Anda di halaman 1dari 2

Tugas 3

Elmi Kurnia Ismawati

857957631

1. Menyikapi perkembangan IT pada era perkembangan IT yang begitu pesat. Manusia yang hidup
pada era ini, saya kira mau tidak mau harus mengikuti perkembangannya juga harus mau
mempelajari tentangnya. Karena jika tidak begitu, bisa diperkirakan 10-20 kemudian orang yang
tak mau belajar tentang IT ia menjadi orang yang buta huruf/buta tekhnologi pada masanya.

Maka, Perlu ditanamkan sejak dini, sejak umur Sekolah Dasar untuk mengenal penggunaan IT
yang tepat, benar, dan positif.

peran guru sangat diperlukan dalam proses penggunaan social media oleh peserta didik.
Bagaimana pengontrolan pendidikan dan hiburan yang positif dalam social media.

Begitu juga peran orang tua untuk selalu mengontrol dan mengawasi cara anak menggunakan
IT, social media juga mengatur anak dalam pemgunaan media IT sebagai media pembelajaran.

2. Pada zaman sekarang, sudah banyak sekali tindakan-tandakan positif yang dilakukan oleh kaum
muda di Indonesia.

‘Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kugoncangkan dunia’, begitu kata Bung Karno. Sangat
terbukti jelas , tak sedikit para cendekia muda Nusantara yang bisa mengharumkan nama bangsa.
Namun, yang merusak bangsa juga tak kalah banyak dengan kenakalannya.

Yang baru saja terjadi dan masih hangat dibicarakan adalah aksi lempar kursi pada acara
Muspimnas suatu organisasi mahasiswa di suatu kota di Jawa Timur. Keributan ini sememangnya
dilakukan oleh sebuah oknum kecil. Namun, tanpa para pelaku sadari banyak pihak-pihak yang
dirugikan. Karena, Ketidak setuju-an adalah hal sememangnya ada. Tetapi hal yang wajib kita
lakukan adalah menyikapi segala masalah dengan ramah, tepat, dan sopan.

Hal ini terjadi karena adanya teladan yang kurang pas dan kurang ideal dari orang
tuanya sedari masa kecil. Sehingga, mungkin saja mereka tidak mengethui mana hal yang perlu
dan patut dilakukan, mana hal yang tidak pantas dilakuakan. Pada akhirnya, mereka akan berpikir
bahwa aksi-aksinya adalah hal yang wajar.

Maka, sangatlah penting seorang anak hidup di lingkungan yang mamou mencetknya
dengn indah dan rapi. Di mulai lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, dan ruang-ruang tempat
ia bergaul dan bersosial bersama teman.

3. Memang tak sedikit daerah terpencil di Indonesia dengan jumlah minimum manusia
yang mengerti teknologi. Juga, otomatis mereka belum tahu cara menggunakan teknologi seperti
apa.
Sering kali saya mendengar teman-teman di pondok pesantren bercerita tentang
keadaan social, kultur budaya, adat istiadat, juga infrastruktur di daerah masing-masing. Salah
satunya dari teman yang berasal dari suatu kota terpencil di Kalimantan. Disana, tak sedikit,
orang-orang yang tak mengerti pancasila hingga siapa presiden mereka.
Berdasar pernyataan tersebut, hal yang sememangnya harus dilakukan oleh seorang
pendidik adalah mendampingi proses belajar mereka dengan totalitas yang maksimal. Jika
mengikuti peraturan kurikulum Kementrian Pendidikan dirasa masih sangat sulit. Maka
seyogyanya, terlebih dahulu mengajarkan kepada mereka sesuai yang mereka butuhkan. Dengan
media ajar seadanya namun dimanfaatkan secara maksimal.

4. Anak merupakan sebuah amanah di tangan orang tuanya. Mereka mempunyai hati
bersih bak permata yang sangat istimewa tetapi mudah retak. Mereka yang belum tahu banyak
tentang hal-hal di dunia, sangatlah siap untuk kemudian diwarnai bagaimanapun bentuknya.
Mereka siap diwarnai, diukir, dan dicetak karakternya. Mereka juga memiliki kecenderungan
melakukan apapun yang ia lihat, yang ia dengar, dan yang dilakukan lingkungan yang baik oleh
orang di sekitarnya.

Dalam konteks di atas, perlu di garis bawahi bahwasanya lingkungan yang baik dan
mendukung sememangnya dibutuhkan oleh para manusia. Agar mereka tumbuh dengan sehat
dan benar.

Sebagai orang tua dan guru, mengenalkan nilai religious dan nasionalisme kepada anak-
anak harus di mulai sejak kecil. Walaupun mereka belum mengetahui apa maknanya, tetapi
(menurut banyak ahli kesehatan) masa golden age (1-7) adalah masa yang paling menentukan
seluruh masa hidupnya. Maka, orang tua dan guru harus berhati-hati dan teliti dlam mendidik
anak (di usia SD) untuk membangun pondasi kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai