MAKALAH DEMAM TIFOID OLEH SYEFRINA YUWINDA
MAKALAH DEMAM TIFOID OLEH SYEFRINA YUWINDA
Oleh:
SYEFRINA YUWINDA
NIM: 221015201114
DOSEN PENGAMPU :
RATNA DEWI, S.ST, M.Biomed
PRODI S1 KEBIDANAN
TAHUN 2024
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Shalawat serta iringan salam tak lupa kita panjatkan untuk Nabi Muhammad
SAW, semoga kita selalu dapat meneladani segala sisi dalam kehidupan beliau.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Kesehatan Anak yang diampu oleh ibu Ratna Dewi, S.ST, M.Biomed.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
saya buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenang dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
1.3 Tujuan.............................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………..………………..7
2.1 Defenisi Demam Typhoid.............................................................................. 7
2.2 Etiologi Typhoid.............................................................................................8
2.3 Manifestasi Klinis Typhoid............................................................................ 9
2.4 Klasifikasi Typhoid...................................................................................... 12
2.5 Patofisiologi Typhoid................................................................................... 13
2.6 Penatalaksanaan Demam Typhoid............................................................... 15
2.7 Pemeriksaan Penunjang Typhoid................................................................. 18
2.8 Pencegahan Typhoid.................................................................................... 20
2.9 Komplikasi Demam Typhoid....................................................................... 21
BAB III PENUTUP……………………………………………..………………22
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
indonedia penyakit ini jarang ditemui secara epidemis tetapi bersifat endemis dan
banyak di jumpai pada kota-kota besar. Penyakit demam typhoid termasuk dalam
salah satu dari 23 penyakit dengan kejadian luarbiasa berdasarkan dari early
warning and respons system (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Penyakit demam
typhoid merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak
orang, sehingga dapat menimbulkan wabah. Penyakit ini biasa dikenal dengan
penyakit tipes dikalangan masyarakat umum, dapat menyerang siapa saja terutama
sehingga harus diberi perhatian serius karena bisa menjadi ancaman kesehatan
penyakit menular yang setiap tahunnya meningkat, typhoid dapat menelan korban
jiwa dalam jumlah besar. Demam typhoid ini seringkali dialami oleh anak-anak
maupun remaja. Hal ini terjadi disebabkan karena mereka belum menyadari
penyakit dan penyakit yang seringkali di jumpai adalah penyakit infeksi, termasuk
3
Disamping itu, penderita anak-anak umumnya belum memiliki kekebalan tubuh
pengawasan, sehingga tidak jarang mereka sering tertular penyakit ini. Penyakit
ini sering terjadi pada anak karena sistem kekebalan tubuh yang masih lemah dan
tyoid yang memberat mengakibatkan anak untuk dirawat dirumah sakit untuk
menjalani perawatan lebih lanjut. Disamping rasa cemas dan gelisah akibat
kondisi yang dirasakannya, anak yang sedang menjalani hospitalisasi juga akan
merasa cemas akan kondisi hospitalisasi di rumah sakit (Setiawati & Sundari,
2019).
48,4 juta kasus per tahun dengan sebagian besar terjadi di Asia. Jumlah kasus
Kejadian tertinggi typhoid fever terjadi pada anak-anak dengan usia 1-18 tahun,
hal ini berdasarkan penelitian pada tahun 2019 bahwa jumlah kejadian demam
tifoid sebesar 81,7% insiden tiap 100.000 per tahunnya (Pratama, 2020).
di Indonesia mencapai 1,7%. Distribusi prevelensi tertinggi adalah pada usia 5-14
tahun (1,9%), usia 1-4 tahun (1,6%), usia 15-24 tahun (1,5%) dan usia ,< 1 tahun
(0,8%). Kondisi ini menunjukkan bahwa anak anak (0-19 tahun) merupakan
4
Penyebab utama demam typoid ini adalah bakteri Salmonella Typhi.
Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin,
makanan, minuman atau apapun yang telah terkontaminasi feses manusia (yang
mengandung Salmonella Typhi) lalu dikonsumsi oleh manusia itu sendiri, maka
penularan demam typoid melalui 5F yaitu food (makanan), fingers (jari tangan/
debu dan mengandung banyak kuman penyakit.. Penyakit demam typhoid dapat
ditularkan melalui makanan, feses, urine, maupun air yang terkontaminasi oleh
sangat menurun (stupor, koma atau delirium), terdapat komplikasi yang berat
misalnya dehidrasi dan asidosis, perforasi. Demam typhoid terutama pada anak
yang tidak tertangani dengan baik dapat menyababkan kematian. Akibat dari
gejala-gejala yang ditimbulkan anak akan merasa tidak nyaman terhadap kondisi
tubuhnya. Rasa tidak nyaman ini dapat memicu perasaan cemas dan gelisah pada
5
merupakan penanganan yang dilakukan dirumah sakit untuk mencegah terjadinya
komplikasi yang kemungkinan timbul. Dampak yang timbulkan tidak hanya dari
segi patologis, tetapi juga gejala psikologis pada anak seperti merasa cemas atau
ansietas akibat rasa tidak nyaman akan kondisi tubuhnya dan kondisi hospitalisasi
anak untuk menjaga kebersihan dirinya mulai dari hal kecil, seperti mencuci
1.3 Tujuan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran. Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi
sistematik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi (Cahyani &
Suyami, 2022).
terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi.
Typhi dengan masa tunas 6-14 hari. Demam thypoid adalah masalah kesehatan
yang penting bagi masyarakat apalagi cara penularannya yang sangat mudah yaitu
kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar kebersihan
industri. Bagian primer demam thypoid yang berulang dapat lebih ringan dan
dapat menimbulkan gejala yang lebih berat daripada infeksi primer tersebut.
tifus ialah penyakit demam karena adanya infeksi bakteri Salmonella Typhi yang
7
Demam typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai
negara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis, hal
al., 2018). Pada dasarnya demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang
mengenai saluran pencernaan dengan gejala seperti demam lebih dari tujuh hari,
gangguan pada saluran cerna, dan beberapa kasus yang tergolong berat
typhoid adalah sebuah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
cerna dan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu
(flagella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapat zat (agglutinin)
8
Demam enterik (demam tifoid dan paratifoid) disebabkan oleh Salmonella
enterica serovar Typhi (S. Typhi) dan Salmonella enterica serovar Paratyphi (S.
2018b). Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, mempunyai flagela, dapat
hidup dalamair, sampah dan debu. Namun bakteri ini dapat mati dengan
pemanasan suhu 600 selama 15- 20 menit (Fauzan, 2019). Penyakit typoid ini
minumnya tidak memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi yang buruk pada
cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku),
Fomitus (muntah), Fly (lalat) dan melalui Feses (Kristina Handu, 2018).
Menurut (Amelia Rahma Putri & Rizqiea, 2022) gejala utama yang
muncul yaitu demam > 37,50C, disertai, diare, mual, muntah dan kehilangan nafsu
makan. Berikut tanda dan gejala demam typhoid pada anak menurut (Fauzan,
2019) :
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan bertahan selama 2-3 hari
9
5. Nyeri kepala, pusing, nyeriotot dan nyeri perut
7. Hepatomegali, splenomegali,meteorismus
11. Epiktaksis
12. Bradikardi
13. Batuk
gejala meningitis
4. nyeri otot dan nyeri perut kadang tak dapat dibedakan dengan
apendisitis
7. Pada tahap lain S. Typhi juga dapat menembus sawar darah otak dan
menyebabkan meningitis.
10
8. Pada tahap lanjut dapat muncul gambaran peritonitis akibat perforasi
usus.
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Masa
tunas tersingkat adalah empat hari, jika infeksi terjadi melalui makanan.
Selama masa inkubasi 5-10 hari, mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak bersemangat,
hari dan malam hari dengan keluhan dan gejala nyeri otot, anoreksia,
mual muntah, bising usus melemah, konstipasi, diare dan perasaan tidak
enak diperut.
2) Minggu Kedua Pada minggu kedua gejala sudah jelas dapat berupa
demam, lidah yang khas putih dan kotor, bibir kering, hepatomegali,
3) Minggu Ketiga Suhu badan berangsur - angsur turun dan normal kembali
1. Demam tinggi kurang lebih satu minggu disertai nyeri kepala hebat dan
2. Gangguan pencernaan yang terjadi pada pasien demam typoid yaitu mual,
11
muntah, nyeri ulu hati, perut kembung, anoreksia, lidah tifoid (kotor,
bagian belakang tampak putih pucat dan tebal, serta bagian ujung dan tepi
kemerahan).
