Anda di halaman 1dari 29

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH

KAMPUNG PAMALENGAN
Di Ajukan Untuk Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh

1. Suci Nurani : 082111017


2. Atih Haryati : 082111027
3. Delia Apriananda : 082111051
4. Ujang Dayari : 082111023
5. Triana : 082111052
6. Lukmanul Hakim : 082111043

TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS BOROBUDUR JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Penggunaan Bahaa Indoeia Di Daerah”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................4
A. Hakikat Belajar, Bahasa, Pembelajaran...............................................4
B. Jenis Landasan Teori Belajar Bahasal .................................................5
C. Kemampuan Afektif ............................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................9
A. Macam-macam Metode Penelitian ......................................................9
B. Macam-Macam Pendekattan Dalam Penelitian ...................................9
C. Penelitian Menurut Tujuannya .............................................................10
D. Penelitian Menurut Eksplanasi ............................................................11
E. Jenis Penelitian & Analisis Data .........................................................11
F. Untuk Menilai Kualitas Penelitian Yang Baik .....................................11
G. Permasalahan Penelitian ......................................................................12
BAB IV PENELITIAN ..................................................................................13
A. Bagaimana Penggunaan Bahasa Indonesia? ........................................13
B. Apakah Bahasa Indonesia Sering Di Gunakan? ..................................15
C. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia?..........................................15
BAB V PENUTUP..........................................................................................17
A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Saran ....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaanya. Setiap
manusia tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna
sebagai interaksi dan alat bertutur dalam kehidupan bermasyarakat. Kehadiran
bahasa ditengah-tengah masyarakat sangat berguna sebagai alat penghubung antar
anggota masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Badudu (dalam Nurbiana,
2005:8) menjelaskan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi
antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan
pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bahasa sebagai suatu sistem lambang bunyi
yang bersifat arbitrer (manasuka) digunakan dalam masyarakat dalam rangka
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Berbahasa berarti menggunakan bahasa berdasarkan pengetahuan tentang
adat atau sopan santun. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer
yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan
berinterraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki
bersama (Dardjowidjojo, 2005:16).
Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan formal. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu
yang terlihat oleh mata dan melalui bahasa pula kebudayaan 1 2 bangsa dibentuk,
dibina, dikembangkan serta diturunkan kepada generasigenerasi mendatang.
Dengan adanya bahasa di muka bumi ini, manusia dapat memikirkan suatu
masalah secara teratur, terus-menerus serta berkelanjutan. Sebaliknya, tanpa
berbahasa peradaban manusia tidak mungkin akan berkembang bahkan
identitasnya sebagai manusia yang senantiasa berkomunikasi diantara anggota
masyarakat tidak akan berlangsung dengan baik. Seiring perkembangan jaman,
hendaklah kita sebagai masyarakat yang menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi selalu bangga dengan bahasa yang sudah kita punya dan menjadi ciri
khas bangsa kita. Adanya era globalisasi bukan menjadi hambatan untuk
mencintai bahasanya sendiri sebab bahasa Indonesia sudah menjadi bagian dari
hidup kita seperti bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa atau bahasa

1
2

Nasional, bahasa Indonesia merupakan jati diri kita atau ciri khas sebagai
bangsa Indonesia. Itulah sebabnya ada pepatah yang mengatakan Bahasa
Menunjukkan Bangsa. Kehadiran bahasa ditengah masyarakat yang semakin maju
ini berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, karena tidak akan
pernah mungkin kita dapat berkomunikasi tanpa bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi dapat dipergunakan masyarakat tutur untuk menyampaikan pesan,
informasi, maksud atau amanat kepada orang lain, baik itu dengan menggunakan
saluran lisan atau tertulis, langsung, maupun tak langsung.
Kegiatan komunikasi terjadi karena adanya keinginan dari pembicara untuk
menyampaikan pesan kepada pendengar. 3 Sekarang ini bahasa Indonesia sudah
mulai digunakan sebagai bahasa sehari-hari baik bagi masyarakat perkotaan
maupun pedesaan. Seperti yang terjadi di Boyolali, sebagian masyarakat di
Boyolali sekarang sudah mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain disekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Sudah tidak jarang kita temukan masyarakat kota maupun desa di daerah
Boyolali menggunakan bahasa Indonesia untuk bertutur antar sesama yang
notabene mereka tinggal di kawasan yang manggunakan bahasa daerah yaitu
bahasa jawa. Penggunaan bahasa indonesia ini disebabkan di samping mengikuti
perkembangan jaman, banyak orang mulai mengetahui pentingnya bahasa
Indonesia sebagai sarana komunikasi lisan maupun tertulis.
Banyak diantara mereka yang tinggal di daerah Boyolali mengaku bangga
memilki dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa jawa. Dengan
mengunakan dwi bahasa, mereka dapat menempatkan posisi kapan mereka akan
berbahasa Indonesia maupun menggunakan bahasa Jawa sesuai situasi dan
kondisi. Masyarakat di Indonesia, khususnya yang berada di daerah-daerah
pedesaan, kampung-kampung, kota-kota kecil bahkan kota-kota besar yang
terletak di daerah etnisitas tertentu, adalah bilingual. Mereka menguasai 2 bahasa,
yaitu bahasa yang mereka gunakan dalam kehidupan sosial antar sesama penutur
bahasa daerahnya dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kegiatan sosial maupun
resmi antar sesama warganegara.
3

Menurut Widjajakusuma (dalam Chaer, 2006:299) ada empat alasan


masyarakat jaman sekarang lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa sehari-hari :
1. karena bahasa Indonesia memiliki status sosial yang tinggi, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan.
2. karena semakin banyak keluarga (terutama masyarakat perkotaan) yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dengan
anakanaknya.
3. karena dengan berbahasa Indonesia mempunyai kesempatan sosial yang
lebih tinggi dibandingkan dengan berbahasa daerah.
4. bahasa Indonesia 3 sering dijadikan alternatif untuk menghindari
terjadinya keharusan bersusinggih bila harus menggunakan bahasa
daerah.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada tiga permasalahan yang perlu dicari jawabannya.
A. Bagaimanakah penggunaan bahasa indonesia di masyarakat?
B. Apakah bahasa indonesia sering digunakan di daerah?
C. Bagaimana kedudukan bahasa indonesia di daerah?
C. Tujuan Penelitian
Ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
1. Untuk menegetahui penggunaan bahasa indonesia di daerah yang memiliki
bahasa lokal.
2. Mengetahui masyarakat yang memiliki bahasa lokal apakah mereka
menggunakan bahasa Indonesia
3. Mengetahui kedudukan bahasa indonesia di daerah.
4. BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Belajar, Bahasa, Pembelajaran

1. Hakikat belajar
· Suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan ,
meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap,dan
mengokohkan kepribadian.
· Usaha atau rekayasa pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan
jasmani dan perkembangan mental untuk menghasilkan perubahan yang
posiftif.

2. Hakikat Bahasa
· Pengertian orang tentang bahasa sangat beranekaragam bergantung
kepada teori apa yanng di pakai. Karena setiap teori yang dipakai
mempunyai definisi yang berbeda anatara yang satu dengan yang lain.
(Soeparno, 2002) ;
· Bahasa merupakan identitas suatu bangsa;
· Bahasa merupakan alat komunikasi;
· Bahasa merupakan alat pemersatu.

3. Hakikat Pembelajaran
· Usaha menciptakan sistem lingkungan yang terdiri atas komponen
pengajaran, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode
pengajaran, media pengajaran, dan faktor administrasi serta biaya proses
belajar secara optimal;
· Proses mendidik atau membelajarkan peserta didik untuk membantu
menumbuhkan, mentranformasikan nilai – nilai positif, memberdayakan,
dan mengembangkan potensi kepribadian peserta didik.
· a. Prinsip proses pembelajaran meliputi :
 Membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk struktur
kognitif siswa.

4
 Tipe pengetahuan yang harus dipelajari.
 Melibatkan peran lingkungan sosial.
· b. Prinsip pengelolaan pembelajaran meliputi :

4
5

 Interaktif (proses pembelajaran melalui proses iteraksi guru – siswa


 Inspiratif ( proses yang memungkinkan siswa mencoba dan
melakukan sesuatu )
 Meyenangkan ( proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi
siswa dan terbebas dari rasa takut dan menegangkan )
 Menantang ( proses yg menatang siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir ) Contoh : guru menyuruh siswa untuk presentasi
 Motivasi ( dorongan yg memungkinkan siswa untuk bertindak.

B. Jenis Landasan Teori Belajar Bahasa

1. Teori Behavioristik
Menurut teori Behavioristik, bahasa merupakan bagian yang
fundamental dari keseluruhan perilaku manusia. Teori ini lebih
memperhatikan pada aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku
berbahasa serta hubungan anatara stimulus dan respons pada dunia
sekelilingnya. Seorang behavioris menganggap bahwa perilaku berbahasa
yang efektif merupakan hasil repson tertentu yang dikuatkan dan nantinya
respon itu akan menjadi kebiasaan.
Contoh : (Anak yang minta susu pada ibunya oleh ibu diberi susu)
Maka hal ini apabila selalu dituruti oleh ibu , sang anak akan minta
susu dengan cara seperti itu terus. Pernyataan ini diteliti oleh skinner yang
dikenal dengan teorinya belajar disebut operant conditioning. Konsep ini
mengacu pada kondisi dimana manusia atau binatang mengirimkan respon
(ujaran atau kalimat) tanpa ada stimulus yang tampak.

2. Teori Generatif
a. Teori Nativisme
Teori nativisme dihasilkan dari pernyataan bahwa pembelajaran
bahasa ditentukan oleh bakat. Lenneberg (1967) menyatakan bahwa
bahasa itu merupakan perilaku khusus manusia dan cara pemahaman
tertentu, pengkategorian, kemampuan, dan mekanisme bahasa yang lain
10

ditentukan secara biologis. Teori Nativisme Chomsky dalam Hadley


( 1993 :48 ) mengatakan bahwa

4
6

hanya manusialah satu – satunya makhluk Tuhan yang dapat melakukan


komunikasi lewat bahasa verbal. Chomsky juga menyatakan bahwa setiap anak
lahir di dunia telah memiliki bekal dengan apa yang disebutnya “ alat penguasaan
bahasa” atau LAD ( Language Acquisition Device).
McNeill mendiskripsikan LAD menjadi empat bakat bahasa.
Empat bakat bahasa tersebut antara lain :
1. Kemampuan membedakan bunyi ujaran dengan bunyi lain dalam
lingkungan;
2. Kemampuan mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi yang
beragam;
3. Pengetahuan adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan sistem bahasa
lain yang tidak mungkin
;4. Kemampuan untuk tetap pengevaluasi sistem perkembangan bahasa yang
membentuk sistem dengan cara yang paling sederhana dari data kebahasaan yang
diperoleh.

b. Teori Kognitifisme
Slobin (1971) mengatakan bahwa dalam semua bahasa, belajar
semantik bergantung pada perkembangan kognitif. Urutan perkembangan
itu di tentukan oleh kompleksitas semantik daripada kompleksitas
struktural.
Bloom (1976), penjelasan perkembangan bahasa bergantung pada
penjelasan kognitif yang terselubung. Apa yang diketahui anak
menentukan kode yang di pelajarinya untuk memahami pesan dan
menyampaikannya.
3. Teori Konstruktivisme
Peneliti bahasa melihat bahasa merupakan manifestasi
kemampuan kognitif dan afektif untuk dapat menjelajah dunia, untuk
berhubungan dengan orang lain, dan untuk keperluan diri sendiri sebagai
manusia.
a. Kodisi dan perkembangan bahasa
10

Pieget menggambarkan perkembangan sebagai hasil interaksi anak dengan


lingkunganya, dengan interaksi komplementer antara perkembangan kognitif
perseptual dengan pengalaman bahasa mereka. Penjelasan tentang perkembangan
bahasa anak tergantung pada penjelasan faktor kognitif yang menjadi penyangga

4
7

bahasa. Apa yang diketahui anak menentukan apa yang mereka pelajari tentang
kode bahasa.
Slobin menyatakan bahwa semua bahasa belajar makna yang
tergantung pada perkembangan kognitif dan urutan perkembanganya lebih
ditentukan oleh kompleksitas makna itu daripada kompleksitas bentuknya.
Interaksi sosial dan perkembangan bahasa di sekitar pembelajar akan
berpengaruh dalam perkembangan kognitif karena disesuaikan dengan
jenjang usia anak.
b. Kemampuan Kognitif meliputi.
 Pengetahuan : kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta, aturan,

urutan, metode, dan sebagainya.

 Pemahaman :kemampuan menterjemahkan, menafsirkan , memperkirakan,

memahami isi pokok, mengartikan tabel , dan sebagainya.

 Penerapan :kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan,

mengunakan konsep , kaidah, prinsip, metode, dan sebaginya.

 Analisi : kemampuan memisahkan, membedakan , dan sebaginya.


 Sintesis :kemampuan menyusun karangan rencana , program kerja ,
dansebaginya.
 Evaluasi : kemampuan menilai berdasarkan nprma seperti menilai mutu

karangan.

c. Kemampuan Afektif meliputi :

 Penerimaan: Kemampuan menjadi peka tentang sesuatu hal dan menerima

sebagaimana adanya.

 Partisipas :Kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu

kegiatan.
10

 Penilaian dan penentuan sikap : kemampuan memberikan nilai dan


menetukansikap.

4
8

 Organisasi : kemmapuan membentuk system nilai sebagai pedoman


hidup. Pembentukan pola hidup : kemampuan menghayati nilai sehingga
menjadi pegangan hidup.
10
BAB III
METODE PENILITIAN

1. Macam-Macam Metode Penelitian


a. Metode Intuitif.
Metode ini dianggap sebagai dasar manusia dalam upaya memahami unsur-unsur
kebudayaan.
b. Metode Hermeneutika
Metode ini dikaitkan dengan dewa Hermes, dewa Yunani yang menyampaikan
pesan ilahi kepada manusia. Medium pesan adalah bahasa. Jadi, penafsiran
disampaikan lewat bahasa.
c. Metode Kualitatif
Metode ini menyajikannya dalam bentuk deskripsi.
d. Metode Analisis Isi
Terdapat dua analisis yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten ialah : isi yang
terkandung dalam dokumen dan naskah. Sedangkan isi komunikasi ialah pesan
yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi.
e. Metode Formal
Yaitu analisis dengan mempertimbangkan aspek-aspek Formal. Aspek-aspek
bentuk yaitu unsur-unsur karya sastra.
f. Metode Dialektika
Metode ini terdiri dari tesis, antitesis dan sintesis.
g. Metode Deskriptif Analisis
Yakni dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul
dengan analisis.
2. Macam-Macam Pendekatan Dalam Penelitian
Pendekatan ialah cara-cara menghampiri objek, sedangkan metode adalah
cara-cara mengumpulkan, pendekatan mengimplikasikan cara-cara memahami
hakikat keilmuan tertentu. Pendekatan dibagi kedalam beberapa bagian :
a. Pendekatan Biografis
Penelitian harus mencantumkan biografi, surat-surat, dokumen penting pengarang,
foto-foto bahkan wawancara langsung dengan pengarang.

9
10

b. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses
pemahaman mulai dari masyarakat ke individu.
c. Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini lebih banyak berhubungan dengan pengarang, karya sastra dan
pembaca.
d. Pendekatan Antropologis
Yakni sebuah ilmu pengetahuan mengenai masyarakat. Yang dibedakan menjadi
dua yaitu : Antropologi fisik dan antropologi kebudayaan.
e. Pendekatan Historis
Pendekatan ini diteliti berdasarkan sejarahnya. Dibedakan dengan sejarah sastra,
sastra sejarah dan novel sejarah.
f. Pendekatan Mitopoik
Dalam pengertian tradisional memiliki kesejajaran denga Fabel dan legenda
g. Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ini memiliki sejumlah kesamaan dengan Pendekatan biografis.
h. Pendekatan Mimesis
Pendekatan ini merupakan pendekatan estetis yang paling primitif.
i. Pendekatan Pragmatis
Pendekatan ini memberikan perhatian utama kepada pembaca.
j. Pendekatan Objektif
Pendekatan Objektif mengindikasikan perkembangan pikiran manusia sebagai
evolusi teori selama lebih kurang 2.500 tahun.

3. Penelitian Menurut Tujuannya


a. Penelitian Murni
Peneltian untuk memahmi permasalahan secara lebih mendalam atau untuk
mengembangkan teori yang sudah ada.
b. Penelitian Terapan
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang digunakan untuk
memecahkan masalah.
11

4. Penelitian Menurut Eksplanasi


a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian komparatif
c. Penelitian asosiatif
d. Korelasional
e. Kausal

