Anda di halaman 1dari 6

Makalah

Sistem pendidikan

Dosen
Bapak Marja S.pd M.pd

Nama = Muhammad Alfi Zikri


-Melvin

Fakultas Ilmu Keolahragaan 2024


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan
sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah
sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem organisasi.
Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem
pendidikan. Begitu seterusnya bahwa setiap jenis organisasi apapun bentuknya disebut
sistem.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional System
mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu interaksi atau
saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan fungsional daripada unsur-
unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari
masing- masing unsur, ada kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin
dicapai. Setiap organisasi yang ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem,
walaupun di setiap organisasi memiliki batasan-batasan yang berbeda. Sama halnya dengan
pendidikan juga merupakan sistem yang memiliki batasan yang berbeda pula.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan sebagai suatu sistem?
2. Komponen apa sajakah yang terdapat dalam pendidikan?

C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan:
1. Dapat menjelaskan pengertian dari pendidikan sebagai suatu sistem.
2. Dapat menjelaskan komponen-komponen dari pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN


a. Pengertian Sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Istilah
sistem merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak. Sistem dapat diartikan sebagai
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas
komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang
mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak acak, dan saling membantu untuk
mencapai suatu hasil (produk). Sistem dapat pula diartikan sebagai suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang
kompleks atau utuh (Amirin: 1992). Mc. Ashan (1983) mendefinisikan sistem sebagai suatu
strategi yang menyeluruh atau terencana dikomposisi oleh suatu set elemen yang harmonis,
mempresentasikan kesatuan unit, masing-masing mempunyai tujuan sendiri yang semuanya
berkaitan urut dalam bentuk yang logis. Sementara itu Immegart (1772) menyatakan bahwa
esensi sistem merupakan suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun
secara sistematis, bagian-bagian itu berelasi antara yang satu dengan yang lain, serta peduli
terhadap konteks lingkungannya.

Ciri-ciri pendidikan sebagai sebuah sistem terbuka antara lain:


1. Mengimpor energi, materi, dan informasi dari luar. Pendidikan mendatangkan pengajar,
uang, alat-alat belajar, para peserta didik, dan sebagainya dari luar lembaga pendidikan.
2. Memiliki pemroses. Pendidikan memproses peserta didik dalam aktivitas belajar dan
pembelajaran.
3. Menghasilkan output atau mengekspor energi, materi, dan informasi.
4. Merupakan kejadian yang berantai. Memproses peserta didik (input pendidikan)
merupakan kegiatan yang beruang-ulang dan saling berkaitan.
5. Memiliki negative entroppy, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan cara
membuat impor lebih besar dari pada ekspor. Dalam pendidikan hal ini dilakukan
dengan cara mengantisipasi perubahan lingkungan dan memperbaiki kerusakan.
6. Memiliki alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.Segala informasi
yang terkait dengan pendidikan dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan untuk
mengambil keputusan dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki pendidikan.
7. Ada kestabilan yang dinamis. Pendidikan selalu dinamis mencari yang baru,
memperbaiki diri, memajukan diri agar tidak ketinggalan zaman, bahkan berusaha
mengantisipasi dan menyongsong masa depan.
8. Memiliki deferensiasi, yakni spesialisasi-spesialisasi. Dalam organisasi pendidikan ada
bagian pengajaran, keuangan, kepegawaian, kesiswaan/kemahasiswaan dan sebagainya.
Masing-masing bagian ini masih dapat dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil lagi.
9. Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk mencapai tujuan yang sama. Para
pendidik boleh berkreasi menciptakan cara-cara baru yang lebih baik dalam usaha

1. Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian
juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan
terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang
normative dan praktis.
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-
norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma
tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh
lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu.
Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku
pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2. Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan konsep
pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada
pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-
anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga
didalamnya orang dewasa.
3. Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis
pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada
pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu
yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua
sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang
termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut :

4. Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan
dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik, yaitu :
a. Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia
semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan
otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
b. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu
sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia.
Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur
terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara
bebas.
c. Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu
tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh
bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini
tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk
mencapai tujuan.
5. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya
fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga
tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium
lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet, dll.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem berasal bari bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Istilah
sistem merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak. Sistem dapat diartikan sebagai
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Dari pengertian sistem ini, kita dapat mengartikan pendidikan sebagai suatu sistem adalah
suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi
di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai