Seminar Proposal
Seminar Proposal
Pukul :
PROPOSAL SKRIPSI
VIRRANI EGATRITAMI
10021182126007
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing :
1. Dwi Inda Sari, S,Pi., M,Si
198809142023212030
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I. PENDAHULUAN
7
berkontribusi atas terjadinya stunting. Keterbatasan dalam memberikan gizi
yang seimbang, banyak mengonsumsi makanan yang kurang bergizi
merupakan pola asuh yang kurang baik . Hal ini dapat beresiko stunting pada
balita jika tidak ditangani dengan serius (Anggraini et al., 2023). Kondisi
stunting disebabkan karena kurangnya asupan protein dan energi dalam jangka
waktu yang panjang, dimulai dari masa kehamilan (WHO, 2014). Protein
digunakan sebagai zat pembangun untuk mencerna makanan dan mengganti
sel yang rusak dalam tubuh. Asupan protein sangat penting bagi anak stunting
terutama protein hewani. Proein hewani memiliki asam amino esensial yang
mencakupi kebutuhan tubuh baik bagi balita stunting (Kemenkes RI, 2022).
Salah satu protein hewani yang memiliki asam amino adalah ikan. Ikan
mepunyai peranan penting sebagai sumber energy, protein, vitamin dan
mineral yang menyumbang sekitar 20% dari total protein hewani sehingga
mengandung protein bermutu tinggi (Eliana et al., 2022). Absorpsi protein
ikan lebih tinggi dibandingkan daging sapi, ayam, dan pangan lainnya. Hal ini
dikarenakan daging ikan mempunyai serat protein lebih pendek dari pada serat
protein daging sapi atau daging ayam. Ikan juga mengandung asam lemak
omega-3 yang memiliki keunggulan khusus dibanding pangan hewani lain,
karena komposisi asam lemak esensialnya tidak jenuh ganda (Prameswari,
2018).
Universitas Sriwijaya
pembuatan suatu produk dapat dijadikan sebagai makanan alternative untuk
stunting (Eliana et al., 2022). Menurut PMK No 28 tahun 2019 kecukupan
protein yang dianjurkan untuk anak usia 1-3 tahun sebesar 20 gram dan untuk
usia anak 4-6 sekitar 25 gram perhari (Kemenkes RI, 2019b).
Melihat potensi manfaat ikan gabus, ikan patin dan ikan lele sangat
baik dari sisi gizi untuk tumbuh kembang anak. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan pada balita adalah dengan
melakukan diversifikasi produk salah satunya tempura ikan. Tempura adalah
makanan khas Jepang berbahan dasar daging, seafood. Tempura ikan
merupakan produk olahan yang menggunakan daging ikan sebagai bahan baku
utama produknya (Paramata & Mahdang, 2023). Seperti yang diketahui
bahwa tempura merupakan jenis makanan yang banyak disukai oleh semua
kalangan dari mulai anak-anak sampai dewasa (Abdillah et al., 2021).
Penggunaan ikan sebagai bahan pembuatan tempura ini dapat meningkatkan
Universitas Sriwijaya
teknologi pengolahan ikan yang beraneka ragam. Kualitas tempura ditentukan
oleh tekstur dan rasa. Tekstur tempura yang kenyal dan bentuk yang berbagai
macam menjadi nilai plus untuk balita (Rosida, Yulistiani and Awandhana,
2013). Kandungan gizi dari tempura ikan seperti protein yang didapatkan dari
daging ikan dan karbohidrat berasal dari bahan pengisinya serta beberapa
mikronutrisi (beberapa mineral) dari bumbu-bumbu yang digunakan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui karakteristik
organoleptic serta kandungan gizi tempura yang disubsitusikan dari daging
ikan cukup digemari masyarakat untuk menjadikan makanan alternatif
pencegah stunting.
Universitas Sriwijaya
Karakteristik organoleptik dan nilai gizi dari tempura ikan untuk makanan
alternative stunting?
Universitas Sriwijaya
1.4.3 Manfaat bagi fakultas kesehatan masyarakat
Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Mei 2024 hingga Desember
2024.
Universitas Sriwijaya
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tempura
Tabel 1
Syarat Mutu Tempura
Jenis uji Satuan Persyaratan
b. Cemaran mikroba
13
Staphylococcus aureus Koloni/ g Maks 1x 10³
Vibrio APM/g <3
parahaemolyticus
c. Cemaran Logam
Merkuri (Hg) mg/kg Maks 0,5
Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,3
Kadmium (Cd) mg/kg Maks 0,1
Arsen (As) mg/kg Maks 1,0
Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0
d. Fisika
Suhu pusat °C Maksimal -18
Sumber : (SNI dan UKM, 2019)
Universitas Sriwijaya
menggunakan minyak panas. Jenis pangan mempengaruhi teknik pengolahan
makanan dengan memperhatikan ketahanan gizi atau kualitas pangan serta
menambah nilai gizi dalam tempura tersebut (Kaswinarni, 2015).
Tabel 2
Kandungan Gizi Tempura (100 g)
Nama Energi Karbohidrat Protein Lemak
Sumber : https://www.fatsecret.co.id
Kandungan ikan lele sangat bagus dalam masa tumbuh kembang anak.
Ikan lele termasuk protein hewani yang baik. Protein dalam ikan lele mengandung
asam amino esensial lisin, metionin dan leusin yang lebih tinggi dari pada susu
serta daging. Leusin dapat membantu proses pertumbuhan anak . Kandungan
Vitamin B12 yang terkandung dalam ikan lele bermanfaat untuk pembentukan sel
darah merah, menjaga kesehatan kulit dan rambut, hingga mengoptimalkan fungsi
saraf (Rizal, 2023). Lele mengandung omega 3 dan 6 yang mampu menjaga
Universitas Sriwijaya
fungsi otak serta mencegah penyakit jantung. Lele juga mampu menurunkan
risiko penyakit tidak menular (Saniyyah, 2023).
Gambar 1
Ikan Lele ( Clariidae)
Sumber: https://doktersehat.com
Tabel 3
Informasi Nilai Gizi per 100 g BDD
Kandungan Zat Gizi Kadar
Energi 92 kkal
Protein 16,20 g
Lemak 2,82 g
Karbohidrat 0
Vitamin B12 70 mcg
Sumber : https://nilaigizi.com
Universitas Sriwijaya
protein nya lebih tinggi daripada telur, daging ayam,dan daging sapi (Widodo et
al., 2015).
Kelebihan dari ikan gabus adalah ikan gabus mengandung albumin yang
dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Albumin yang terkandung dalam ikan
gabus dapat mempercepat proses penyembuhan pasca-operasi dan mempercepat
penyembuhan luka dalam atau luka luar. Ikan gabus memiliki daging yang banyak
dan berwarna putih serta memiliki sedikit tulang sehingga dapat diolah menjadi
produk olahan yang memiliki nilai gizi tinggi(Briliannita & Marlissa, 2020).
Gambar 2
Sumber : https://iwanlukman.blogspot.com/
Tabel 4
Universitas Sriwijaya
Serat pangan 0g
Kalsium 170 mg
Fosfor 139 mg
Natrium 65 mg
Kalium 254 mg
Tembaga 300 mcg
Besi 0.10 mg
Seng 0.40 mg
Sumber: https://nilaigizi.com/gizi
Ikan patin telah dikenal mempunyai kandungan gizi tinggi dan baik untuk
tubuh serta menjadi favorit bagi sebagian kalangan . Daging ikan patin mudah
dicerna serta memiliki kandungan protein, lemak, air, kalsium, zat besi, dan
mineral. Manfaat lain ikan patin dapat mengurangi potensi serangan jantung,
mencegah diabetes, meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat,
mempertajam penglihatan, serta meningkatkan kekebalan tubuh. Pengolahan ikan
patin menjadi suatu makanan sangat baik untuk pencegahan stunting (Kusuma &
Herawati, 2023).
Universitas Sriwijaya
Gambar 3
Sumber: https://langgengpancing.com/
Tabel 5
Universitas Sriwijaya
2.3 Bahan Pendukung Tempura Ikan
Tabel 6
Universitas Sriwijaya
2.3.2 Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan salah satu bahan pangan impor yang banyak
dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Tepung terigu dapat diolah menjadi
banyak produk, antara lain mie, roti, kue, donat, dan berbagai aneka produk
makanan kecil. Keistimewaan tepung terigu adalah kemampuannya dalam
membentuk gluten pada adonan ini sehingga produk bias bertekstur elastis atau
tidak mudah hancur pada proses produksi. (Aryani et al., 2018).
Tabel 7
Kandungan Zat Gizi Tepung Terigu per 100 g
Kandungan Zat Gizi Kadar
Energi 333
Protein 9,0
Karbohidrat 77,2
Air 11,8
Kalsium 22
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia
Universitas Sriwijaya
Lemak 0,5
Karbohidrat 88,3
Serat 0,9
Kalsium 84
Fosfor 125
Kalium 7,1
Sumber: Tabel Komposisi Pangan
2.3.4 Merica
Merica adalah bumbu dapur serba guna yang tersebar luas di
Indonesia. Merica juga memiliki manfaat untuk kesehatan salah satunya untuk
kesehatan pencernaan dalam tubuh. Kandungan merica yang bernama piperine
memiliki sifat antioksidan yang kuat. Senyawa ini yang memberikan rasa pedas
pada merica saat dimakan. Terdapat berbagai macam merica, merica yang sering
di konsumsi adalah merica putih yang di giling menjadi merica bubuk (Harahap
and Silaban, 2022).
Tabel 9
Kandungan Zat Gizi Merica per 100 g
2.3.5 Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan
ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral yang terbentuk dari
hasil reaksi asam dan basa. Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang
selalu digunakan untuk memberi rasa asin pada makanan saat memasak.
Namun, faktanya garam tidak hanya digunakan saat memasak. Garam juga
Universitas Sriwijaya
berfungsi sebagai pengawet makanan, agar makanan dapat di konsumsi dalam
waktu jangka panjang dan memiliki rasa asin (Manurung et al., 2023). Menurut
Kemenkes anjuran konsumsi garam per hari yang diatur oleh permenkes Nomor
30 Tahun 2023 sebesar 2000 mg natrium per orang per hari. Konsumsi garam
tersebut sama dengan 1 sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram per orang
per hari (Kemenkes RI, 2019a).
Universitas Sriwijaya
untuk menggoreng makanan. Minyak sayur ini mengandung berbagai macam zat
gizi. Minyak nabati ini mengandung vitamin larut lemak A,D,E,K yang
bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah(Kemenkes RI, 2019c).
Tabel 11
Kandungan Zat Gizi Minyak Sayur
Kandungan Zat Gizi Komposisi
Energi 884
Lemak 100
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia
Universitas Sriwijaya
2.5 Uji Organoleptik
B. Aroma khas dari ikan menjadi kunci keberhasilan produk tempura. Tetapi
tidak menutup kemungkinan menjadi aroma yang tidak diinginkan.
Universitas Sriwijaya
D. Waysima dan Adawiyah (2010) menyatakan bahwa uji organoleptik juga
mencakup analisa karakteristik bahan pangan yang diterima oleh indera
pencicipan (Wahyuningtias, et al., 2014).
Tabel 12
Skala
Hedonik
Universitas Sriwijaya
2.6 Kerangka Teori
Universitas Sriwijaya
2.7 Kerangka Konsep
Sumber: (Lamusu, 2018; Gumay, Syahrul and Iriani, 2022; Ramdhan, 2023)
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
2.8 Penelitian Terkait
Tabel 13
Penelitian Terakait
1. Penelitian (Kaswinarni, 2015) Eksperimental Variabel bebas: Konsentrasi bawang yang Kadar protein murni pada tempura
Aspek gizi, mikrobiologis, dan diberikan pada tempura ikan rucah. ikan rucah menunjukkan hasil yang
organoleptik tempura ikan tidak berbeda nyata, dengan demikian
rucah dengan berbagai Variabel terikat: Kadar protein murni, penambahan konsentrasi bawang putih
konsentrasi bawang putih kadar lemak, jumlah bakteri, dan pada tempura ikan rucah tidak
(Allium sativum) palatabilitas pada tempura ikan ruvah mempengaruhi kadar protein .
dengan berbagai konsentrasi bawang
putih.
30
2. Penelitian(Rosida,Yulistiani Eksperimental Variabel bebas: Lama penyimpanan dan Penambahan Sodium
and Awandhana, 2013) persentase penambahan STPP TRIPOLYPHOSPHATE (STPP)
sebesar 0,050% dan penyimpanan
Kajian Kualitas Fisiko Kimia Variabel terikat: Aktivitas Air ( Aw) dan selama 4 hari merupakan kombinasi
dan Mikrobiologi Tempura tekstur ikan tempura terbaik yang dapat meningkatkan
Ikan Mujair Menggunakan kualitas fisikokimia, mikrobiologi dan
Sodium Variabel control: Jenis ikan yang organoleptic tempura ikan mujair.
TRIPOLYPHOSPHATE digunakan dan suhu penyimpananan
Universitas Sriwijaya
4. Penelitian (Handayani et al., Rancangan Variabel bebas: Jenis air laut dan tawar Penggunaan air laut dari tanjung luar
2017) acak serta durasi pengukusan dari dengan pengkusuan selama 45 menit
kelompok 15,30,45,60.75 menit menghasilkan menghasilkan tongkol
KAJIAN MUTU (RAK) dengan penerimaan organoleptic
ORGANOLEPTIK DAN dengan dua Variabel terikat: Mutu organoleptic terbaik. Pengukusan ikan tongkol
DAYA SIMPAN PINDANG factor ( warna, rasa, tekstur, aroma) dan umur selama 45 menit menghasilkan produk
TONGKOL DENGAN simpan ikan tenggiri kukus yang dapat disimpan selama 72 jam
PERLAKUAN JENIS AIR pada suhu kamar. Penggunaan air laut
DAN LAMA PENGUKUSAN Variabel control: Jenis ikan yang dengan lama pengukusan minimal 60
digunakan (Tenggiri ) kualitas awal ikan, menit menghasilkan warna yang
ukuran dan beban mikroba awal disukai.
5. Penelitian (Lidiasari et
al., Eksperimental Variabel bebas: Rasio tepung sagu dan 1. Rasio tepung sagu dan pati ganyong
2023) pati ganyong yang digunakan sebagai berpengaruh nyata terhadap tekstur
bahan baku dalam pembuatan pempek pempek ikan rucah. Nilai tekstur
Rasio Tepung Sagu ikan rucah. menurun dengan peningkatan
(Metroxylon sagu Rottb) dan persentase pati ganyong.
Pati Ganyong (Canna discolor) Variabel Terikat: Karakteristik fisik
Terhadap Karakteristik Pempek pempek ikan rucah dan Karakteristik 2. Perlakuan terbaik berdasar uji
Ikan Rucah sensoris pempek tekstur adalah perlakuan A3 (rasio
tepung sagu 80% dan pati ganyong
Variabel control: Jenis ikan yang 20%).
digunakan
Universitas Sriwijaya
3. Rasio tepung sagu dan pati ganyong
tidak berpengaruh nyata terhadap
kadar air pempek ikan rucah.
Universitas Sriwijaya
2.9 Definis Operasional
2. Ikan lele banyak dikonsumsi orang salah satunya adalah lele dumbo
yang banyak jual dipasaran. Ikan lele mengandung zat besi dan
vitamin 12 yang berperan dalam mencegah anemia, pembentukan sel
darah merah, dan menjaga fungsi saraf
3. Ikan patin adalah ikan air tawar yang memiliki daging bewarna putih.
Ikan patin baik dikonsumsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Ikan patin mengandung arginine yang dapat melebarkan pembuluh
darah sehingga menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko
komplikasi terkait hipertensi
4. Ikan gabus dikonsumsi dengan jumlah dan cara yang tepat. Ikan patin
membantu penyembuhan luka lebih cepat pasca operasi karena ikan
gabus memiliki kandungan albumin yang di butuhkan tubuh saat
pasca operasi.
34
7. Minyak sayur adalah minyak yang diekstrak dari bahan pangan nabati
salah satunta adalah sawit. Komposisi minyak sayur terdiri dari
trigliserida yang mengandung varian asam lemak yang leih baik
dikenal sebagai HDL (Lemak baik)
8. Garam merupakan zat perasa yang memberi rasa asin pada suatu
produk. Salah satu manfaat garam bagi tubuh adalah membantu
system pencernaan karena garam bisa merangsang enzim pencernaan
klorida dan protein yang membantu pencernaan
9. Gula pasir sering digunakan dalam rumah tangga. Gula berasal dari
proses pengkristalan air tebu hingga menjadi butiran kasar. Rasa gula
manis dapat digunakan sebagai penyedap makanan.
11. Uji fisik adalah penentuan satu atau lebih karakteristik produk,
proses, prosedur tertentu. Uji ini Seringkali digunakan dalam bagian
dari eksperimen .
