Memperjelas Tujuan Hidup
Memperjelas Tujuan Hidup
ل ِآل ِىه َو َصح ِب ِىه َوت ِاب ِع ْي ِىه على َوع ى،ل ُمح َّم ىد َس ِّي ِىد َول ِىد عدنان السَل ُىم ع ى والصَل ىة و،ان ي الد ى
ك ِ لِ م اَ ْل َح ْمدُى ِى
َ َّ َ َ ْ َ َّ ْ ْ َ ُ َّ َ ُ ْ ُ َ َ ْ ََ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َّ ْ َ ِ ُ َ ْ َ َ َّ
انى
ِ ىه عنى ال ِج َس ِمي ِىة وال ِجه ِىة والزم ك ل ىه المنـزى ل شي ى للا وحد ىه ى ل ى له ِإ ىل ِإ ىن ى وأشه ىد أ ى،ان ِ َم ِّ ىر الز َم
َ ُ َ َ ُ ْ ُ ُ ُ ُ َ َ ْ َّ ُ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َّ َ ُ َ َ ِّ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ
الر ْح ٰمنى ِع َب ى،آن أ َّما ب ْعد
َّ اد ان خلق ىه الق ْر ى يك ى وأشه ىد أنى سيدنا محمدا عبد ىه ورسول ىه ال ِذ ى،ان ِ وال َمك،
ً َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ ْ ُ َ ْ ََ ْ ف ك َتاب ىه ْال ُق َْ َّ َ َ س ب َت ْق ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ُ ِّ َ
ك ُسدىى ان أنى ي َت ى اْلنس ى ِ ى
ب س ح يأ: ى
آنِ ر ِ ِ ِ ى ى
ل
ِِ ِ ائ
ِ ىقال ، ان
ِ ن الم ى
للا
ِ ى و ِ ِ م ون
ى ِ ف إن أو ِصيك ى ف ِى
(36:)القيامة
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat
kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala
dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Kita diciptakan di dunia ini tidak untuk menyibukkan diri dengan hal-hal keduniaan yang
pasti menuju kepunahan. Kita diciptakan tidak untuk menyibukkan diri dengan jabatan
yang akan kita tinggalkan, pakaian yang pada akhirnya akan usang, makanan yang akan
menjadi kotoran, mobil yang suatu saat nanti menjadi rongsokan dan rumah yang tidak
kita bawa ke kuburan.
Di kehidupan dunia yang sementara ini, kita diperintahkan untuk berbuat taat kepada
Allah, Tuhan yang wajib kita sembah. Dengan ilmu-Nya yang azali (ada tanpa
permulaan), Allah mengetahui bahwa di antara hamba-hamba-Nya ada yang taat, dan
di antara mereka ada yang durhaka dan mendustakan-Nya. Ia menyiapkan surga bagi
hamba-hamba-Nya yang mukmin dan neraka bagi hamba-hamba-Nya yang
mendustakan-Nya dan mendustakan para nabi-Nya.
Kita tidak seperti binatang yang kehidupannya hanya dilalui untuk makan, minum dan
tidur. Melainkan kita diperintahkan untuk berbuat taat kepada Allah dan dilarang untuk
berbuat maksiat kepada-Nya. Barangsiapa yang tidak mengetahui hal ini, berarti ia tidak
mengetahui tujuan penciptaannya. Bukankah Allah ta’ala berfirman
ً َ َُْ ْ َ ُ َ ْ ْ ُ َ ْ َ
)36: ك ُسدى (القيامة
ن يت ى
ان أ ى
اْلنس ى
ِ ب
أَيحس ى
Artinya: “Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?” (QS. Al-Qiyamah: 36)
Mereka yang tidak mengetahui untuk tujuan apa mereka diciptakan di dunia ini, berlaku
pada diri mereka sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
Manusia model seperti mereka ini sangat banyak. Allah ta’ala berfirman:
ُ َّ َ َ َ
ُ َوق ِليلُ ِمنُ ِعب ِاد
)13: ي الشكورُ (سبأ
Maknanya: “...dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13)
Allah mengetahui pada azal bahwa di antara hamba-hamba-Nya yang beriman ada
yang menjadi wali, bertakwa dan shalih, dan di antara mereka ada yang fasiq,
bermaksiat dan pelaku dosa. Di antara umat manusia ada yang bermaksiat kepada
Allah dengan telinganya. Ada yang dengan matanya. Ada yang dengan hatinya. Ada
yang dengan tangannya. Ada yang bermaksiat dengan kakinya. Dan ada yang
bermaksiat dengan lisannya. Allah ta’ala berfirman:
ً ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ ُّ ُ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ َّ
ان عن ىه َم ْسئ ى
)36: ول (اْلشاء كك ىل أول ِئ ى
اد ك ى
ص والفؤ ى
ع والب ى ن السم ى
ِإ ى
Maknanya: “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’: 36)
َ ْ َ َ َّ ْ َ ْ ُ َْ
ل لدي ِىه َر ِقيبى ع ِت ى
)18: يد (ق ن قولى ِإ ى
ظ ِم ى
ا يل ِف ى
Artinya: “Tidak ada suatu kata yang diucapkan pun melainkan ada di sisinya malaikat
pengawas yang selalu siap mencatat.” (QS. Qaf: 18).
Sedangkan seorang muslim yang sempurna imannya, bertakwa dan shalih, ia adalah
yang dimaksud oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ْ ُ
: ن ِل َس ِان ِىه َوي ِد ِهى (متفق عليه
ن ِم ى
م المس ِلمو ى
ن س ِل ى
مم ى
المس ِل ى
Artinya: “Orang muslim yang sempurna imannya adalah seorang muslim yang mampu
menahan lisan, tangan (dan anggota tubuh lainnya) untuk tidak menyakiti orang lain,
baik muslim ataupun non muslim tanpa hak.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Karena itu, barangsiapa di antara kita yang tergerak untuk melakukan maksiat karena
godaan setan atau hawa nafsu, maka hendaklah ia selalu mengingat firman Allah ta’ala
ً َ َُْ ْ َ ُ َ ْ ْ ُ َ ْ َ
)36: ك ُسدى (القيامةى
ن يت ى
ان أ ى
اْلنس ى
ِ ب
يحس ى
Artinya: “Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?” (QS. Al-Qiyamah: 36).
َ ْ ُ ُ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ َ
ول اْل َم ِلى
وغـرىه ط ى# ل ىاه اشتغ ى
ن ِبدني ى يا م ى
ْ ُ ُ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ً َ ْ َ َْْ ُ ْ َ َْ
وق ال َع َىم ى
ل ـر صند ى والقـب ى# ـة
ن بـغت ى
ت يأ ِ ِ ى
المـو ى
Artinya, “Wahai orang yang disibukkan dengan urusan dunia dan terbuai dengan
panjangnya angan-angan! (Ingatlah) kematian itu datang tiba-tiba dan kuburan adalah
tempat (balasan) amal!”
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin