Anda di halaman 1dari 5

Diskusi 7

Metode Penelitian Hukum

Soal

Menurut Pendapat saudara, bagaimanakah cara memilah dan memilih


referensi dari Internet agar dapat dipertangungjawabkan pada suatu penelitian
dan berikan contoh tinjuan Pustaka dari penelitian yang akan diangkat
nantinya pada karya ilmiah?

Berikan pendapat Saudara pada kolom diskusi dalam inisiasi ini berkaitan dengan
pembahasan materi di atas, dengan merujuk pada referensi, baik yang disajikan
dalam turorial ini, maupun referensi yang saudara dapatkan dari sumber lain yang
berkaitan dengan pembahasan.

Selamat berdiskusi, silahkan memberikan pendapat secara sistematis dengan


menyebutkan sumber (dasar Hukum), Teori yang relevan dan kemudian
dikemukanan dengan pendapat/cara pendang anda terhadap masalah tersebut.

JAWABAN
Seperti yang kita ketahui bahwa internet memberikan andil yang cukup penting
bagi peningkatan mutu suatu penelitian hukum normatif. Bahan-bahan hukum yang
biasanya hanya tersedia di berbagai ruang perpustakaan konvensional, sekarang
sudah dapat diakses secara mudah melalui internet, dengan
tersedianya cyberspace yang menyediakan cyber library, perpustakaan yang ada di
dunia virtual. Cyber library memiliki lebih banyak keunggulan daripada perpustakaan
konvensional. Bahan-bahan hukum yang mutakhir serta pendapat para pakar hukum
dari berbagai fakultas hukum terkenal di dunia dapat diakses dengan mudah melalui
internet selama dua puluh empat jam non-stop (Johnny Ibrahim, 2006: 323).

Secara harfiah tinjauan Pustaka memiliki arti adalah peninjauan kembali pustaka-
pustaka yang terkait (review of related literature). Maka sesuai dengan arti tersebut,
suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka
tentang masalah yang berkaitan, tidak selalu harus tepat identik dengan bidang
permasalahan yang dihadapi, tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan
(collateral). Terdapat persoalan yang sering dijumpai dalam penulisan tinjauan
pustaka yaitu, pertama. Penulis menganggap tinjauan pustaka merupakan bagian
yang tidak penting sehingga ditulis "asal ada" saja atau hanya untuk sekedar
membuktikan bahwa penelitian belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian
keaslian penelitian tersebut sebenarnya hanyalah salah satu dari beberapa
kegunaan tinjauan pustaka. Kedua, dalam penyusunan, penstrukturan atau
pengorganisasian tinjauan pustaka. Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip
resensi buku atau mirip daftar pustaka.
Tinjauan pustaka berisi uraian teoritis yang menjadi pisau analisis terhadap
pemecahan masalah hukum yang diteliti. Dengan demikian tinjauan pustaka
memuat uraian sistematis tentang teori dasar yang relevan terhadap fakta hukum
dan hasil penelitian sebelumnya yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat
teori, proposisi, konsep atau pendekatan terbaru yang berhubungan dengan
masalah hukum yang diteliti. Adapun kegunaan tinjauan pustakan menurut Leedy
adalah:
1. Mengenal peneliti -peneliti yang karyanya penting dalam perrnasalahan yang
kita hadapi
2. Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan)
yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya
3. Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang
(akan) kita lakukan.
4. Membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam
penelitian yang mempunyai perrnasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita
hadapi
5. Menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita
kenal sebelumya
6. Membuktikan keaslian penelitian
7. Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah
perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempal penelitian ini
berada
8. Mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada
pihak-pihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka
telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut
Sedangkan menurut Castetter dan Heisler tinjauan pustaka mempunyai enam
kegunaan, sebagai berikut:
1. Mengkaji sejarah permasalahan
Pengkajian terhadap perkembangan pennasalahan secara kronologis sejak
permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat ini akan
memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi
permasalahan. Pengkajian kronologis atas penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan alas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut.
2. Membantu pemilihan prosedur penelitian
Mengkaji prosedur-prosedur yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu
dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa. Pengkajian meliputi
kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab
permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-
prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan dirancang
suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi.
3. Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang teori dasar yang relevan
terhadap fakta hukum dan basil penelitian sebelumnya yang berasal dari
pustaka mutakhir yang memuat teori, proposisi, konsep atau pendekatan terbaru
yang berhubungan dengan masalah hukum yang diteliti.
4. Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasit penelitian terdahulu
Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber pada pengkajian terhadap
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa
kenyataan bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam
permasalahan itu, atau hasil penelitian yang pernah ada belurn mantap atau
masih mengandung kesalahan atau kekurangan dalam beberapa hat dan perlu
diulangi atau dilengkapi. Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan
pengacuan terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada. Maka perlu
ada dalam pengacuan tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup
keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap
kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami
tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu.
5. Menghindari duplikasi penelitian
Peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai
hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut. Tinjauan pustaka,
berkaitan dengan hat ini, berguna untuk mernbeberkan seluruh pengetahuan
yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi.
6. Menunjang perumusan permasalahan
Pengkajian pustaka yang meluas, komprehensif dan bersistem, pada akhirnya
harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang
tersisa, yang memerlukan penelitian; yang membedakan penelitian yang
diusulkan dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Dalam kesimpulan tersebut, rumusan permasalahan ditunjang kemantapannya
(justified).
Tinjauan pustaka sangat penting baik bagi peneliti maupun pembaca, karena
tinjauan pustaka akan mencerminkan kemantapan mutu ilmiah hasil penelitian. Dari
sini akan diketahui keluasan dan kedalaman teori atau model yang dikembangkan
untuk memecahkan persoalan. Hal ini di samping membekali peneliti dengan
landasan yang diinginkan, juga mencerminkan kedalaman teori yang terlibat dalam
penelitian. Sehingga kedudukan tinjauan pustaka dalam penelitian menempati
peranan yang sangat penting sebagai pisau analisis sebuah penelitian, maka
dengan tinjauan Pustaka mampu merefleksikan kadar keilmiahan suatu penelitian.
Bagi seorang peneliti tinjauan Pustaka sangat penting dalam mencari tempat untuk
berpijak sehingga acuan-acuan yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan
bidang yang hendak dikaji.
Berbagai kemudahan dan fasilitas yang ada pada jaringan internet harus
dimanfaatkan secara optimal dalam bidang studi ilmu hukum, Penelitian-penelitian
hukum yang mensyaratkan terpenuhinya sejumlah topik bahasan yang bersumber
dari jurnal-jurnal hukum asing yang diterbitkan oleh berbagai sekolah hukurn di
dunia yang. Dalam memilih referensi dari Internet agar dapat
dipertangungjawabkan pada suatu penelitian, maka terdapat penyaringan dalam
artian tidak boleh asal mengambil referensi tanpa mencantumkan sumbernya karena
dapat dianggap melakukan plagiarisme.
Penggunaan bahan-bahan hukum yang diperoleh dari internet untuk tujuan ilmiah
diperbolehkan berdasarkan Pasal 107 Undang-Undang Hak Cipta. Pasal ini antara
lain menegaskan bahwa penggunaan bahan hukum yang diperoleh (download)
melalui internet untuk tujuan penelitian bukan merupakan pelanggaran hak cipta,
Sepanjang bahan-bahan hukum tersebut diperlakukan secara layak (fair use). Pasal
15 (a) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menegaskan
bahwa untuk tujuan penelitian dan penulisan karya ilmiah, penggunaan bahan-
bahan hukum yang dilindungi oleh hak cipta dikecualikan dan tidak dianggap
sebagai pelanggaran hak cipta. Pasal tersebut selengkapnya berisi sebagai berikut.
"Penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilrniah, penyusunan laporan, penulisan kritis atau tinjauan suatu masalah
dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta."
Mencari informasi tanpa pegangan pasti dapat menyebabkan never-ending
search, karena ada banyak dokumen yang dapat diakses melalui internet. Kunci
utama untuk mernasuki dunia virtual rnelalui internet adalah mernanfaatkan search
engine internasional. Kemudian langkah selanjutnya yakni menentukan kata kunci
(key words) dari suatu topik yang ingin diteliti,Oleh karena itu, perlu untuk
mencantumkan sumber referensi dalam membuat teks akademik. Terdapat syarat-
syarat tertentu agar sumber di internet dapat dijadikan rujukan dalam membuat teks
akademik. Menurut Natanael Yogie Prima ada 5 faktor yang membuat sumber
terpercaya, yaitu: (1) Akurasi (accuracy). Meliputi Informasi yang penuh dengan
ejaan, tata bahasa. (2) Otoritas (authority). Dalam menentukan kredibilitas sebuah
situs web karena hal tersebut memperjelas dalam menetapkan siapa yang
bertanggung jawab atas situs tersebut. (3) Jangkauan (Coverage). Jika sebuah situs
tidak mencantumkan referensi atau tidak memberikan materi pendukung, seperti
grafik atau statistik, maka situs tersebut mungkin tidak memiliki informasi yang
terpercaya. (3) Kemutakhiran (Currency). Perlu melihat halaman web untuk
menemukan sebuah hak cipta/tanggal revisi terakhir. (4) Objektivitas
(Objectivity). Selalu penting bagi penulis sumber yang kredibel untuk
mengemukakan argumennya dengan sesedikit mungkin prasangka terhadap
pendapatnya sendiri atau pendapat orang lain. Meskipun bagi seorang penulis untuk
tidak setuju dengan sudut pandang tertentu, dia harus melakukannya dengan sopan.
Contoh tinjuan Pustaka tentang “Pelaksanaan Gadai Tanah Dalam Masyarakat
Adat Madura”, Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Pemberi Gadai Tanah Dalam
Masyarakat Madura?
2. Bagaimana Akibat Hukum Terhadap Gadai Tanah Pertanian Tanpa Batas
Waktu?
Maka Untuk menjawab masalah penelitian tersebut, tinjauan pustaka sebagai
berikut.
1. Teori Kepastian Hukum
Kepastian merupakan suatu bentuk penelitian normatif yaitu ketika suatu
peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas
dan logis, sehingga tidak menimbulkan multi-tafsir dan mempunyai daya
prediktabilitas. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 yang
berisi mengenai pembentukan peraturan perundang-undangan Pasal 6 huruf i
yang pada intinya menyatakan bahwa isi dari pada muatan dalam peraturan
perundangan harus mencerminkan asas kepastian hukum, maka dengan
adanya asas kepastian hukum peraturanperaturan itu dapat menjadi suatu
batasan bagi masyarakat dalam melakukan suatu hal tindakan dari satu orang
terhadap orang yang lainnya. Menurut Gustav Radbruch menyatakan bahwa
asas kepastian hukum merupakan suatu yang sangat mendasar di mana hukum
harus positif dilaksanakan dan dipatuhi.
2. Teori Perlindungan Hukum.
Berdasarkan pancasila Negara haruslah memberikan perlindungan hukum
terhadap warga masyarakatnya karena itu perlindungan hukum tersebut akan
melahirkan pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia dalam wujudnya
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wadah Negara kesatuan
yang menjunjung tinggi semangat kekeluargaan demi mencapai kesejahteraan
bersama. Pengertian perlindungan hukum adalah segala daya upaya yang di
lakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta
yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan
kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi sebagaimana di atur dalam
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3. Teori Perjanjian.
Menurut Pasal 1313 KUH Perdata, pengertian perjanjian sendiri adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih.Macam-macam perjanjian, yaitu:
a. Perjanjian tertulis merupakan perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam
bentuk tertulis. Ada tiga bentuk perjanjian tertulis, yaitu: petama, perjanjian di
bawah tangan yang ditanda tangani oleh para pihak yang bersangkutan saja.
Kedua, perjanjian dengan saksi notaris untuk melegalisir tanda tangan para
pihak. Ketiga, perjanjian yang dibuat dihadapan dan oleh notaris dalam
bentuk aktanotaris, jenis dokumen ini merupakan alat bukti yang sempurna
bagi para pihak yang bersangkutan maupun pihak ketiga.
b. Perjanjian lisan merupakan suatu perjanjian yang dibuat dalam wujud lisan
dengan kesepakatan para pihak saja. Hal ini yang sering terjadi dalam
perjanjian terutama di masyarakat pedesaan karena sudah dianggap lumrah
dan mudah sehingga banyak terjadi kesalahan yang menimbulkan kerugian
disalah satu pihak yang melakukan perjanjian.
4. Teori Keadilan
Definisi keadilan berasal dari kata “adil” adalah tidak sewenang-wenang, tidak
memihak, tidak berat sebelah. Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep
yang relatif, setiap orang tidak sama, adil menurut yang satu belum tentu adil
bagi yang lainnya, ketika seseorang menegaskan bahwa ia melakukan suatu
keadilan, hal itu tentunya harus relevan dengan ketertiban umum di mana suatu
sekala keadilan diakui. Sekala keadilan sangat bervariasi dari satu tempat
ketempat lain, setiap sekala didefinisikan dan sepenuhnya ditentukan oleh
masyarakat sesuai dengan ketertiban umum dari masyarakat tersebut. Menurut
Aristoteles, keadilan sebagai keseimbangan. Ukuran keseimbangan menurut
Aristoteles adalah kesamaan numerik dan kesamaan proporsional.

Sumber:
1. Modul 7 BMP HKUM4306;
2. Materi inisiasi sesi 7
3. Achmad Djunaedi. (2000). Penulisan Tinjauan Pustaka.
http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a05-metlit-
tinjauan-pustaka.pdf
4. Johnny Ibrahim. (2006). Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif. (Malang:
Bayumedia Publishing)

Anda mungkin juga menyukai