2.10 Hipotesis
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 14
Matriks Perlakuan
Bahan Jumlah %
F1 F2 F3
Daging Ikan 400 400 400
Giling
Tepung Terigu 200 150 250
Tepung 200 250 150
Tapioka
Air es 200 200 200
Total % 100% 100% 100%
Dalam 1 Resep menghasilkan 6-7 tempura
Rumus:
( r −1 )( t−1 ) ≥ 15
( r −1 )( 3−1 ) ≥ 15
36
r ( 1 ) 2≥ 15
2 r−2 ≥ 15
2 r ≥17
17
r= =9
2
3.3.1 Alat
Tabel 15
Universitas Sriwijaya
Alat Uji Organoleptik
3.3.2 Bahan
Tabel 16
Universitas Sriwijaya
Bahan untuk uji Tekstur
Pembuatan Tempura
Formulasi Tempura
Gambar 7
Universitas Sriwijaya
3.5 Metode Percobaan
3.5.1 Persiapan dan Pengolahan Bahan
3.5.1.1 Ikan Lele
Proses pengolahan ikan lele dijelaskan pada diagram alir.
Ikan Lele
Gambar 8
Ikan Gabus
Universitas Sriwijaya
Daging Halus Ikan Gabus
Gambar 9
Ikan patin
Gambar 10
Universitas Sriwijaya
3.6 Proses Pembuatan Tempura Ikan
Bahan utama pembuatan tempura ikan adalah ikan lele, ikan gabus, dan
ikan patin. Selain bahan utama tempura juga membutuhkan bahan tambahan
seperti tepung terigu, bawang putih, merica, gula, garam, minyak sayur.
Persiapan bahan utama tempura: Ikan lele, Ikan Gabus, Ikan Patin
Universitas Sriwijaya
Pencampuran daging ikan lele, ikan gabus, ikan
patin
Hasil akhir
Gambar 11
Universitas Sriwijaya
3.7.1 Uji Organoleptik
Uji organoleptik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hedonik
untuk menilai penerimaan atau kesukaan konsumen terhadap tempura ikan . Uji
ini bersifat subjektif karena sangat bergantung pada konsumen. Sampel tempura
ikan yang digunakan dalam pengujian ini diberikan kode acak dengan beberapa
digit angka dan kata yang berbeda kemudian disajikan dalam wadah tertentu
( Rochmawati, 2019). Panelis yang digunakan dalam uji hedonik ini adalah
panelis semi terlatih, yaitu mahasiswa prodi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya sejumlah 25 orang dengan beberapa ketentuan yaitu antara
lain :
Universitas Sriwijaya
7. Panelis memberikan tanggapannya terhadap kesukaan sampel
pertama mulai dari warna, aroma, rasa, dan tekstur dalam formulir
uji;
8. Setelah selesai memberikan tanggapan kesukaan pada sampel
pertama, panelis minum air putih sebelum lanjut pada sampel
selanjutnya;
9. Peneliti memberikan instruksi untuk menilai kesukaan sampel kedua
yaitu 412 dan panelis memberikan tanggapan kesukaannya pada
warna, aroma, rasa, dan tekstur sampel;
10. Setelah selesai memberikan tanggapan kesukaan pada sampel kedua,
panelis minum air putih sebelum lanjut pada sampel selanjutnya;
11. Peneliti memberikan instruksi untuk menilai kesukaan sampel
terakhir yaitu 421 dan panelis memberikan tanggapan kesukaannya
pada warna, aroma, rasa, dan tekstur sampel;
12. Setelah semua sampel sudah dinilai kesukaannya, panelis
mengumpulkan formulir pengujian pada peneliti.
Universitas Sriwijaya
5. Pihak laboratorium mengirimkan hasil uji kepada peneliti melalui e-
mail; 6. Peneliti menerima hasil uji;
6. Peneliti mengoreksi hasil data.
F1 : 422
F2 : 412
F3 : 421
Universitas Sriwijaya
2.Penilian tekstur
Cara pengumpulan data untuk menilai tekstur tempura ikan lele, ikan
patin, ikan gabus adalah dengan cara melakukan analisis tekstur menggunakan
texture analyzer dengan metode Brookfield di Laboratorium Teknologi Hasil
Pertanian Universitas Sriwijaya. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan
adalah alat-alat pengujian laboratorium yang digunakan. Kemudian hasil tekstur
yang diberikan oleh pihak laboratorium akan diolah kemudian akan menjadi
acuan dalam menentukan interpretasi tekstur tempura
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, V. et al. (2023) ‘Pencegahan Stunting Bagi Anak Usia Dini Melalui
Hasil Olahan Ikan Bilih Pada Kader Posyandu dan PKK di Nagari Padang Laweh
Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar’, 7, pp. 27092–
27102.
Aryani, T., Mu’awanah, I.A.U. and Widyantara, A.B. (2018) ‘Karakteristik Fisik,
Kandungan Gizi Tepung Kulit Pisang dan Perbandingannya terhadap Syarat Mutu
Tepung Terigu’, JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi), 2(2), p. 45. Available
at: https://doi.org/10.30595/jrst.v2i2.3094.
Universitas Sriwijaya
Briliannita, A. and Marlissa, I.I. (2020) ‘Characteristics of Instant Noodles
Acceptability from Sago Flour and Snakehead Fish Protein as Emergency Food
Product’, 3(1).
Garnida, Y. (2020) Uji inderawi dan sensori pada industri pangan. Manggu
Makmur Tanjung Lestari. Available at: //www.digilib.ukwk.ac.id%2Findex.php
%3Fp%3Dshow_detail%26id%3D12112%26keywords%3D (Accessed: 17 March
2024).
Gumay, M.A., Syahrul, S. and Iriani, D. (2022) ‘Pengujian Proksimat dan Daya
Simpan Burger Ikan Nila (Orechromis niloticus) pada Suhu Dingin (5’C)’,
Juvenil:Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan, 3(2), pp. 9–18. Available at:
https://doi.org/10.21107/juvenil.v3i2.15933.
Jurwita, M., Nasir, M. and Haji, A.G. (2020) ‘Analisis Kadar Vitamin C Bawang
Putih dan Hitam dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis: Analysis of Vitamin C
Levels of Garlic and Black Garlic by UV-Vis Spectrophotometric Method’,
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 6(3), pp. 252–261. Available at:
https://doi.org/10.22487/kovalen.2020.v6.i3.15289.
Universitas Sriwijaya
Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, PROS SEM NAS MASY BIODIV
INDON, pp. 128–130. Available at: https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010121.
Kemenkes RI (2019a) Penting, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Konsumsi
Gula, Garam dan Lemak. Available at: https://ayosehat.kemkes.go.id/penting-ini-
yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-konsumsi-gula-garam-dan-lemak (Accessed:
11 March 2024).
Kusuma, U.P. and Herawati, T. (2023) ‘Evaluasi Nilai Gizi dan Sensori Produk
Cakwan dari Ikan Patin (Pangasius Sp.)’, Akuatika Indonesia, 7(2), p. 57.
Available at: https://doi.org/10.24198/jaki.v7i2.36998.
Universitas Sriwijaya
Lidiasari, E. et al. (2023) ‘Rasio Tepung Sagu (Metroxylon sagu Rottb) dan Pati
Ganyong (Canna discolor) Terhadap Karakteristik Pempek Ikan Rucah’, Jurnal
FishtecH, 12(1), pp. 37–46. Available at:
https://doi.org/10.36706/fishtech.v12i1.21267.
Rizal, D. fadli (2023) ‘Apa itu Vitamin B12? - Manfaat, Dosis, dan Efek
Samping’, halodoc. Available at: https://www.halodoc.com/kesehatan/vitamin-
b12 (Accessed: 8 March 2024).
Saniyyah (2023) Kandungan Gizi Ikan Lele, Manfaat, dan Jenis yang
Dibudidayakan di Indonesia, detikedu. Available at:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6891199/kandungan-gizi-ikan-lele-
manfaat-dan-jenis-yang-dibudidayakan-di-indonesia (Accessed: 8 March 2024).
Sumsel, A.D. (2023) ‘Prestasi Stunting Sumsel Targetkan Lebih Baik Di Tahun
2023 | Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan’, 16 February. Available at:
https://dinkes.sumselprov.go.id/2023/02/prestasi-stunting-sumsel-targetkan-lebih-
baik-di-tahun-2023/ (Accessed: 29 February 2024).
Universitas Sriwijaya
Utomo, N.B.P., Setiawati, M. and Susan (2013) ‘Peran tepung ikan dari berbagai
bahan baku terhadappertumbuhan lele sangkuriang Clarias sp.’, pp. 158–158.
Wahyuningtias, D., Putranto, T.S. and Kusdiana, R.N. (2014) ‘Uji Kesukaan Hasil
Jadi Kue Brownies Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Gandum Utuh’,
Binus Business Review, 5(1), p. 57. Available at:
https://doi.org/10.21512/bbr.v5i1.1196.
WHO (2014) Global nutrition targets 2025: stunting policy brief. Available at:
https://www.who.int/publications-detail-redirect/WHO-NMH-NHD-14.3
(Accessed: 27 February 2024).
WHO (2015) Stunting in a nutshell - Chapter 2. What causes it? Available at:
https://www.who.int/multi-media/details/stunting-in-a-nutshell-chapter2
(Accessed: 7 March 2024).
Universitas Sriwijaya