Askep Keluarga
Askep Keluarga
F
DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI : STROKE
DI PUSKESMAS DARUSSALAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
selalu melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.F Dengan
Gangguan Sistem Neurologi: Stroke Di Puskesmas Darussalam Tahun 2023”.
Dalam penyusunan askep ini, penulis mendapat banyak bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ivan Elizabeth Purba, M.Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
2. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutara Indonesia.
3. Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
4. Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners.
5. Ns. Rumondang Gultom, M.K.M Selaku Dosen Koordinator dan Pembimbing
Akademik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
6. Ns. Siska Evi Simanjuntak, MNS Selaku Dosen Pembimbing Akademik
Stase Keperawatan Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
7. Ns. Rinco Siregar, MNS, PhD Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga .
8. Ns. Adventy Bevy Riang Gulo, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing
Akademik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
9. Ns. Masri Saragih, M.Kep selaku Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
10. Ns.Netti Triana Sitompul, S.Kep selaku pembinbing klinik yang telah
membantu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas Darussalam
11. Seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn.K dengan masalah Hipertensi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan keperawatan pada Ny.F.
dengan masalah Hipertensi, masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umu
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien stroke di
puskesmas darussalam
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien storke di
Puskesmas Darussalam
2. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien storke di
Puskesmas Darussalam
3. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien storke
di Puskesmas Darussalam
4. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien
storke di Puskesmas Darussalam
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan dengan pada pasien
storke di Puskesmas Darussalam
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Indrawati dkk., (2016) Klasifikasi stroke hemoragik dibedakan
atas dua kelompok yaitu sebagai berikut :
a. Perdarahan Intraserebral
b. Perdarahan Subarakhnoid
Perdarahan subarakhnoid adalah masuknya darah ke ruang
subarachnoid baik dari tempat lain (perdarahan subarachnoid
sekunder) dan sumber perdarahan berasal dari rongga subarachnoid
itu sendiri/perdarahan subarachnoid primer. Perdarahan yang terjadi
di pembuluh darah yang terdapat pada pembungkus selaput
pembungkus otak. Selanjutnya, darah mengalir keluar mengisi
rongga antara tulang tengkorak dan otak. Sama seperti perdarahan
intraserebral, darah yang keluar dapat menyebabkan spasme arteri
sekitar tempat perdarahan, mengiritasi jaringan sekitar, serta
menyebabkan proses desak ruang.
2.1.3 Etiologi
f. Neurologis
a) Pengawasan tekanan darah dan konsentrasinya. American
Heart Association (AHA) merekomendasikan pengelolaan
tekanan darah pada pasien perdarahan intraserebral, dengan
konsep memilih target tekanan darah sesuai dengan faktor-
faktor yang ada pada pasien, yaitu tekanan darah awal,
penyebab dicurigai perdarahan, usia, dan peningkatan
tekanan intrakranial. Alasan utama untuk untuk
menurunkan tekanan darah adalah untuk menghindari
perdarahan akibat rupture aneurisma atau malformasi
arteriovenosa, dimana terjadi peningkatan risiko perdarahan
berlanjut atau perdarahan berulang. Pemberian
antihipertensi jika didapatkan tekanan darah yang tinggi
(hipertensi emergensi) diberikan dengan pertimbangan
bukan hanya terhadap otak saja, tetapi juga terhadap
kerusakan organ lain misalnya jantung dan ginjal. Meskipun
demikian jika tekanan darahnya rendah pada pasien yang
mempunyai riwayat hipertensi pada fase akut serangan
stroke, hal tersebut mungkin menandakan deteriorasi
neurologis dini atau peningkatan volume infark, dan
merupakan outcome yang buruk pada bulan pertama saat
serangan, khususnya penurunan tekanan darah sistolik lebih
dari 20 mmHg. Kontrol adanya edema yang dapat
menyebabkan kematian jaringan otak.
g. Terapi perdarahan dan perawatan pembuluh darah
a) Antifibrinolitik untuk meningkatkan mikrosirkulasi
dosis kecil.
b) Natrii Etamsylate
c) Kalsium
d) Profilaksis vasopasme
h. Kontrol adanya edema yang dapat menyebabkan
kematian jaringan otak.
i. Pengawasan tekanan darah dan kosentrasinya.
j. Perawatan Umum Klien Dengan Serangan Stroke Akut
k. pengaturan suhu, atur suhu ruangan menjadi 18-200C.
l. Pemantauan (monitoring) keadaan umum klien
(EKG, nadi, saturasi O2 PO2, PCO2).
m. Pengukuran suhu tiap dua jam.
2.1.8 Komplikasi
Menurut Rahmayanti (2019) komplikasi yang dapat terjadi pada
klien stroke hemoragik adalah sebagai berikut :
1. Fase akut
a. Hipoksia serebral dan menurunnya aliran darah otak
d. Aspirasi
Pasien stroke dengan gangguan kesadaran atau koma sangat
rentan terhadap adanya aspirasi karena tidak adanya reflek batuk
dan menelan
2. Komplikasi pada masa pemulihan atau lanjut
2. Keluhan Utama
Keluhan yang didapatkan biasanya gangguan motorik
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak
dapat berkomunikasi, nyeri kepala, gangguan sensorik, kejang,
penurunan kesadaran (Gefani, 2017).
d. Pola Eliminasi
Pengkajian eliminasi meliputi BAB dan BAK, konsistensi
feses, jumlah dan warna urin, inkontinensia urin, inkontinensia
bowel, dan konstipasi. Selama periode ini, dilakukan
kateterisasi intermitten dengan teknik steril. Inkontinensia urin
yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Sulit beraktivitas, kehilangan sensasi penglihatan, gangguan
tonus otot, gangguan tingkat kesadaran.
f. Pola Tidur dan Istirahat
Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot).
g. Pola Hubungan dan Peran
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien
mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan
bicara
h. Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Konsep diri merupakan pandangan individu tentang dirinya
yang terbentuk dari persepsi internal dan persepsi
berdasarkan reaksi orang lain terhadap dirinya. Konsep diri
terbagai menjadi dua aspek yaitu fisik diri dan personal diri.
Fisik diri adalah pandangan individu tentang kondisi fisiknya
yang meliputi atribut fisik, fungsi tubuh, seksual, status sehat
dan sakit, dan gambaran diri. Personal diri adalah pandangan
individu tentang karakteristik diri, ekspresi, nilai yang
meliputi konsistensi diri, ideal diri, dan moral etika spiritual
diri
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan darah : pasien stroke hemoragik memiliki
riwayat tekanan darah dengan tekanan systole > 140 dan
diastole > 80 mmHg
2) Nadi : pasien stroke nadi terhitung normal
3) Pernapasan : pasien stroke mengalami nafas cepat dan
terdapat gangguan pada bersihan jalan napas
4) Suhu tubuh : pada pasien stroke tidak ada masalah suhu
pada pasien denga stroke hemoragik
c. Pemeriksaan Head To Toe
a) Pemeriksaan Kepala
1) Kepala : Pada umumnya bentuk kepala pada pasien
stroke normocephalik
2) Rambut : Pada umumnya tidak ada kelainan pada
rambut pasien
3) Wajah : Biasanya pada wajah klien stroke terlihat
miring kesalah satu sisi.
b) Pemeriksaan Integumen
1) Kulit : Biasanya pada klien yang kekurangan O2
kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan
maka turgor kulit kan jelek.
2) Kuku : Biasanya pada pasien stroke hemoragik ini
capilarry refill timenya < 3 detik bila ditangani
secara cepat dan baik
c) Pemeriksaan Dada Pada inspeksi biasanya didapatkan
klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak nafas,
penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan frekuensi
pernafasan. Pada auskultasi biasanya terdengar bunyi
nafas
8. Analisa Data
Analisa data merupakan tahap akhir pengkajian
keperawatan keluarga. Setelahditemukan masalah
keperawatan, selanjutnya dirumuskan dalam diagnosis
keperawatan keluarga (Widagdo dan Kholifah, 2016, p.90).
2.3.1 Defenisi
Keluarga adalah dua atau lebih dari dau individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010). Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua
atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan,
empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling
pengertian dan saling menyayangi (Achjar, 2010).
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah
berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari
nafkah, serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan juga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana
peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-
anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah
tangga, serta dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu
ibu juga berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan
sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana dia
tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
1. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga
2. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan
anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan
status pada anggota keluarga
3. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
4. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Stroke adalah sebagai berikut
PPNI, 2018).
