Modul 01
Modul 01
KEGIATAN BELAJAR 1
Kolb (Rene: 1996) seorang ahli penganut aliran humanistik membagi tahap-tahap belajar
menjadi 4 tahap yaitu, tahap pengalaman konkret, tahap pengamatan aktif, tahap
konseptualisasi, dan tahap eksperimen aktif.
Tahap pengenalan konkret. Pada tahap awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang
mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya.
Tahap pengamatan aktif. Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang
makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang
dialaminya. Ia akan mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut.
Tahap konseptualisasi. Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah
mulai berupaya untuk membuat abstraksi,mengembangkan suatu teori, konsep atau hokum
dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pembelajaran
Pandangan progresivisme berangkat dari pikiran John Dewey (Tilaar: 2000) Peserta didik
dipandang sebagai orang yang merupakan bagaian dari masyarakat,sehingga proses pendidik
harus memiliki orientasi terhadap masyarakat.
A . Pandangan Progresif
Dewey ( Tilaar: 2000), menyebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan kegiatan yang biasa
dipergunakan di sekolah. Tingkatan pertama, untuk anak pada pendidikan prasekolah
diperlukan latihan berkenalan dengan pengembangan kemampuan panca indera dan
pengembangan koordinasi fisik. Tingkatan kedua, menggunakan bahan belajar yang bersumber
dari lingkungan. Tingkat ketiga, anak menemukan ide-ide gagasan, mengujinya, dan
menggunakan ide-ide atau gagasan tersebut untuk memecahkan persoalan yang sama.
Menurut Dewey, harus terjadi perubahan dalam situasi pendidikan. Dia ingin
mengubah situasi semacam pendidikan tradisonal dengan jalan:
KEGIATAN BELAJAR 3
Pandangan Sosiokultural
Kedua, ide bahwa pelajar paling baik apabila konsep itu berasa dalam zona
perkembangan mereka.
Ketiga, adanya penekanan pada keduanya, yaitu hakikat sosial dari pembelajaran dan
zona perkembangan terdekat yang dinamakan dengan pemagangan kognitif.
Teori Vygotsky tentang pendidikan memiliki dua implikasi utama. Pertama, hasrat
mewujudkan tatanan pembelajaran kooperatif diantara kelompok-kelompok siswa dengan
tingkat-tingkat kemampuan yang berbeda. Kedua, pendekatan ala Vygotsky dengan siswa untuk
pembelajarannya sendiri.
1 . Kedudukan Siswa
2 . Peran Guru
Guru memiliki peran mambantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancer.
Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian yang meliputi
berikut ini ;
3 . Sarana Belajar
4 . Evaluasi Belajar
Pendekatan ini mirip dengan ide penilaian dinamis, dimana guru memberi siswa
pryunjuk dan saran pada beberapa tingkat berbeda selama penilaian itu. Untuk menilai
keseluruhan zona perkembangan terdekat, perhatikan hal-hal berikut ini;
a. Penilaian hendaknya dilakukan atas dasar tatap muka satu lawan satu saat interaksi
dengan seorang anak.
b. Butir-bitir tes harus mencakup lebih dari satu tingkat keterampilan atau derajat
kekompleksan
c. Guru hendaknya membuat catatan-catatan tentang pengaruh petunjuk dan saran ini
pada jawabab siswa.
KEGIATAN BELAJAR 4
Terhadap Pendidikan
1. Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya
Beberapa butir pokok pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro menurut
Tilaar (2000:68-71)
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Kebudayaan
A . Pengertian Kebudayaan
Kata “kebudayaan” berasal dari (Bahasa Sansekerta) buddayah yang merupakan bentuk
jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan di artikan sebagai “hal-hal yang
bersangkut paut dengan budi dan akal”.
Definisi diatas memberikanbeberapa hal yang perlu lebih lanjut dipelajari untuk
dipergunakan sebagai alat dalam menganalisis keterkaitan antara proses pendidikan dan proses
pembudayaa. Tilaar (2002) merinci definisi yang dikemukakan oleh E.B.Tylor di atas, sebagai
berikut;
1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks. Hal ini berarti bahwa
kebudayaan merupakan suatu kesatuan dan bukan jumlah dari bagian-bagian.
Keseluruhan mempunyai pola-pola atau desain tertentu yang unik. Setiap
kebudayaan mempuyai mozaik yang spesifik.
2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang bukan material, artinya
berupa bentuk prestasi psikologis seperti; ilmu pengetahuan, kepercayaan, dan seni.
3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok
keluarga.