4. Gangguan kesadaran juga dapat terjadi pada pasien demam tifoid yaitu
5. Pada minggu kedua dapat terjadi roseola. Roseola merupakan bintik kecil
kemerahan yang hilang dengan penekanan. Roseola ini juga terdapat pada
7. Pada anak berusia dibawah 2 tahun, tanda dan gejala yaitu demam tinggi
12
terjadi biasanya seperti perforasi, usus, melena dan peningkatan
ketidaknyamanan abdomen.
tergantung pada umur pasien, yang bersifat kronis dalam hal sekresi
makanan dan minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya ˃10.000 basil
kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan
Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus, melekat pada sel
dan jejunum. Sel M, sel epitel yang melapisi Peyer’s patch merupakan tempat
bertahan hidup dan multiplikasi Salmonella typhi. Bakteri mencapai folikel limfe
usus halus menimbulkan tukak pada mukosa usus. Tukak dapat mengakibatkan
perdarahan dan perforasi usus. Kemudian mengikuti aliran ke kelenjar limfe lalu
Terdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali). Di organ ini,
13
kuman salmonella thhypi berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi,
infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas
vaskuler dan gangguan mental koagulasi) (Kristina Handu, 2018). Semakin besar
dosis Salmonella Typhi yang tertelan semakin banyak pula orang yang
yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan & minuman), Fingers (jari
tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah
pada penderita typoid dapat menularkan kuman salmonella typhi kepada orang
lain, kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut
akan rentan tercemar salmonella typhi dan masuk ke tubuh orang yang sehat
melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Didalam
jaringn limpoid ini kuman akan berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah
usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Didalam jaringn limpoid
ini kuman akan berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah untuk mencapai
14
sel-sel retikuloendotetial. Sel-sel retikuloendotetial ini kemudian akan melepaskan kuman
ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa,
Penatalaksanaan deman typoid sampai saat ini di bagi menjadi dua bagian
a. Penatalaksanaan medis
Pengobatan kasus demam typoid secara medis terkait dengan pemberian obat-
kepada anak-anak usia 6-13 tahun tanpa komplikasi masih efektif dalam
mengobati typhoid fever ini. Perbaikan klinis biasanya akan nampak dalam
waktu 72 jam, dan suhu akan kembali normal dalam waktu 3-6 hari, dengan
lama pengobatan antara 7-14 hari. Dosis yang biasa diberikan adalah 50-100
15
hari (Sucipta, 2015).
b. Penatalaksanaan keperawatan
seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan besar akan membantu
anak perlu sekali di jaga kebersihan tempat tidur, pakaian dan perlengkapan
penyakit dengan typhoid fever pada anak, karena makanan yang kurang
bersih dan bergizi akan menurunkan keadaan umum dan gizi penderita akan
semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi lama. Pada anak
berserat) dapat diberikan dengan aman pada anak yang mengalami typhoid
2. Pemberian nutrisi yang adekuat serta transfusi darah bila ada indikasi,
3. Tatalaksana umum (suportif) gejala demam tifoid pada anak lebih ringan
dibanding orang dewasa, karena itu 90 % pasien demam tifoid anak tanpa
komplikasi, tidak perlu dirawat di rumah sakit dan dengan pengobatan oralserta
4. Pemilihan obat antibiotik lini pertama pengobatan demam tifoid pada anak di
Persoalan pengobatan demam tifoid saat ini adalah timbulnya resistensi terhadap
beberapa obat antibiotik yang sering digunakan dalam pengobatan demam tifoid
atau yang disebut dengan Multi Drug Resistance (MDR). S. Typhi yang
resisten terhadap kloramfenikol, yang pertama kali timbul pada tahun 1970, kini
demam typhoid pada anak berupa Sefalosporin generasi ketiga mempunyai efikasi
dan toleransi yang baik untuk pengobatan demam tifoid. Sefalosporin generasi
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada waktu bebas panas dan
Dalam karya tulis ilmiah (Arfiansyah, 2018) dan (Fauzan, 2019) berikut salah
2. Diet, diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai
3. Bed rest (Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau
kurang lebih dari selam 14 hari tujuan dari tirah baring adalah untuk mencegah
decubitus
konstipasi
Pada 7 hari pertama terkadang masih sulit untuk mendiagnosis dema typhoid oleh
karena itu berikut beberapa pemeriksaan penunjang demam typhoid menurut (Qroma,
2019).