Nama : Ny.F
Umur : 56 tahun
Agama : islam
Suku : Jawa
Pendidikan : D.IV
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl.Batu Tulis No.17
b. Komposisi Keluarga
Tabel 3.1
Keterangan:
: laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
:Tinggal serumah
d. Ecomap Family :
Pasar
Keluarga
Keluarga Ny.a
Ny.T
Keluarga Tetangga
Tempat
Ny.F
Ibadah
Tetangga
e. Tipe Keluarga :
Jenis tipe keluarga : Single Parent
Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : tidak ada
b. Suku Bangsa
Listrik : Rp 70.000
Air : Rp 40.000
a. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
b. Fungsi sosialisasi
Ny.F sangat menyayangi keluarga dan saling menjaga antar satu dengan
lain, berusaha mendidik anaknya agar selalu menghormati anatar satu
dengan lainnya.
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Interaksi dan hubungan
keluarga baik
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Ny.F
4) Kegiatan keluarga waktu senggang: Menonton TV dan bersosialisasi
dengan tetangga sekitar
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Selalu ikut dalam kegiatan pengajian
c. Fungsi perawatan kesehatan ( 5 tugas keluarga dibidang kesehatan)
1) Mengenal Masalah : Ny.F kurang mengetahui masalah kesehatan yang
dialaminya saat ini.
2) Mengambil keputusan masalah terhadap keluarga yang sakit : keluarga
hanya mengetahui sedikit tentang kesehatan anggota keluarga,
berusaha agar sakitnya tidak parah.
3) Merawat keluarganya yang sakit : bila ada anggota keluarga yang sakit
keluarga merawat.
4) Memodifikasi lingkungan dalam dan luar rumah : Ny.F selalu menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan : selalu memanggil petugas
kesehatan bilang keluarga mengalami masalah kesehatan.
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : tidak ada
2) Akseptor : tidak
3) Akseptor : tidak alasannya karena sudah menuju lanjut usia.
4) Keterangan lain:
e. Fungsi ekonomi
e. Strategi adaptasi fungsional : Ny.F bila sedang sakit pusing maka dibuat
tidur atau istirahat.
4. Riwayat
Penyakit Penyakit jantung dan katarak
Sebelumnya
5. Tanda – Tanda 120/80 mmhg
Vital
6. Sistem -
Cardiovaskul
ar
7. Sistem Respirasi Normal
8. Sistem Gi Tract
9. Sistem Persarafan
X. Analisa Data :
Data Problem Etiologi
1. DS : Ketidakmampuan
Gangguan mobilitas
- Ny. F mengatakan dia tidak keluarga merawat
fisik
bisa beraktifitas sepenuhnya, ia anggota keluarga yang
mau beraktifitas bila ada yang menderita Stroke
memapah
- ny. F mengatakan “ Saya dulu
pernah belajar berjalan
menggunakan tongkat tapi
semenjak jatuh saya takut lagi,
semenjak itu kalau tidak
dipapah saya tidak mau berjalan
DO :
- Ny.F hanya tiduran di tempat
tidur atau duduk di kursi
DS : Pemeliharaan Ketidakmampuan
kesehatan tidak keluarga merawat
- NN. S mengatakan, :”dulu
efektif anggota keluarga
rajin membawa Ny.F ke
dengan stroke
rumah sakit atau dokter
praktek, karena tidak ada
kemajuan serta pelayanan
rumah sakit tidak memuaskan
maka keluarga minta
pengoobatan
dihentikan
- Ny. F mengatakan menu
makan sama dengan yang
dimakan keluarga
DO :
- Keluarga cukup sering
melatih klien untuk
mobilisasi
DS : Ny. M mengatakan pernah Resiko jatuh Ketimampuan keluarga
jatuh memodifikasi
lingkungan
DO :Penerangan kurang
Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakmampan keluarga merawat anggota keluarga dengan
stroke.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
stroke
3. Resiko cedera pada keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
XI Skoring
1. Diagnosis keperawatan: Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan stroke
2. Kemungkinan 1/2x2 1
Tingkat
Masalah dapat
pengetahuankeluarag
diubah : sebagian yang kurang,dan ny.m
tidak mau dilakukan
terapi, tapi keluaraga
sudah berusaha untuk
mengobati
Jumlah 2 1/3
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan stroke
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dega stroke
otot progresif.
