Materi Pendidikan Sebagai Sistem
Materi Pendidikan Sebagai Sistem
Sedangkan secara Definitif pendidikan (pedagogie) adalah suatu kegiatan bimbingan yang
dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa kepada orang yang
belum dewasa (baca : anak) sehingga timbul hubungan antara keduanya yang bertujuan untuk
mendewasakannya.[2]
Sedangkan sistem secara etimologis berasal dari bahasa yunani “systema” yang
berartisehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan.
Menurut Zahara Idris(1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen
atau elemen-elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional
yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil (Product).
Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll yang komponen
mempunyai fungsi masing-masing yang satu dengan yang lain satu sama lain saling berkaitan
sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang pakar sosiologi, Bachtiar (1988) mengemukakan bahwa sistem adalah sejumlah satuan
yang berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu. Pada bagian yang sama Bachtiar
menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan, asas, metode, dan prosedur
yang disajikan sebagai suatu tatanan yang teratur.[3]
Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas dua jensis, yaitu sistem tertutup dan siste
terbuka.[4] Sistem tertutup di dalam proses kerjanya tidak dipengaruhi lingkungan luar,
sedangkan sistem terbuka di daklam proses kegiatannya memperoleh masukan dari luar
lingkungannya. Pada sistem terbuka tejadi sistem yang dinamis, yaitu sistem dipengaruhioleh
sistem yang berada di luarnya.
Sistem merupakan suatu hal yang aktif, bergerak, menuju ke arah tertentu. Maka perlu disadari
bahwa sistem itu terdapat suatu konsep dasar dan cita-cita. Sebaai suatu gerak untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, secara terus-menerus suatu sistem pendidikan akan selalu bersifat
dinamis kontekstual dan untuk itu suatu sistem pendidkan haruslah terbuka terhadap tuntutan
kualitas( tingkat baik buruknya sesuatu ).
Upaya pendidikan merupakan aktifitas yang kompleks, yang melibatkan sejumlah komponen
pendidikan yang saling berinterkasi satu sama lain. Apabila upaya pendidikan hendak dilakukan
secara terencanadan teratur, maka berbagai komponen dan saling hubungannya perlu dikenali,
dikaji, dan dikembangkan sehingga mekanisme kerja komponen-komponen itu secara
menyeluruh dan terpadu akan dapat membuahkan hasil yang optimal. Oleh karena itu,
pengkajian tentang upaya pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai arti yang penting.
Pendidikan adalah sebagai suatu sistem yang terbuka. Sistem terbuka mempunyai prosedur kerja
yang mengubah atau memproses masukan yang diperoleh dari lingkungannya atau dari sistem
lain menjadi keluaran, yang selanjutnya dijadika masukan oleh sistem yang lain. Prose
transformasi ini merupakan suatu prosesyang bersifat ritmik. Secara singkat prosedur kerja
sistem adalah
Di dalam suatu sistem tertutu, sistem bergerak menuju kesuatu sistem yang
bersifatentrophy.[1] Sebaliknya, di dalam sistem terbuka terjadi kecendrungan dan gerakan yang
mengarah pada diferensiasi yang makin lama makin luas.
Sebagai suatu sistem terbuka, sistem pendidikan memiliki hubungan internal dan eksternal.
Hubungan inernal dalam dalam sistem pendidikan ditandai dengan adanya hubungan yang berisi
suksesif antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya. Sedangkan hubungan eksternal
ditandai dengan adanya interaksi, interelasi, dan interdependensi antara sistem pendidikan
dengan sistem yang berada di luar sistem pendidikan.
Dilihat lebih lanjut, di dalam interaksi komponen peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan.
Di samping itu di luar ketiga komponen itu masih ada komponen-komponen lain yang berperan
tertentu dalam upaya pendidikan.
Suatu sistem selau berkitan dengan pencapaian suatu tujuan. Dalam lingkup sistem pendidikan
nasional kita bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mendiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem,
penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai komponen dalam sistem perlu dikenali,
dipahami dan dikembangkan secara seksama, sehingga benar-benar dapat berfungsi dengan
tepat. Disinilah letak pentingnya pendekatan sistem dalam penyelenggaran pendidikan. Dengan
pendekatan sistem sapat dikenali kelemahan masing-masing komponen. Dengan demikian dapat
dilakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan itu dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan secara efektif dan efisien.
Atas dasar uraian diatas, nampak bahwa peninjaun berdasarkan pendekatan sistem dapat
menghasilkan kebijakan yang berupa pembaharuan sebagian atau menyeluruh, bertahap atau
sekaligus. Kebijakan atau keputusan ini dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
optimal.
Dalam dekade akhir-akhir ini semakin terasa dan nampak perubahan-perubahan sosio budaya
yang demikian akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang spektakuler. Setiap bangsa atau
masyarakat yang ingin mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya hendaknya
senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilikinya lebih dinamis atau
lebih responsif terhadap perubahan-perubahan serta kecendrungan-kecendrungan yang sedang
berlangsung. Hal ini berarti, kita sedang berada dala zaman yang perubahannya terjadi secara
cepat. Sistem pendidikan kita dituntut memiliki tiga kemampuan, yaitu :
2. Keemampuan untuk menyususn gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh
kecendrungan-kecendrungan yang sedang berjalan tadi