B . Wujud Kebudayaan
Wujud konkret dari kebudayaan berupa artefact adalah kebudayaan yang merupakan
hasil karya yang bersifat fisik yang dapat diraba, misalnya bangunan (termasuk bangunan
megah, seperti Candi Borobudur), benda-benda bergerak seperti kapal, dan benda-benda yang
dipergunakan manusia sehari-hari. Kebudayaan sebagai system gagasan sifatnya abstrak (tidak
berwujud), hanya dapat diketahui serta dipahami (terutama oleh orang dengan budaya yang
berbeda) setelah ia mempelajarinya dengan mendalam, baik melalui wawancara intensif atau
dengan membaca.
Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Nilai
budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting
oleh suatu warga masyarakat sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada
kehidupan para warga dan masyarakat yang bersangkutan.
Suatu system nilai budaya sering kali merupakan suatu pandangan hidup, walaupun
kedua istilah itu sebaiknya tidak disamakan. Pandangan hidup biasanya mengandung sebagian
dari nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, dan yang telah dipilih secara selektif oleh
individu-individu dan golongan dalam masyarakat.
Konsep ideology juga merupakan suatu system pedoman hidup yang ingin dicapai oleh
para warga suatu masyarakat, namun yang sifatnya lebih khusus daripada system nilai budaya.
Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifatnya khusus, dan perumusannya
pada umumnya sangat rinci atau ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan perumusannya tidak
terlalu kabur. Disamping itu, norma dalam suatu pranata tentu berkaitan pula dengan norma-
norma dalam pranata lain yang berdekatan sehingga seluruhnya menjadi system yang lebih
luas.
KEGIATAN BELAJAR 2
Unsur-Unsur Pokok
Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsure-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifatn kesatuan.
Menurut Melville J.Hersovits (Soekarno:1990) ada 4 unsur pokok kebudayaan yaitu;
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem eonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
1. Alam Pikiran
Alam pikiran merupakan salah satu unsure kebudayaan yang termasuk inmaterial. Hal
ini mengandung makna, bahwa alam pikiran tidak berbentuk fisik yang dapat dilihat dan
diraba melalui panca indera, tetapinalam pikiran dapat diwujudkan dalam bentuk ide,
gagasan, yang dapat dijadikan dasar untuk mewujudkan sesuatu
2. Religi
Semua aktivitas yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas getaran jiwa, yang
biasanya disebut emosi keagamaan. Emosi keagamaan biasanya pernah dialami oleh
manusia sehingga mendorong kepada setiap manusia untuk melakukan tindakan yang
sesuai dengan aturan.
Kelompok umat yang menganut religi meliputi hubungannya satu dengan yang
lainnya, hubungannya dengan para pemimpin agama, organisasi para umat, kewajiban serta
hak para wargnya.
KEGIATAN BELAJAR 3
A . Transformasi Kebudayaan
Pada masyarakat modern, sekolah merupakan salah satu lembaga utama (di samping
keluarga) yang dipergunakan oleh orang dewasa dalam mewariskan kebudayaan kepada anak-
anaknya (generasi berikutnya). Oleh karena itu orang dewasa yang ada di sekolah (guru atau
tenaga kependidikan lainnya) harus memiliki pemahaman yangjelas tentang budaya ayng
berkembang di masyarakat, baik secara makro maupun secara mikro yang meliputi nilai,
kepercayaan, dan norma (panduan bertingkah laku)
Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan yang dianut oleh generasi
sebelumnya sehingga kebudayaan dapat merupakan turun temurun dalam kehidupan manusia.
Proses belajar terhadap norma sering dinamakan dengan proses sosialisasi yaitu
proses yang membantu individu. Melalui proses belajar dan penyesuaian diri, bagaimana cara
hidup dan bagaimana cara berfikir anak didik dan kelompoknya. Vembrianto (1982)
menyebutkan bahwa;
1. Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi dimana individu
menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau
kebudayaan masyarakatnya
2. Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola,
nilai, tingkah laku, dan standard tingkah laku dalam masyarakat dimana ia hidup
3. Semua sifat dan kecakapan yangdipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan
dikembangkan sebagai satu kesatuan system dalam diri peibadinya.
Keluarga adalah kelompok pertama yang mengenalkann nilai-nilai kebudayaan kepada
anak, dan disinilah yang dialami antraksi dan disiplin pertama yang di kenakan kepada dalam
kehidupan sosial.
Menurut kajian Brameld, proses kebudayaan mempunyai tiga aspek yang saling
berkaitan satu dengan lainnya, yaitu;
“PEMBELAJARAN BERWAWASAN
KEMASYRAKATAN”
MODUL 1 DAN 2
OLEH:
EMI SALRIANI
NIM: 859815981
POKJAR: ANDOOLO