Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : Hukum Perdata

Nama : Kim Ki
NIM : 050014202
UPBJJ : Batam
Prodi : Ilmu Hukum S1

1. Pada saat ini banyak lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas kredit. Kredit
tersebut diberikan kepada nasabah internal dan juga masyarakat luas. Salah satu
lembaga tersebut adalah PT Adira Finance. Saat sekarang ini sudah banyak produk yang
diluncurkan oleh PT Adira dalam pelayanan terhadap masyarakat. Salah satu diantaranya
adalah produk Multiguna Maxi yang merupakan jenis pembiayaan kebutuhan Konsumen
atas Barang dan Jasa dengan menjaminkan BPKB kendaraan Motor/Mobil.

Pertanyaan:

Berdasarkan informasi di atas, apa yang Anda ketahui tentang jaminan fidusia dan
permasalahan hukum apa saja yang terjadi dalam penerapan jaminan fidusia? uraikan
berdasarkan hukum UU Jaminan Fidusia !

Jaminan Fidusia
Jaminan fidusia adalah suatu bentuk jaminan yang diberikan oleh debitur kepada
kreditur dengan cara mengalihkan hak kepemilikan atas suatu barang kepada kreditur
sebagai jaminan atas pembiayaan yang diterima. Dalam hal ini, debitur tetap memiliki
hak untuk menggunakan barang tersebut selama belum terjadi wanprestasi atau
pelanggaran terhadap perjanjian kredit.

Permasalahan Hukum dalam Penerapan Jaminan Fidusia


Penyitaan Barang Jaminan: Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam
penerapan jaminan fidusia adalah terkait dengan proses penyitaan barang jaminan.
Terdapat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi sebelum kreditur dapat menyita
barang jaminan, dan jika prosedur ini dilanggar, maka dapat menimbulkan sengketa
hukum.

Pendaftaran Jaminan Fidusia


Pentingnya pendaftaran jaminan fidusia juga menjadi perhatian utama dalam hal ini. Jika
tidak dilakukan pendaftaran secara sah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,
maka hak kreditur atas barang jaminan bisa dipertanyakan keabsahannya.

Kewajiban Kreditur
Dalam penerapan jaminan fidusia, kreditur juga memiliki kewajiban untuk menjaga
keamanan dan keutuhan barang jaminan. Jika terjadi kerugian atau kerusakan pada
barang tersebut akibat kelalaian dari pihak kreditur, maka dapat timbul masalah hukum
terkait ganti rugi.

Penyelesaian Sengketa
Apabila terjadi sengketa antara debitur dan kreditur terkait dengan pelaksanaan jaminan
fidusia, penyelesaiannya dapat melalui jalur mediasi atau proses hukum lainnya sesuai
dengan UU Jaminan Fidusia yang berlaku.
UU Jaminan Fidusia
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia merupakan landasan
hukum yang mengatur mengenai prinsip-prinsip, tata cara, serta perlindungan hukum
bagi kedua belah pihak dalam transaksi jaminan fidusia. UU ini memberikan pedoman
yang jelas terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan jaminan fidusia guna mencegah
terjadinya permasalahan hukum di kemudian hari.

2. Anda adalah salah satu orang terkaya di Papua. Anda memiliki harta sebagai berikut:

Tanah SHM Nomor 20 senilai Rp. 10.000.000.000,-,


Bisnis usaha Ruko senilai Rp. 5.000.000.000,-
Mobil Toyota Alphard dan Pajero Sport senilai Rp. 1.900.000.000,-

Anda memiliki 1 anak laki-laki bernama Ariel 22 Tahun dari hasil perkawinan SAH dengan
seorang wanita bernama Vanesa serta seorang anak perempuan bernama Lucinta 20
Tahun anak yang diakuinya lahir di luar nikah.

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus di atas, menurut analisis Anda apakah Lucinta berhak mendapatkan
warisan? Jelaskan berdasarkan hukum!

Jawaban :

Analisis Hak Warisan Lucinta

Di Indonesia, hak waris diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Menurut
KUHPerdata, anak yang sah berhak mendapat warisan dari orang tuanya, baik lahir di
dalam maupun di luar perkawinan. Namun terdapat perbedaan tertentu antara anak sah
dan anak tidak sah dalam hal hak waris.

Dalam kasus ini, untuk menentukan apakah Lucinta berhak mendapatkan warisan, kita
perlu merujuk pada ketentuan hukum warisan yang berlaku di Indonesia, yang diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata).

Menurut KUH Perdata, anak di luar nikah hanya memiliki hak atas warisan dari ayahnya
jika diakui secara sah. Pengakuan tersebut dapat dilakukan melalui pengakuan ayah atau
putusan pengadilan yang memutuskan bahwa anak tersebut adalah anak dari ayahnya.

Dalam hal ini, apakah Lucinta berhak mendapatkan warisan tergantung pada apakah
ayahnya mengakui Lucinta sebagai anaknya secara sah. Jika ayah Lucinta tidak mengakui
Lucinta sebagai anaknya secara sah, maka Lucinta tidak memiliki hak atas warisan dari
ayahnya berdasarkan hukum perdata.

Namun, perlu dicatat bahwa pengakuan sebagai anak di luar nikah dapat dilakukan
kapan saja selama ayahnya masih hidup. Jika pada suatu waktu ayah Lucinta mengakui
Lucinta secara sah, misalnya melalui surat pengakuan anak di luar nikah yang didaftarkan
di Kantor Catatan Sipil, maka Lucinta akan memiliki hak atas warisan dari ayahnya.

Anak Sah - Ariel Ariel, sebagai anak laki-laki yang lahir dari perkawinan sah antara Anda
dan Vanesa, dianggap sebagai anak sah menurut hukum Indonesia. Sebagai anak sah,
Ariel mempunyai hak sah untuk mewarisi harta warisan Anda setelah Anda meninggal.
Artinya Ariel berhak atas bagian harta milik Anda sebagaimana ditentukan undang-
undang.

Anak Tidak Sah - Lucinta Lucinta, sebaliknya, dianggap sebagai anak tidak sah karena ia
lahir di luar nikah. Di Indonesia, anak tidak sah mempunyai hak waris namun dengan
beberapa keterbatasan dibandingkan dengan anak sah. Anak yang tidak sah berhak
mendapat warisan dari orang tua kandungnya, tetapi tidak serta-merta berhak
mendapat warisan dari harta ayahnya, kecuali jika disebutkan secara khusus dalam surat
wasiat ayahnya.

Oleh karena itu, dalam kasus Lucinta, haknya untuk mewarisi harta warisan Anda akan
bergantung pada apakah Anda memasukkannya ke dalam surat wasiat Anda. Jika Anda
ingin Lucinta menerima sebagian dari aset Anda setelah Anda meninggal, sebaiknya
nyatakan hal ini secara eksplisit dalam surat wasiat Anda untuk memastikan bahwa hak
warisnya dilindungi.

Kesimpulannya, meskipun Ariel dan Lucinta memiliki hak waris berdasarkan hukum
Indonesia, hak Lucinta untuk mewarisi harta warisan Anda mungkin memerlukan
ketentuan khusus dalam surat wasiat Anda karena statusnya sebagai anak di luar nikah.

Sumber Referensi :

Buku Ajaran Hukum Perdata 4202

Buku Hukum Perdata Penerbitan Buku Wardana

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perdata

https://fh.unair.ac.id/departemen/bagian-hukum-perdata/

Jurnal Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai