Anda di halaman 1dari 12

MODUL 01

PEMIKIRAN TOKOH PEMBELAJARAN


BERWAWASAN KEMASYARAKATAN

KEGIATAN BELAJAR 1

Pandangan Kritik Sosial Dalam

Pembelajaran (Teori Belajar Humanistik)

A . Teori Belajar Humanistik

1 . Pandangan Kolb Terhadap Belajar

Kolb (Rene: 1996) seorang ahli penganut aliran humanistik membagi tahap-tahap belajar
menjadi 4 tahap yaitu, tahap pengalaman konkret, tahap pengamatan aktif, tahap
konseptualisasi, dan tahap eksperimen aktif.

Tahap pengenalan konkret. Pada tahap awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang
mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya.

Tahap pengamatan aktif. Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang
makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang
dialaminya. Ia akan mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut.

Tahap konseptualisasi. Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah
mulai berupaya untuk membuat abstraksi,mengembangkan suatu teori, konsep atau hokum
dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.

2 . Pandangan Honey dan Mumford Terhadap Belajar

Honey dan Mumford (Rene : 1996) menggolongkan oeang belajar kedalam


empat macam golongan, yaitu : kelompok aktivis, kelompok refrktor, kelompok teoris dan
kelompok pragmatis. Masing-masing kelompok memiliki karakteristik yang berbeda dengan
yang lainnya.
Kelompok aktivis. Orang-orang yang termasuk kedalam kelompok aktifis adalah mereka
yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru.

Kelompok refektor. Mereka yang termasuk kedalam kelompok ini mempunyain


kecenderungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok aktivis.

3. Pandangan Habermas Terhadap Belajar

Belajar teknis. Adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan


lingkungan alamnya secara benar.

Belajar praktis. Adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan

4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah yang dimaksud adalah

a . Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran

b . Menentukan materi pelajaran

c . Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik

d . Mengevaluasi proses dan hasil belajar

KEGIATAN BELAJAR 2

Pandangan Progresif dalam

Pembelajaran
Pandangan progresivisme berangkat dari pikiran John Dewey (Tilaar: 2000) Peserta didik
dipandang sebagai orang yang merupakan bagaian dari masyarakat,sehingga proses pendidik
harus memiliki orientasi terhadap masyarakat.
A . Pandangan Progresif

Dewey ( Tilaar: 2000), menyebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan kegiatan yang biasa
dipergunakan di sekolah. Tingkatan pertama, untuk anak pada pendidikan prasekolah
diperlukan latihan berkenalan dengan pengembangan kemampuan panca indera dan
pengembangan koordinasi fisik. Tingkatan kedua, menggunakan bahan belajar yang bersumber
dari lingkungan. Tingkat ketiga, anak menemukan ide-ide gagasan, mengujinya, dan
menggunakan ide-ide atau gagasan tersebut untuk memecahkan persoalan yang sama.

Menurut Dewey, harus terjadi perubahan dalam situasi pendidikan. Dia ingin
mengubah situasi semacam pendidikan tradisonal dengan jalan:

1 . Memberikankesempatan kepada murid untuk belajar perorangan


2 . Memberi motivasi, dan bukan perintah. Ini berarti memberikan tujuan yang dapat
menjelaskan arah kegiatan belajar yangmerupakan kebutuhan pokok anak didik.
5. Menyandarkan murid, bahwa hidup itu dinamis Karena murid itu harus dihadapkan
dengan dunia yang selalu berubah dengan kemerdekaan beraktivitas, dengan orientasi
kehidupan masa kini.

Pikiran-pikiran progresivisme berbeda dalam cara pandang pendidikan tradisional dalam


hal :
1 . Guru yang memiliki kendali dalam pembelajaran
2 . Hanya percaya bahwa buku sebagai satu-satunya sumber informasi
3 . Belajar yang pasif, dan cenderung tidak factual.

KEGIATAN BELAJAR 3

Pandangan Sosiokultural

Konstruktivis dalam Pendidikan

A . Pandangan Sosiokultural Konstruktivis Oleh Vygotsky


Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky yang telah
digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankanpada pembelajaran
kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan penemuan (Mohamad Nur, 1999). Teori
konstruktivis modern terbagi atas empat prinsip kunci yaitu :

Pertama, penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran. Ia mememukakan


bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih
mampu.

Kedua, ide bahwa pelajar paling baik apabila konsep itu berasa dalam zona
perkembangan mereka.

Ketiga, adanya penekanan pada keduanya, yaitu hakikat sosial dari pembelajaran dan
zona perkembangan terdekat yang dinamakan dengan pemagangan kognitif.

B . Penerapan Pandangan Konstruktivis dalam Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Teori Vygotsky tentang pendidikan memiliki dua implikasi utama. Pertama, hasrat
mewujudkan tatanan pembelajaran kooperatif diantara kelompok-kelompok siswa dengan
tingkat-tingkat kemampuan yang berbeda. Kedua, pendekatan ala Vygotsky dengan siswa untuk
pembelajarannya sendiri.

1 . Kedudukan Siswa

Paradigma konstruktivisik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki


kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi
dasar dalam mengonstruksi pengetahuan yang baru.

2 . Peran Guru

Guru memiliki peran mambantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancer.

Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian yang meliputi
berikut ini ;

a. Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil


keputusan dan bertindak
b. Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.
c. Menyediakan system dukunganyang memberikan kemudahan belajar agar siswa
mempunyai peluang optimal untuk berlatih.

3 . Sarana Belajar

Pendekatan konstruktivis menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar


adalah aktivitas siswa dalam mengonstruksi pengetahuannya sendiri. Dengan cara demikian
siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya,
mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.

4 . Evaluasi Belajar

Pendekatan ini mirip dengan ide penilaian dinamis, dimana guru memberi siswa
pryunjuk dan saran pada beberapa tingkat berbeda selama penilaian itu. Untuk menilai
keseluruhan zona perkembangan terdekat, perhatikan hal-hal berikut ini;

a. Penilaian hendaknya dilakukan atas dasar tatap muka satu lawan satu saat interaksi
dengan seorang anak.
b. Butir-bitir tes harus mencakup lebih dari satu tingkat keterampilan atau derajat
kekompleksan
c. Guru hendaknya membuat catatan-catatan tentang pengaruh petunjuk dan saran ini
pada jawabab siswa.

KEGIATAN BELAJAR 4

Pandangan Ki Hadjar Dewantoro

Terhadap Pendidikan

Salah satu took pendidikan nasional yang memberikan kontribusi terhadap


perkembangan pendidikan di tanah air adalah Ki Hadjar Dewantoro. Di bawah ini di uraikan
pandangan-pandangan tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantoro.

A . Pandangan Ki Hadjar Dewantoro


Salah satu pikiran Ki Hadjar Dewantoro tentang pendidikan diwujudkan dalam bentuk
Taman Siswa. Taman Siswa merupakan badan perguruan yang sudah di selaraskan dengan
kepentingan dan keperluan rakyat, di samping itu rakyat diberikan kesempatan untuk
memberikan kontribusi terhadap lembaga tersebut.

Model pendekatan pendidikan seperti itu menurut Ki Hadjar Dewantoro merupakan


salah satu perkosaan terhadap kehidupan batin anak-anak. Oleh karena itu, tidak heran apabila
hasil pendidikan barat melahirkan anak dengan budi pekerti yang rusak sebagai akibat dari anak
yang hidup dibawah paksaan dan hukuman, yaitu biasanya tidak setimpal dengan
kesalahannya. Apabila telah dewasa, mereka tidak akan mampu bekerja kalau tidak dipaksa
atau tidak ada perintah.

Beberapa falsafah yang di kemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro berkenan dengan


pendidikan;

1. Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya

2. Adat istiadat sifatnya selalu berubah (dinamis)

3. Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsure-unsur lain.