5. Jenis Penelitian dan Analisis Data


A. Penelitian Kuantitatif
B. Penelitian Kualitatif
C. Penelitian Campuran

6. Untuk menilai kualitas penelitian yang baik ada beberapa kriteria :


a. Memiliki tujuan yang jelas, berdasarkan pada permasalahan tepat.
b. Menggunakan landasan teori yang tepat dan metode penelitian yang cermat dan
teliti.
c. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji.
d. Dapat didukung (diulang) dengan menggunakan riset-riset yang lain, sehingga
dapat diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya .
e. Memiliki tingkat ketepatan dan kepercayaan yang tinggi
f. Bersifat obyektif, artinya kesimpulan yang ditarik harus benar-benar
berdasarkan data yang diperoleh di lapangan
g. Dapat digeneralisasikan, artinya hasil penelitian dapat diterapkan pada lingkup
yang lebih luas
7. Permasalahan Penelitian
a. Masalah penelitian sebagai dasar mengapa penelitian dilakukan
b. Permasalahan dituangkan dalam latar belakang penelitian
c. Latar belakang dimulai dari hal yang bersifat umum kemudian mengerucut ke
permasalahan yang lebih spesifik

8. Sumber Permasalahan Dalam Penelitian


a. Bersumber dari kehidupan sehari-hari.
12

b. Adanya penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan


c. Terdapat penyimpangan antar rencana dan kenyataan
d. Terdapat pengaduan
e. Adanya persaingan
f. Bersumber pada buku atau penelitian sebelumnya
g. Untuk penyempurnaan
h. Untuk verivikasi
i. Untuk pengembangan

9. Permasalahan yang Baik


a. Bermanfaat
b. Dapat dilaksanakan
c. Kemampuan teori dari peneliti
d. Waktu yang tersedia
e. Tenaga yang tersedia
f. Dana yang tersedia
g. Adanya faktor pendukung
h. Tersedianya Data
i. Tersedianya ijin dari pihak yang berwenang
j. Adanya Faktor Pendukung
k. Tersedianya ijin dari pihak berwenang.
BAB IV
PENELITIAN
A. Bagaimanakah Penggunaan Bahasa Indonesia Di Masyarakat?
Bahasa menjadi salah satu alat untuk berkomunikasi. Komunikasi
digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu dari seseorang kepada orang
lain. Tanpa bahasa kita akan sulit untuk berkomunikasi dan menyampaikan
maksud ataupun tujuan kita kepada orang lain serta berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
Bahasa memiliki peran penting dalam membentuk karakter. Bahasa
Indonesia berperan sebagai cerminan karakter bangsa Indonesia sehingga harus
digunakan sesuai dengan konteks dan kedudukannya secara baik
dan benar. Bahasa juga diperlukan dalam kehidupan sosial, agar interaksi
sosial dapat berjalan dengan baik melalui komunikasi dan hubungan timbal balik
satu sama lainnya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan sebagai
pemersatu masyarakat Indonesia, tetapi bahasa indonesia sering kurang
diperhatikan baik dalam pengucapan maupun penulisan oleh masyarakat. Masih
banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah yang baik dan benar. Ketika kita berkomunikasi di kehidupan sehari-hari,
tidak jarang kita menjumpai orang yang menggunakan bahasa Indonesia yang
tidak baku. Bahkan, cenderung mencampur dengan bahasa daerahnya sendiri.
Pada kehidupan sehari-hari, bahasa Indonesia masih kurang diperhatikan
oleh masyarakat. Misalnya saat sedang berkomunikasi formal, masyarakat masih
sering mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa daerahnya. Maka, bahasa
yang digunakan oleh masyarakat ini tergantung dimana lingkungan dan budaya
yang ditempatinya yang menjadikebiasaannya sehari-hari. Hal ini sulit
dikembalikan ke bentuk yang sebenarnya, karena sudah mendarah daging bagi
diri seseorang. Tetapi, jika ada keinginan pasti akan bisa untuk mempelajari
bahasa Indonesia yang baku dan sering latihan untuk berbicara yang formal saat
berbicara dengan orang lain.
Penggunaan bahasa daerah untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-
hari merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya. Namun, saat