18
1. Tes Widal
Tes widal mendeteksi reaksi aglutinasi antara antigen dari bakteri S. Typhi
serologi widal untuk mendeteksi antigen O dan H sering digunakan sebagai alternatif.
Titer lebih 1/40 dianggap positif demam typhoid (Risa Yuniawati dkk, 2020).
2. Uji Thyphidot
Tes ini dilakukan untuk memeriksa antibodi IgM dan IgG yang spesifik terhadap
antigen bakteri S. Typhi dan hasilnya bisa positif pada 2-3 hari setelah infeksi. Tes ini
memungkinkan terjadi ikatan antara antigen dengan IgM spesifik yang ada pada
serum pasien, disebutkan juga bahwa dibanding kultur tes ini lebih sensitif (bisa
3. Kultur Darah
Kultur darah tetap menjadi standar baku untuk demam tifoid. Karena merupakan
tes yang paling sering dilakukan, mudah dilakukan, tersedia di semua tingkat layanan
kesehatan, dan juga tentunya tidak mahal. Tapi harus diperhatikan beberapa hal
karena bisa didapatkan hasil negatif palsu jika pasien sebelum tes dilakukan sudah
4. Kultur Feses
Kultur feses maksimalnya hanya bisa dilakukan pada minggu kedua dan ketiga
dengan sensitivitas <50%. Sensitivitasnya bergantung pada lama penyakit dan jumlah
19
sampel feses yang diambil. Selain itu dari beberapa sumber, diperkirakan bahwa hasil
positif hanya didapatkan pada sekitar 37% pasien yang terapi antibiotik.
1) Pemeriksaan Darah Tepi Pada penderita Thypoid Fever bisa didapatkan anemia,
trombositopenia dan hitung jenis biasanya normal atau sedikit bergeser ke kiri,
lanjut.
2) Uji Widal Prinsip uji widal adalah memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalam
somatic (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga
menunjukkan titer antibodi dalam serum. Teknik aglutinasi ini dapat dilakukan
dengan menggunakan uji hapusan (slide test) atau uji tabung (tube test). Hasil uji
widal pada pasien thypoid fever adalah positif baik pada antigen O, H, paratypi A
dan B. Pada anak yang mengalami demam thypoid akan mengalami peningkatan
2.8 Pencegahan
dan sanitasi lingkungannya kurang baik. Prevalensi kasus bervariasi tergantung lokasi,
kondisi lingkungan setempat, dan perilaku masyarakat (Oktaviana & Noviana, 2021).
2. Edukasi mengenai personal hygiene seperti cuci tangan yang baik dan benar,
20
memotong kuku dan mandi sehari minimal dua kali.
mengenai pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti bagaimana mencuci tangan
yang baik dan benar, kebiasaan dalam memperhatikan sumber air yang bersih
misal dengan memasak atau merebus air sampai matang, membersihkan rumah
setiap hari, membiasakan segera mencuci piring sehabis makan, dan memberikan
Komplikasi yang sering terjadi pada demam tifoid adalah perdarahan usus dan
perforasi. Perdarahan usus dan perforasi merupakan komplikasi serius dan perlu
Komplikasi lain yang lebih jarang antara lain pembengkakan dan peradangan pada otot
kandung kemih, infeksi dan pembengkakan selaput otak (meningitis), serta timbulnya
masalah psikiatri seperti mengigau, halusinasi, dan paranoid psikosis (Nurkhasanah et al.,
2019).
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran. Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi
sistematik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi (Cahyani &
Suyami, 2022). Pemeriksaan Penunjang Typhoid adalah dengan Tes Widal, Uji
3.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Sidabutar, S., & Satari, H. I. (2016). Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada
http://eprints.stikesbanyuwangi.ac.id/id/eprint/194/2/BAB%201-3.pdf
http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/10504/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pu
staka.pdf
https://www.academia.edu/11653058/LP_Typhoid
23
24