5. Meningingkatkanpe
ngetahuan
keluarga
2 Pemeliharaan 8 Mei 2023 1. mengedukasi S: keluarga mengatakan mampu
kesehatan dengan mengetahui tanda dan gejala
kesehatan tidak
stroke secara sederhana,
efektif mengenal tanda dan
dimana stroke dapat terjadi
berhubungan gejala stroke. dikarenakan adanya pola
2. mengedukasi hidup yang kurang teratur
dengan
yang sudah berkelangsungan
ketidakmampuan keluarga: cara
lama, yang dapat
keluarga merawat memanfaatkan menyebabkan tekanan darah
pelayanan meningkat.
anggota keluarga
dega stroke masyarakat yang
O: keluarga mampu
ada. menyebutkan cara penanganan
3. mengedukasi sederhana pada tanda dan gejala
penyakit yang stroke
B. Diagnosa
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan
pada pengkajian Dari hasil pengkajian yang dilakukan bahwa diagnosa yang
muncul pada Ny.F adalah :
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan stroke
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dega stroke
3. Resiko cedera pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dibuat berdasarkan sifat masalah dan sumber-sumber yang ada
dalam keluarga. Penulis menentukan rencana sesuai dengan diagnosa yang telah
ditemukan dalam penilaian. Kemudian penulis menetukan prioritas untuk
mengetahui masalah yang paling tinggi skornya dan harus ditangani. Dari hasil
skoring, didapatkan Ny.F yang perlu dilakukan intervensi dengan stroke.
D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada hari Jumat,5 Mei 2023 pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disepakati. Pada
tahap ini penulis tidak mengalami hambatan saat pelaksanaan, keluarga dapat
mengerti maksud dan tujuan. Penulis melakukan tindakan keperawatan antara lain
:
F. Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan, penulis mengetahui keberhasilan
dengan menggukan SOAP dari hasil evaluasi didapatkan:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan stroke. Terbukti dengan keluarga Ny.F
mampu melakukan latihan fisik dengan baik dengan baik.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dega stroke dibuktikn dengan klien tau apa
itu stroke serta tanda dan gejalanya.
3. Resiko cedera pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan. Tidak pernah meninggalkan sendiri jika Ny.F
membutuhkan bantuan untuk bergerak.
BAB 5
KESIMPULAN
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberikan saran dalam
melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.F dengan Gangguan
SistemNeurologi: Stroke Di Puskesmas Darussalam Kesimpulan Berdasarkan
hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang dikaji sama, data yang
diperoleh berbeda karena pada kasus disesuaikan dengan kondisi keluarga,
tidak ada faktor penghambat dalam melakukan pengkajian, sedangkan
faktor pendukungnya yaitu keluarga sangat kooperatif dan dapat bekerja
sama dengan perawat.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus berdasarkan tipologi
yaitu aktual. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan karena
keluarga sangat kooperatif
3. Pada perencanaan yang direncanakan adalah meningkatkan pengetahuan
keluarga sesuai dengan tindakan fungsi, perawat hanya dapat
merencanakan untuk meningkatkan fungsi kognitif dengan memberikan
informasi kepada keluarga terkait masalah yang dihadapi keluarga.
Sedangkan untuk afektif dan perilaku tidak direncanakan karena
keterbatasan waktu. Dalam perencanaan penulis tidak menemukan
hambatan, keluarga sangat kooperatif dan mau bekerjasama.
4. Pada tahap pelaksanaan tidak ditemukan adanya hambatan baik dari
keluarga maupun perawat seperti tercantum dalam teori. Pelaksanaan
tindakan disesuaikan dengan kondisi keluarga dan memperhatikan faktor
penghambat dalam teori
5. Pada evaluasi untuk evaluasi hasil berupa fungsi psikomotor dan perilaku
belum tercapai karena keterbatasan waktu pemberian asuhan keperawatan
keluarga. Untuk mengevaluasi aspek tersebut dibutuhkan asuhan yang
berkelanjutan, dari diagnosa keperawatan tujuan tercapai sebagian pada
TUK 3 dan TUK 4 karena keluarga belum melaksanakan secara maksimal.
Pada tahap ini penulis tidak mengalami hembatan.
B. Saran
Untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan maka penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi keluarga Ny.F agar tetap mempertahankan kerjasama yang telah
terbina dalam memberikan asuhan keperawatan dan tetap melaksanakan
tindakan sesuai dengan kemampuan yang telah dicapai keluarga.
2. Agar asuhan keperawatan berkelanjutan diharapkan petugas puskesmas
bekerjasama dengan kader kesehatan untuk menindaklanjuti asuhan
keperawatan keluarga yang telah dilakukan oleh penulis dan memotivasi
keluarga untuk tetap memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang terdapat didalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Arora Nexi. (2018). Asuhan Keperawatan Gangguan Oksigenasi Pada
Pasien Stroke Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Syaraf RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang :
Poltekkes Kemenkes RI Padang.
Ambarwati, Fitri Resati. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta :
Dua Satria Offset.
Apriliyani, T. (2017). Pemberian Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan
Otot Ekstremitas Pada Asuhan Keperawatan Tn. A Dengan Stroke
Hemoragik Di Ruang Aggrek II RSUD dr. Moewardi Surakarta. Tugas
Akhir. Surakarta: Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Arum, Sheria Puspita.2015. Stroke kenali cegah & obati, Yogyakarta: Notebook.
Asmadi. 2013. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien.
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah
Ed 8 Buku 2.Singapura : Elsevier.
Denney, A.S., & Tewksbury, R. (2013). How To Write A Literature Review.
Journal Of Criminal Justice Education, 24(2). 218-234
Dewi, R. K., Pinzon R. T, & Priatmo S. (2016). Pemberian Kombinasi Vitambin
B1, B6, dan B12 Sebagai Faktor Determinan Penurunan Nilai Total
Gejala Pada Pasien Neuropati Perifer Diabetik. Jurnal Farmasi Sains dan
Komunitas. Vol.13 No.2, Hal 97-194.
Fajar Yudha dan Gustop Amatiria. (2014). “Pengaruh Range Of Motion (ROM)
Terhadap Kekuatan Otot Pasien Pasca Perawatan Stroke”. Jurnal
Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 – 0357
Febrianto, Eko. (2018). ‘Asuhan Keperawatan Pada Tn. L Dengan Kasus Diabetes
Melitus Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Di Ruang Melati Rsud
Kota Kendari Tahun 2018’. Study Literatur, Prodi D-III Keperawatan.
Kendari : Politeknik Kesehatan Kendari.
Fitriyani, W. N. (2015). ‘Efektivitas Frekuensi Pemberian Range Of Motion
(ROM) Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Di Instalasi Rawat
Inap RSUD Prof. Dr. Margono Soekarja Purwekorto’. Skripsi.
Purwekerto : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwekerto.
Geofani, Putri. (2017). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
Hemoragik Di Bangsal Syaraf RSUP Dr. M. Djamil Padang’. Karya
Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI
Padang.
Gina Dwi Anggrain, Septiyanti, dan Dahrizal. (2018). “Range Of Motion (ROM)
Spherical
Grip dapat Meningkatkan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pasien Stroke”.
Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kesehatan Vol 6, No 1, September 2018, ISSN: 2338-9095 (Print) ISSN:
2338-9109 (online)
Heriana, P. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang : Binarupa
Aksara. Indrawati, L.,W. Sari., dan C. S Dewi. (2016). Care Your Self
Stroke Cegah dan Obati
Insani, Ikrar. (2017). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
Hemoragik Di Irna C Lantai 1 Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit
Tinggi’. Study Literatur, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes
Kemenkes RI Padang.
Irfan, M. (2014). Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Khaira, Fathmi. (2018). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
Hemoragik Di Bangsal Saraf RSUP Dr M. Djamil Padang’. Karya Tulis
Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI
Padang.
Kun Ika Nur Rahayu. (2015). “Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion
(ROM) Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke Di Rsud
Gambiran”. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri. Jurnal
Keperawatan. P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Maghfiroh, Ervi. (2018). ‘Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Pada Ny. T
dan Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di
Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2017’. Study
Literatur, Prodi D-III Keperawatan. Lumajang : Universitas Jember.
Munir, B. 2015. NEUROLOGI DASAR. 1 ed. Jakarta: CV Sagung Seto.
Nasution, L. 2013. Stroke Non Hemoragik Pada Laki-Laki Usia 65 Tahun. Karya
Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Lampung : Universitas Lampung
Nugraha, Alan Yudha. (2018). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Syaraf RSUP Dr.M.Djamil Padang’.
Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes
Kemenkes RI Padang.
DOKUMENTASI