13
14

berkomunikasi dengan orang yang berbeda suku daerah dengan kita, maka kita
harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan tidak mencampurnya dengan bahasa
daerah, agar tidak terjadi kesalahpahaman. Karena sudah terbiasa menggunakan
bahasa daerah, seringkali pelajar kurang mengerti tentang penggunaan bahasa
Indonesia yang benar. Sehingga tak sedikit pelajar pada saat pelajaran bahasa
Indonesia mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
Selain itu, masyarakat sering mencontoh penggunaan bahasa yang
ditayangkan di media massa seperti tayangan sinetron. Hal itu, membuat
masyarakat menganggap bahwa bahasa yang ditayangkan menggunakan bahasa
yang benar. Kenyataannya, bahasa tersebut tidak menggunakan bahasa yang
baik dan benar sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Untuk itu, solusi yang dapat kita lakukan dalam mengatasi permasalahan
tersebut ialah dengan menerapkan empat aspek keterampilan berbahasa dengan
baik. Diawali dengan menyimak bahasa di lingkungan sekitar kita, orang
pertama yang dapat mengajarkan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia
adalah orang tua. Meskipun kebanyakan orang tua menggunakan bahasa daerah
dalam komunikasi sehari-hari namun bahasa Indonesia tetap penting diajarkan
untuk anak. Jadi, dalam hal ini orang tua juga berperan penting dalam mengajari
anaknya berbahasa Indonesia tanpa melupakan bahasa Ibu (bahasa daerah).
Kemudian, sering berbicara dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia
yang baku. Lalu, banyak membaca buku, majalah atau media elektronik lainnya
untuk menambah kosakata dalam berbahasa. Hingga menulis karangan atau
karya ilmiah lainnya yang membuat kita terbiasa dalam menulis menggunakan
bahasa sesuai kaidah yang benar.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sangat berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari, bahasa bisa menjadi salah satu alat untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain. Bahasa juga dapat mencerminkan
kepribadian dan karakter seseorang. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak agar
dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, bahasa daerah
merupakan bahasa etnis yang harus dijaga sebagai budaya yang menjadi
15

pemersatu dalam etnis itu sendiri, namun penggunaannya harus disesuaikan


dengan situasi dan kondisi serta tidak mempergunakan bahasa daerah dan bahasa
Indonesia secara bersamaan karena dapat mengurangi maupun menambah
makna dari kata yang di ucapkan dan juga sangat berpengaruh terhadap etika
berbahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemudian kesimpulan
yang terakhir yaitu dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
dapat meningkatkan wawasan pengetahuan pelajar tentang bagaimana cara
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta segala makna yang ada
didalamnya.
Dari penjelasan di atas, saran yang ingin penulis sampaikan yaitu diperlukan
kesadaran dari pembaca agar mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar serta beretika. Kemudian menghindari penggunaan bahasa daerah dan
bahasa Indonesia secara bersamaan, karena dapat megurangi makna dari bahasa
itu sendiri dan agar suku lain tidak tersinggung dengan adanya kata yang sama
namun memiliki arti yang berbeda dengan suku yang satu. Selain itu, sebaiknya
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar dapat direalisasikan
dalam kehidupan sehari-hari melalui metode-metode tertentu.
B. Apakah Bahasa Indonesia Sering Digunakan Di Daerah?
Lebih dari 300 budaya lokal dengan berbagai macam dialek bahasanya
membuat bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi yang sempurna. Namun
nyatanya masih banyak masyarakat kita yang lebih senang menggunakan bahasa
daerah masing-masing. Tak hanya para generasi terdahulu, bahkan kaum milenial
di daerah lebih sering menggunakan bahasa lokal.
Dikutip Grid.ID dari penelitian yang dilakukan BBC News, para turis
mancanegara kesulitan untuk berkomunikasi dengan rakyat lokal meskipun sudah
belajar bahasa Indonesia.
Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat yang lebih nyaman
menggunakan bahasa daerahnya.
C. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia Di Daerah?
Bahasa daerah atau bahasa tradisional adalah suatu bahasa yang digunakan
atau dijadikan sebagai alat komunikasi hanya di daerah tertentu. Sebutan untuk
16

