bertujuan untuk membantu saksi
memahami hak dan kewajibannya selama pemeriksaan.

4) Hak untuk tidak memberikan kesakslan yang merugikan diri sendiri: Saksi memiliki hak untuk tidak
memberikan kesaksian yang dapat merugikan dirinya sendiri, meskipun ada pengecualian tertentu.
Perlindungan Saksi dalam UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban:

1) Hak untuk mendapatkan perlindungan: Undang-undang ini menjamin hak saksi untuk
mendapatkan perlindungan fisik dan psikologis. Ini mencakup perlindungan terhadap ancaman,
intimidasi, dan tindakan kekerasan.

2) Hak untuk menjaga kerahasiaan Identitas: Saksi memiliki hak untuk menjaga kerahasiaan identitas
mereka. Identitas saksi dapat dijamin kerahasiaannya, terutama dalam perkara-perkara yang
melibatkan tindak pidana serius.

3) Pemberian bantuan dan dukungan: Saksi memiliki hak untuk mendapatkan bantuan dan
dukungan, termasuk dukungan psikologis, dalam situasi yang menekan atau mengancam.
4) Perlindungan keluarga saksi: Hukum ini juga mencakup perlindungan bagi keluarga saksi yang
mungkin terancam akibat kesaksian saksi. 5) Larangan intimidasi dan pelecehan terhadap saksi: UU
No. 13 Tahun 2006 melarang intimidasi dan pelecehan terhadap saksi dan memberikan sanksi bagi
pelaku intimidasi. Perlindungan hak saksi dalam KUHAP dan UU No. 13 Tahun 2006 adalah upaya
yang penting untuk memastikan kejujuran dan integritas dalam proses peradilan. Perlindungan ini
dirancang untuk meminimalkan tekanan dan ancaman terhadap saksi, sehingga mereka dapat
memberikan kesaksian yang benar dan akurat tanpa

Anda mungkin juga menyukai