Beberapa butir pokok pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro menurut
Tilaar (2000:68-71)

1. Bahwa kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan


2. Kebudayaan yang menjadi alasan pendidikan tersebut haruslah bersifat kebangsaan.
3. Pendidikan mempunyai arah yaitu untuk mewujudkan keperluan perkehidupan. Apa
yang dimaksud dengan perkehidupan disini bukan hanya suatu aspek daripada
kehidupan manusia, tetapi seluruh kehidupan manusia.
4. Arah tujuan pendidikan ialah untuk mengangkat derajat Negara dan rakyat. Disini
kita melihat betapa idealnya pendidikan nasional yang bukan bersifat individualistis
tetapi mempunyai warna kerakyatan dan kesatuan nasional.
5. Pendidkan yang visioner. Disini sungguh sangat mengagumkan betapa rumusan Ki
Hadjar Dewantoro telah jauh mencakup ke depan
MODUL 02
RUANG LINGKUP KEBUDAYAAN
DALAM PENDIDIKAN

KEGIATAN BELAJAR 1

Hakikat Kebudayaan

A . Pengertian Kebudayaan

Kata “kebudayaan” berasal dari (Bahasa Sansekerta) buddayah yang merupakan bentuk
jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan di artikan sebagai “hal-hal yang
bersangkut paut dengan budi dan akal”.

E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks yang


mencakupmpengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.

Definisi diatas memberikanbeberapa hal yang perlu lebih lanjut dipelajari untuk
dipergunakan sebagai alat dalam menganalisis keterkaitan antara proses pendidikan dan proses
pembudayaa. Tilaar (2002) merinci definisi yang dikemukakan oleh E.B.Tylor di atas, sebagai
berikut;

1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks. Hal ini berarti bahwa
kebudayaan merupakan suatu kesatuan dan bukan jumlah dari bagian-bagian.
Keseluruhan mempunyai pola-pola atau desain tertentu yang unik. Setiap
kebudayaan mempuyai mozaik yang spesifik.
2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang bukan material, artinya
berupa bentuk prestasi psikologis seperti; ilmu pengetahuan, kepercayaan, dan seni.
3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok
keluarga.
B . Wujud Kebudayaan

Wujud konkret dari kebudayaan berupa artefact adalah kebudayaan yang merupakan
hasil karya yang bersifat fisik yang dapat diraba, misalnya bangunan (termasuk bangunan
megah, seperti Candi Borobudur), benda-benda bergerak seperti kapal, dan benda-benda yang
dipergunakan manusia sehari-hari. Kebudayaan sebagai system gagasan sifatnya abstrak (tidak
berwujud), hanya dapat diketahui serta dipahami (terutama oleh orang dengan budaya yang
berbeda) setelah ia mempelajarinya dengan mendalam, baik melalui wawancara intensif atau
dengan membaca.

C . Sistem Nilai Budaya

Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Nilai
budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting
oleh suatu warga masyarakat sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada
kehidupan para warga dan masyarakat yang bersangkutan.

Suatu system nilai budaya sering kali merupakan suatu pandangan hidup, walaupun
kedua istilah itu sebaiknya tidak disamakan. Pandangan hidup biasanya mengandung sebagian
dari nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, dan yang telah dipilih secara selektif oleh
individu-individu dan golongan dalam masyarakat.

Konsep ideology juga merupakan suatu system pedoman hidup yang ingin dicapai oleh
para warga suatu masyarakat, namun yang sifatnya lebih khusus daripada system nilai budaya.

D . Adat Istiadat, Norma, dan Hukum.

Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifatnya khusus, dan perumusannya
pada umumnya sangat rinci atau ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan perumusannya tidak
terlalu kabur. Disamping itu, norma dalam suatu pranata tentu berkaitan pula dengan norma-
norma dalam pranata lain yang berdekatan sehingga seluruhnya menjadi system yang lebih
luas.
KEGIATAN BELAJAR 2

Unsur-Unsur Pokok

Kebudayaan

A . Unsur-Unsur Pokok Kebudayaan

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsure-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifatn kesatuan.
Menurut Melville J.Hersovits (Soekarno:1990) ada 4 unsur pokok kebudayaan yaitu;

1. Alat-alat teknologi
2. Sistem eonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik

Unsur-unsur kebudayaan tersebut diatas sifatnya masih umum (universal) masing-


masing unsur kebudayaan tersebut dapat dianalisis berikut ini;

1. Alam Pikiran
Alam pikiran merupakan salah satu unsure kebudayaan yang termasuk inmaterial. Hal
ini mengandung makna, bahwa alam pikiran tidak berbentuk fisik yang dapat dilihat dan
diraba melalui panca indera, tetapinalam pikiran dapat diwujudkan dalam bentuk ide,
gagasan, yang dapat dijadikan dasar untuk mewujudkan sesuatu

2. Religi
Semua aktivitas yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas getaran jiwa, yang
biasanya disebut emosi keagamaan. Emosi keagamaan biasanya pernah dialami oleh
manusia sehingga mendorong kepada setiap manusia untuk melakukan tindakan yang
sesuai dengan aturan.
Kelompok umat yang menganut religi meliputi hubungannya satu dengan yang
lainnya, hubungannya dengan para pemimpin agama, organisasi para umat, kewajiban serta
hak para wargnya.

KEGIATAN BELAJAR 3

Fungsi Pendidikan dalam Kebudayaan

A . Transformasi Kebudayaan

Pada masyarakat modern, sekolah merupakan salah satu lembaga utama (di samping
keluarga) yang dipergunakan oleh orang dewasa dalam mewariskan kebudayaan kepada anak-
anaknya (generasi berikutnya). Oleh karena itu orang dewasa yang ada di sekolah (guru atau
tenaga kependidikan lainnya) harus memiliki pemahaman yangjelas tentang budaya ayng
berkembang di masyarakat, baik secara makro maupun secara mikro yang meliputi nilai,
kepercayaan, dan norma (panduan bertingkah laku)

B . Peran Lembaga yang Berfungsi Sebagai Lembaga Pewaris Kebudayaan

Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan yang dianut oleh generasi
sebelumnya sehingga kebudayaan dapat merupakan turun temurun dalam kehidupan manusia.

Proses belajar terhadap norma sering dinamakan dengan proses sosialisasi yaitu
proses yang membantu individu. Melalui proses belajar dan penyesuaian diri, bagaimana cara
hidup dan bagaimana cara berfikir anak didik dan kelompoknya. Vembrianto (1982)
menyebutkan bahwa;

1. Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi dimana individu
menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau
kebudayaan masyarakatnya
2. Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola,
nilai, tingkah laku, dan standard tingkah laku dalam masyarakat dimana ia hidup
3. Semua sifat dan kecakapan yangdipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan
dikembangkan sebagai satu kesatuan system dalam diri peibadinya.
Keluarga adalah kelompok pertama yang mengenalkann nilai-nilai kebudayaan kepada
anak, dan disinilah yang dialami antraksi dan disiplin pertama yang di kenakan kepada dalam
kehidupan sosial.

C . Peranan Pendidikan dalam Kebudayaan

Ruth Benedict (Tilaar;2002) menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah


sosiologi untuk tingkah laku yang bias di pelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia
bukanlah diturunkan seperti tingkah laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali
berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Disini kita lihat betapa pentingnya
peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian manusia.

D . Lembaga Pendidikan Sebagai Pusat Pembudayaan

Menurut kajian Brameld, proses kebudayaan mempunyai tiga aspek yang saling
berkaitan satu dengan lainnya, yaitu;

1. Kebudayaan mempunyai tatasusunan (order) yang kompleks namun merupakan suatu


anyaman yang berpola
2. Nilai-nilai kebudayaan ditransmisikan dengan proses-proses “acquiring” melalui
“inquring”
3. Proses pembudayaan mempunyai tujuan. Tujuan merupakan patokan/standaryang akan
dicapai.

“PEMBELAJARAN BERWAWASAN
KEMASYRAKATAN”
MODUL 1 DAN 2

(Tutor: Muhammad Abbas, Dr., M.Si)

OLEH:

EMI SALRIANI

NIM: 859815981

POKJAR: ANDOOLO

Anda mungkin juga menyukai