bahasa daerah sendiri, biasanya diperuntukan untuk bahasa yang digunakan


sekelompok orang di daerah dalam suatu negara.
Daerah tersebut merupakan bagian dari wilayah suatu negara, digunakannya
pun hanya oleh sekelompok dan sebagian orang saja. Berbeda halnya dengan
bahasa nasional, masyarakat daerah tertentu dengan otomatis telah bisa bahasa
tersebut sejak lahir. Indonesia menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa
pengantar pada permulaan tingkat Sekolah Dasar, dimana pada tingkat tersebut
sebagian anak belum dapat menggunakan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia.
Biasanya penggunaan bahasa daerah tersebut hanya diperbolehkan hingga
kelas tiga saja, setelah itu dilanjutkan menggunan Bahasa Indonesia. Di beberapa
daerah, siswa diperkenankan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa
pengantar sehari-hari di sekolah mengingat anak-anak umumnya lebih dulu
mengenal bahasa daerah masing-masing.
Bahasa daerah digunakan sebagai pelengkap Bahasa Indonesia yang tidak
hanya digunakan di dunia pendidikan, akan tetapi juga digunakan di Instasi
pemerintahan tingkat daerah. Mengapa hal itu diberlakukan? Alasanya karena
masih banyak pegawai pemerintahan di tingkat daerah yang menjadikan bahasa
daerahnya sebagai alat komunikasi resmi.
Perlu kita ketahui bahwa bahasa daerah tidak hanya digunakan sebagai alat
komunikasi antara pegawai saja, melainkan juga sebagai media komunikasi antar
pihak pemerintah dengan warga. Kegiatan yang berkaitan dengan warga di daerah
biasanya menggunakan bahasa daerah sekitar untuk membantu pemahaman dan
mendekatkan diri dengan masyarakat lokal. Tentunya hal ini membuat orang-
orang pemerintahan harus mengerti bahasa daerah tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak agar berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2. Bahasa daerah merupakan bahasa etnis yang harus dijaga sebagai budaya
yang menjadi pemersatu dalam etnis itu sendiri, namun penggunaannya
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tidak mempergunakan
bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan karena dapat
mengurangi maupun menambah makna dari kata yang di ucapkan dan juga
sangat berpengaruh terhadap etika berbahasa dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3. Dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dapat
meningkatkan wawasan pengetahuan siswa tentang bagaimana cara
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta segala makna
yang ada di dalamnya.
B. Saran
Dari uraian pembahasan, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diperlukan kesadaran dari pembaca agar mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta beretika.
2. Hindari penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara
bersamaan karena dapat megurangi makna dari bahasa itu sendiri dan juga
agar suku lain tidak tersinggung akan bahasa daerah dari suku yang satu
dng adanya kata yang sama namun arti berbeda.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Arifin, dkk. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS.


 Sudaryanto. 1988. Ke Arah Memahami Metode Linguistik & Metode dan
Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
 Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di PT.
Jakarta: Grasindo.
 https://www.hipwee.com/narasi/penggunaan-bahasa-indonesia-di-kalangan-
masyarakat/
 https://www.tribunnews.com/wonderful-indonesia/2019/03/17/kenapa-warga-
indonesia-lebih-sering-memakai-bahasa-daerah-dibanding-bahasa-nasional
 https://www.pinhome.id/blog/fungsi-bahasa-daerah/
 https://gudangmakalah.blogspot.com/2013/01/makalah-bahasa-
indonesia-metode.html
8
BAB V
PENUTUP
C. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :
4. Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak agar berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
5. Bahasa daerah merupakan bahasa etnis yang harus dijaga sebagai budaya
yang menjadi pemersatu dalam etnis itu sendiri, namun penggunaannya
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tidak mempergunakan
bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan karena dapat
mengurangi maupun menambah makna dari kata yang di ucapkan dan juga
sangat berpengaruh terhadap etika berbahasa dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
6. Dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dapat
meningkatkan wawasan pengetahuan siswa tentang bagaimana cara
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta segala makna
yang ada di dalamnya.
D. Saran
Dari uraian pembahasan, penulis memberikan saran sebagai berikut:
3. Diperlukan kesadaran dari pembaca agar mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta beretika.
4. Hindari penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara
bersamaan karena dapat megurangi makna dari bahasa itu sendiri dan juga
agar suku lain tidak tersinggung akan bahasa daerah dari suku yang satu
dng adanya kata yang sama namun arti berbeda.

18
DAFTAR PUSTAKA

 Arifin, dkk. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: AKAPRESS.


 Sudaryanto. 1988. Ke Arah Memahami Metode Linguistik & Metode dan
Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
 Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di PT.
Jakarta: Grasindo.
 https://www.hipwee.com/narasi/penggunaan-bahasa-indonesia-di-kalangan-
masyarakat/
 https://www.tribunnews.com/wonderful-indonesia/2019/03/17/kenapa-warga-
indonesia-lebih-sering-memakai-bahasa-daerah-dibanding-bahasa-nasional
 https://www.pinhome.id/blog/fungsi-bahasa-daerah/

18

Anda mungkin juga menyukai